Sayembara Jodoh
"Jadi gimana?" Ucap Juna saat mereka makan siang di kantin kantor.
Dira bingung harus menjawab dari mana. Pasalnya dia tidak terlalu dekat dengan Juna. Dia tahu kalau Juna suka sama Delia. Dia juga tahu, kalau Delia suka sama Juna, sayangnya Delia tidak diperbolehkan pacaran supaya fokus S2 nya.
Dan dirinya?
Hanya terpaku dengan permintaan Juna yang mengajaknya menikah. Tak ada angin dan tak ada hujan.
Dira merutuki dirinya sendiri yang sudah terlanjur curhat pada Juna.
"Jadi mama kamu mau nyariin kamu jodoh?"
"Iya, kak Juna. Nyebelin banget, kan? Dikira anaknya nggak laku apa!"
Juna terkikih mendengar keluhan Dira "Itu namanya sayang anak, Dira." Juna mengacak rambut sahabat adiknya.
"Sayang sih sayang, tapi jangan ngopor anaknya dong. Kayak gimana gitu"
"Tapi kok Tante Dewi nggak nawarin ke aku, ya?" sahut Juna.
"Manalah dia mau punya mantu kayak situ!" Kikik Dira.
"Emang saya nggak ganteng, ya? Gini-gini yang antri banyak Lo."
"Hhaaahahaa... kalau banyak yang antri kenapa sampai sekarang belum nikah. Hmmm... tapi demi nyenengin mama Kak Juna mau kan...?"
"Mau aku mau jadi suami kamu..."
PLETAAAK!
"Jangan ge-er, deh. Maksud aku kak Juna mau kan cariin aku pasangan."
Juna mengedipkan matanya kearah Dira "Hmmm ... Aku mau cariin buat Ayu."
Dira menjitak kepala Juna "Ayu kan sudah punya Tio. Gimana sih!"
"Ya kan kamu cuma buat aku!"
Tangan Dira masih terasa gatal ingin menimpuk Juna dengan tas jellynya. "Kak Juna, please."
"Please Medhira....will you Marry me."
Dira terdiam
Oke dia pasti becanda kan, seperti biasanya kak Juna kan suka jahil. Hmmm, Dikira aku kepancing kali ya. Aku ikuti permainannya dulu.
Dira mengalihkan perhatiannya kearah box laci mobil. Disana dia menemukan sebuah photo.
"Terus dia bagaimana?" Dira mengayunkan photo tersebut.
Siapa yang tidak kenal dengan Delia Shahab? Gadis cantik berdarah arab. Gadis cantik yang dikenal supel oleh geng-nya Dira. Dira, Ayu, Eka dan Delia bersahabat sejak masih taman kanak-kanak. Dira yang gampang berbaur dengan oranglain, Ayu yang kalem, Delia dan Dira memiliki karakter yang mirip. Hanya Eka yang rada jutek diantara semua gengnya.
Bukan rahasia umum kalau Delia dan Arjuna pernah saling suka. Hanya saja, Delia punya prinsip tidak mau pacaran sebelum tamat kuliah. Makanya saat Arjuna nembak Delia, gadis itu menolak dengan alasan fokus dengan pendidikan.
"Hey, kita lagi bahas soal kamu dan aku." sahut Arjuna mencoba merebut photo Delia dari tangan Dira.
Adegan rebut-rebutan di mobil membuat tubuh Arjuna terpaku diatas dada sintal Dira. Tatapan Arjuna yang membuat Dira salah tingkah. Dengan cepat gadis itu mendorong tubuh lelaki itu.
"Jadi kamu mau kan?" Lagi-lagi pertanyaan itu keluar dari bibir lelaki itu.
"Medhira Utami?"
"Kak... maaf..."
"Kenapa?"
Dira masih dalam kegugupannya.
"Aku tidak mencintai kakak? aku juga tidak mau dibilang menikung Delia."
Arjuna tersenyum menatap Dira.
"Lama-lama kamu akan bisa mencintaiku, Dira."
"Soal Delia?"
"Dia hanya masalalu, Dira." Jawab Juna.
"Tapi kak Juna masih menyimpan photonya. Itu berarti..."
"Oke, nanti aku buang photo Delia."
Nggak gitu juga konsepnya, bambang!
"Kamu mau bukti? biar aku daftar jadi kandidat sayembara jodohmu."
Weeeellll, aku harus bagaimana menolaknya?
...*****...
Mobil Arjuna berhenti didepan kediaman Dira. Aroma canggung menerpa keduanya. Dira keluar dari mobil tanpa memperdulikan Arjuna yang ikut turun. Sambutan security penjaga rumahnya saat Dira masuk kerumahnya.
Dira merasa Arjuna mengikutinya. Tatapan jutek yang dijelitkan kepada lelaki tampan tersebut.
"Kak Juna nggak lupa sama rumah sendiri kan?"
"Enggak, kok." Juna melempar pandangan ke lain arah.
"Terus?"
"Aku mau ketemu kak Feri. Katanya dia dah pulang."
"Ya udah masuk aja"
"Ayok, calon istriku." Juna menggandeng tangan Dira. Dengan cepat Dira melepaskan diri dan berlari ke dalam.
Suasana dikediaman Dira terlihat ramai. Setiap orang dengan kesibukan masing-masing. Dira menghampiri mamanya yang sibuk menata ruang tamu. Beberapa famili dari penjuru daerah sudah berkumpul dirumah. Momen yang sangat langka sepanjang hidupnya. Sedangkan lebaran saja cuma yang terdekat saja berkumpul.
Ada apa dikediaman Dira? Hari ini adalah hari bersejarah kedua dalam keluarga Dira. Savira, adik bungsunya akan dipinang sama kekasihnya yang baru lulus STPDN. Masalahnya, sang adik masih kuliah semester tiga. Masih terlalu muda untuk menikah.
"Ma..." Dira memeluk sang mama dengan manja.
"Anak mama sudah pulang." Mamanya Dira membalas pelukan sang anak.
"Sudah, ma. Dira lapar...mama masak apa?"
"Kamu lihat saja didapur. Kamu mandi, ya. Nanti abis maghrib keluarga Satria datang melamar adik kamu."
"Iya, ma" Dira dengan malas pergi kekamar.
"Diraaaa!" Pekik para sahabatnya Eka dan Ayu.
Tampak ketiganya saling berpelukan layaknya teletubies. Melompat riang saling melepas rindu. Saat ini Ayu tinggal diluar kota S ikut suaminya. Sementara Eka sudah disibukkan dengan EO nya. Hanya Delia yang tidak hadir. Di karenakan gadis itu sedang kuliah di London.
"Kalian kok nggak ngabarin kalau mau kesini?"
"Ya kalau ngabarin bukan surprise namanya" cetus Eka.
Klik
Malam ini adalah malam mendebarkan bagi Vira. Sebentar lagi dirinya dan Satria melangkah ke hubungan yang lebih serius. Meskipun dia masih berusia 18 tahun. Tapi dia bahagia karena ada lelaki tulus yang mau menerima dirinya apa adanya. Lelaki yang sabar menghadapi sikap manja dan labilnya. Meskipun awalnya, dia sedikit keberatan saat Satria mengajaknya menikah.
Usianya masih muda untuk memikirkan soal pernikahan. Namun Satria selalu meyakinkan dirinya jika lelaki itu akan membimbing Vira dengan baik.
"Vira, kamu cantik sekali." Puji Ayu yang membantu Dira mendadani sang adik.
"Terimakasih kak Ayu." Jawab Vira mukanya memerah.
"Sudah selesai, nih." Dira merapikan perlengkapan make up-nya.
"Kak Dira kan belum siap." Vira memandang kakaknya dari atas sampai bawah. Dira masih mengenakan kaos dan celana selutut.
"Kakak mah, gampang, Vir. Lima menit juga selesai. Lagian aku sudah mandi. Jadi tinggal ganti baju."
Vira menatap haru kakak perempuannya.
"Maaf ya kak."
"Eh, kok mewek. Lagian kamu nggak salah apa kok minta maaf."
"Aku melangkahi kak Dira."
Dira hanya tersenyum menatap adik bungsunya. Dimata Vira, baru kali ini dia melihat senyum cantik kakak keduanya. Wanita berusia 25 tahun tersebut duduk di dekat adiknya.
"Vira, dengar ya. Kakak tidak pernah merasa di langkahi. Kakak senang kamu mendapatkan lelaki yang tepat. Aku harap kamu dan Satria bisa bertahan hingga jenjang pernikahan."
Vira memeluk kakak perempuannya penuh rasa haru. Tak terasa bulir - bulir bening menetes di wajah calon tunangan Satria.
"Kok nangis, capek-capek kakak dandanin nanti malah luntur."
"Semoga kak Dira mendapatkan lelaki yang benar-benar tulus."
"Amin. Sudah kamu sekarang temui keluarga Satria. Mereka sudah dibawah."
Vira turun ke bawah di dampingi Ayu. Sementara Dira pun juga bersiap-siap untuk merubah penampilannya. Sangat tidak mungkin dia turun hanya memakai kaos oblong dengan celana 7/8 - nya. Selesai berdandan Dira pun turun ke bawah.
"Cantiknya calon istriku." Dira tersentak mendengar suara tersebut.
"Calon istri... calon istri ... pala mu peyang!" Dira mendorong Juna yang menutupi langkahnya.
"Yang..." Sahutnya.
"Apaan sih! Yang ... yang... awas nggak! Aku aduin ke Delia, lo!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
🌟~Emp🌾
gak enak banget di dahului adik 🤦
2024-08-26
0
Zhu Yun💫
Maksudnya Kuyang itu 🤭✌️
2024-04-18
0
Zhu Yun💫
Padahal Juna udah kasih lampu hijau lho, Ra. masa lalu biarlah masa lalu, Juna ingin menjadikan kamu sebagai masa depannya.
2024-04-18
0