bab 3

Keesokan harinya pagi-pagi sekali araf dan orang tuanya berangkat ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit araf berjalan gontai dibelakang orang tuanya, setelah sampai dipintu ruang rawat vvip mereka masuk setelah mengucap salam.

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumsalam"

Araf duduk disofa setelah bersalaman dengan mahesa, begitu pun nasya yang menyalami ibu leni dan melipat tangan didada untuk araf dan bayu.

Saat araf melihat penampilan nasya dia terkejut dalam hati berkata, "mami ga salah mau jodohin aku sama dia huffff...."

Mahesa melihat kepada calon menantunya seperti mengerti kegelisahan araf. Dia memandang pada putrinya, "Sya....kemari nak"

"iya ayah"

Setelah duduk disamping ayahnya, "nak dia adalah calon suamimu. Bolehkah dia melihat wajahmu nak?"

Nasya melihat kepada araf kemudian ke arah ayahnya dan mengangguk. Nasya membuka kaitan cadar yg ada dibelakang kepalanya kemudian melepas cadarnya. Setelah membuka cadarnya semua takjub dengan kecantikan wajah nasya.

Araf tidak bergeming dari pandangannya ke arah nasya. Leni yang tersadar langsung berucap, "masyaa Allah kamu cantik sekali nak, iya kan raf" menoleh ke arah araf yang masih mematung ditempatnya. Bayu memandang pada araf kemudian menepuk pundak putranya, "hei kok malah bengong"

araf tersadar, "ah iya pi...." wajah araf langsung memerah karena malu ketahuan memandangi wajah nasya. Mereka tergelak dengan tingkah araf. sedangkan nasya masih menundukkan wajahnya.

Tak sampai menunggu lama nasya memakai lagi cadarnya.

Leni mendekat pada nasya, "sepertinya araf sudah terpesona sama kamu sya"

"mami...." panggil araf yang malu dengan wajah merona marah. sedangkan mami, papi dan mahesa tertawa melihat tingkah araf.

"Anakmu benar-benar duplikat maryam ya mahesa" ucap bayu yang diangguki mahesa.

"terus gimana nih jadi kan mo nerusin nikahnya?" tanya mami sambil melirik pada araf.

"owh jadilah mi..." sahut araf cepat membuat semua tersenyum.

"pi tadi padahal ada yang ga semangat loh dateng ke rumah sakit"

"ahhh.... siapa bilang itu perasaan mami doang kali" ujar araf salah tingkah

Leni menatap pada nasya, "Araf ga akan menyesal punya istri yang cantik wajah dan juga akhlak seperti kamu sya"

"in shaa Allah tante" sahut nasya

"terus kapan nikahnya mi?" tanya araf tidak sabar

semua tertawa mendengar pertanyaan araf. Terkecuali nasya yang masih menunduk.

"ada yang ga sabar pi..." goda mami pada araf

"Bukan apa-apa mi, araf kan ga bisa lama-lama ninggalin sekolah araf" ucap araf beralasan

"Hmmm.... alasan ya pi" bayu tertawa mendengar anak dan istrinya

"sya... kamu jalan-jalan dulu diluar sama araf ya nak" perintah mahesa pada putrinya

"iya nak biar kalian bisa saling kenal" sambung bayu

Nasya nampak ragu

"tenang sayang araf ga akan macam-macam kalian jalan disekitar rumah sakit saja nak" ucap mahesa yang seperti paham dengan keraguan anaknya. Annasya mengangguk, araf bangkit dari duduknya berjalan lebih dulu.

Setelah araf dan nasya keluar dari kamar bayu dan leni mendekat pada mahesa.

"jadi kapan kita nikahkan mereka?" tanya mahesa pada kedua sahabatnya

"kita tunggu kamu sehat dulu ya sa" jawab bayu

Mahesa menggeleng, "kamu tau aku sudah tidak punya banyak waktu bayu. aku sudah tidak kuat lagi menahan sakit ini"

"Kita tunggu sampai kamu keluar dari rumah sakit ya sa" ucap leni

"2 hari lagi aku keluar dari rumah sakit, sehari setelahnya kita nikahkan mereka" usul mahesa

Bayu dan Leni mengangguk setuju.

***

"ehemmm.... kenalkan nama aku araf" ujar araf membuka omongan saat mereka sampai dibangku taman

Tanpa melihat kepada araf, nasya mengangguk, "aku annasya kamu boleh panggil aku nasya"

"usia kamu berapa?"

"15 tahun"

"wahhh jarak kita 3 tahun ya, aku sudah 18 tahun dan di tahun ini aku lulus smu"

"iya"

"kamu pasti masih kelas 1 ya"

Annasya menggeleng, "aku sudah kelas 2 smu"

"masa sih? wahhh pasti kamu sangat cerdas" puji araf

"bukan cerdas tapi aku terlalu cepat masuk sekolah" ujar nasya merendah

"hemmm...." sejenak araf terdiam

"maaf kalau aku merepotkan, bahkan kita menikah saat kita tidak saling mengenal" ucap nasya

Araf memandang ke samping terlihat nasya yang masih memandang kedepan. Araf menyahut, "kita ga akan tau kan yang namanya jodoh kapan datangnya"

Nasya menunduk dibalik cadarnya dia tersenyum

Araf bertanya pada nasya, "apa kamu menyesal dengan perjodohan ini?"

Nasya menggeleng, "ga ada yang perlu disesali, aku percaya dengan keputusan ayah. Jika ayah ridho maka Allah pun pasti ridho. itu sudah cukup untukku"

"Bagaimana dengan kamu?" tanya nasya balik

"jujur awalnya aku sangat terkejut diusia aku yang masih 18 tahun harus menikah, apakah aku bisa menjadi kepala keluarga yang baik. banyak sekali pertanyaan dikepalaku karena aku merasa belum dewasa"

"usia berapa pun kamu menikah nantinya pertanyaan itu pasti ada dikepala kamu. karena kedewasaan seseorang bukan dari usia tapi pemikiran dan keadaan yang memaksa kita harus lekas berpikir dewasa"

"Hidup berumah tangga tidaklah mudah, apa kamu yakin bisa?"

"hidup itu belajar mas, dalam kondisi apapun harus bisa belajar. begitu pun saat kita menikah aku akan belajar menjadi istri, namun jika aku ada kekurangan tolong kamu jangan langsung memarahiku. tegur aku mas aku akan belajar memperbaiki begitu pun sebaliknya dengan kamu"

Araf mangangguk, "ternyata dia dewasa di usia yang masih sangat muda"

"aku akan mengatakan sejujurnya tentang diriku sama kamu mas"

Araf mengangguk

"Aku masuk pondok saat usiaku masih 6 tahun, setahun setelah kematian ibuku. Ayah sangat sibuk dia tidak bisa menjagaku sekaligus bekerja makanya aku yang meminta ayah untuk memasukkan aku ke pondok pesantren. selama ini aku tidak tau dunia luar seperti apa karena aku hanya tau pondok dan rumah. aku pulang kerumah jika ayah menjemput itu pun saat libur lebaran saja, Buku adalah kesukaanku aku sangat suka belajar itulah kenapa aku bisa lompat kelas"

Nasya menengok ke arah araf, "bagaimana dengan kamu?"

Araf menghela nafas, "aku 2 bersaudara abangku sudah bertunangan. disekolah aku sangat suka basket juga disekolah aku cukup pintar hingga bisa menjadi juara umum"

"Sya...." nasya menengok, "disekolah aku terkenal play boy tapi aku jujur sama kamu aku belum pernah serius berpacaran. Ada 1 cewe disekolah bernama karen yang selalu mengaku aku dan dia pacaran padahal sebenarnya ga. Aku sendiri ga tau kenapa dijuluki seperti itu mungkin karena kebanyakan fans aku cewe ha...ha...ha..."

Nasya hanya menggeleng

"sepertinya sudah memasuki waktu maghrib mas, lebih baik kita ke masjid" ajak nasya

mereka pun beranjak dari bangku taman

Terpopuler

Comments

Magephira

Magephira

araf dan nasya lah tanpa tapi😁😁😁

2023-02-28

3

Adiba Syakila

Adiba Syakila

critax bgus..dri awal sdh sling jjur..❤️❤️👍👍👍💪💪

2021-06-08

0

Wendra Dustira

Wendra Dustira

bagusss...dari awal sudah saling jujur tentang siapa dan seperti apa kehidupan masing-masing...

2021-03-23

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!