...~Happy Reading~...
Entah sudah berapa lama Kandara tertidur atau tidak sadarkan diri. Hanya malam dan Tuhan yang tahu apa yang terjadi dengannya. Dia masih pada posisi yang sama saat ditinggal tidur oleh Darel.
Tenggorokannya terasa kering mulai mengganggu, membuat dia tersadar dan membuka matanya perlahan untuk bangun mencari minuman.
Ketika melihat ada orang di sampingnya, Kandara terkejut hampir berteriak. Tetapi kesadarannya dengan cepat kembali dan mengingat apa yang sudah terjadi dengannya. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya untuk menahan agar suaranya tidak terdengar.
Dipandangnya wajah Darel yang tertidur pulas disampingnya. Wajah tampannya begitu tenang dan damai. Sangat menenangkan hati yang melihatnya.
Kandara membalikan wajahnya dan menarik nafas panjang lalu menghembuskan perlahan dan pelan. Seketika, rasa kecewa, amarah dan sakit hatinya berangsur-angsur surut.
Hati dan pikiran Kandara bersahut-sahutan:
'Engkau lelaki pertama yang menyentuhku, Darel.' Kandara membatin sambil mengulurkan tangan hendak menyentuh wajah yang begitu dikagumi, 'bias'nya.
Wajah yang sangat berbeda dengan wajah yang dilihatnya tadi malam. Wajah inilah yang dikaguminya selama ini. Wajah yang sering dijuluki 'wajah sejuta pesona' oleh banyak orang terutama para Melons.
'Wajah tenang dan mempesona inilah yang membuatku dengan sepenuh hati mau membantumu di lift tadi malam.' Ucap Kandara dalam hati, sambil terus menatap wajah Darel.
Kandara menarik kembali tangannya karena jari-jarinya mulai bergetar seiring dengan jantungnya yang berdegup kencang. Kandara khawatir bisa membangunkan Darel jika menyentuhnya.
Sambil memegang dada, ditatapnya sekali lagi wajah Darel. Matanya mulai memanas dan berembun. 'Aku tahu yang terjadi denganmu, aku memaafkanmu'. Ucap Kandara dalam hati.
Disingkapkan perlahan selimut, tanpa suara, lalu dia turun dari tempat tidur. Sambil menahan sakit di bagian bawah tubuhnya, Kandara berjalan jinjit pelan ke meja tempat air minum.
Dia mengambil air minum yang dituangnya tadi malam buat Darel, lalu meneguk pelan untuk melegakan tenggorokan yang kering dan serak.
Setelah itu, Kandara memungut pakaiannya satu persatu, lalu pakai tanpa suara. Menyadari baju bagian atasnya telah robek, dia mengambil jacket Darel yang dipakai tadi malam. Dia pakai untuk menutupi bajunya yang robek.
Kemudian Kandara membuka tas dan mengambil ponselnya dari dalam tas, untuk melihat waktu, tapi ponselnya sudah lowbat/mati. Hal itu membuatnya panik, sebab dia tidak mengetahui waktu dengan tepat.
Kandara segera bergegas dengan cepat, karena tidak bisa melihat di luar dan tidak ada petunjuk waktu dalam kamar Darel. Dia harus secepatnya kembali ke hotel, karena ditunggu teman-temannya untuk ke bandara.
Diambilnya Note dan pulpen dari dalam tasnya, dia menulis pesan untuk Darel di sehelai kertas. Kemudian dia melipat kertas itu dan letakan di bawah gelas yang ada di meja tempat minuman.
Sekali lagi Kandara menatap wajah Darel yang sedang terlelap dengan air mata yang mulai tergenang. Wajah yang bisa dilihatnya secara real, dan dikagumi selama ini di dunia maya.
Dia segera berbalik, karena hatinya mulai bergolak. Perlahan dia menghapus air mata yang mulai menggenangi mata dan pipinya. Entah apa yang terjadi dengan dirinya, sehingga hatinya begitu sedih harus meninggalkan Darel.
Dia mengenakan tas di bahu dan sambil menenteng sepatu dan paper bag, Kandara berjalan pelan keluar dari kamar. Dia menutup pintu perlahan, agar tidak membangunkan Darel.
Setelah di luar kamar, perlahan dia pakai sepatu dengan hati yang berat dan air mata berlinang. Lalu dia merapatkan jacketnya yang longgar untuk menghangatkan tubuhnya.
...°-° Hanya hati yang tahu semua rasa hati, tiada seorang pun tahu rasa hati seseorang.°-°...
...~***~...
Keesokan harinya, Cahaya matahari telah menyinari bumi dan sinar hangatnya memberikan semangat baru bagi setiap orang yang ingin bekerja dan berkarya.
Begitu pun di salah satu kamar Relkha Hotel, sinar mentari dari balik tirai mulai menyilaukan mata. Memberikan isyarat bahwa hari telah siang terang.
Bukan saja sinar mentari, tetapi juga rasa lapar membangunkan Darel yang sedang tertidur lelap. Dia membuka matanya perlahan sambil mengerakan kedua tangannya ke atas melewati kepalanya.
Suatu kebiasaan bangun pagi Darel, dengan menggerakan tubuh untuk merenggangkan otot tubuhnya yang kaku karena tidur. Tapi pagi ini saat mengerakan tubuh, dia bukan saja merasa kaku, tetapi juga pegal dan sakit.
Darel menyingkirkan selimut dengan kakinya untuk bangun dan duduk. Seketika Darel terkejut dan membeku, karena melihat kondisi tubuhnya yang tanpa busana. Terlihat juga ada bercak darah di penutup kasur yang putih.
Darel segera bangun dan duduk di tepi tempat tidur. Dia menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Kemudian dia mengumpulkan kesadarannya untuk mengingat apa yang terjadi dengan dirinya tadi malam.
Darel berguman sambil melompat turun dari tempat tidur dan mencari pakainnya. Dia mengenakan pakaiannya yang ada di atas kursi, terlipat rapi.
Kemudian Darel berjalan ke kamar mandi dan mengetok pintu kamar mandi. Dia berpikir, wanita yang bersamanya tadi malam ada di dalam kamar mandi.
"Apakah kau ada di dalam?" Tanya Darel, sambil mengetuk pintunya beberapa kali, tetapi tidak ada sahutan. Darel mencoba membuka pintu. Mengetahui pintu tidak dikunci, dia masuk. Saat melihat kamar mandi kosong, dia terkejut.
"Kemana gadis itu?" Ucap Darel sambil mengusap wajahnya berkali-kali. Dia segera keluar dari kamar mandi dan melangkah ke balkon untuk mencari di sana. Tetapi ketika tidak menemukan di sana, Darel menjadi panik.
Dia memperhatikan kamarnya bersih, tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis yang bersamanya tadi malam. Tidak ada barang milik gadis itu dalam kamarnya. Dia sempat berpikir, mungkinkah dia sedang keluar untuk sarapan.
Beberapa waktu kemudian tidak ada tanda-tanda hadis itu kembali, Darel makin panik dan khawatir. Dia mencengkram tengkuknya dengan keras sambil berjalan kembali ke dalam kamar tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Rasa laparnya hilang seketika.
'Kenapa tidurku seperi batu? Mengapa aku tidak mendengar apapun dan tidak menyadari keberadaannya?' Darel mengomeli dirinya sendiri, beruntun.
Darel menarik rambutnya dengan kasar. Jantungnya berdegup kencang dan hatinya sangat kesal. Dia makin kesal karena tidak bisa mengendalikan dirinya dan itu sangat mengganggunya
Lidahnya keluh dan tenggorokannya menjadi kering. Dia segera ke meja untuk mengambil air mineral untuk menghilangkan serak dan juga supaya bisa berpikir dengan baik.
'Kemana gadis itu? Apakah dia sudah meninggalkan kamar ini?' Pikir Darel, sambil melangkah untuk mengambil minuman.
Ketika hendak mengambil gelas di atas meja tempat minuman, Darel melihat ada lipatan kertas di bawah gelas minuman. Dia mengambil kertas tersebut, lalu membuka lipatan dan membaca.
...'Darel, Aku tidak akan menuntut atas apa yang kau lakukan padaku. Berhati-hatilah dengan orang yang ada di sekitarmu. Mereka bisa merusak kariermu dan berlaku jahat padamu. Aku membawa jacketmu untuk menutupi bajuku yang robek.' -Dara- From Indonesia....
"Ooh... Nouuu." Teriak Darel, sambil menarik rambutnya. Darel benar-benar tersentak saat membaca pesan Kandara. Dia sangat terkejut ketika mengetahui wanita yang bersamanya tadi malam bukan dari Korea.
Dia berjalan mondar mandir di dalam kamarnya, tanpa melakukan sesuatu. Kemudian dia berjalan kembali ke meja tempat air mineral.
...°-° Kesadaran diri seseorang, dapat mengontrol perilakunya °-°...
...~***~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Daisy
wah jarang jarang ada wanita macam kandara yang habis direnggut kesuciannya tenang dan nerima gini 🥺
2023-07-05
3
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Acrika Gifasya
Kandara sungguh baik mau mengikhlaskan hal yang sangat di jaga baik olehnya, meski begitu apakah Darel masih tetap sadar dan dapat mengingat siapa yang menolongnya saat ia terbangun. Sungguh menyedihkan jika sampai di lupakan
2023-04-29
4
Ꮤíɳter
duh kasian dara , tp darel kira2 bakal nemu dara gak yah
2023-02-02
3