Aku duduk-duduk didepan rumah bersama ibuku memandang jalan raya yang sedang ramai. Aku sedang melihat-lihat jadwal Ekstrakulikuler yang kuambil sebelum pulang sekolah, aku mengambilnya di TU sekolah. Aku melihat-lihat jadwal Ekstrakulikuler sekali lagi, Sebenarnya banyak yang ingin kuikuti, tapi apa daya hanya tiga yang bisa. Ekstrakulikuler Wajib untuk diikuti adalah Pramuka dan tulisannya di balok hitam. Lalu ada Ekstrakulikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) aku tertarik untuk ikut Ekstrakulikuler ini dan PMR pastinya aku akan ikut karena untuk melanjutkan PMR sewaktu masih di SMP dulu. Jadwalnya ternyata tidak tabrakan PMR hari Kamis dan KIR hari sabtu.
“Kamis, Jum’at. Sabtu. Lumyan mah?” kata ku.
“Iya,, jangan kebanyakan kalo ikut Ekstrakulikuler lin?” Kata mama menjawab.
“Enggak banyak kok, Cuma tiga?” Aku memperlihatkan Jadwal itu kepada mamaku yang sudah aku stabilo. “Pramuka kan wajib, PMR pengin dilanjutin terus KIR kayaknya masih baru lho jadinya pengin ikutan.” Kataku sambil tersenyum menjelaskan panjang lebar. Mamaku hanya menagatakan terserah padaku selama itu tidak menggangu pelajaran.
Mamaku masuk kedalam rumah dan tinggal aku duduk sendiri diteras depan rumah. Tidak lama setelah itu Nia sampai juga dirumah. Aku senang melihat Nia datang karena sudah tidak sabar ingin menceritakan hari pertama disekolah. Nia langsung saja duduk disebelah dan mengambil kertas yang sedang aku pegang tanpa bertanya itu apa.
“Gimana disekolah baru, asik?” Tanyaku pada Nia yang sedang membaca jadwal itu.
“Kamu mau ikut 3 ekskul sekalian apa?” Dia tidak menjawab pertanyaan ku malah bertanya balik.
“Iyaa,,, yang pramuka wajib gitu.” Kata ku mengambil kertas itu. “Disekolah baru gimana, Ni?” Tanyaku kembali.
“Jangan terlalu banyak ikut kegiatan seperti itu.” Tetap tidak menjawab pertanyaanku tapi aku tetap tidak mau menyerah.
“Ihhh,,, kamu ini. Ditanya malah balik tanya.” Kataku kesal. “aku tanya sekali lagi. Gimana hari pertama mu disekolah Nia?”
“Baik,,,” Jawabnya singkat. “Kamu sendiri gimana?”
“Cuma itu? Baik? yang lain gimana? teman sebangku kamu siapa? atau apalah gitu.” Tanyaku kesal karena pertanyaan ku tidak ditanggapi serius.
“Iya baik, hari ini semuanya berjalan dengan baik.” Katanya santai sambil tertawa.
“Ihh,, tau lahhh. Dasar orang nyebeli.” Aku segera akan pergi meninggalkan Nia karena kesal dengannya tetapi buru-buru Nia memegang tanganku dan menyuruh untuk duduk kembali. “Mau kemana?” Tanyanya. “Kamu sendiri gimana disekolah.” Lanjutnya.
Aku mnceritakan semua yang terjadi disekolah sejak hari pertama aku masuk. Aku memberi tahu padanya nama-nama teman-teman yang sudah akrab denganku.
"Teman sebangku namanya erlina Ni...". Nia
mendengarkan. "Terus didepan ada Asti sama murni.....". Aku cerita terus dan Nia hanya mendengarkan.
Sesekali dia bertanya dan sesekali juga Nia menceritakan teman sebangkunya yang baru. Iya,, seperti itulah Nia, harus dipancing dulu baru mau cerita. Nia mengatakan kalau dia akan ikut Ekstrakulikuler Basket ada yang khusus untuk Putri dan aku pun menyetujui keputusannya daripada dia kerjaannya hanya bermain band.
“Oyaa,, Aku membawa sesuatu untukmu?” Nia mengeluarkan bungkusan Plastik dari tasnya.
“Apa?” tanyaku bersemangat. Nia memberikan bungkusan Plastik dan aku membukanya. “Ini, Beli?” Tanyaku pada Nia yang tiba-tiba memberikanku sebuah Gaun.
“Enak aja,,” Kata Nia mendengus. “Ini buatanku tau,,,”
Aku sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Nia. Aku melihat Nia tidak percaya, Aku mengamati Model Pakaian itu, Modelnya sangat unik berlengan panjang dan bagian depan dadanya tertutup, warnanya hijau tosca ada putihnya dibagian leher. Karena aku belum mencobanya, kira-kira panjang roknya selutut.
“Itu buatan ku yang pertama.” Kata Nia senang.
“Wahh,, bagus. Aku belum pernah melihat model yang seperti ini.” Kataku senang. “Selamat iya,, Desain kamu yang pertama?”
“Dipakai jangan disimpen dilemari aja, itu aku buat untuk kamu.”
“Apa buat ku,,” Jawabku tidak percaya. “Jadi ini yang sedang kamu buat.” Kataku masih tidak percaya.
“Iya,, itu yang sedang aku buat. Aku masih sedang membuat yang lain.”
“Terima Kasih iya,, Akulah orang yang pertama yang memakai desain baju dari orang yang bernama Karunia Venatan.” Kataku bersemangat dan Nia hanya tertawa melihat tingkahku seperti itu. Nia pergi masuk kedalam rumah dan keluarnya dia membawa gitar.
“Mau.nyanyi apa?” Tanya Nia padaku sambil bersiap untuk memainkan gitarnya.
“Emmm,,, Aku dan Bintang Peterpan?” Kataku bersemangat dan Nia pun mengangguk mengiyakan.
“Dan Lihatlah semua bintang memanggil tawamu terbang keatas, tinggalkan semua hanya kita dan bintang..... “ Kita bernyanyi bersama.
Aku dan Nia pun menikmati Indahnya Mentari senja yang sangat indah dan kakakku ikut bergabung dengan kita tambah ramailah suasananya.
***
Masih kusimpan rapi Gaun pertama yang Nia buat untukku. Aku terlihat sangat cantik saat itu ketika memakai Gaun buatan Nia. kulihat album foto tampak tak ada beban tawa kita saat itu. Aku rindu akan kenangannga, Aku rindu akan kebersamaannya dan Aku rindu suara mesin jahit yang membuat selalu bersemangat.
Semoga dilain hari, dilain kesempatan dan dilain waktu kita bertiga dapat tertawa bersama.
Aku menutup buku diary dan bersiap untuk tidur karena ini sudah samgat larut. Jalanan diluar juga terdengar sepi.
02.13 WIB.
🌳🌳🌳
Pertama pertanda bahwa Istimewa menjadikan berkesan
Kedua mencoba menjadikan Harapan
Ketiga mengintai, menjadikan suatu perwujudan sebagai Obsesi
Berkelana menyusuri hati yang tak mudah goyah
Merangkai setiap peristiwa yang tercecer
Istimewa yang menjadikan sebagai wujud Inspirasi
Harapan yang membuat senyum merekah bergaris riang
Mengintai untuk memenuhi segala yang berjajar dikepala
Memeluk dengan hangat
Menggembok hati yang tak mudah goyah
Sempurna...
busa lin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments