Umpannya adalah cacing roh kecil yang sudah mati. Ada juga umpan berbentuk bulat yang telah dicampur khusus dengan energi spiritual. Hal ini bisa memancing ikan-ikan di sungai agar terpikat ke pancingan.
Ming Zise masih menunjukkan senyum misterius. "Kalian menggunakan energi spiritual di tubuh untuk membimbing ikan memakan umpan. Semakin besar energi spiritual yang kalian pancarkan ke umpan, maka semakin besar pula kemungkinan ikan tertentu yang terpikat."
Ujian kali ini adalah memancing ikan. Kelompok mana pun yang memancing ikan lebih banyak maka akan mendapatkan nilai besar. Tidak peduli jenis ikannya, jumlahnya saja sudah cukup.
Itulah informasi yang didapatkan Ming Zise melalui gulungan surat rahasia dari perkumpulan tetua sekte gabungan.
Ming Zise berpikir, mungkinkah kaisar Istana Langit turun ke dunia sekunder juga?
Pada akhirnya, ujian berikut nya ini resmi dimulai.
Karena danau ini sangat besar, semua kelompok berpencar. Bahkan ada yang menggunakan perahu untuk bisa pergi ke tengah danau.
Semuanya bebas asap tidak menggunakan alat bantu atau artefak lain untuk mendapatkan banyak ikan.
Xiu Jimei memilih untuk berada di tepian danau saja. Dia mengambil beberapa ember besar untuk menampung ikan yang ditangkapnya nanti.
"Jimei, bukankah ini terlalu banyak?" tanya Wang Xuyue seraya mengerutkan kening.
Ada empat ember kayu besar di belakang mereka. Kelompok lain hanya mampu mengambil dua ember kayu saja.
"Tidak terlalu banyak. Aku akan memancing ikan yang banyak!" Xiu Jimei tampak percaya diri. Dia sudah duduk dan mulai memancing. Aura spiritual di tubuhnya mulai mengalir ke alat pancing.
Di sisi lain, Ming Zise yang memperhatikan mereka mulai terfokus pada Xiu Jimei. Gadis itu selalu memberinya sesuatu yang baru untuk ditonton.
"Xiao Mei, jangan lupa menangkap ikan yang besar untuk guru. Guru akan memasakkan ikan bakar yang enak nanti," katanya tiba-tiba.
Xiu Jimei melirik Ming Zise dengan keheranan. Tampaknya guru pendamping yang satu ini sama sekali tidak pernah terkejut dengan semua tindakannya.
Justru kali ini Xiu Jimei melihat Ming Zise tersenyum seperti bunga di musim semi. Pria itu tampan, berambut putih keperakan sama seperti saat ayahnya melatih mereka di negeri Iblis.
Xiu Jikai juga selalu mengubah rambutnya menjadi putih keperakan saat melawan ayahnya. Tapi Xiu Jimei jarang melakukan hal yang sama. Dia terlalu malas.
Entah kenapa, Xiu Jimei terpesona oleh senyum Ming Zise yang memabukkan.
"Baiklah!" Xiu Jimei tersenyum. Setelah itu dia mulai fokus lagi ke permukaan danau sambil menggertak gigi. "Kecantikan seorang pria benar-benar menipu!" gumamnya kesal. Ekspresinya tidak semanis sebelumnya.
Ming Zise sepertinya mendengar apa yang digumamkan gadis itu, hanya terkekeh ringan. Xiu Jimei mendengar suaranya, entah bagaimana punggungnya terasa dingin.
Apakah pria itu memiliki pendengaran yang begitu baik?
Tidak mau memedulikan Ming Zise saat ini, Xiu Jimei kembali fokus. Xiu Jikai ada di sampingnya dengan ekspresi kesal. Dia sempat melirik Ming Zise dengan permusuhan.
Tatapan mata Xiu Jikai seperti mengisyaratkan 'Jangan goda adikku!'. Tapi sekarang dia juga tidak mau berdebat dengan guru pendamping yang memiliki wajah putih kecil.
Kelompok lain awalnya mengira menangkap ikan di danau ini cukup mudah sehingga tugas akan segera selesai tapi siapa yang tahu, ternyata tidak seperti yang dibayangkan.
Ikan di danau ini lebih sulit untuk menggigit umpan. Para ikan roh sepertinya memiliki kesadaran tersendiri. Saat berenang ke permukaan dan melihat para peserta ujian, mereka melayangkan tatapan jijik yang meremehkan.
"..." Para murid melihat ikan-ikan roh itu seperti sedang mengejek, merasa marah dan ikan sekali berenang untuk menangkapnya.
Tapi sayang, imajinasi lebih kaya tapi sulit diwujudkan.
Tapi ada beberapa di antara mereka yang telah mendapatkan ikan. Sepertinya memiliki caranya tersendiri. Jadi semuanya juga tidak mau menyerah.
Sementara di sisi lain, Yan Yujie yang duduk di samping Jia Lishan merasa jika umpannya telah dimakan ikan. Dia dengan sigap menarik kail secara bertahap. Meski kailnya tidak akan putus, tapi dia khawatir ikan roh itu lebih pintar.
"Shan Shan ... Aku mendapatkannya!" katanya setengah berseru pada Jia Lishan yang sedang duduk malas.
"Cepat tarik dengan hati-hati." Jia Lishan bangun untuk membantunya. Lagi pula ini juga ujian kelompok.
"Ah! Ini sulit. Shan Shan, cepat bantu! Ikannya mungkin besar. Aku kesulitan untuk menariknya!" Yan Yujie telah mengerahkan energi spiritual di tubuhnya untuk menarik ikan itu ke permukaan.
Tapi sebelum Jia Lishan datang membantu, Yan Yujie tiba-tiba saja merasakan tarikan yang luar bisa dari dalam danau. Dia pun kehilangan keseimbangan dan jatuh ke danau.
"Wooohhh! Sialan!" Yan Yujie yang tercebur ke danau segera merasa kedinginan.
Tak heran dia merasa jika duduk di tepian danau sedikit dingin. Ternyata air danau ini sangat dingin. Dia tidak melepaskan pancingan sehingga ikan yang sedang menggigit umpan itu berenang ke bawah.
Yan Yujie tidak mau menyerah namun malah ikut menyelam sambil melihat ke dalam danau yang cukup gelap.
Jia Lishan khawatir jika Yan Yujie terkena sial lagi sehingga dia berniat untuk menceburkan diri. Hanya saja Xuan Xing menghentikannya terlebih dahulu.
"Xing'er, Yujie harus segera ditolong. Bagaimana jika dia tenggelam?" tanyanya sedikit tidak sabar.
Xuan Xing mengerutkan kening. "Biar aku periksalah terlebih dahulu," katanya.
Xuan Xing memiliki kemampuan mengendalikan es atau menciptakan air menjadi es. Secara alami, dia dengan dengan elemen air. Dia segera menyuntikkan aura spiritual ke permukaan danau, mencoba mencari keberadaan Yan Yujie.
Tapi ekspresinya segera berubah. "Ini tidak baik!" katanya sedikit berseru.
"Xing'er, jangan membuat suasana lebih tegang. Ada apa?" Jia Lishan mencoba menahan rasa khawatir di hatinya. Tapi ekspresinya masih acuh tak acuh.
"Beberapa ikan roh sepertinya dikendalikan sesuatu dan menenggelamkan Yan Yujie."
"Aku akan menolongnya sekarang!"
"Tidak!" Xuan Xing menahannya lagi. "Ini tidak akan berhasil. Biarkan Jimei yang melakukannya."
"Dia?"
"Ya."
"Baiklah, aku akan memberi tahunya."
Namun sebelum Jia Lishan pergi ke tempat Xiu Jimei berada, sosok gadis itu tampaknya sangat senang. Menarik kail pancing berulang kali dengan ikan-ikan yang berhasil memakan umpan.
Xiu Jimei tahu jika Yan Yujie tenggelam tapi dia tidak terlalu panik. Dia menyuntikkan lebih banyak energi spiritual ke alat pancingannya sehingga beberapa ikan roh yang ada tak jauh dari sana mulai terpikat.
"Jimei," kata Jia Lishan ingin mengatakan sesuatu.
Xiu Jimei segera menyelanya. "Aku tahu. Dia baik-baik saja. Jangan khawatir," timpalnya.
"Bagaimana kamu tahu?"
"Selama aku ingin dia baik-baik saja, semuanya pasti akan baik-baik saja." Gadis itu sedikit tertawa dan menunggu umpannya digigit lagi.
"..." Jia Lishan mungkin harus percaya itu.
Setiap kali Xiu Jimei tersenyum atau tertawa, semua cahaya seperti berkumpul di sekitarnya. Hangat dan menyenangkan. Orang-orang yang ada di dekatnya akan merasa nyaman dan damai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 412 Episodes
Comments
Ndut
semangat
2022-12-06
0
" sarmila"
jdi inget dulu bp nya yg selalu jdi umoan pu chan yin
😂😂😂😂😂😂😂😂
2022-04-07
1
d13ta
itu mungkin ikan yg kena pancingnya yan yujie kenak peletnya jimei, jd lari ke jimei, tar yan yujie nongol di depan jimei hahhaaa
2022-03-19
1