Part 15

Kampus Horror

Part 15

Tanpa terasa satu semester telah berlalu. Ujian Akhir Semester baru saja dimulai pukul 09:00. Agia dan Stevina harus menyelesaikan ujian dua mata kuliah setiap harinya selama lima hari.

Berbeda dengan Damar dan Bagi. Mereka harus menyelesaikan proposal agar dapat melanjutkan pengerjaan skripsi.

Minggu ini mereka habiskan tanpa Asih, tanpa misteri, tanpa spekulasi.

Fokus mereka hanya untuk masa depan yang nampak jelas di depan.

***

Runa mematikan mesin mobilnya. Ditatapnya gedung asrama mahasiswa yang kini telah diperbaharui. Walaupun bentuk dan tata letaknya masih sama, namun pemugaran berhasil dilakukan untuk mempercantik bangunan ini.

Runa membuka pintu mobil dan menapakkan kakinya di atas aspal panas.

Diarahkannya penglihatan menuju beberapa warung di sekitar sana.

Runa memutuskan untuk membeli soup ikan di dekat mobilnya terparkir.

Dulu daerah ini masih tanah kosong. Hanya terdapat beberapa rumah milik orang asli sini. Namun, kini seluruh pinggir jalan telah berubah menjadi warung dan toko.

Runa ingat bahwa di seberang asrama adalah warung kecil milik penjual nasi kuning terenak saat itu. Tapi kini warung itu telah berubah menjadi rumah makan. Runa memperhatikan papan kayu yang berisikan menu rumah makan itu. Banyak pilihan, bukan hanya satu menu seperti dulu, yaitu nasi kuning.

"Pak, nasi kuning yang dulu dijual di sana apa masih ada kalau pagi-pagi?" Tanya Runa kepada pedagang soto ikan.

"Masih, Pak. Sampai sekarang pun masih jualan. Tapi bukan Mbah yang jualan. Sekarang cucunya."

"Wah rindu saya sama nasi kuning buatan Mbah itu. Mbahnya ke mana, Pak?"

"Sudah terlalu tua, Pak. Katanya sih di rumah saja. Sekarang cucunya yang melanjutkan. Kalau pagi jualan nasi kuning. Siangan sudah Chinese Food. Rajin bener lo, Pak cucunya Si Mbah."

"Nanti saya coba mampir ke sana. Mau makan dulu saya laper banget, Pak!" Runa berbicara diakhiri naik-turunnya tenggorokan karena memandang soup ikan yang dihidangkan pedagang.

"Silahkan, Pak."

***

Runa melihat ke sana ke mari warung makan milik cucu Si Mbah.

"Silahkan, Pak. Mau pesan apa?" Seorang laki-laki terlihat dari balik pintu.

Runa melirik matanya ke meja mencari keberadaan buku menu.

Dengan cepat Runa menyebutkan Tami Goreng dan Udang Pedas untuk dibawanya sebagai oleh-oleh orang rumah.

"Situ cucunya Si Mbah penjual nasi kuning ya?" Runa membuka pembicaraan. Kebetulan belum ada pengunjung lain. Runa akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

"Iya, Pak. Mbah sekarang sudah jarang bisa ke warung. Sudah lingsir, Pak!" Cucu Si Mbah merespon pembicaraan sambil tetap melakukan aktifitasnya yaitu memasak.

"Ya wajar juga. Dulu saat saya sering beli, Mbah juga sudah tua. Apa lagi sekarang, ya?"

"Oh rupanya Bapak mahasiswa asrama, ya?"

"Teman saya. Saya kosnya dekat rektorat. Tapi sering ke sini maunya jemput pujaan hati yang nggak pernah kesampaian!"

Cucu Si Mbah tertawa kecil mendengar jawaban dari Runa.

"Dulu teman sekelas saya tinggal di asrama seberang. Cantik banget. Entah bagaimana kabarnya sekarang." Runa memandang asrama yang berdiri tegak di seberangnya.

"Coba cari-cari sosmednya, Pak. Pasti ketemu. Siapa sih hari gini yang nggak punya sosmed?"

"Orangnya sudah hilang." Sahut Runa datar.

"Sama, Pak. Temen-temen saya juga pada menghilang semua. Datengnya kalau mau pinjam duit saja! Cuma saya aja yang masih begini-begini."

Runa tidak menjawab karena bingung harus mengatakan apa.

"Umurnya sekarang berapa?"

"Empat lima, Pak. Sudah tua."

"Saya malah sudah lima empat. Angkanya ketuker tempatnya!"

"Mau dibuatkan kopi nggak, Pak?" Tanya cucu Si Mbah.

"Boleh kalau tidak merepotkan."

Dikecilkannya api kompor sebagai jeda dalam proses pembuatan kopi.

"Sekitar tiga puluh lima tahun yang lalu berarti situ umur sepuluh tahun ya?" Runa membuka pelan-pelan pembicaraan mengenai Asih.

"Iya, Pak. Masih SD saya. Kenapa, Pak?"

"Situ pernah perhatiin nggak ada mahasiswa cantik. Namanya Asih."

"Asih? Asih yang asalnya dari barat sana?" Tanya cucu Si Mbah lebih detil sambil menyebutkan asal Asih.

"Loh? Situ tahu Asih?"

"Siapa sih, Pak yang nggak tau Mbak Asih? Sudah cantik, ramah, rajin, baik hati pula."

"Dulu Mbak Asih kerja sama Mbah saya, Pak. Bagaimana ya kabarnya Mbak Asih?"

Runa memandang cucu Si Mbah tak percaya. Apakah Tuhan memang mempersiapkan segalanya untuk hari ini agar pencarian informasi tentang Asih berjalan lancar?

***

"Setiap hari Mbak Asih datang subuh-subuh untuk bantu Mbah menyiapkan dagangan. Bahkan pembeli nasi kuning semakin rame. Mbak Asih kerjanya cepet, bersih, dan wajah cantiknya menarik banyak pembeli."

Cucu Si Mbah memandang gedung asrama setelah selesai memasak pesanan Runa.

Runa menarik sebuah kursi dan memberikan kepada cucu Si Mbah.

"Tapi tiba-tiba Mbak Asih hilang. Hilang yang bener-bener hilang. Sampai Mbah berencana untuk melaporkan kepada polisi. Tapi Mbah takut ditanya-tanya polisi."

"Saya temen sekelasnya. Kita semua juga bingung Asih hilang kemana." Sahut Runa dengan pandangan menerawang.

"Mbah sempat menduga kalau Mbak Asih pulang kampung dan menikah. Karena pacarnya Mbak Asih juga nggak pernah kelihatan."

"Asih punya pacar?"

Cucu Si Mbah menganggukkan kepala dengan yakin.

"Saya ingat betul. Bahkan saya sering dibelikan cokelat sama pacarnya Mbak Asih. Hampir tiap hari pacarnya datang dan mengajak Mbak Asih pergi dengan mobil."

Rasa cemburu di dalam dada Runa yang sempat muncul, kini tertumpuk oleh rasa penasaran tentang identitas pacarnya Asih.

"Mbak Asih biasa memanggilnya Ka Den, gitu."

***

Terpopuler

Comments

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Runa mesti tau juga siapa ka den..

2023-04-25

0

MandaSeptriani

MandaSeptriani

pak runa aja usianya 54 sedang asih seangkatan sama pak runa brati usia mereka sama dong kak

2022-08-03

0

milk_ch0co

milk_ch0co

om deni gk sihh??

2022-05-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!