chapter 03 meninggalkan rumah

...Meninggalkan rumah impian almarhum papanya...

...pukul 21:00 malam...

"Hai mbk."

"Sini gabung sama kita dong." Ucap Shella sambil membawa botol anggur bersama teman-teman dan kekasihnya yang sedang berpesta sampai larut malam.

...* * *...

...Ya shella adalah wanita yang nakal dan susah diatur,...

...dia seperti itu karena dari kecil dia tidak menerima kenyataan hidupnya,...

...dalam hati Shella ingin sekali orang tua kandung mereka tetap bersatu menjadi pasangan ,...

...akan tetapi yang diharapkan Shella tidak terwujud,...

...dan orangtua mereka malah memilih bercerai,...

...pada akhirnya Shella yang merasa dirinya kesepian rindu sosok ibu kandungnya, ingin selalu disamping ibu kandungnya, malah harus tinggal bersama mama tirinya Mama Rani....

...Mama Rani bukanlah sosok ibu tiri yang jahat yang seperti ibu tiri disenetron-senetron, mama Rani adalah sosok mama Yang lemah lembut dan penyayang yang bisa menggantikan mama kandungnya Shella, sehingga Shella juga mau menerima kehadiran mama tirinya tersebut....

...Mama Rani selalu menyayanginya, melebihi anak kandungnya sendiri dan itu salah satu alasan mengapa Shella mau tinggal bersama papa dan mama Rani, Bahkan mama Rani lebih sering membela dirinya meskipun Shella bersalah....

...Pernah kejadian Shella dan Charissa bermain sepeda hingga sore, mama Rani sangat khawatir karena anak-anaknya tak kunjung pulang, dan pulang-pulang Shella menangis karena roknya sobek jatuh dari sepedah karena mereka bermain sepeda dengan cara berboncengan dan yang dibonceng adalah Shella jadi Rissa yang disalahkan karena membuat Shella bisa terjatuh padahal Shella yang membuatnya jatuh karena dibonceng dengan mengguling-gulingkan sepedahnya sambil tertawa terbahak-bahak....

...Shella menangis menjerit kesakitan sebenarnya luka Shella sangat ringan hanya roknya yang sobek dan terluka dilututnya sedikit, akan tetapi Shella yang terlalu berlebihan membuat heboh satu rumah. malah luka Charissa yang lebih parah dari Shella tapi dia sedikitpun tidak menangis ataupun kesakitan....

...Mama Rani lebih mengkhawatirkan dan memilih mengobati Shella ketimbang Charissa, mama Rani kecewa sama Charissa yang mengira anak kandungnya tersebut sengaja melukai adik tirinya sampai-sampai Rissa disuruh mengobati lukanya sendiri, bik Iyem yang melihat semua itu langsung membantu Rissa untuk mengobati lukanya....

...Shella tersenyum penuh kemenangan karena merasa dirinya lebih disayangi oleh ibu tirinya ketimbang Charissa yang notabene nya adalah putri kandungnya sendiri....

...Shella sangat benci Sama Charissa kakak tirinya tersebut, karena Shella berfikir kehadiran Rissa sangatlah berpengaruh baginya, keinginan Shella hanya dia yang ingin dicintai oleh mama papanya secara utuh dan Shella berfikir sosok kakak tiri juga akan membuatnya berbagi kasih sayang dari papa dan mama tirinya sehingga membuatnya benci kepada Charissa....

...Untuk meluapkan rasa bencinya Shella selalu memfitnah Rissa, dengan begitu Shella merasa senang dan puas....

...untuk mengobati rasa sepinyapun Shella juga suka berbelanja, berdugem bersenang-senang bersama teman-temannya dengan cara yang salah,...

...dengan mabuk-mabukkan, dan berdugem hingga larut malam bersama kekasihnya, itu semua sudah membuatnya bahagia...

...apalagi kekasihnya sejalan dan sefrekuensi dengan kelakuan Shella....

"Shella kamu apa-apaan sih bawa teman - teman kamu kesini mabuk-mabukkan sembarangan dirumah orang." Marah Charissa.

"Hei mb Rissa."

"Ini juga rumahku ya, ini rumah papaku, gak usah sok alim sok pinter deh."

"Mbk Rissa tau gak siapa yang cari uang dirumah ini semua itu papaku bukan hanya mama kamu." Ucap Shella dengan nada marah.

"Dan aku gak peduli siapa yang nyari uang atau enggaknya, yang penting aku gak terima rumahku dibuat mabuk-mabukkan seperti ini." Ucap Rissa sambil menggigit gigi dengan nada kekesalannya.

" Oh ya." Jawab Shella dengan nyengir.

" Mbk Rissa merasa ini rumah Mbak Rissa?"

"Heloo gak salah punya pikiran seperti itu?"

"Hei gak malu?"

"Mbk apa mbak gak ingat kejadian 10tahun lalu?"

"Perusahaan mama kamu sudah bangkrut mbk."

" Kalau saja mama kamu tidak menikah sama papaku mana mungkin rumah ini masih menjadi milikmu?"

" Mama kamu itu tidak becus mengurus perusahaan almarhum papa kamu,"

"Kalau saja bukan karena papaku, rumahmu ini juga udah disita."

"Jadi Gak usah sok-sok'an ngaku ini rumahmu, karena rumah ini sekarang udah jadi milik papaku,"

"Huftttt." Rissa mendengus dengan mata berkaca- kaca dan nafas panjangnya dia sangat kesal dan sakit hati karena sudah menyebut almarhum papanya dan menjelekkan mamanya, padahal mamanya sudah menyayanginya dengan tulus, sampai-sampai anaknya sendiri saja sudah jarang diperhatikan olehnya, akan tetapi Rissa masih bersabar tidak membalas omongannya Shella karena Rissa tahu bahwa Shella lagi setengah sadar karena kebanyakan minum.

"Baiklah kalau kamu merasa ini rumah papamu seakan-akan semua milik papamu, aku yang akan pergi dari rumah ini."

"Karena aku jijik sangat jijik melihat rumah digunakan seperti ini."

"Silahkan."

"Silahkan kalau mau pergi dari sini" Ucap Shella dengan lantang.

"Sekarang juga pergi dari sini juga tidak apa-apa lebih cepat lebih baik, gak ada yang peduli sama kamu, mau lapor mama papa silahkan."

"Gak takut." Tantang Shella

"Kalau mau pergi, pergi saja gak usah banyak omong banyak drama, bawa tu semua barang-barang kamu."

"Ok aku akan pergi dari sini dan aku gak akan lapor mama papa biar mereka tahu kelakuanmu dengan sendirinya." Jawab Rissa dengan suara nada rendah dan lelah.

"Jangan pernah pulang lagi ya, hahaha." Ujar Shella sambil mengejek.

"Nanti malu dilihat bestie- bestieku."

"Terserah apa katamu."

Jawab Rissa sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

"Non."

"Non Rissa mau pergi kemana?"

"Non Rissa jangan pergi ini rumah non Charissa, sebelum non shella disini non Rissa itu yang lebih dulu tinggal disini jangan pergi non nanti kasihan nyonya besar kalau tahu semua ini."

"Bik Iyem, aku tidak akan pergi jauh kok bik" Jawab rissa sambil membereskan baju-bajunya kedalam koper.

"Saya mohon jangan pergi dari rumah ini non."

" Bik aku gak kuat bik. " Jawab Rissa dengan mengusap air matanya.

"Dari kecil aku selalu mengalah untuk Shella bik."

"Aku hanya ingin shella menganggapku seperti kakaknya sendiri bik."

"Tapi apa bik dia masih tetap membenciku."

"Bahkan mama juga sudah tidak mempercayaiku lagi."

" Terus apalagi yang kuharapkan disini bik." Rissa menangis sejadi-jadinya menjatuhkan diri dibawah tempat tidurnya dia rindu sosok mamanya dia rindu perhatian mamanya meski selama ini dia terlihat kuat dan mandiri semua itu hanya untuk menutupi kerinduannya kepada mamanya.

"Non yang sabar non, non rissa harus kuat ada bibik disini non." Bik Iyem memeluk menenangkan sembari menangisi Charissa.

" Bibik akan selalu ada buat non Rissa, yakinlah non bahwasanya keburukan suatu saat akan diperlihatkan dengan sendirinya Allah maha adil non." Bik Iyem menenangkan

"Aku gak kuat bik" Rissa menangis sesenggukan.

"Non rissa harus kuat ya."

" Non rissa harus tetap disini?"

"Tidak bik aku tetap akan pergi, aku sudah muak dengan semua ini."

" Nanti kalu nyonya tahu bagaimana non?"

" Pasti nyonya akan bersedih non?"

" Biarkan mama tahu dengan sendirinya bik aku gak akan pergi jauh kok"

" Non rissa jaga diri baik-baik ya disana jangan lupa sholat."

" Jaga kesehatan makan yang banyak non."

"Iya bik terimakasih ya bik sudah menyayangiku." Rissa meneteskan air matanya sembari memeluk pembantu sekaligus pengasuhnya yang telah merawatnya dari bayi hingga sampai saat ini.

Begitupun bik Iyem memeluk Charissa dengan menangis sembari mengingat masa kecil rissa yang dulu ia rawat dengan penuh kasih sayang yang sudah dianggapnya seperti cucu sendiri.

Episodes
1 Chapter 01 keprgian cahari
2 chapter 02 keluarga Arora
3 chapter 03 meninggalkan rumah
4 Chapter 04 sahabat yang selalu ada
5 chapter 05 sidang skripsi
6 chapter 06 pertemuan pertama dengan Tante Dewi
7 chapter 07 Ribut dirumah sakit
8 chapter 08 Sahabat yang selalu menyayangi
9 chapter 09 Charissa mulai menemukan kenyamanan
10 chapter 10 Narendra yang keras kepala
11 chapter 11 susan yang begitu berharap
12 chapter 12 Kepulangan Livia keindonesia
13 chapter 13 Narendra meninggalkan rumah
14 chapter 14 pengkhianatan dari Livia
15 chapter 15 Charissa yang berniat menolong Tante Dewi
16 chapter 16 Malam yang hancur bagi Charissa
17 chapter 17 Direndahkan oleh Narendra
18 Chapter 18 kehamilan
19 Chapter 19 Narendra dibayangi rasa bersalah
20 Chapter 20 kehamilan yang diketahui orang tua Charissa
21 Chapter 21 konflik orang tua
22 Chapter 22 pertemuan diwisuda Charissa
23 Chapter 23 perjanjian pernikahan
24 Chapter 24 pernikahan
25 episode 25 Narendra yang Dingin
26 Chapter 26 periksa kehamilan
27 Chapter 27 Kebaikan Charissa
28 Chapter 28 Mulai muncul rasa perhatian
29 Chapter 29 konflik dengan Susan dan keluarga
30 Chapter 30 Rencana jahat Susan dan Shella
31 Chapter 31 Acara 7 bulanan
32 Chapter 32 Kehadiran LiVia Kembali
33 Chapter 33 Charissa yang mulai berharap
34 Chapter 34 Cafetaria
35 Chapter 35 Berusaha mendapatkan Narendra
36 menangis tanpa henti
Episodes

Updated 36 Episodes

1
Chapter 01 keprgian cahari
2
chapter 02 keluarga Arora
3
chapter 03 meninggalkan rumah
4
Chapter 04 sahabat yang selalu ada
5
chapter 05 sidang skripsi
6
chapter 06 pertemuan pertama dengan Tante Dewi
7
chapter 07 Ribut dirumah sakit
8
chapter 08 Sahabat yang selalu menyayangi
9
chapter 09 Charissa mulai menemukan kenyamanan
10
chapter 10 Narendra yang keras kepala
11
chapter 11 susan yang begitu berharap
12
chapter 12 Kepulangan Livia keindonesia
13
chapter 13 Narendra meninggalkan rumah
14
chapter 14 pengkhianatan dari Livia
15
chapter 15 Charissa yang berniat menolong Tante Dewi
16
chapter 16 Malam yang hancur bagi Charissa
17
chapter 17 Direndahkan oleh Narendra
18
Chapter 18 kehamilan
19
Chapter 19 Narendra dibayangi rasa bersalah
20
Chapter 20 kehamilan yang diketahui orang tua Charissa
21
Chapter 21 konflik orang tua
22
Chapter 22 pertemuan diwisuda Charissa
23
Chapter 23 perjanjian pernikahan
24
Chapter 24 pernikahan
25
episode 25 Narendra yang Dingin
26
Chapter 26 periksa kehamilan
27
Chapter 27 Kebaikan Charissa
28
Chapter 28 Mulai muncul rasa perhatian
29
Chapter 29 konflik dengan Susan dan keluarga
30
Chapter 30 Rencana jahat Susan dan Shella
31
Chapter 31 Acara 7 bulanan
32
Chapter 32 Kehadiran LiVia Kembali
33
Chapter 33 Charissa yang mulai berharap
34
Chapter 34 Cafetaria
35
Chapter 35 Berusaha mendapatkan Narendra
36
menangis tanpa henti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!