BAB 12 HANYA 10 MENIT

Saat ini kegiatan ku bertambah banyak saja. Aku merasakan Waktu tidur malam ku sangat sebentar, Ketika akan memejamkan mata untuk tidur tiba-tiba paginya aku sudah berada disekolah untuk mengikuti segala aktifitas yang ada. Untuk saat-saat ini aku sudah jarang lagi bertemu dengan Nia. Apalagi jalan-jalan dengannya, Kerena saat ini kami punya kesibukan masing-masing. Setiap Nia menghubungiku untuk mengajakku jalan-jalan pasti aku selalu mengatakan aku capek dan akupun sekarang sudah jarang menemani Nia untuk tampil bermain. Terakhir aku bertemu Nia, Ketika Nia mengukur tubuhku dan akan membuatkan baju baru untukku. Setelah itu aku tidak bertemu dengannya hanya komunikasi lewat Telepon saja dan menceritakan padanya segala aktifitas yang ku lakukan. Aku juga harus sedikit memaksa Nia supaya dia mau bercerita.

Untuk saat ini kurang dari  2 minggu selalu digembleng untuk selalu mengikuti pelatihan Paskibraka. Selalu tepat pukul 8, barisan Pasukan Pengibar Bendera sudah berkumpul rapi di Lapangan dan Komandan Regu l memerintahkan kami untuk berbaris dan dengan segera kami pun berbaris sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Komandan. Aku mengikuti semua Instruksi dari komandan supaya ketika dihari H terlaksana tidak akan terjadi kesalahan. Di Minggu pertama kami latihan bersama kita Sebagai sebuah tim belum bisa kompak, barisan kami masih sangat kacau dan kaki kami belum bisa selaras. Setiap menit setiap detik Komandan selalu mengatakan hal yang sama.

“Yang Kompak dong,,, Kalian ini Tim.” Teriaknya berulang kali. “Waktu kurang 2 minggu dari sekarang masak kalian mau seperti ini terus.” Kata komandan mengatakan hal itu. Wajahnya memerah dan keringatnya keluar membasahi Baju kebanggaannya itu dan melihat kami dengan Muka serius.

“Pokoknya besok saya tidak mau lihat lagi yang seperti ini, yang saya mau besok kalian harus kompak sekompak-kompaknya. Mengerti?”

“Siap Komandan!!!” Kata kami serempak.

Aku, Erlina dan Murni yang tadinya memiliki kulit yang putih kini berubah jadi hitam tersengat panasnya matahari. Aku tidak pernah memperdulikan Kulitku ini akan berubah warna karena aku sudah terbiasa dengan kegiatan Outdoor, inilah yang aku suka bermain di Luar ruangan dan aku menikmati itu, tetapi Erlina tidak terlalu menikmati hal ini, karena dia bersedih dengan perubahan kulitnya yang putih menjadi gelap.

“Prittttttttt,,,,,,” suara peluit sangat kencang memekakan telinga kami.

“Bagus,,, Seperti itu,,, Yang Kompak.” Teriak Komandan.

“Kiri,,, Kiri,,, Kiri,,,,” Suara Kami bersamaan. Komandan Bersiap untuk menberikan Aba-abanya kembali dengan semangat.

“Belok Kiri putar Haluaaaan,,,,,” Komandan memperpanjang kalimatnya itu pertanda kami harus bersiap-siap sebelum komandan mengatakan. “Grak.” Aku melirik Kanan dan Kiriku yang sedang tegang. “Grakkkk,,,,”

“Satu, dua, tiga, empat...” Dalam hatiku.

Tak,,,tak,,takk,,,

Suara langkah kaki yang mantap terdengar seirama dan Komandan pun bertepuk tangan senang melihat kami yang sudah mulai terlihat kompak setidaknya tidak seperti bebek yang sedang berbaris. Komandan pun melanjutkan memberikan Aba-abanya kepada kami dari mulai “Jalan ditempat, langkah tegap maju, buka barisan dll.

Semua kegiatan yang ada disekolah aku selalu menikmatinya meskipun ada rasa lelah juga. Setelah selesai latihan Paskibraka langsung mengikuti pelajaran, Setelah itu jika ada jadwal Eskul mau tidak mau harus ikut. Seperti PMR, Pramuka dan KIR.

H-4 hari sebelum perayaan HUT RI 17 Agustus. Kita semakin digembleng dan di forsir tenaganya untuk selalu kompak, Fokus dan Kompak. H-4 Team kami sudah sangat kompak dan sudah siap diterjunkan dilapangan. H-4 adalah hari dimana kita akan mencoba medan yang sebenarnya. Ternyata lapangan yang akan digunakan Upacara sangat luas dan awalnya Pasukan kesulitan untuk menyamakan langkah kaki untuk membuatnya menjadi seirama karena medannya yang baru, tetapi komandan selalu mengatakan lakukan seperti latihan. Setelah mencoba beberapa kali akhirnya kita pun menemukan Feelnya dan kita pun dengan mudah dan mantap melangkahkan kaki kita.

***

H-2 Menuju 17 Agustus

Upacara Pengibaran Bendera kurang dari 2 hari. Kita melakukan Gladi Resik  bersama sama dengan Tim Marching Band, Paduan Suara dan Komandan masing-masing Sru untuk setiap barisan. Kita melakukannya berulang-ulang sampai benar-benar bisa menemukan kata sepakat. Akhirnya hingga Sore tibapun kita sudah menemukan kata sepakat dan kerjasama yang baik. Sebelum kita pulang Komandan Regu seperti Biasa memberikan wejangan kepada kami semuanya.

“Meskipun ini hanya tingkat kecamatan tetapi kalian harus membuktikan semangat kalian kepada semua orang dan jangan membuat para Pahlawan kita Malu. Buatlah mereka Bangga, Rasa Nasionalisme dan Kehormatan Bangsa ada ditangan kalian. Kalian mengeti?” Kata komandan berapi-api.

“Siap Mengerti Komandan!!!” jawab kami serempak.

“Hanya membutuhkan waktu 10 menit kalian l untuk berdiri disana dengan bangga. Hanya 10 menit waktu yang dibutuhkan untuk membuktikan bahwa kalian adalah....” Belum sempat Komandan menyelesaikan kalimatnya kami dengan serempak mengatakan.

“Putra dan Putri Bangsa Indonesia,,, Merdeka!!!!” seketika itu bulu kudukku merinding dan semua yang ada disana bertepuk tangan memberikan semangat pada kami. “Hanya 10 Menit,,,” Lanjut kami semua dan kami semua pun tertawa bersama. Setelah selesai latihan kami dibagikan Lencana Garuda dan Dasi Duk yang berwarna merah, menerima itu menurutku adalah suatu kehormatan dan kebangaan tersendiri untukku.

“Lin, Mau pulang bareng.”Tanya Murni padaku setelah selesai latihan.

“Tidak mur, aku dijemput Mur,,,” kataku.

“Sama siapa? Pacar iyaa?”

“Bukanlah,, sama Nia,,” kataku.

''Nia?" tanya Murni padaku.

''Iya Nia, Ohh... apa aku akan kenalkan pada kalian aja? Gimana? Erlina mana iya?" Aku berniat mengenalkan Nia pada mereka.

Kami berdua memanjangkan leher untuk mencari Erlina.

''kalian berdua sedang apa?" Erliana berjalan dari arah belakang kami. Serempak aku dan Murni menoleh kebelakang. ''Apa?" Tanyanya.

''Kalian berdua penasaran kan Nia seperti apa?" Aku bertanya pada mereka.

''Iya aku selalu penasaaran sama Nia, orang yang selalu kamu sebut-sebut." Kata Erlina.

''Iya udah sini,," Aku Menarik tangan mereka berdua. ''Aku kenalkan pada Nia."

''Nia menjemputmu?'' tanya Erlina.

''Iyaa... ayoh ah enggak usah banyak tanya..."

Aku melihat Nia yang sedang menungguku dipinggir lapangan dibawah Pohon. Ketika kita sedang berjalan kemudian ada yang memanggil dari arah belakang ternyata Deni. Deni berlari karah kami.

“Ada apa?” Jawab kita serempak.

“Mau kemana? Ramean?"

Aku menunjuk Nia dengan kepalaku.  Deni hanya melihatnya sekilas.

“Pacar kamu lin?”

“Ihhh,,, Bukan kali. Itu Nia. Sekalian sini aku kenalin kamu sama Nia.” Kataku tersenyum.

Lalu Deni melihat kearah Nia. Mungkin dia tidak percaya kalau itu Nia, karena yang Deni tahu Nia itu seperti kita, seperti cewek-cewek kebanyakan tapi yang  dia lihat  penampilannya seperti laki-laki apalagi Nia menggunakan helm. Aku berlari kearah Nia.

"Nia,,," Aku menepuk pundaknya. Karena dia sedang fokus dengan Hp nya. Dia menoleh kearahku. Nia sedikit terkejut karena aku membawa teman-temanku.

"Eh..."' Nia buru-buru melepas Helmnya lalu tersenyum

Murni dan Erlina terlihat kaget melihat wajah Nia yang tampan dan cantik. Kulit Nia yang mulus dan putih bersih membuat mereka tak percaya kalau wajah mereka kalah berserinya dengan Nia.

''Turun dulu gihh..." Kataku. Nia menurutiku. Dia turun dari motornya.

Lagi-lagi Erlina dan Murnia salah fokus denagn tinggi Nia yang rata-rata anak remaja laki-laki kebanyakan. Deni hanya sewot melihat kedua temannya terlalu memperhatikan Nia, Deni seperti kalah saing.

''Nia... ini kenalin..." Kataku pada Nia. Buru-buru Murni dan Erlina mengulurkan tangan.

''Aku Murni..." Kata murni sambil tersenyum..

''ERLINA...." Erlina memasang senyum terbaiknya

Nia menjabat tangan Murni dan Erlina dan tersenyum kecil

''Dan ini Deni, Nia,,,''

"Nia,,," Nia menatap Deni dengan tatapan bersahabat

"DENI...." Deni menggenggam tangan Nia dengan erat, wajahnya terlihat tak senang berkenalan dengan Nia.

''Astagfirulloh,,,, sadar murniii....'' tiba- tiba Murni berteriak. Kita berempat yang mendengar teriakan Murni sangat terkejut.

"Ada apa?" tanyaku panik.

''Maaf yaa nia... aku mau tanya boleh?'' kata Murni sambil menatap penuh mata Nia dan buru-buru meraih tangan nia. Nia melihat kearahku keheranan. aku hanya mengangkat bahu tidak mengerti.

''iyaa boleh, kenapa?"

''Kamu beneran perempuan?" Murni bertanya dengan tetap memandang Nia. Nia hanya menganggukkan kepalanya. "Ya... Allahh,,, '' teriaknya lagi.

''Hushhh... Murni sadar mur...'' Kata Erlian mencoba melepaskan Tangan murni. ''Maaf iya Ni... kelamaan jomblo jadi halunya tingkat dewa..."

Aku dan Nia tertawa kencang melihat tingkah Murni.

"Tapi beneran kamu cewek?'' tanya deni tidak percaya.

''iyaa....'' Jawab Nia gemas

''Wahhh,,, kalo begini caranya aku bisa kalah saing nih...." jawab Deni sewot.

"santai, santai aku tak akan merebut apapun soal ranahmu..." kat Nia sambil menepuk pundak Deni.

"kalian ini kenapa sih?" tanyaku heran.

''Udah temenan berapa lama dengan Nia.. " Tanya Erlina padaku.

''Udah ada 2 tahun kali iya Ni?" Aku melihat kearah Nia. Nia hanya mengangguk mengiyakan.

''Kamu enggak sadar apa? Nia tuhh, cakep lin, Coba kalau Nia Cowok Lin?"

''Kenapa?"tanya deni

''aku amu jadi pacar kamu, Nia...." Erlina menatap mata Nia dengan manis.

''Haha... iya... aku juga pernah bilang seperti itu pada Nia... " Aku melihat kearah Nia. "Sayang dianya Cewek...'' Aku merangkul tangan Nia.

''Kalian ini bisa aja... jangan terlalu terpesoan padaku. Liat disamping kalain ada Cowok secakep Deni tuhh...'' Nia melihat kearah Deni dan merangkul pundaknya.

''Cakepan kamu kali Nia...." Kata Deni semakin sewot.

Kita semua serempak tertatawa terbahak- bahak mendengar kalimat yang diucapkan Deni. Deni tidak meyangka ternyat orang selalu yang kusebut-sebut itu bukan seperti cewek kebanyakan. Rambut panjang. menggunakan gaun yang indah dan gayanya lemah lembut seperti kita. Imajinasi Deni seketika buyar.

Kita berlima terlalu asik ngobrol sampai-sampai tak sadar hari mulai siang.

''Iya udah yuk, mulai siang..." Kata Nia

''iya nihh... '' Murni menimpali.

''Ntanti masih ada latihan sorenya..." kata Deni. ''bubar...bubar kita pulang kerumah kita masing-masing." Katanya sambil membubarkan kami.

''iya ayuhh... nanti sore jemput Nia lagi..." Tanya Erlina.

"Enggak, sore nanti ada acara...."' jawab Nia dengan senyumnya yang tak lepas dari bibirnya.

''Yahhh...'' kompak Erlina dan Murni

''Bagauslah.... jangan jemput Lin lagi,,, apalagi kalau kita lagi kumpul-kumpul gini...''

''Dihhhh... Iriiii.....'' kata murni sambil menjulurkan lidah.

'Deni... deni...'' aku hanya tertwa sambil menepuk-nepuk pundak deni.

'Iya udah,,, da da dah... sampai ketemu sore iya lin...''

''Iyaa... dahhh..." Aku dan Nia melambaikan tangan pada mereka bertiga.

Nia melihatku dan menyerahkan helm.

''Maaf iya kalau kamu merasa terganggu sama teman-temanku..'' kataku sambil mengenakan helm. Nia sudah naik diatas motornya dan menyuruhku untuk naik.

''Iya santai aja...'' Nia menjalankankan sepeda motornya

“Dasar Jelek,,,” Kata Nia tiba-tiba,,

“Siapa? Deni?” tanyaku bingung.

“Bukan Deni,,,”

“lalu siapa,,,” Aku masih tidak mengerti.

“Kamu lah siapa lagi,,,” Kata Nia tertawa aku hanya mendengus kesal. “Berapa hari enggak ketemu, jadi Item, dekil kayak gini.” Lanjut Nia.

“Ihh,,, Nyebeliii,,,” Aku mencubit lengan Nia, Nia hanya mengaduh kesakitan. “Hehh,,, aku lagi nyetir tau,, kalau jatuhhh,,,” Belum sempat Nia menyelesaikan kalimatnya aku telah mencubitnya lagi. Aku hanya bisa tertawa puas.

***

Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia tiba, sebelum berjalan kelapangan sebelumnya kami briefing terlebih dahulu. Bapak dan ibu guru melepaskan kami dengan bangga. Meskipun belum hilang rasa lelah di Badan tapi semangat 17 Agustus 1945 tidak mengalahkan semangat kami yang besar. Dengan kaki yang mantap Tim Paskibraka dari SMA N 1 berjalan mantap menuju lapangan. Ternyata ketika kita sampai disana Lapangan sudah penuh sesak dengan orang-orang yang sudah bersiap akanmengikuti Upacara ini. Dari Anak SD, SMP, SMA hingga masyarakat Umum pun bisa mengikuti Upacara dilapangan Ini. Tim Paskibraka kami bersiap pada posisi masing-masing, Kami saat itu menggunakan Baju serba putih, dileher kami melingkar Duk berwarana merah dan kepala kami menggunakan Kopiah berwarna Hitam tersematkan Lencana Garuda yang sudah terpasang sanggat Gagah. Sebelum acara dimulai, Ibu Guru dan Pak Guru kami satu persatu memeriksa keadaan kami yang sudah berdiri gagah diposisinya.

“Lin,,,” Bu Sinta memanggilku dan menunjukku bagian kaos kaki yang sedikit turun. Aku hanya menganggukkan kepalaku dan membenarkan kaos kaki yang sedikit turun itu.

Setelah semua persiapan selesai dan Inspektur Upacara telah tiba. Upacara dimulai, perasaan ku saat itu pertama kali jadi Paskibraka meskipun hanya dipasukan 45 ada perasaan tegang dan terharu bisa berdiri disini sebagai salah satu bagian Paskibraka ini. Moderator membuka Upacara ini dengan sangat Hikmat dan memberi tahu susunan acaranya.

Hingga tiba saat giliran kami pun tiba. Komandan Regu memberikan aba-abanya kepada kami. Kamipun langsung bersikap siap.

“Langkah tegap Maju Jalan,,,” Itu perintah Komandan kami dan Pasukan  kami pun memasuki Lapangan Upacara yang disaksikan langsung oleh seluruh Masyarakat Luas.

Tak,, Tak,, Tak,,,

Langkah kami Mantap dan bersemangat.

“Berhenti Grak,,,” serentak kami berhenti. “hadap Kanan grak,,,” hitungan ketiga kami sudah berada diposisi kami. Setelah barisan kami menghadap Inspektur Upacara Pasukan 8 tidak langsung berhenti mereka mengambil posisinya untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Setelah Bendera terpasang sempurna di Talinya dan siap di Kibarkan.

“Bendera,,, Siapp.”

“Pada Sang Saka Merah Putih, Hormat Grakkkk.” Suara Komandan Upacara memberikan Aba-aba pada pasukannya dan Terdengarlah Paduan Suara menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Semua yang mengikuti Upacara Bendera itu memberikan Hormat kepada Sang Saka Merah Putih yang di Kibarkan.

Bendera Merah Putih berkibar dengan sangat sempurna dan sangat gagah. Tidak ada kesalahan sedikitpun dari Pasukan Paskibraka untuk mengibarkan Bendera Merah Putih ini.

***

“Horeeeeee,,,,” Suara kami senang ketika tugas kami sebagai Pasukan Paskibraka selesai terdengar obrolan sana-sani yang mengatakan kalau mereka sebenarnya sangat tegang. Aku, Erlina dan Murni berpelukan senang.

“Kalian sekarang boleh pulang,,, Tapi nanti sore datang lagi iya buat penurunan Bendera.”

“Siap Komandan!!!” Jawab kami serentak.

Akhirnya tugasku sebagai Pasukan Paskibraka selesai juga meskipun hanya Pasukan 45 itu sudah cukup membuatku bangga. Perkiraan Komandan tentang berapa lama akan berdiri itu salah,  yang aku rasakan hanya sebentar. “Hanya kurang dari 10 menit”

Sore harinya kita melakukan tugas kita sebagai Pasukan Paskibraka untuk Penurunan Bendera Sang Saka Merah Putih. Sesampainya dirumah aku langsung menceritakan saat di lapangan pada ibu dan kakakku. Mereka berdua hanya mendengarkanku. Mas Arief, Kakakku hari ini tidak ikut Upacara Bendera, maklumlah anak Laki-laki apalagi kakakku ini sekolah di STM yang terkenal penghuninya Cowok semua.

Tidak ketinggalan aku menceritakannya pada Nia.

Terpopuler

Comments

Siena

Siena

Semangat terus thor..
aku mampir nih.. feedback ya..

2020-05-10

1

BELLE AME

BELLE AME

Hiduplah Indonesia Raya 🎶

2020-05-10

1

Dsyy

Dsyy

Lanjut terus kk💪💪

2020-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!