Pendaftaran untuk Siswa baru SMA/SMK pun dibuka. Aku dan Nia memilih sekolah yang berbeda. Karena disini belum ada sekolah yang Jurusannya mengenai pembangunan jadi aku memilih masuk SMA dan kata ayahku kalau aku bisa masuk di Jurusan IPA ketika kuliah besok akan bisa mengambil Jurusan Teknik Sipil, karena keinginan ku adalah menjadi seperti ayahku yang berkerja dibagian pembangunan gedung ataupun pembuatan jalan raya dan Jembatan. Nia memilih masuk SMK mengambil jurusan Design Grafis Komputer karena sekolah yang dia pilih belum ada jurusan Tata Busana kata Nia, meskipun bukan jurusan tata busana Design Grafis Komputer pun bisa menunjang kariernya dibidang Fashion kelak.
Awal aku masuk menjadi Siswa SMA pun sangat menyenangkan. Kelas baru, baju baru, suasana baru dan teman baru. Setelah, mengikuti serangkaian MOS akhirnya aku bisa menjadi Siswa SMA dan bertemu dengan teman-teman. Aku pun sudah bisa mengenakan seragam SMA ku yaitu Putih Abu-abu. Saat pertama kali Nia melihat ku mencoba mengenakan seragam baru dengan tidak bersalah dia menertawakanku sangat puas. Kata Nia aku belum pantas menggunakan seragam ini. Karena terlihat masih seperti anak kecil karena memang tubuhku ini kurus dan Iya,, tinggi badan, standar orang Indonesia asli, tidak tinggi. Biarlah Nia mau mengatakan apa yang penting aku senang sudah menjadi anak SMA.
Hari pertama aku masuk sekolah SMA aku diantar oleh Nia karena dia penasaran dengan dengan sekolahku. Sebelum berangkat sekolah kita berfoto bersama menggunakan seragam baru. Aku mendapatkan Kelas X D dan kelas ku berada diujung sekali. Teman sebangkuku bernama Erlina. Aku mengenal Erlina sewaktu kita mengikuti MOS bersama dan tanpa sengaja aku mengajak berkenalan Erlina terlebih dulu. Untuk mencapai ruang kelas baru harus berjalan melewati lorong-lorong kelas, melewati kelas XII terlebih dahulu sebelum mencapai ruangan kelasku. Ketika aku sudah sampai kelas ternyata kelasku masih sepi, hanya satu dua orang saja yang ada. Satupun dari mereka aku tidak ada yang kenal, mereka sedang asyik mengobrol. Aku memberikan salam kepada mereka berdua dan mengangguk tersenyum. Waktu pemilihan tempat duduk Erlina memintaku untuk duduk dibangku No.2 baris kedua karena alasannya yang tidak terlalu dekat dengan guru dan tidak terlalu jauh dari papan tulis. Untuk urusan tempat duduk aku selalu saja pasrah dengan teman sebangku yang terpenting bagiku adalah bisa duduk dan mendengarkan guru ketika sedang menerangkan. Semakin siang, semakin ramai kelas baru ini. Akhirnya yang aku tunggu pun datang. Erlina tersenyum padaku dan menghampiriku lalu dia langsung duduk dibangku barunya. Bangku depanku pun sudah terisi, penghuni bangku depan bernama Asti dan murni. Aku dan Erlina berkenalan dengan Asti dan Murni.
Bell pertama masuk sekolah pun berbunyi Siswa-siswi bersiap untuk mengikuti Upacara Bendera. Untuk Siswa SMA baru sepertiku ini adalah pengalaman yang mengesankan bisa mengikuti Upacara dengan mengenakan seragam Putih Abu-abu. Kepala sekolah yang memimpin jalannya Upacara Bendera pagi ini memberikan ucapan selamat kepada kita Siswa-siswi barunya dan serentak tepuk tangan dari semua yang hadir dalam Upacara itu berbunyi menggema dan Upacara ditutup dengan beberapa kalimat yang disampaikan oleh Kepala Sekolah. Selesai Upacara semua Murid masuk kekelas masing-masing dan menunggu Guru mereka datang.
Guru Wali Kelas X D masuk keruang kelas dan memperkenalkan dirinya kepada kita semua. Namanya Bu Sinta yang mengajarkan Biologi untuk kelas XI dan XII. Bu Sinta usianya baru menginjak 35 tahun dan dia baru memiliki anak satu, Penampilannya sangat sederhana tidak tampak Make Up yang terlalu tebal kulitnya putih tetapi dia tidak terlalu tinggi. Setelah Bu Sinta mengenalkan dirinya lalu kita satu persatu memperkenalkan nama kita masing-masing, supaya kita saling mengenal satu sama lain dan saling akrab. Setelah selesai memperkenalkan diri kami masing-masing, pelajaran pertama pun dimulai yaitu Mata Pelajaran Sejarah yang mengisi Bu Kris, Kesan pertama aku melihat Bu Kris adalah orangnya menyenangkan dan senyumannya sangat ramah cara mengajarnya pun tidak membosankan meskipun dia sudah terlihat berumur. Bu Kris memberikan pengantar pertama untuk Mata Pelajaran sejarah untuk kami.
***
“Mau kemana lin?” Tanya erlina padaku karena jam istirahat telah tiba dan aku hanya mengangkat bahuku.
“Kantin aja gimana?” kata Asti.
“Males ahh,, Aku mau jalan-jalan dulu.” Kataku. “Mau ikut enggak?” Lanjutku bertanya pada mereka bertiga.
“Aku ikut,,” Kata Murni.
Dan akhirnya kita berempat pun keluar berjalan-jalan disekitaran sekolah. Tujuan ku adalah untuk melihat-lihat Mading sekolah. Aku agak kecewa melihat Mading disekolah ini, Madingnya sepi tidak ada yang menulis Cerita ataupun Puisi atau hanya sekedar gambar biasa yang aku lihat hanyalah promosi mengenai Ekstrakulikuler yang ada disekolah. Seperti Rohis, PMR, Olah Raga, Seni Musik, Tari dan lukis yang jadwalnya bisa didapat diruangan TU sekolah.
“Hei,, Lihat.” Kata Erlina berteriak. Aku dan kedua temanku yang melihat Erlina melambaikan tangannya menyuruh mendekat dan membaca pengumuman. Ternyata itu adalah pengumuman akan dilaksanakan Pemilihan Calon Ketua Osis yang baru.
“Kita anak baru yang kayak gini punya hak buat milih enggak iya.” Kata Asti.
“iya punya lah As,, kita kan sudah termasuk Siswa SMA sini.” Kata Erlina bersemangat. Bell l masuk jam pelajaran pun berbunyi. Aku dan ketiga temanku bergegas menuju kelas.
***
Kringgggggg
Bell pertanda untuk pulangpun telah berbunyi. Aku pulang naik bis karena jarak antara rumahku dan sekolah sangat dekat. Kalau naik bis tidak sampai 5 menit sudah sampai rumah. Awalnya Nia menyuruh ku untuk menunggunya dan akan menjemputku sepulang sekolah tapi aku menolaknya karena aku tahu sekolah Nia itu Jaraknya dari rumahnya tidak terlalu jauh hanya sekitar 15 menit sudah sampai kerumah Nia. Aku menyuruh Nia untuk pulang kerumahnya dan baru nanti sore aku memintanya dia main kerumahku.
***
Itulah hari pertamaku masuk sekolah SMA. Mengenakan Pakaian seragam SMA Putih Abu-abu, Kelas yang baru dan mengenal teman-teman baru.
***
“Huaaaaa,,,” Aku menguap dan aku tersenyum mengenang hal itu lalu aku menutup kembali album kenangan itu dan memejamkan mataku untuk tidur. Aku selalu berharap Nia akan menghubungiku atau setidaknya, aku bisa bertemu dengan Nia meskipun kesempatan itu hanya satu kali.
🌳🌳🌳
Kenangan semu hanyalah pembawa kegelisahan
Tak dapat terlepas ataupun menghilangkannya Memejamkan mata, terlihat amat jelas
Membuka matapun, pikiran masih bermain dengan riangnya
Kenangan yang selalu terkenang
Membungkam mulut yang tak bertuan
Menyeringai Senyum yang menawan
Menawarkan betapa indahnya Memory
Berkisah tentang yang sudah berlalu
Meraba-raba kembali kisah yang akan selalu bermain dalam Imajinasi
busa lin...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments