Bagian 4

Keduanya masih nyaman dalam mimpi indahnya, walaupun suara ayam sudah saling bersahutan. Di, Ndy masih tidur pulas, tak menghiraukan suara-suara yang berterbangan.

Berkali-kali Suara ayam berkokok membangunkan kedua orang yang sudah bersahabat lama, mereka Di dan Ndy panggilan sangat populer di lingkungan tempat tinggalnya.

Kring-kring

Suara alarm yang di letakkan diatas nakas kamarnya sudah berbunyi, tetapi tidak untuk keduanya untuk lekas bangun.

Menyelami mimpi indahnya adalah hal yang ternyaman keduanya lakukan, beristirahat juga sangat penting untuk kesehatan tubuhnya.

Di sudah menggeliat kan tubuhnya, sedikit membuka kelopak matanya. Berusaha untuk menyesuaikan cahaya di kamarnya, tetapi nihil rasa kantuk membuatnya masih nyaman bergelung dengan selimut.

"Jam berapa Ndy?" Di masih mengucek-ucek kelopak matanya, yang tiba-tiba susah untuk terbuka sempurna.

"Sepertinya sudah pagi dech! tapi aku malas bangun, lagi enak-enak nya tidur, Di." Ndy menjawab dengan kelopak matanya yang belum terbuka sempurna.

Mereka Bukan terlahir dari rahim yang sama, tetapi Wajahnya seperti bersaudara layaknya anak kembar, membuat keduanya seperti bagai pinang di belah menjadi dua bagian.

Mereka memilih berdiam dulu sebentar, sebelum menyesuaikan cahaya lampu yang masih redum redam kelopak matanya.

Walaupun masih pagi, harus cepat bangun untuk membuat sarapan sebelum memulai aktivitas sehari-hari nya.

"Jam berapa Ndy kok kokokan ayam seperti sudah pagi aja, membangunkan kita beruntun Ndy?" tanya Di masih dengan kelopak matanya tertutup rapat, masih dengan meraba-raba ponsel sekitar tempat tidurnya.

"Enggak tahu Di! aku masih ngantuk berat rasanya enggan bangun hanya sekedar membukanya, untuk melihat sudah jam berapa?' tanya Ndy menceritakan keluh kesah nya yang susah untuk bangun, karena rasa kantuk lebih mendominasi.

"Hummm..." gumam Di memilih memejamkan matanya.

"Kan tadi sudah di jawab, kenapa tanya lagi sich Di, Bikin aku makin banyak."

Di tak memperdulikan gerutu an Ndy, memilih kembali fokus untuk mimpi indahnya, walaupun panggilan alam sudah menunggunya untuk menunaikan hajatnya.

Keduanya tak memperdulikan suara Kokok ayam, mereka melanjutkan tidurnya dengan mengeratkan selimut yang mereka pegang supaya tidak melorot yang membuatnya kedinginan.

*

Rumah bak istana suasana sangat sepi, penghuni rumah belum ada yang bangun sama sekali. kecuali para pekerja yang sudah pada bangun, mereka memegang alatnya masing-masing untuk mengeksekusi rumah majikannya.

Rumah bagi seorang pekerja yang sudah mulai mengerjakan tugas nya masing-masing adalah rumah keduanya, karena rumah ini tempat nya mengais rezeki, memberikan makan untuk keluarga di rumah.

Mereka berasal dari kota yang berbeda-beda, tetapi mereka satu jiwa dalam membersihkan rumah yang bak istana negeri dongeng yang pernah mereka baca kala dulu.

Depan belakang, Kanan kiri menjadi pusat perhatian mereka untuk segera di eksekusi sebelum big bos mereka mulai bangun, pasti akan sangat kerepotan bila tak di selesaikan sebelum mereka menapaki kakinya di tempat-tempat krusial.

Semalam tidurnya sangat nyenyak sekali, tidak ada gangguan yang membuat paginya tak bersemangat. Pagi di temani dengan suara Kokok ayam, membuat mereka bangun lebih bersemangat untuk memulai aktivitasnya yang sudah mulai padat merayap.

"Semalam tidur mu gimana Yu, nyenyak tak?" tanya mbok hijah .

"Alhamdulillah nyenyak mbok, sampai Ayu mimpi ketemu artis Mas Al yang itu terkenal di TV." jawabnya Ayu terkikik. Sampai nyenyak nya membuat Ayu tidurnya melalang buana.

Mereka melanjutkan pembicaraan sebelum mengeksekusi sampai selesai, sampai matahari mulai bersinar memancarkan sinarnya.

Dewa sudah terbangun bersiap untuk olahraga pagi, siap untuk mencari keringat sebelum memulai aktivitas nya di kantor. Dengan pakaian olahraga, sepatu sudah Dewa sematkan di seluruh badannya, tinggal Dewa menuruni anak tangga untuk melakukan olahraga lari pagi.

"Pagi mbok, pagi Yu." sapa Dewa berpapasan dengan dua cantik manjalita. Mereka terkaget karena sedang asyik menyapu, di kejutkan dengan suara bass yang mendayu-dayu.

"Pagi den Dewa, mau kemana udah rapi benar, mana hansome lagi."jawabnya mbok hijah. Sedang Ayu terpesona melihat majikannya yang handsome maksimal, Sempurna tidak ada cacat sedikitpun.

"Olahraga mbok biar badan sehat."

"Ok mas hansome."

Setelah menjawab pertanyaan mbok Hijah, Dewa langsung berlalu dari hadapan keduanya. Keluar dari rumahnya di sambut dengan mentari pagi, matahari yang menyinari sinarnya untuk memulai melakukan rutinitas sehari-hari sebelum berpakaian rapi dengan setelan jas.

Beberapa kali putaran Dewa berlari, nampak sekali keringat mengucur deras membasahi bajunya. Tercetak jelas tubuh atletis nya, perut membentuk roti sobek-sobek membuat kaum hawa terperangah melihat makhluk sempurna CiptaanNya yang diatas.

Matahari mulai menampakan sinarnya, Dewa sendiri sudah kecapekan dengan keringat yang mengucur deras membasahi pakaian nya. Sesekali Dewa berdiam sebentar untuk meneguk air minum kecil yang sengaja ia bawa untuk sedikit meredakan rasa haus nya.

*

Dua cantik manjalita sudah rapi dengan seragam kerjanya, seragam yang ia kenakan kembaran persis seperti para twins yang mengenakan pakaian yang sama.

Mereka masih sibuk mulai merapikan penampilannya di depan meja rias. Mereka memoleskan bedak tipis-tipis di area wajah mereka yang tanpa cacat, jerawat. Lipstik tipis-tipis sebagai pewarna sempurna untuk bibirnya, supaya lebih cerah lagi untuk memulai rutinitas nya sebagai wanita karier.

"Lama banget Dandannya, sudah mau selesai belum sih, Ndy." Tutur Di yang sudah sangat membosankan menunggu sang sahabat menyelesaikan riasannya. Padahal menurut Di sendiri mau di pakaikan makeup mahal kamu tetap Ndy yang aku kenal hihihihihi...

"Bentar dikit lagi tinggal pakai blush-on, Di! sabar dikit napa iihh Di."

"What blush-on?"

"Ndy mengangguk."

Di menepuk jidatnya, sembari geleng-geleng kepala untuk melihat tingkah sahabatnya yang semakin menjadi. Semakin di buat Di bingung, Ndy sekarang berubah pembawaannya lebih kemayu yang tidak seperti dahulu.

*****

Dewa sudah rapi dengan pakaian kantornya, pagi ini Dewa memakai pakaian kerja berwarna biru elektrik yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih, tampan, semakin handsome.

"Sarapan dulu Wa." Ucap mommy Retha.

"Sarapan di kantor saja Mom, Dewa sudah telat karena habis olahraga bukannya mandi ehh malah Dewa kelamaan berdiam diri mengobrol, Mom." Ujar Dewa menceritakan kronologis sampai dirinya belum sarapan, padahal bangunnya sudah sangat pagi.

"Bentar Mom kasih bekal saja, nanti jangan lupa di makan setelah sampai kantor. aku enggak mau mendengar kabar putra kesayangannya Mom sakit gara-gara telat makan, oke sayang."

Dengan terpaksa Dewa membawa bekal makanan yang di siapkan Mama Widya, tidak ingin mengecewakan perasaan Mama nya Dewa menuruti apa permintaan, dan berusaha untuk menerima titah kanjeng ratu Mama Widya.

Dengan jalan tegap, Dewa sudah meninggalkan rumahnya untuk ke parkiran mobil yang sudah di siapkan orang-orang yang bekerja di rumahnya.

"Makasih Pak!"

"Sama-sama den Dewa."

Dewa sudah berangkat ke kantor, perasaan sedikit bahagia . Bukan karena bekal yang di kasih Mama Widya, hanya bahagia mendapatkan perhatian lebih dari Mama nya. Perempuan pertama yang membuatnya menjadi cinta pertamanya.

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

Kayak dewa jodohnya dya deh

2022-02-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!