Me And You For Us
...~•Happy Reading•~...
Kandara adalah seorang programmer dari perusahan IT ternama di Indonesia. Kinerja Kandara di perusahan tersebut sangatlah diunggulkan. Sehingga dia bersama kedua rekannya, Mala dan Toby ditugaskan selama 10 hari di perusahan Inte'Q. Salah satu perusahan IT ternama di Seoul, Korea Selatan.
Hari ini mereka akan kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan tugas mereka di perusahan Inte'Q.
Saat tiba di Bandara Incheon, Kandara mencari kedua rekan kerjanya dengan harap-harap cemas. Karena dia menyadari telah melakukan kesalahan. 'Semoga mereka tidak marah padaku dengan apa yang terjadi pagi ini.' Kandara membatin dan berharap.
^^^Tadi pagi setelah kembali ke hotel, Kandara tidak menemukan kedua rekan kerjanya. Menurut pihak hotel, mereka berdua sudah check out dan menitipkan pesan bahwa mereka telah berangkat ke Bandara.^^^
^^^Kandara masuk ke kamarnya lalu membersihkan tubuhnya. Dia mengganti pakaian lalu berdandan seadanya. Kemudian chek out dan menyusul kedua rekannya ke Bandara, karena waktu tidak memungkinkan untuknya berlama-lama.^^^
^^^Kandara bersyukur, karena semua barang bawaan dan kopernya sudah dikemas sehari sebelumnya. Sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk mengemasi semua barang bawaannya.^^^
^^^Kandara meminta tolong pihak hotel menyiapkan taksi untuknya. Sepanjang perjalanan di dalam taksi ke Bandara, Kandara terus berdoa mengharapkan perjalanannya lancar. Karena waktu yang sangat terbatas menjelang penerbangannya. Dia bersyukur, jalanan tidak terlalu padat, sehingga bisa tiba tepat waktu.^^^
Setelah tiba di Bandara, Kandara mencari Mala dan Toby. Ketika melihat kedua rekannya, dia berjalan cepat ke tempat mereka berdiri sambil menyeret koper dengan jantung yang berdetak cepat.
"Maafkan Dara, Mas Mala dan Mas Toby." ucap Kandara setelah di dekat mereka, sambil mengatur nafasnya dengan wajah yang merasa bersalah. Dia makin merasa bersalah melihat wajah kedua rekannya. 'Mereka pasti sangat panik dan khawatir saat mencariku tadi pagi dan tidak menemukanku di kamar hotel.' Batin Kandara.
^^^Kedua rekannya menengok ke arah Kandara dengan perasaan yang tidak bisa di gambarkan. Senang, lega, marah, kesal, khawatir, semua jadi satu.^^^
"Kau dari mana saja, Kandara. Kau hampir terlambat." Toby berkata sambil melihat jam tangannya. Toby tidak pernah memanggilnya dengan nama jelas seperti itu. Karena kesal, juga cemas dan khawatir membuat dia emosi.
"Tadi pagi kami mencari dan meneleponmu berkali-kali, tetapi ponselmu tidak aktif. Apa yang terjadi denganmu, Kandaraa?" Toby menatap tajam wajah Kandara lalu menghembuskan nafasnya perlahan setelah melihat matanya mulai berkaca-kaca.
"Sudah, sudah. Dara, check in dulu, gih. Mumpung masih keburu check in. Kami sudah duluan, karena pikir kau masih mau stay di Seoul. Hehehe." Mala berkata dengan suara pelan dan coba bercanda untuk mencairkan suasana. Sebab suara Toby agak tinggi dan wajahnya mulai memerah.
"Oh iya, Mas. Dara check in dulu. Sekali lagi, maafkan Dara, Mas." Kandara menyatukan kedua tangannya di dada kepada kedua rekannya, lalu beranjak ke tempat check in dengan hati sedih karena telah mengecewakan rekannya.
^^^Hati Toby terus bertanya-tanya, tanpa mengalihkan pandangannya dari punggung Kandara yang sedang melangkah di depannya. 'Ada apa dengannya?'^^^
Mala menyenggol bahu Toby dan berkata: "Toby, apakah ada sesuatu yang terjadi dengan Dara tadi malam? Dia tidak seperti biasanya. Wajahnya agak pucat dan matanya sangat sayu." Mala juga ikut menatap punggung Kandara.
"Itu juga yang ada dalam pikiranku. Apakah teman yang dijumpainya tadi malam melakukan sesuatu padanya?" Tanya Toby, sambil terus menatap Kandara yang sudah berjalan kembali ke tempat mereka setelah selesai check in.
^^^'Dia tidak seperti Dara yang kami kenal. Ceria, hangat, dan wajah cantiknya selalu tersenyum riang, membuat banyak orang senang berdekatan dengannya.' Batin Toby.^^^
^^^'Dara adalah pribadi yang bertanggung jawab dan profesional. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab seperti tadi pagi. Dia bukan seperti Dara yang ada di depan kami saat ini.' Batin Mala.^^^
Akhirnya dengan berbagai tanya dan cemas, mereka bertiga berjalan dalam diam ke ruang tunggu. Masing-masing berusaha menahan diri untuk tidak bercakap-cakap.
Kandara lebih banyak diam dan cendrung menghindar untuk bercakap-cakap dengan Mala dan Toby. Seperti yang dilakukannya setelah tiba di ruang tunggu. Dia pamit ke toilet, dan berlama-lama di sana. Menjelang boarding, baru kembali ke ruang tunggu untuk masuk ke pesawat.
...°-° Setiap perubahan sikap seseorang,...
...pasti ada penyebabnya °-°...
...~***~...
Penerbangan Kandara, Mala, dan Toby tepat waktu dari Bandara Incheon, Seoul - Korea Selatan menuju Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang - Indonesia.
Di dalam pesawat, Kandara tidak duduk bersama kedua rekannya, karena mereka mendapakan nomor kursi yang berbeda. Kondisi ini sedikit melegakan hati Kandara, karena bisa terhindar dari tatapan kedua rekannya. Kandara juga bisa terhindar dari berbagai pertanyaan yang harus dijawab olehnya.
^^^Hati dan pikirannya belum siap menjawab penyebab dia tidak pulang ke hotel tadi malam. Kandara tidak akan bisa menceritakan peristiwa yang dialami tadi malam bagi kedua rekannya.^^^
^^^Semua yang terjadi dan yang dialami oleh Kandara tadi malam bukanlah sebuah mimpi atau halusinasi. Tetapi itu adalah kenyataan yang menghantam kesadaran serta menggoncang hati dan pikirannya.^^^
^^^Butiran bening yang ditahannya sepanjang pagi ini mulai mengalir di pinggiran matanya. 'Apa yang akan terjadi dengan hidupku ke depan? Apa yang akan terjadi dengan hubunganku dan Mas Lucha?' Kandara terus membantin.^^^
^^^Berkali-kali dia coba menghentikan air matanya, tapi terus saja tergenang dan mengalir. 'Tenanglah. Tenanglah Dara, fokusss' Kandara membatin sambil menepuk dadanya perlahan.^^^
Akhirnya dia menengadahkan wajahnya dan berdoa untuk penerbangan dan juga dirinya. Karena hanya Tuhanlah yang dapat menolongnya saat ini. Hanya Tuhanlah yang dapat menguatkannya.
Dia meletakan kedua tangannya di dada, menekannya dengan kuat, dia berdoa: 'Ya Tuhan, lindungilah penerbangan kami ini dan tolong kuatkan'lah aku. Amin.'
Kandara menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia menyadarkan punggung dan coba memejamkan mata. Dia berusaha untuk istrahat sejenak, karena tubuhnya sangat lelah dan seakan mau remuk.
Namun hatinya yang remuk lebih menguasai tubuhnya. Sehingga sia-sia saja berusaha untuk beristirahat. Ketika matanya terpejam, semua kejadian yang dialami tadi malam bagaikan slide film yang diputar berulang-ulang.
Sekeras apa pun usahanya untuk tidak mengingat apa yang terjadi, kejadian yang dialaminya itu kembali bergulir seiring dengan deraian air mata yang mengalir di pipinya.
Yang lebih menyedihkan lagi adalah, dia tidak sanggup untuk membencinya. Wajah teduh yang dikagumi selama ini, wajah itulah yang terpatri dalam benaknya. Wajah yang sama juga dalam kenyataan.
Bukan hanya karena ketampanannya saja, tetapi sikap dan pribadi yang dikenal selama ini, itu benar adanya. Wajah yang dilihatnya tadi pagi sebelum keluar dari kamar, itulah dia yang sebenarnya.
Untuk bisa bertemu dengannya dalam mimpi pun tidak mungkin. Karena dia bagaikan bintang di langit, yang bukan saja jauh dari pandangan mata, tetapi juga jauh dari jangkauan tangan. Selama ini hanya bisa melihat lewat sosial media.
Tetapi ketika bisa bertemu dengannya di dunia nyata, bisa dijangkau bukan saja dengan mata, tetapi juga berada dalam jangkauan tangan, semuanya terhempas karena suatu tindakan yang tidak terpuji dan menyakitkan.
Hati Kandara masih mengaguminya, sehingga kenyataan yang terjadi sungguh sangat menyedihkan. Dalam diam hati Kandara ikut menangis, membuat air matanya tidak bisa berhenti mengalir.
Disela-sela tangis, Kandara melihat orang di sampingnya yang mulai memperhatikan. Dia mengambil tissu dari dalam tas untuk menghapus air matanya. Ketika melihat ponselnya mati, dia langsung mengisi daya. Kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela, tampak awan bergulung indah. Tapi keindahan gulungan awan tidak mampu menghibur hatinya.
Kandara menutup jendela dan menyandarkan kepalanya perlahan. 'Kiranya Engkau menghiburku, ya, Tuhan. Karena Engkau'lah penghiburanku.' Kandara berkata dalam hati, lalu memejamkan matanya.
...°-° Sebuah kehilangan yang tidak diinginkan, sangat menyakitkan °-°...
...~***~...
...~●○♡○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Yayu
lucu namanya kandara
2024-05-31
1
Daisy
oh ini kisah awalnya yah berarti baca ini dulu baru yang because itu yah
2023-07-05
3
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Acrika Gifasya
Ketika kita melakukan kesalahan pasti akan merasa cemas, apa lagi jika kesalahan itu bukanlah hal yang bisa di dengar biasa. Tak menutup kemungkinan akan mengecewakan.
2023-04-29
4