Aku harus berjalan melewati terlebih dahulu lorong-lorong kelas 1 untuk mencapai kelasku. Seperti biasa sebelum memasuki kelas aku melihat-lihat mading terlebih dahulu dan akupun tersenyum ketika melihat ternyata cerpen karya Liana Astari dipasang juga setelah menunggu hampir 2 minggu lamanya. Setelah senang melihat Cerpen karyaku dipasang ternyata ada sebuah pengumuman yang bertuliskan akan ada perlombaan untuk PMR tingkat SMP di RSU Daerah tempatku tinggal.
Dijadwal tertera tanggal 24 November, berarti tinggal 1 minggu lagi perlombaannya. Akupun memberitahu kepada teman-teman bahwa akan diadakan lomba PMR, mereka menanggapinya biasa saja karena memang ketiga temanku ini tidak suka yang namanya ikut Eskul apa pun yang diadakan oleh sekolah yang mereka tahu hanya ikut Pramuka karena itu memang wajib.
Pelajaran sekolah telah usai, aku dan beberapa teman yang mengikuti Eskul PMR diminta berkumpul untuk menanggapi lomba tersebut. Akupun antusias mengikuti lomba itu. Bu Tina memberitahukan semua syarat-syaratnya kemudian dengan cepat kami pun dibagi tiga kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah tiga orang dan ada 3 kelompok.
Aku dapat kelompok 2 bersama Dinda dan Andini. Tiga Kelompok ini mempunyai tugasnya masing-masing dalam perlombaan. Materi yang dilombakan adalah Petolongan Pertama pada saat Korban Kecelakaan dan dibagi menjadi 3 sub materi. Pertama mengenai Penangan Pertama saat korban kecelakaan, 2. Penangan didalam ruangan dan ketiga Penanganan Tindak Lanjut setelah korban sadar yang ini lebih kepada Psikologi Korban. Kita semua harus bisa menguasi ketiganya karena pemilihan akan dilakukan secara acak oleh juri atau pengawas Perlombaan.
Kita semua diberi Pelatihan khusus selama 1 minggu dan dari pihak sekolah sengaja mendatangkan Guru pembina yang sudah ahli dalam bidang PMR ini. Setiap sore setelah pulang sekolah kami sudah stand by didalam ruangan UKS. H-2 menuju perlombaan kami melakukan simulasi praktek supaya pada saat melakukan Aplikasi yang sebenarnya tidak ada yang salah. Setelah selesai melakukan simulasi kami pun diijinkan untuk pulang oleh pembina kami.
“Besok akan ada pelatihan bersama dengan SMP lain.” Kata pembina kami datar.
“Wah,, Jam berapa bu?” Tanya salah satu temanku.
“Setelah kalian pulang sekolah. Jam 1. besok jum’atan kan?” Tanyanya
“iya bu,,” Jawabku.
Hari sudah sore aku dan teman-teman berjalan bersama menuju keluar. Ternyata kakakku sudah berada didepan menungguku karena tadi pagi sebelum berangkat sekolah aku memintanya untuk menjemputku ketika dia sudah pulang sekolah, karena memang didaerah tempat ku tinggal kalau sudah sore tidak ada lagi mikro yang lewat. Sesampainya dirumah, seperti biasa langsung mandi dan makan setelah magrib aku tidak langsung belajar aku malah tidur karena terlalu berat mata ini buat baca buku mungkin karena lelah. Dan kebiasaan yang tidak pernah hilang adalah tempat favoritku untuk belajar adalah diruang tamu ketika aku lelah untuk belajar ataupun malas membaca buku aku tinggal merebahkan badanku diatas kursi sofa yang disediakan diruang tamu dan tidur. Pernah tanpa sadar hingga pagi menjelang aku tertidur diruang tamu.
***
“Kamu hari jum’at ini enggak ikut pramukaan iya?” tanya Tami padaku.
“Iya aku mau ikut latihan bareng anak SMP lain.” Jawabku senang. “Jadi aku enggak bisa ikut pramukaan dehh,,,” kataku dengan wajah berpura-pura sedih.
“Alahh seneng kann,,, Enggak ikut pramukaan.” Kata dewi dengan sedikit sebal.
“Oya,, Katanya SMP itu cowoknya cakep-cakep lhoo,,,” Kata Anggris dan mereka bertiga pun tertawa cekikikan tidak jelas. Kebiasaan mereka kumat, kalau ngomongin Cowok-cowok cakep pasti tidak ada bosannya dan aku menanggapinya dengan datar.
Setelah jam sekolah selesai aku dan serombongan teman-teman yang akan ikut lomba sudah bersiap untuk berangkat. Kita diberi Rompi satu-satu berwarna putih yang ada tanda plus berwarna merah, Kita berangkat menggunakan Mobil Terbuka atau bahasa kerennya Kolcoak atau siklun. Sesampainya di SMP itu ternyata sedang ada acara.
Suasana sangat ramai karena diadakan Pentas Seni untuk anak-anak kelas yang sedang ada praktek seni dan budaya. Tujuan kita kemari bukan untuk melihat Pentas Seni tetapi untuk latihan bersama.
Latihan bersama anak SMP ini sungguh menyenangkan dan Guru-guru pembinannya melatih kita dengan sabar ketika kita melakukan kesalahan pada saat melakukan simulasi. Tidak terasa waktu yang kami lewati sangat cepat. Akhirnya latihan pun selesai, karena waktu belum sore, sebelum pulang kesekolah lalu pulang kerumah masing-masing kami ijinkan untuk melihat Pentas Seni tapi hanya setengah jam untuk Refreshing kata pembina kami.
Aku pun sangat senang mendapat kesempatan itu. Kapan lagi coba bisa melihat Pentas Seni seperti ini. Ternyata yang dipentaskan tidak main-main ada yang nge-band, menari dan menyanyi solo lalu ada yang menari kelompok dan tidak kalahnya penari Tradisional pun ikut berpartisipasi. Ditengah-tengah keramaian penonton tiba-tiba pundakku ada yang menepuk dan aku melihat kearah belakang. Belum sempat aku menyadari bahwa yang menepuk pundakku itu siapa tiba-tiba saja pergelangan tanganku ditarik dan aku diajak keluar dari tengah-tengah keramaian penonton. Aku masih bingung melihat orang yang menarikku dan kami berdua berhenti dibelakang penonton dan aku sadar bawa orang itu adalah orang yang aku tabrak di sungai waktu itu.
“Kamuu??” tanyaku yang masih bingung.
“Iyaa ini aku,,, sedang apa disini?” tanyanya dan melihat seragam ku yang pastinya bukan anak SMP sini.
“Owhh,,, aku sedang ada latihan bersama disini.” jawabku. “Sekolah disini?” lanjutku bertanya dan melihat seragam yang dia kenakan dan membuatku semakin terkejut dia memakai rok.
“iyaa,,, tidak lihat aku berpakaian seragam seperti ini.” jawabnya tertawa dan menunjukan lambang sekolahnya. Meskipun penampilannya urakan seperti ini dan memakai seragam sekolah bawahannya rok kesan maskulinnya tidak bisa dihilangkan dari dirinya.
“Sekarang baru aku percaya.” kataku
“Percaya? Percaya apa?” tanyanya bingung dan sebelum aku menjawab pertanyaannya dia sudah mengatakannya duluan. “Owhh ini,,,” mengibas-ibaskan roknya dan berkata. “Percaya kalau aku ini perempuan?” dia tertawa dan akupun mengangguk mengiyakan. Kita pun tertawa bersama. “Ah,,, iya kita belum berkenalan?” Dia mengulurkan tangannya mengajakku berkenalan dan aku pun menyambut baik uluran tangannya.
“Aku Liana Astari,,,” Jawabku senang. “Nama kamu?” tanyaku
“Karunia Venatan,,,” sambil melepaskan jabat tangan itu. “Tapi panggil Nia aja.” lanjutnya.
“Lin,,, ayo pulang.” kata salah satu temanku mengajakku untuk kemobil. “Ditungguin sama Bu Tina itu,,,”
“Iyaaa,,, aku kesituuu. bentar.” Dan melihat kearah Nia. “Aku mesti pulang Nia,,,”
“Iyaa tidak apa-apa. Oya punya nomor telepon?” Tanyanya.
“Iyaa aku punya,, tapi enggak hafal. Gimana? soalnya Nomernya enggak pernah hafal.”
Kataku dengan muka menyesal.
“Ohh,,, gini aja. aku kasih kamu No. Hpku. Tapi nanti hubungi aku iyaa?” Katanya sambil mengeluarkan bolpoint dan menuliskan Nomor Handphone nya di telapak tanganku. “Jangan sampai hilang ini.”
“Ahh,, iyaa nanti sampai dirumah aku akan sms kamu.” Kataku dan setelah itu aku berpamitan dengan Nia untuk pergi. Bertemu dengan Nia seperti bertemu dengan teman lama yang lama tidak bertemu. Setelah naik kemobil aku buru-buru menyalin Nomor Handphone yang diberikan Nia, supaya tidak hilang terkena keringat.
***
Aktifitasku sama setelah aku pulang sekolah. Aku mengambil beberapa buku untuk pelajaran besok dan melihat lihat ada PR atau tidak. Ketika sedang berkonsentrasi membaca tiba-tiba aku ingat Nia. Aku melihat telapak tangan dan aku lupa untuk menghubungi Nia. Deangan sedikit berlari aku menuju kamar dan mencari buku yang bertuliskan Nomor Handphone Nia. Sialnya... sekarang aku tak tahu dimana Handphoneku..
''Ahhh...ketemu teriakku.'' aku langsung menyalin nomor hp yang diberikan Nia.
“Hei, Nia ini aku Liana”
Dari : Liana
Lama tidak ada balasan, akhirnya ada kotak masuk dan ternyata dari Nia.
"Kok sms nya lama, pasti kamu lupa iya?"
Dari : Nia
***
Inilah awal pertemanan kami. Aku bertanya pada Nia tentang banyak hal dan Nia pun sama denganku. Hubungan kami pun semakin dekat.
🌳🌳🌳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Rabaniyasa
like sudah mendarat thor
2020-06-16
1