Tanah di ladang desa ini cukup istimewa. Selain keras dan mengandung banyak aura, tanahnya juga tidak tercampur pasir atau bebatuan. Sangat murni.
Oleh karena itu, Istana Langit memilih tempat ini sebagai ujian untuk semua murid sekte.
Setelah Xiu Jimei meninju tanah dengan energi spiritualnya, tidak ada apa-apa yang terjadi. Suasana cukup hening. Namun Xiu Jimei terlihat sedikit serius.
"Gadis, bersemangat itu boleh. Tapi tidak bisa buang-buang tenaga. Cangkul saja dengan benar, setelah itu kami masih harus menanam bibit cabai," kata pria paruh baya itu, sedikit kecewa. Dia pikir gadis yang lebih cantik ini mampu membuat sedikit perubahan.
Dia hendak meninggalkan ladang dan menyiapkan beberapa makanan untuk mereka. Sebelum pergi, tiba-tiba saja suara samar keluar dari tanah.
Pria paruh baya merasa jika tanah di sekitarnya bergetar. Dia kebingungan. Mungkinkah hanya halusinasi nya saja. Tapi tak lama setelah itu, dia melihat gundukan tanah yang rapi di depan Xiu Jimei.
Gadis itu tertawa senang saat melihat gundukan tanah yang siap untuk ditanam sesuatu.
"Ini bagus. Tidak mengecewakan. Paman, aku sudah selesai. Biarkan aku saja yang menanam bibit cabainya," kata Xiu Jimei seraya menggali beberapa lubang kecil untuk menanam bibit.
"..." Pria paruh baya yang baru saja merasa jika Xiu Jimei tak masuk akal itu pun terdiam.
Apakah begitu mudah membuat tanah spiritual di sini menjadi sangat gembur?
Menurut cerita di masa lalu, tanah spiritual di kaki gunung ini dijaga oleh cacing roh raksasa. Cacing roh itu tidak muncul ke permukaan tanah, tapi memiliki guanya sendiri di bawah tanah yang dalam.
Cacing itulah yang membuat tanah di kaki gunung menjadi lebih spiritual.
Sekarang ini tidak ada yang tahu bahwa di bawah tanah sendiri, seekor cacing roh sudah pingsan akibat getaran energi spiritual Xiu Jimei.
Cacing itu sepertinya tidak menduga jika ada kultivator yang mampu memukulnya dengan energi spiritual.
Mungkinkah dia terlalu pelit untuk memberikan tanah spiritual nya pada para petani di atas permukaan tanah?
Kembali lagi ke tempat Xiu Jimei.
Saat ini Xiu Jimei sudah menanam bibit cabai. Dia sangat terampil tapi juga agak ceroboh dalam tindakannya.
Pria paruh baya yang melihatnya sedikit khawatir jika bibit cabai tidak ditanam dengan benar.
"Apa selanjutnya?" tanya gadis itu saat selesai menanam bibit cabai.
"Siram dengan air yang ada di sana," jawab pria paruh baya sedikit lelah.
Dia tidak melakukan apa-apa, tapi pikirannya yang penuh kekhawatiran telah membuat tubuhnya lelah.
Xiu Jimei mengambil ember dan mengambil air yang ada di dalam tong air besar. Air tersebut sepertinya memiliki sedikit kandungan energi spiritual.
"Memang benar. Air ini mengandung energi spiritual yang dibentuk oleh tanah di sekitarnya. Dengan air ini, bibit cabai akan tumbuh lebih cepat dan panen dalam waktu dekat."
Pria paruh baya itu tampak bangga. Inilah alasan kenapa cabai di pasar selalu tersedia bahkan jika musim dingin tiba.
Xiu Jimei mengangguk pelan. "Ternyata seperti itu ...," gumamnya. "Paman, aku punya ramuan yang lebih baik. Apakah boleh dicoba?"
"Ini ..." Pria paruh baya itu sedikit ragu.
"Jika gagal, aku akan bertanggung jawab menanamnya lagi dari awal. Tanpa biaya atau keluhan," imbuh gadis itu meyakinkan.
"Kalau begitu ... coba saja," kata pria paruh baya itu sedikit curiga. Entah kenapa, dia merasa akan ada hal besar menantinya.
Xiu Jimei tersenyum, mengeluarkan sebuah botol giok kecil dari ruang penyimpanan spiritualnya. Di dalamnya ada sebuah cairan biru yang memiliki aroma menyegarkan.
Ini adalah obat yang diracik oleh Xiu Jimei sendiri. Obat tersebut mampu menumbuhkan vitalitas, menambah vitalitas bahkan menyuburkan tanaman apa saja.
Xiu Jimei memberikan setetes cairan tersebut ke air yang baru saja diambilnya. Setelah itu, dia mulai menyiram semua bibit cabai yang ditanamnya dengan hati tenang.
Lihat saja, hari ini pasti akan langsung panen, batinnya penuh kepercayaan diri.
Setelah semua bibit disiram, tampaknya normal-normal saja. Xiu Jimei menyimpan ember dan berniat meminum segelas air spiritual untuk menghilangkan dahaga.
Tapi siapa tahu, bibit cabai yang baru saja disiram itu tampaknya bergoyang sedikit. Perlahan, batang, ranting serta daun tumbuh semakin tinggi dan besar.
Pria paruh baya yang melihatnya pun terkejut. Bukankah ini terlalu cepat? Pikirnya.
Namun tanaman cabai itu tidak berhenti tumbuh setelah mencapai tinggi yang seharusnya. Cabai spiritual biasanya tumbuh lebih tinggi dibandingkan cabai biasa. Paling tinggi satu meter.
Tapi kali ini, tingginya lebih dari satu meter. Terus tumbuh besar hingga berbunga dan berbuah besar.
Pria paruh baya dan Xiu Jimei menengadah untuk melihat ujung tanaman cabai. Kini tanaman cabai itu sudah setinggi lebih dari lima meter. Buahnya merah besar dan mengkilap. Sangat sehat.
Besarnya cabai merah itu mungkin setara dengan setengah kilo cabai biasa. Xiu Jimei juga tidak menyangka akan tumbuh sebesar ini.
Pria paruh baya itu melongo dan hampir saja mengalami serangan jantung.
Ini cabai raksasa. Pada akhirnya, dia mulai mengambil cangkul dan berlari ke arah Xiu Jimei dengan perasaan marah.
"Kamu sungguh bencana! Bagaimana bisa tanaman cabai ku tumbuh tidak normal seperti ini! Kamu keluar dari ladang ku!" teriaknya tak peduli.
Xiu Jimei pun berlari untuk menghindari cangkulnya. "Maaf, maaf! Aku juga tidak tahu akan tumbuh sebesar ini!" Dia akhirnya melarikan diri.
Yan Yujie dan rekan Xiu Jimei yang lain juga terkejut. Terutama Wang Xuyue. Dia sungguh ingin memetik cabai itu. Sangat besar dan menggoda.
"Ibuku pasti senang jika aku memberikan cabai besar ini sebagai hadiah. Aku akan memetik beberapa!" Wang Xuyue mendekati tanaman cabai besar yang ditanam Xiu Jimei dan menendangnya dengan sedikit kekuatan.
Semua cabai merah gemuk di atas langsung lepas dari tangkainya, berjatuhan begitu saja.
Yan Yujie yang sedang mencangkul tanah keras itu pun menyeka keringat, malas untuk memperhatikan cabai besar. Ini akan kali pertama baginya melihat adik sepupu itu membuat sesuatu yang abnormal.
Tapi dia terkejut ketika beberapa cabai merah gemuk jatuh di kepalanya. Bahkan ada satu cabai yang terlalu matang hingga pecah dan mengotori kepalanya.
"Argghh! Panas, panas! Ini panas! Wooohhh, apa salahku?! Kenapa cabai ini jatuh dan pecah di kepalaku! Hari ini sungguh sial!" Yan Yujie melepaskan cangkul dan berlari untuk mencari air.
Kepalanya penuh dengan cairan dan biji cabai merah yang pedas. Hal itu membuat wajahnya memerah akibat panas.
Xuan Xing yang sibuk sendiri akhirnya terganggu dengan teriakannya. Dia mengerutkan kening, menggunakan energi spiritual es nya untuk membekukan kepala Yan Yujie.
Akhirnya, bongkahan es terbentuk di kepala Yan Yujie. Dingin dan nyaman. Sensasi panas dari cabai akhirnya hilang.
"Xiao Xing, kamu memang yang paling mengerti aku," katanya.
"Aku hanya terganggu dengan teriakan bodohmu." Xuan Xing sama sekali tidak mengubah wajahnya dan kembali mengerjakan tugas.
"..."
Yan Yujie tidak peduli dan menyentuh balok es di kepalanya. Tapi wajahnya juga terkena cairan cabai, dia pergi untuk mencuci wajah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 412 Episodes
Comments
vty
bukan nya setiap hari nya kamu sial ya 🥱🥱
2022-10-29
0
vty
cabai itu apa ??
2022-10-29
0
小姐
gak anak ,gak bapak,sama2 konyol🤣🤣🤣🤣
2022-08-27
0