"Mas Danu." ucap yura manja memeluk tubuh suaminya.
"Kenapa, Yura sayang."jawab Danu balas memeluk istrinya.
"Kay beneran dah ikut ibunya kan?"
"tentu saja."menangkup wajah Yura dan mengecup ringan.
"Aku takut gadis kecil itu akan mendorongku lagi."Yura menatap manja Danu.
"Tenang saja. Tidak akan. dia tak akan mengusik lagi"dengan wajah yakin.
kita bisa hidup tenang dan bahagia mulai sekarang."lanjut Danu lagi.
"Maass... terimakasih."Senyum yang merekah dan memeluk Danu lagi.
"Ya sudah! Ayo kita makan."ajak Danu menggandeng istrinya keluar kamar.
Yura dan Danu menuju meja makan. kosong. tak ada makanan apapun. juga sedikit berantakan.
"Kamu nggak masak sayang?"Danu sedikit kaget.
Sial aku lupa. Nggak ada anak itu ,rumah dan urusan dapur jadi terbengkalai. Sialan. Harusnya aku tahan bocah tengik itu. - batin Yura sedikit menyesal.
"aku capek mas, badanku juga masih lemas, tau sendiri kemarin abis pendarahan gara-gara anak mas itu." rengek Yura beralasan.
Danu menghela nafasnya.
"Ya sudah. Ayo kita makan diluar aja." ajak Danu dengan senyum diwajahnya.
"Maaf ya mas Danu"Memeluk manja.
Danu dan Yura akhirnya makan malam diluar rumah. Kini Yura sedikit bingung, pasalnya dia sudah enggan mengurus rumah dan masak. Apa yang harus dia lakukan?
Apa aku minta Mas Danu menyewa art saja ya? Tapi kan, nanti jatah bulananku berkurang. Aku tak mau. Hmmm, tapi aku juga tak mau capek. Mana aku masih kerja lagi. huuhh.. -pikir Yura saat mereka dalam perjalanan pulang dari makan malam disalh satu resto.
Danu bangun pagi itu, yura masih terlihat terlelap di ranjangnya. Danu menatap wajah cantik istrinya.
"Kamu pasti kelelahan sampai jam segini belum bangun."gumam Danu menyusuri wajah Yura dengan jarinya.
"Baiklah sayang. kali ini biar aku yang siapkan sarapan. demi kamu dan bayi kita." Danu mengecup kening Yura lalu turun perlahan dari ranjang agar istrinya tak bangun.
Danu memulai memasak sarapan, walau hanya nasi goreng dan telur ceplok yang agak gosong. Lalu dia membersihkan perkakas dan menyapu lantai. selanjutnya Danu mandi.
Seusai mandi Danu masuk kekamarnya, di lihatnya Yura masih pulas di tempat tidur. Segera Danu menghampiri. menggoyangkan kepalanya agar tetesan air dari rambutnya yang basah mengenai Wajah Yura.
Yura mengerjap melihat suaminya. Yura tersenyum.
"Sudah bangun mas?"
"Sudah. Mandi sana. terus kita sarapan."
"Maaf mas, aku kesiangan. kita beli didepan saja ya. takut nggak sempat."
"Udah mas masakin. kamu mandi aja. oke?"menatap istrinya lembut.
"Mas Masak?"Bangun terkaget.
"Heemm."
"Baiklah mas, aku mandi dulu."Yura segera bangun dan berlarian ke kamar mandi.
Selesai mandi, Yura dan Danu memulai sarapan.
"Heemm... Mas Danu masak apa?"
"Nasi goreng dan telur ceplok."
Yura terdiam sejenak. dia memandang aneh pada telur yang sedikit gosong itu dan nasi goreng yang berbau bawang sangat menyengat.
"Ayo makanlah." Danu meletakkan seentong nasi goreng dan telur ceplok di piring Yura.
Dengan ragu-ragu yura memakannya.
UUUUGGGGHHHH..
HHUUUUWWEEEKKK .
"Mas, aku nggak bisa makan ini." ucap yura menutup mulutnya.
Wajah Danu sudah memerah. mungkin campuran antara marah dan malu. juga tidak menyangka jika reaksi Yura akan seperti itu.
Tentu saja sangat berbeda dengan reaksi Embun saat dia membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Wanita itu pasti akan memujinya dan memberi kecupan walau hasil nya tak seberapa. Atau Embun masih harus mengulangnya.
Yura sedang hamil, tak mungkin aku mengharapkan reaksi yang sama. batin Danu.
"Maaf mas, tapi bayiku menolaknya."ucap Yura beralasan melihat wajah Danu yang terlihat kecewa.
"Iya sayang. Mas ngerti kok." tersenyum.
Setelah kejadian sarapan itu. Mereka berangkat kerja bersama. Di PT Coren, tempat mereka bekerja, memang sudah pada tau kalau mereka adalah pasangan suami istri. Jadi mereka tak perlu sembunyi-sembunyi lagi. seperti sebelumnya.
______
"Apa kay sudah tidur?" suara malvin dari balik spiker di hp Embun.
"Sudah."
Embun sudah memiliki hp baru, pemberian dari Malvin. Sehari setelah Malvin ke negara S kepala pelayan menyerahkan dua box hp keluaran terbaru. Tentu saja itu untunya dan untuk kay. walau ragu Embun menerimanya juga. namun dia hanya menerima satu saja untuknya. Sementara untuk Kay, Embun kembalikan. Kenapa? Karena gadis itu masih terlalu kecil untuk memiliki hp sendiri. Embun tak ingin Kay terkontaminasi.
"Kenapa belum tidur?" Malvin menatap wajah Embun yang memenuhi layar.
"Aku belum mengantuk."
"Disana pasti sudah malam kan?"
Embun tersemyum..
"Apa karena kamu merindukanku?"
Embun tertawa geli.
"Kenapa membahasnya Mal?"
"Kamu tak mau?Kenapa?"
"Hanya tidak ingin."
"Aahh.. aku mau menunjukan tempat ini padamu."
"Jangan! Aku tidak tertarik."
"Aku tak perduli. tetap akan kutunjukkan!"
Malvin mengganti kamera belakang. Menyorot berkeliling ruangan yang tampak mewah dan berkelas itu, berakhir pada sebuah ranjang king size disana.
"Lihatlah! Disini aku tidur."
"Aku tidak tanya."
"kita bisa berguling-guling disini."
Embun terhelak.
"Kenapa kita? hanya ada kamu disana."
"Aku sedang membayangkanmu disini. tidak boleh? Kamu sedang terbaring diatas ranjang juga kan? aku juga akan melakukan hal yang sama." Malvin merebahkan diri diatas ranjang.
"Kamu disisi kanan atau kiri?"
Embun terzenyum lucu lagi.
"Tebak sendiri."
"Kalau tebakanku benar. Aku dapat apa?"
"Apa yang kamu mau?"
"Benarkah kamu akan memberikan yang aku mau?"
"Aku tidak bilang begitu."
"Disisi kiri."
wajah Embun berubah.
"Lihat wajahmu itu. Aku benarkan?" malvin tertawa girang.
"Mal, kapan kamu pulang?"
"Kau merindukanku?"
"Tidak! Aku hanya ingin tau kapan bisa membalas Mas Danu."
"Kenapa kamu sangat tidak sabaran. Heemmm?"
Embun tersenyum tipis.
"Karena kamu sudah membahasnya. Aku akan aku katakan sebagian dari rencananya." ucap Malvin.
Embun menatap intens wajah pria yang memenuhi layar hpnya.
"Aku baru tau jika Danu dan istrinya bekerja di salah satu pabrik milik CRD Corp. Jadi langkah pertama, Menikahlah denganku."
Embun terkejut, dia tertawa canggung.
"Serius!" malvin mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
"Coba kamu pikirkan bagaimana perasaan mantan suamimu jika dia tau wanita yang dia ceraikan menikah dengan bosnya?" Malvin memainkan alisnya.
Embun tersenyum canggung. Dia jadi merasa tak enak.
"Kamu tidaak perlu. berbuat sejauh itu."ucapnya pelan.
"Tentu perlu! Kita harus memukul dia telak." ucap Malvin."Kamu bilang ingin balas dendam bukan."
Embun mengangguk.
"Ini hanya pembalasan darimu, aku juga sudah mnyiapkan untuk Kay."Ucap Malvin.
"Oohh ya, dia bilang kamu dekil, jelek dan lain sebagainya. Kita ubah penampilan. Mulai besok, kamu berhenti dari tempat kerja. Kamu harus mulai perawatan. Aku sudah mengaturnya."lanjutnya.
Embun terdiam.
"Aapa kamu ragu? apa kamu ingin mundur?"Malvin mencoba memastikan lagi.
Embun menggeleng."Tidak."
"Bagus"tersenyum puas.
"Aku hanya merasa tak enak padamu. Sepertinya kamu lebih banyak berkorban."lirih Embun.
"Anggap saja ini hobiku. Aku sangat tidak suka pada pria seperti Danu. Dan aku senang melakukannya."
Embun tersenyum kecil. begitupun dengan Malvin. lalu terdiam.
Dari layar mereka hanya saling menatap tanpa bersuara cukup lama. Dan Malvin sangat menikmati itu.
"Aku tutup telponnya.." ucap Embun akhirnya. Saat suasana terasa semakin canggung.
"Aa.. Baiklah."balas Malvin kikuk.
Telepon ditutup. Embun menyentuh dadanya. dia menutup matanya merasakan detaknya yang semakin cepat dan berirama. embun tersenyum geli. lalu memandang Kay yang tertidur disampingnya.
"Kay? Aapa kamu tidak keberatan jika Daddy Mal menjadi Ayahmu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Silvi Vicka Carolina
lahi hamil.lari ...wa gak takut ta
2024-08-26
0
Ronita Herlina
halah malvin bebisaan wae, misi bls dendam atau misi masa depan ituuh...hehe
2024-07-21
0
Iin Husaini
moduuus... saya jd baper 🤣😍
2023-06-21
3