Sesampai di rumah, Rakha mencari Kania ke sana kemari. Tapi tidak ada membuatnya kebingungan, karena mencari di sekitar mall tidak menemukannya juga. Maka ia memutuskan pulang.
"Ke mana kau Kania?" Mengacak rambutnya frustasi."
"Kenapa kamu Rhaka? Pulang-pulang kok kusut begitu, mana Kania?" tanya Lala.
"Rhaka tidak tahu, di mana Kania Ma."
"Bukankah kalian tadi pergi bersama?"
"Apa yang harus aku katakan kepada mama?"
"Rhaka jawab Mama, dia di mana? Apa yang terjadi?"
"Tidak ada Ma, tidak terjadi apapun Rakha mau naik ke atas dulu mau mandi." Segera berjalan lalu menapaki tangga.
"Ada yang tidak beres, apa mereka bertengkar?" Bergumam sambil menatap punggung anaknya yang berlalu.
Sementara itu di sebuah tempat yang sepi dari kebisingan kendaraan perkotaan, tempat yang sejuk, angin yang berhembus dan pohon-pohon menjulang tinggi nan rindang terdapat seorang gadis duduk di bawah pohon.
"Apa salahku padamu tuan Rakha kau selalu seenaknya, semua berawal dari pertemuan itu" Kania semakin terisak.
"Ini tisu ambil lah, tak baik seorang wanita menangis sendiri di tempat sepi." sahut seorang wanita, seraya memberikan tisu.
"Terima kasih." Menerima tisu.
"Perkenalkan namaku Intania." Mengulurkan tangannya.
"Namaku Kania." Menerima uluran tangan tersebut.
"Kania, berbagilah jika kau ingin bercerita." Tersenyum.
"Tidak Intania, aku sudah sedikit lega. kau sendiri kenapa di sini?"
"Tempat ini adalah kenangan, jika aku merindukan keluargaku aku akan ke sini. Kini mereka telah pergi selamanya."
"Mereka ke mana?"
"Dia telah pergi dari dunia ini, kedua orang tuaku dan kakakku. Kami sering ke sini sewaktu aku kecil, menghabiskan waktu bersama membawa makanan, dan berjalan di sekitar sini." Mata Intania berkaca-kaca.
"Maafkan aku, aku telah membuatmu bersedih seharusnya aku tidak menanyakannya."
"Tidak mengapa, boleh aku meminta nomor ponselmu?" Menyodorkan ponselnya.
"Tentu boleh." mengambil ponselnya dan mengetikkan nomornya pada papan tombol."
"Baiklah, aku akan menghubungimu nanti. Kamu simpan nomorku."
"Iya." Tersenyum melihat Intania.
Hari sudah hampir sore Kania pun memutuskan untuk pulang dengan Intania yang mengantarnya sampai ke rumah.
"Terimakasih Intania, sampai jumpa kembali" Memegang handle pintu mobil dan keluar."
"Dadah Kania, senang bertemu denganmu." Melambaikan tangannya di dalam mobil dan berlalu pergi.
Sesampainya di rumah Kania langsung pergi menuju kamar dan membuka pintu.
"Darimana kamu?"
"Aku tidak ingin bicara dengannya." batin Kania.
Terdengar suara dari belakang punggungnya membuat ia terkejut tapi ia mengenali suara itu.
"Kenapa diam? Aku mencari mu kemana-mana."
Kania tak menghiraukan suara itu ia meneruskan langkahnya langsung mengambil handuk di gantungan dan bergegas ke kamar mandi.
"Kania!" Menggedor pintu kamar mandi.
Suara percikan air terdengar namun tak ada sahutan dari dalam.
"Dia benar-benar membuatku kesal." Menendangkan kakinya ke udara.
Tak lama kemudian Kania keluar dengan memakai gamis dan jilbab. Tampak Rakha yang duduk di atas ranjang memperhatikannya dengan tatapan penuh amarah.
"Hei kau berani sekali mengacuhkan semua pertanyaan yang aku lontarkan!"
Kania tetap diam dan segera membuka pintu, lalu turun ke bawah menuju ruang makan.
"Kania sayang, kamu sudah pulang." sahut Lala.
"Iya ma." Tersenyum paksa.
"Kamu kemana saja, Rakha daritadi mencari kamu."
"Ketemu teman Kania ma, Rakha sudah tahu kalau Kania pergi saat di mall. Kenapa mesti di cari." Berbicara pelan, sambil menunduk.
"Tapi sewaktu pulang, dia bilang tidak tahu saat mama bertanya."
"Mungkin dia lupa." Kania tersenyum menatap mertuanya itu.
"Anak mama tentu selalu lupa tentangku lupa telah menyakitiku, hah lupakan kania tidak penting mengingatnya ingat saja tujuan awal kau bisa terikat dengannya" batinnya.
Kania bersiap-siap pergi, saat pagi hari telah tiba. Dia memasukkan barang-barangnya, ke dalam koper. Tiba-tiba, sebuah suara kuat mengagetkannya.
"Kania!" Terdengar suara teriakan.
"Kenapa lagi dia?" Kania bergumam-gumam kecil.
Dia segera melangkahkan kakinya, untuk mencari sumber suara yang memanggilnya. Tidak butuh waktu lama, telah ditemukan asalnya. Tentu saja suara Rhaka, lalu akan ada siapa lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Happyy
💪🏼💪🏼
2023-01-24
0