BERUSAHA

Bel berbunyi, Tandanya semua siswa sudah boleh pulang. Kini, Rina langsung keluar dari kelas dan menunggu Qin-she diluar. Tidak lupa juga, Rina membeli minuman di kantin, Dia membeli dua minuman untuk dirinya dan Qin-she. Sementara Qin-she, mulai mempersiapkan sepedanya, berapa kali dia menoleh mencari keberadaan Rina. Saat Qin-she menaiki sepedanya, Tiba-tiba saja Qin-she mendengar suara langkah kaki. Qin-she pikir itu Rina, pada saat itu perempuan itu berada di depan Qin-she dan dia bukan Rina melainkan windi. Windi menyodorkan minuman kepada Qin-she dan berkata "Qin-she, kamu masih mengenalku kan?" ucapnya. Qin-she hanya mengangguk. Ternyata benar Qin-she masih mengingatku pikir windi.

"Qin-she, aku tidak menyangka kita bisa satu kelas" ucap Windi.

Qin-she hanya diam sambil memperbaiki sepedanya. Windi yang menyodorkan minuman tetapi dihiraukan oleh Qin-she. Diapun menurunkan minuman itu dan berkata "kalau begitu sampai ketemu besok" sambil melambaikan tangan kepada Qin-she kemudian langsung pergi. Ada perasaan malu karena Windi menyodorkan minuman kepada Qin-she tetapi tidak dipedulikan. malah, Qin-she hanya pura-pura sibuk seolah-olah tidak melihat minuman tersebut. Tidak berapa lama, Rinapun muncul.

"Qin-she, ambillah" ucap Rina sambil menyodorkan minuman.

Qin-she hanya diam "cepatlah, kita harus pulang lebih awal" lanjutnya

Rina hanya mengikuti perintah Qin-she seperti anjing yang mengikuti perintah tuannya. Rina tidak mengetahui bahwa Qin-she bertemu dengan windi tadi.

seperti biasa, Qin-she hanya diam saja begitupun dengan Rina dia hanya menikmati perjalanan.

Rina dan Qin-she bertetangga jadi mereka selalu pergi dan pulang dari sekolah bersama-sama.

sepulang dari sekolah, Rina langsung membuang tasnya. Itu yang membuat rina selalu dimarahi oleh ibunya.

" ya ampun rina! kamu sepulang sekolah langsung lempar. memangnya ini lapangan, lempar lempar terus" ucap ibu rina.

"bisa tidak, kamu bantu ibu sedikit saja, beresin kamar kamu. kamu anak perempuankan?" tanya ibu rina.

"yah bu. Rinakan lagi capek" ucap rina kesal

" capek sih capek. tapi jangan lempar-lempar juga. Tambah berantakan kamar kamu" ucap ibu rina sambil merapikan kamar anaknya.

"bu, aku laper?" kata rina

"mama, masak apa saja?" lanjut rina

" soup, ayo sana makan" kata ibu rina. Rina langsung berlari ke dapur.

keluarga rina terbilang cukup sederhana, ibu rina dan ayah rina mempunyai restoran tetapi dikota lain. Itu yang membuat ayah dan ibu rina selalu bolak balik untuk mengurus restorannya, sementara rina anak satu-satu dikeluarganya.

Rina sedang makan saat ibunya datang ke dapur. "na, kamu harus duduk dengan benar. kenapa sih, susah sekali dibilangin" ucap ibu rina. rina duduk dikursi sambil menaikkan kakinya juga di kursi, wajar jika ibu rina menegurnya.

Rina tidak peduli dengan perkataan ibunya, dia tetap makan.

saat malam ,Qin-she sedang belajar dirumahnya. Qin-she masih kepikiran dengan ucapan Rina tadi di sekolah. Qin-she hanya membuka bukunya tetapi pikirannya masih fokus kepada ucapan Rina.

Bigggh.... Qin-she kaget. tiba-tiba saja handphonenya berbunyi. diapun langsung melihat pesan dan pesan itu dari rina, sambil tersenyum Qin-she membaca pesan dari Rina.

Hanya pesan singkat dari rina ( kamu sedang apa?) Qin-she tidak membalas.

Rina melihat handphonenya, berharap jika Qin-she membalasnya. karena lama menunggu balasan dari Qin-she, Rinapun tertidur.

Pagi harinya, Qin-she bersiap ke sekolah. Tetapi betapa kagetnya karena Rina sudah menunggu di depan Rumahnya. Biasanya Qin-she yang menunggu, eh sekarang Rina yang menunggu. "Ada apa dengannya" ucap Qin-she dalam hati.

"Qin-she, kenapa Kamu tidak membalas pesanku kemarin malam?" ucap rina.

"kenapa? " jawab Qin-she santai.

"Apa maksudmu kenapa? Apa kamu tahu aku menunggu setengah mati Qin-she..." ucap Rina dengan nada tinggi.

"setengah mati?" tanya Qin-she " kamu masih hidup" tambah Qin-she sambil tersenyum sinis.

di sekolah, windi menunggu Qin-she. Bukan tanpa alasan. woobin juga mencari keberadaan temannya, siapa lagi kalau bukan Rina.

saat Qin-she masuk ke kelas, windi langsung berdiri dan memanggil Qin-she. Rina yang berada di belakang Qin-she langsung berhenti di depan pintu, mendengar Qin-she dipanggil oleh seorang siswa. "Apakah dia mengenal Qin-she?" ucap rina dalam hati.

Qin-she hanya berhenti sejenak kemudian melanjutkan langkahnya ke kursinya. Rina mengikuti Qin-she dari belakang.

Windi lalu menghampiri Qin-she, "Qin-she, apa kamu punya waktu sepulang sekolah?" tanya Windi. Qin-she hanya mengangguk. "Qin-she, banyak pelajaran yang tidak aku mengerti. bolehkah kamu mengajariku sepulang sekolah?" lanjut windi. "baiklah. tetapi aku tidak bisa lama" jawab Qin-she.

Rina yang melihat itu, merasa patah hati. "benar kata woobin, Qin-she cukup terkenal di sekolah. Bahkan murid barupun yang tidak aku kenal , mengenal Qin-she" ucap Rina dalam hati

"Rin?" panggil woobin

"kenapa" jawab rina

"duduklah, kakimu tidak pegal? dari tadi hanya berdiri". ucap woobin. Rina memang berdiri di dekat kursinya sambil memegang mejanya. Sadar dengan apa yang rina lakukan, Rinapun langsung duduk dengan wajah sedikit kesal. Rina tidak habisnya memperhatikan wanita yang bertemu dengan Qin-she.

Rinapun ingin bermaksud bertanya kepada Qin-she tetapi Rina harus menjaga harga dirinya. Mana mungkin Rina menanyakan langsung kepada Qin-she. Ah, Rina punya ide. kenapa tidak bertanya kepada woobin saja. siapa tahu woobin mengenalnya.

" woobin.. Apakah kamu tahu dia siapa?" ucap Rina sambil menunjuk windi

"Tentu saja. Kamu tidak mengenalnya?" tanya woobin

"Tentu saja aku tahu, tetapi hanya namanya" jawab Rina

"lalu kenapa kamu bertanya" tanya woobin sambil mengambil buku dari tasnya

"woobin, maksudku bukan begitu. Bagaimana bisa Dia mengenal Qin-she" ucap Rina "kitakan tidak satu sekolah saat sekolah" lanjut rina.

"sudahku katakan sebelumnya kalau Qin-she sangat terkenal" ucap woobin sambil memakai heandset di telinganya. Rina pun langsung membalikan badannya tanpa bertanya lagi kepada woobin, wajah kesalnya benar-benar terlihat sekali di wajahnya. Woobin suka sekali memdengarkan musik, dia bahkan secara diam-diam sering memdengarkan musik saat pelajaran berlangsung.

Qin-she mendengar semua pertanyaan Rina kepada woobin.

sementara itu Rina terus memperhatikan windi. Windi adalah salah satu siswa yang menonjol di kelas X., bahkan banyak pria yang sering menyimpang bunga di laci windi. selain cantik, windi juga punya suara yang lemah lembut, postur tubuh yang perfect, dan pintar.

windi punya banyak teman sedangkan Rina hanya woobin dan Qin-she saja.

jam istirahat telah tiba, windi langsung datang menghampiri Qin-she dan memberikan bekal yang Windi bawa dari rumah.

"Qin-she, Aku tadi memasak cukup banyak. semoga kamu menyukainya yah?" sambil tersenyum lalu pergi.

melihat hal itu, Rina naik pitam. Tetapi rina harus tetap sabar karena Rina bisa saja mempermalukan dirinya sendiri.

Tidak mau kalah dari windi, Rinapun bertanya kepada woobin. "Aku tidak boleh kalah dari windi, apa yang harus aku lakukan agar membuat hati Qin-she tersentuh?" tanya rina.

dengan santai, woobin menjawab " bagaimana kalau kamu membuat puisi saja untuk Qin-she. Puisi cinta dari hati ke hati" ucap woobin sambil menari-nari. Rinapun berfikir, Puisi cinta. sepertinya menarik. pikir rina sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

pensi

pensi

boom like untukmu 🌹

2022-03-01

0

Ukhty Fillah

Ukhty Fillah

🤗

2022-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!