BAB V Kerinduanku

Malam yang mulai mendingin aku hanya  merengkuh , mulai merindukan kasih sayang , kehangatan,kebahagiaan ,keramaiaan yang terciptan oleh canda tawa di keluarga ku.

Ponsel ku berbunyi ada nama zibran yang tertera , aku menimbang antara aku angkat atau enggak.

Akhirnya aku mengangkat telfon dari zibran, kali aja ada yg penting.

"Hallo zya?" , Zibran

"Ya, hallo ,ada apa bran?",

"Apakah kamu sibuk?",

"Nggak bran ada apa?",

"Serously?" ,Tanya zibran memastikan.

"Ya, aku hanya merindukan kehangatan keluargaku saja" jawab ku datar dan hampir menangis.

"10 menit lagi aku akan ketempat mu , bye", belum sempat aku jawab telfon sudah di matikan.

 

10 menit kemudian

"Permisi, zya , apa kamu ada di dalam?" terdengar suara pintu di ketuk dan ada suara zibran disana.

"Ya bran, tunggu sebentar" jawab ku dan aku bergegas keluar rumah.

"Hy bran, silahkan masuk" sapa ku dengan mempersilahkan zibran untuk masuk.

"Hy juga zya, kenapa matamu agak sembab apa kah kamu menangis?" tanya zibran kepada ku.

"Eh, e-enggak bran tadi hanya kelilipan saat tiduran" alasan ku agar zibran tidak mengintrograsi ku.

"Btw zibran ada apa kamu kemari adakah hal yang penting sehingga kamu kemari?" lanjut tanya ku,

"Engga ada hal yang penting , aku tadi hanya mendengaerkan suara mu di telfon seperti sedang menahan tangis" jawab zibran langung pada intinya.

"Eh engga bran aku hanya..." , hampir aja aku keceplosan tentang masalah yang aku hadapi.

"Ada apa zya , kamu bisa bercerita terhadapku aku akan mendengarkan mu", desak zibran

"Aku tidak mau merepotkan kamu bran kamu punya masalah sendiri dan aku tidak mau menambah beban masalah ku ke orang sekitar ku", jawab ku tegas agar aku terlihat sedang baik baik saja.

"Baiklah , kalau itu kemauan mu, jika kamu butuh teman ngobrol aku akan selalu ada untuk mu", jawab zibran dengan memandangku.

"Terima kasih zibran" , ku aku zibran sepertinya tidak seperti yang dikatakan orang orang , sepertinya zibran baik dan dia punya masalah yang orang mana pun tidak tau itu terpancar dari sorot matanya yang menunjukan ke pedihan yang mendalam.

Sesaat aku dan zibran saling diam sebelum zibran membuka suara ,

"Zya , sebelumnya kamu kuliah dimana?".

"Aku disini merantau bisa di bilang seperti itu, karna aku harus mengejar tujuan ku" jawabku

"Apakah ada masalah di keluargamu, kenapa kamu tidak memakai marga dari keluargamu ?" selidik zibran

"Aku memakai marga keluarga ku kok" jawab ku singkat,

"Marganya apa , kenapa kamu hanya mendaftar rezyana?" tanya zibran lagi,

"Aku menggunakan marga mama ku tapi aku tidak mau mempublish nya" jelasku.

"Ohh seperti itu, bolehkah aku tau marga mamamu?" tanya zibran sekali lagi,

"Nama panjangku rezyana afseera arfana, sebelumnya margaku bukan arfana tapi menggunakan marga papa ku yaitu arzyad. Arfana adalah marga dari mamaku yang bernama nafla arfana karna aku sangat membenci untuk menggunakan marga papa ku " jelasku.

"Oh seperti itu , sepertinya di wilayah ini pernah ada nama keluarga arfana salah satu pemegang saham pasiffic tapi desas desus itu masih diselidiki" zibran menjelaskannya tentang apa yang dia tau.

"Benarkah?" tanyaku dengan nada terkejut jujur aku juga pernah mendengarkan cerita ini yang tidak sengaja aku dengar pada saat papa dan mamah bertengkar.

"Iya , aku sebelum menjabat di perusahaan cabang aku mencari informasi tentang keseluruhan pemegang saham yang ada di pasific" jelas zibran lagi,

"hmmmm , biarlah aku akan tetap merahasiakan marga dari mama atau papa ku , aku saat ini hanya tidak ingin di ketahui keberadan ku oleh orang lain", jawabku ke zibran,

"Ya sudah maafkan aku , jika aku mengungkit masalah mu", kata zibran mencoba menenangkan aku,

"tentang keluarga arfana aku akan mencari tau untukmu" , lanjut gibran lagi.

"Tidak perlu repot repot bran, biarlah semua menjadi misteri saat nya tiba akan terungkap sendiri", tegas ku agar tidak ada yang tau walaupun aku sendiri penasaran.

"Baiklah kalau itu maumu, jika ada apa apa aku siap membantumu , ini sudah semakin lama tidak baik kita berduaan seperti ini , aku akan pulang jaga dirimu",jawab zibran sambil berdiri untuk pergi.

"makasih bran,atas waktunya, hati hati di jalan", aku mengucapkannya sekalian mengantarkan dia ke depan.

"besok aku jemput ya ,jangan menolaknya" , kata zibran,

"baiklah bran kalau itu kemauanmu" aku tidak menolak nya kali ini karna menghargai usahanya.

Aku pun masuk kedalam dan menutup pintu setelah mobil zibran berlalu.

Aku merebahkan badan ku dan mencoba untuk tertidur hari ini sangat menguras suasana hati dan pikiran ku.

Jam alarm berbunyi menandakan sudah jam 5 pagi, aku segera bergegas mandi dan mempersiapkan untuk berkerja hari ini rasanya aku masih ingin tidur karna lelah yang ada di tubuh ku belum hilang.

Sudah jam 6 saat nya aku berangkat kerja, tapi kenapa zibran belum muncul biasanya sebelum jam 6 dia sudah ada, sudah lah biarlah lebih baik aku bergagas sekarang ,kalau nunggu zibran yang entah kapan datangnya aku akan terlambat.

Sesampainya di kantor aku bertemu dengan zibran di lobi aku hanya diam saja langsung menundukan kepala ku, aku sedikit melirik zibran ternyata zibran tetap memandangku walaupun zibran bergandeng tangan dengan wanita yang tak lain adalah violencia , ada perasaan yang tak biasa di hatiku semalam dia hangat terhadap ku tapi ke esokannya dia bersama dengan yang lainnya.

Aku menuju keruangan ku kepala ku terasa amat pusing kepalaku saat ini , aku mengingat kembali sosok mama aku sangat merindukan mama ingin rasanya bertemu dan memeluk dan berkata aku sayang mama , aku sangat rapuh bila mama tak ada disini , hidup ku berantakan ,aku sangat merindukan mu ma , tak terasa air mata ku menetes karna memang saat ini aku memang sangat merindukan mama.

"Zya,zya bangun zya", aku merasakan ada yang menepuk nepuk pipiku,aku membuka mata ku sedikit sekilas aku melihat mama ,

"Mama, jangan tinggalin zya",bayangan mama menghilang perlahan lahan.

"Zya bangun ,zya ini aku zibran", setelah kata itu aku sudah tidak mendengarkan suara apapun semuanya gelap.

Aku membuka mata ku perlahan aku bingung ada dimana ini seingatku aku tadi berada di kantor, "zya apakah kamu sudah bangun?" suara zibran,

"Aku ada dimana ini bran?" tanyaku ke zibran,

"Ini di rumah sakit tadi kamu pingsan dan langsung aku bawa kesini,sebentar aku akan panggil kan dokter".

Tet tet zibran membunyikan bel yang ada diruanganku dan tak lama dokter pun datang, dokter lalu mengecek kondisiku ,

"Bagaimana keadaannya dok?" tanya zibran ke dokter itu,

"Syukurlah pak , pacar bapak tidak apa apa ,hanya kondisinya agak kurang stabil belakangan ini mohon jaga terus ya pak, 3 hari cukup dirawat disini ,setelah itu bisa pulang", kata dokter itu.

"Dokk, aku bukan,...." belum selesai kalimatku lalu zibran berkata ,

"Baik dok akan ku usahakan dia bahagia selalu dan menjaga kondisinya",

"Kalau begitu saya pamit masih ada pasien yang lainnya yang harus saya tangani, jangan kecapean dan jangan terlalu berfikir berlebih akan bisa menimbulkan masalah kedepannya".

Setelah mngatakannya dokter tersebut pergi.

"Bran apa maksud mu aku bukan pacar mu" protesku terhadap zibran

"sudahlah kata dokter kamu tidak di perbolehkan kecapaian  istirahatlah aku akan menunggu mu disini" kata zibran seraya duduk di sofa yang ada di ruangan ku,

"Apakah ini ruangan VIP?" tanyaku ke zibran,

"Iya, apa kah kamu tidak suka dekornya , atau kamu kurang nyaman dengan ruangan ini ?", kata zibran ,

"Atau nggak kita bisa kok pindah keruangan lain jika kamu kurang nyaman disini" tambah dari zibran.

"Enggak bran aku nyaman sekali di ruangan ini , tapi bran dari mana uang ku untuk membayar ini semua sedangkan kamu tau aku baru saja di angkat menjadi manager" protesku ke zibran karna memang seperti itu keadaannya.

"Kamu gak usah pikirkan itu , semua itu aku yang akan fikirkan, dan ya tentang biaya disini sudah aku bayar lunas " kata zibran.

"Jangan bran lebih baik aku pergi dari sini sekarang , aku tidak suka berhutang budi" tegas ku.

"Baiklah kalau itu mau mu , anggap saja kalau ini hutang mu terhadapku dan saat kamu gajian baru kamu cicil utang mu terhadapku bagaimana?" tawaran zibran menarik dengan begitu aku tidak perlu balas budi dengan zibran.

"Oke bran , makasih banget ya  kamu sudah menolong ku".

"Sama sama zya istirahat lah , atau kamu lapar kah ingin memakan buah buahan?" jawab zibran dengan menawari makanan untuk ku.

"engga bran makasih" , "aku ingin tidur aja bran " ,tambahku.

"oke nice dream ya cantik".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!