Tapi tidak dengan Xiu Jimei yang sudah memegang sumpit dan sendok. Semangkuk nasi sudah disiapkan oleh pemilik rumah.
Karena tidak ada penginapan di sekitar desa di dekat kaki pegunungan, mereka akhirnya hanya bisa menyewa sebuah tempat yang cukup untuk beristirahat malam ini.
Untuk masalah tidur, mereka akan membuat api unggun kecil dan tidur di sekitarnya.
"Ini enak!"
Xiu Jimei sudah makan lebih dulu. Dia mengambil beberapa makanan pedas dan mencicipinya satu persatu tanpa kepedasan atau panas.
"Makanlah yang banyak," kata Ming Zise. Ada sedikit senyum misterius.
Hal ini membuat Xiu Jikai yang ada di samping saudara kembarnya menyipitkan mata. Tampaknya guru pendamping kali ini memiliki motif terhadap saudari kembarnya.
Ada ayam panggang utuh yang tampak penuh dengan bumbu gurih di lapisan kulitnya. Udang goreng saus pedas, tumis sayuran, sup ayam dan jamur, olahan ikan serta beberapa makanan yang jarang ada di negeri Atas.
Semuanya terlihat menggoda. Xiu Jikai serta yang lainnya juga mulai makan dengan ketenangan pikiran.
Ming Zise jarang makan saat berada di Istana Minglan. Semakin kuat seseorang dalam berkultivasi, maka semakin sedikit juga asupan makanan yang masuk ke tubuh. Energi spiritual sudah membuatnya kenyang dan tak perlu tidur.
Namun di Dunia Langit, kultivator kadang harus tidur untuk mengistirahatkan tubuh dan mengurangi rasa lelah yang berlebihan.
Seperti biasa, Xiu Jimei makan lebih banyak hingga piring menumpuk di sampingnya. Xuan Xing, Xiu Jikai dan Jia Lishan makan lebih tenang. Wang Xuyue dan Kin Wenqian sendiri tidak terlalu cepat atau lambat tapi yang pasti sangat menikmati makanannya.
Adapun Yan Yujie yang kini sedang menikmati sup ikan yang pedas dan gurih, tiba-tiba terbatuk dan meminum segelas air. Namun tenggorokannya mendadak tidak nyaman.
"Ah! Tidak! Tolong aku! Hei, kalian tolong aku!" Yan Yujie terbatuk beberapa seraya menyentuh lehernya.
"Kakak sepupu, ada apa lagi denganmu?" Xiu Jimei yang sedang memegang ikan bakar utuh tampaknya tidak terpengaruh sama sekali.
"Ikan, duri ikan ... duri ikan tersangkut di tenggorokan ku. Oh, ini menyakitkan!" Yan Yujie langsung berwajah merah karena menahan rasa sakit di tenggorokannya.
Seperti biasa, Xuan Xing yang ada tak jauh darinya segera membulatkan sesuap nasi dan meminta laki-laki itu untuk menelannya.
Yan Yujie menelan nasi itu dengan susah payah. Tak lama, dia menghela napas. Duri ikan yang tersangkut di tenggorokannya telah turun, dia lagi-lagi diselamatkan oleh gadis gunung es itu.
"Xiao Xing, mulai sekarang aku adalah pemuja mu," kata laki-laki itu dengan ekspresi senyum langka.
Xuan Xing merasa jijik dengannya. "Jangan, kamu terlalu jelek! Lagi pula itu hanya duri ikan. Kamu bahkan tidak bisa mengatasinya. Lihatlah Jimei, dia bahkan bisa makan daging ikan tanpa menelan durinya," jelasnya dengan perasaan enggan.
Gadis abnormal itu selalu bisa melakukan apa saja seolah-olah dunia ini bukan lah tempatnya berada.
"..."
Yan Yujie melihat ke arah Xiu Jimei yang kini baru saja menghabiskan ikan bakar utuh. Hanya tersisa kepala dan duri ikan utuh di piring. Ini ... Bukankah terlalu berlebihan?
Sejak awal, Ming Zise hanya mengamati mereka sambil makan sup dengan tenang. Dia melirik Yan Yujie sekilas. Cahaya di matanya sedikit menunjukkan ketertarikan hingga sudut mulutnya terangkat sedikit.
Keturunan ras hantu yang berkultivasi dan menjadi manusia, ayah Yan Yujie memang merupakan yang pertama di daratan ini. Sayangnya, nasib sial selalu menyertai ke mana pun dia pergi karena ....
Ming Zise mengerutkan kening. Tampaknya dewa kesialan ini sangat suka bermain dengan para targetnya?
Namun dengan teman-teman di sekitar Yan Yujie, kesialan seperti itu hanya akan menjadi masalah kecil. Ditambah keberadaan Xiu Jimei dan Xiu Jikai sebagai kesayangan langit dan bumi, kesialan Yan Yujie secara bertahap akan menjadi keberuntungan mutlak di masa depan.
Setelah makan malam selesai, mereka mengistirahatkan diri untuk membiarkan perut mencerna makanan.
Mereka duduk di dekat api unggun sambil membicarakan ujian berikutnya. Ming Zise tidak duduk terlalu jauh. Dia memiliki kursinya sendiri yang disiapkan oleh Wuming.
Ming Zise menjelaskan ujian besok. Mereka masih berada di pedesaan ini tapi lokasinya berpindah sedikit ke perairan.
"Sungai? Danau?" Yang lain menebak.
"Ini danau," kata Ming Zise. "Ujian kali ini adalah menangkap ikan sebanyak-banyaknya di danau kaki pegunungan. Jangan meremehkan ujian ini. Ikan di danau tidak mudah untuk ditangkap."
"Memangnya ikan apa itu?" Xiu Jikai mengerutkan kening.
Tapi Xiu Jimei yang ada di samping kakaknya tampak berpikir dengan serius. "Mungkin ikan roh kuno, ikan koi roh, belut listrik roh atau semacamnya?"
"Jangan bercanda! Bisakah ikan-ikan tersebut tinggal di air danau yang keruh?" Jia Lishan sedikit tidak percaya.
Namun tidak ada satu pun di antara mereka yang mampu menebak. Ming Zise hanya tersenyum misterius. Biarkan mereka melihatnya besok dengan mata kepalanya sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan paginya setelah sarapan, semua murid dan guru pendamping nya pergi ke danau besar yang ada tak jauh dari kaki gunung pedesaan. Meski tubuh mereka masih lelah dan sedikit sakit akibat bekerja di ladang kemarin, ujian kali ini tak bisa ditunda.
Jadi mau tidak mau, mereka menelan pil penyembuhan.
Saat tiba di danau, mereka semua terkejut. Danau itu tersembunyi di antara pagar tanaman merambat. Kelihatannya tidak luas saat dipandang dari luar. Namun ketika memasukinya, mereka dikejutkan dengan luasnya danau yang dikelilingi oleh hutan lebat.
Ada beberapa rusa roh bertanduk biru yang tinggi tanduknya saja hampir satu meter. Rusa-rusa roh itu melebihi tinggi manusia, memiliki corak yang khas namun bukan binatang roh kuno.
Ketika banyak kultivator yang datang, sekawanan rusa itu melarikan diri ke dalam hutan.
"Apa-apaan ini? Benarkah ada danau di tempat terpencil seperti ini?" Kultivator lain tampaknya terkejut.
Yang lain juga memiliki banyak pendapat. Siapa yang tahu di negeri Atas yang tampaknya kecil ini ternyata memiliki banyak rahasia.
Ada banyak burung berwarna-warni terbang bebas. Ini seperti danau surga yang indah.
Akhirnya, salah satu guru pendamping menjelaskan tentang tempat tersebut.
Danau spiritual ini berada di lingkungan array khusus. Di luar, tampaknya terlihat kecil tapi saat memasuki pagar tanaman merambat, luasnya berkali-kali lipat dari aslinya.
Kelompok Xiu Jimei tidak banyak bereaksi, tapi menang mengaguminya.
"Siapa yang menduga akan ada tempat seperti ini di sebuah pedesaan negeri kita," kata Xiu Jikai datar.
"Sepertinya ini sudah lama disiapkan oleh Sekte Atas!" Xiu Jimei mencibir. Demi ujian berjalan lancar, para tetua di Sekte Atas melakukan banyak upaya.
Para peserta ujian diberikan arahan oleh guru pendamping masing-masing. Termasuk Ming Zise. Untuk menangkap ikan kali ini, hanya ada satu cara, yaitu hanya menggunakan alat pancing seadanya.
Alat pancing disediakan khusus oleh panitia ujian agar tidak ada kecurangan apapun. Mereka tidak banyak protes. Secara alami segera mendapatkan alat pancing dan umpannya.
"Begini saja? Lalu bagaimana dengan umpannya ini? Tampaknya tidak ada yang istimewa?" tanya Jia Lishan bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 412 Episodes
Comments
Oi Min
maka bertahan lah sampe saat itu tiba Yan Yujie......
2024-03-01
0
BossKecil_7991
jadi laper...
2022-03-05
0
me
👍👍👍👍👍👍👍
2022-02-19
0