Embun dan Malvin sedang menikmati es dawet saat mekanik menghampiri
"Udah selesai mbak."
"Makasih mas, duduk dulu,udah kupesenin es dawet."balas Embun.
"Wah jadi ngrepotin mbak." duduk juga, saat pak penjual dawet menyodorkan es dawet padanya.
"panas gini enak nya nge es dawet mas." ucap Embun diselingi tawa kecil."Yang rusak apa?"
"tadi cuma saya service sama ganti busi aja." balas Mas mekanik menyerupit es dawetnya. "terus besok bawa aja kebengkel. Ada beberapa part yang musti diganti."
"Aaah iya mas." wajah Embun sudah agak berubah."habis berapa ya mas buat benerin yang tadi?"
"Itu udah diurus sama Josh, Mbak."
"Josh?" heran.
"Yang tadi hubungi aku mba, mbaknya nggak kenal?"
Embun beralih menatap Malvin.
"Orangmu?"
Pria itu hanya tersenyum tipis.
Setelah membayar Mereka kembali. Embun membongcengkan Malvin, karena pria itu tak bisa mengendarai motor.
"Kemana aku harus mengantarmu, Mal?"
"Karena ini masih sore, bagaimana jika kita berkencan?"
Embun tergelak.
"Apa?"
"Date."ucap Malvin sedikit mengeraskan suaranya agar tak kalah oleh deru suara angin."What do you think?"
Embun terkekeh.
"Aku tidak ingin berkencan."
"Kalau begitu, ayo kita main? Kita berteman kan?"nego Malvin tak menyerah.
"Apa kamu mengganti kata-katamu yang intinya sama saja."
"Kamu berhutang padaku. Kamu bilang akan bermain bersama." Malvin masih berusaha.
"Bersama Kay dan catty, Mal." Embun menegaskan dengan menahan senyum.
"Mereka tidak ada. Ayolah. Just a moment. Friend?" Malvin sedikit memaksa."Remember?"
Embun tertawa geli.
"Baiklah." Akhirnya.
Embun membawa motornya mengelilingi kota, Mereka berhenti sesaat di sebuah alun-alun yang ramai sore itu. Berjalan-jalan mengikuti arus lautan manusia. Juga menyempatkan diri untuk membeli camilan. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.
"Aku antar kamu pulang Mal."Ucap Embun saat memasuki belokan ke kawasan tempat Malvin tinggal."Sebagai Ojek. Jadi kamu harus membayarku nanti."
Malvin tergelak.
"Baiklah. Berapa tarifmu?"
Kini giliran Embun yang tertawa.
"Mahal. Kamu nggak akan sanggup membayar."
Motor itu berhenti tepat di depan gerbang rumah Malvin.
"Disini saja ya."
Malvin turun dan berdiri disamping motor Embun.
"Terima kasih." ucapnya, mencium ringan pipi Embun, membuat mata Embun membelalak kaget.
"Bayaranmu." seloroh Malvin."Aku tidak punya uang. Tarifmu mahal."
Embun tertawa lucu.
"Aku pulang."pamitnya.
"Hati-hatilah."
Motor Embun sudah berjalan cukup, saat Malvin meneriakkan ucapan yang membuat Embun tertawa kecil.
"Terima kasih untuk kencannya." seru Malvin mencorongkan tangannya didepan mulutnya. Lalu tertawa lucu, saat dilihatnya Embun melambaikan tangannya.
Motor Embun membelok kejalan yang memasuki area panti. Dikejauhan Dia sedikit terkejut saat dilihatnya Kay sedang duduk berjongkok di depan gerbang panti yang terbuka. Embun menghentikan motornya.
"Kay?"
Kayla mangangkat kepalanya, wajahnya sudah dipenuhi airmata dan pipi nya terlihat merah. Hati Embun bergetar. Ada apa ini? Kenapa Kay seperti itu? kenapa wajahnya memerah seperti habis kena pukul?
______
Kayla masih menjalani masa hukumannya, tidak boleh keluar rumah kecuali saat sekolah. Siang itu Kay sedang membereskan rumah. Yura sedang mengambil libur karena merasa tak enak badan (katanya). Yura hanya bermalas-malasan saja. Danu sedang pergi bekerja saat itu. Hingga Yura bisa begitu leluasa memperlakukan Kay sesuka hatinya.
Gadis kecil itu mengepel lantai sesuai yang Yura minta. Wanita dewasa yang sedang hamil itu bertingkah seperti nyonyah yang berkuasa. Kay disuruhnya mengepel berulang-ulang. Setelah gadis itu menyelesaikan urusan dapur.
"Kamu itu bisa ngepel yang bener nggak sih?" sentak Yura kesal, "Lihat disana masih kotor. pergunakan dirimu dengan benar."
Kay menatap sengit Yura. Ingin dia melawan, namun Kay masih teringat akan ayah dan ibunya. Kay harus menahan diri.
Deru suara mobil Danu terdengar memasuki area halaman. Dengan cepat Yura berdiri hendak merebut pel yang dibawa Kay. namun bocah itu menggeser tubuhnya, hingga Yura yang tidak bisa menjaga keseimbangannya oleng dan jatuh.
Kay melihatnya dan tersenyum miring. Yura yang jatuh terjerembab itu menatap sengit padanya.
"Kau...." Sengit Yura menahan sakit dipinggangnya. Muncul Danu diambang pintu.
Yura mulai beracting. "Aaaaa... sakit!"
"Ada apa ini?" seru Danu terkejut. melihat kay yang memegang pel dan Yura yang terjerembab di lantai.
"Kaaayyy.... membuatku jatuh Mas!" adu Yura merengek dengan airmata diwajahnya.
Danu terlihat marah sekali."Apaa? Apa itu benar Kay?"
"Tidak ayah!"Wajah Kay sudah berubah ketakutan."Mama Yura jatuh sendiri."
"Bohong!" sergah Yura tak terima. "Lihat aku Mas! Aaahh.. perutku!"
Wajah Danu sudah semakin marah. Dia menghampiri Yura."Mana yang sakit?"
"Perutku mass... Aaaahh...." rengek Yura kesakitan.
Danu meradang, dia melihat Kay dengan mata melotot. mendekati gadia yang gemetar ketakutan itu dan melayangkan tamparan diwajah gadis kecil itu.
"Anak tak tau diri! Bisa-bisa nya kamu menyakiti mamamu yang sedang hamil ini? Dimana perasaanmu hah?" Danu yang kalap hendak kembali menampar Kay.
"Ampun Yah! Ampuni Kay! Maafkan Kayla yah." pilu Kay memohon.
Namun pria itu terlihat semakin kalap, dia melepas tali pinggangnya dan memukul tubuh mungil itu beberapa kali tanpa memperdulikan Kay yang memohon ampun.
"Aaahh.. Mas Danu!" jeritt Yura. Danu menoleh, tampak warna merah mengalir dikaki istrinya. Membuat Danu makin kalap dan panik.
Danu menarik Kay kedalam kamarnya. Menghempas tubuh gadis itu begitu saja.
"Ayah belum selesai. Setelah ini jika terjadi apa-apa pada mama Yura dan adikmu, kamu akan mendapat masalah besar." ancam Danu membanting pintu dengan kuat dan menguncinya.
Danu berlari menghampiri Yura dan sesegera mungkin membawanya ke RS.
Kay yang menjerit dan menggedor pintu berulang meminta pembebasan akhirnya terkulai lemas didepan pintu dengan airmata dan rasa perih ditubuhnya.
Kay menangis meratapi nasibnya nanti. Bagaimana dengan ibu? Dan sudah pasti Kay dan ibunya yang akan disaalahkan. Kay terbangun dari duduknya. Dia mengambil ranselnya memasukan beberapa baju dan buku sekolahnya.
Kay memakai jaket untuk menutupi luka ditangannya. Dengan cepat Kay yang menggendong ranselnya itu membuka jendela kamarnya lalu melompat keluar. Kay berlari menjauh dari rumah ayahnya.
Kayla berlari secepat yang dia mampu menuju panti. sesampainya didepan panti Kaki kayla tiba-tiba lemas. Gadis cantik itu duduk berjongkok didepan panti dan membenamkan wajahnya diantara lututnya. Tak lama Kay mendengar suara motor berhenti didepannya.
"Kay!"
Kayla mengangkat wajahnya.
Ibuuuu... air mata Kay meluncur deras tanpa aba-aba.
______
Didalam kamar Embun yang terpisah dari rumah utama Panti. Embun mendudukkan anak gadisnya yang masih terisak itu. Embun membuatkannya teh hangat dan menawarinya roti bakar yang masih hangat, yang tadi dibelinya bersama Malvin.
Embun melihat Kay menyeluruh, gadis itu sedang meminum teh hangatnya. Wajah sembab yang memerah, ada seperti luka merah ditangan Kay yang tersembunyi dibalik jaketnya.
Embun menyibakkan lengan jaket anaknya. Embun terkejut. bekas luka memanjang tercetak disana.
"Apa ini Kay?" suara Embun bergetar, "Kenapa tanganmu begini?"
Gadis kecil itu menangis lagi. Kini hati embun semakin tersayatt.
anakku. Apa yang terjadi? - Embun memeluk anaknya dan bulir bening melolos begitu saja.
"Apa ayah yang melakukannya?" tanya Embun pelan dengan suara parau.
Kay menangis, hanya menangis tanpa mau menjawab. Embun semakin memeluk tubuh anak gadisnya. dia tak ingin bertanya lagi, dia tau Kay pasti masih syok.
Embun dengan telaten mengoleskan salep ke luka Kayla yang masih sesenggukan namun sepertinya dia sudah tenang.
Malam itu Kay tidur dalam pelukan ibunya. Disana dia bisa merasa tenang. Embun tak mngucapkan apa-apa. Namun dia bertekat, besok pagi dia akan menemui mantan suaminya Danu. Menuntut penjelasan kenapa Kay sampai memiliki luka seperti itu.
______
Ke esokan paginya Embun benar-benar mendatangi rumah Danu. Dia melihat adanya mobil silver dihalaman depan. itu artinya Danu ada dirumah.
Dengan segera Embun mengetuk pintu rumah. Ketukan yang semakin lama semakin tak sabar.
"Mas Danu!" seru Embun yang makin tidak sabar. Diambilnya hp dalam tasnya.
Lalu melakukan panggilan telpon. Suara dering hp Danu terdengar tak jauh. Pintu dibuka. Wajah Danu yang memerah dengan rahang yang mengeras, tampak pula deretan giginya yang dia tunjukan. Menandakan dia juga sama marahnya dengan Embun sekarang.
"Kau apakan Kay?"Menatap Danu dengan wajah marahnya. Mata yang menyala dan menantang.
"Oh jadi anak itu kabur ke tempatmu hah?"
"Apa? Kabur? Apa yang sudah kau lakukan padanya Mass?" sentak Embun kehilangan kesabarannya.
Apa maksud mas Danu kabur? Apa dia mengurung Kay? Apa yang sudah dia lakukan? sampai Mas Danu tega memperlakukannya seperti ini? batin Embun.
"Apa kau tau apa yang sudah dia lakukan?"Danu berbalik menyentak Embun dengan mata yang masih melotot.
"Aku tidak tau, juga tak mau tau. Kau sudah menyakitinya. Kay anakmu!" tak kalah sengit.
"Dia anakku sebelum kau meracuni pikirannya?"
"Apa kau bilang? Siapa yang pertama berhianat disini? Kamu mass!"
Danu mengangkat tangannya hendak menampar Embun, namun tangan itu sudah Embun tahan dengan tangannya sendiri yang memegang hp hingga benda pipih itu terjatuh dan terbelah.
"Aku nggak akan kena tampar dua kali oleh orang yang sama Mas."sengit Embun dengan emosi yang sudah meluap."Kau sudah menyakiti anakku. Masih mau memukulku juga? Kenapa? Apa karena wanita itu?"
Danu tertawa jengkel.
"Iya! Karena Kay, Yura hampir keguguran."ujar Danu dengan mata yang hampir keluar dari rongga matanya.
"Apaa?"Embun tak percaya."Kay masih anak-anak. picik sekali kau menyakitinya, untuk hal yang belum tentu dia lakukan dengan sengaja."
"Aku tidak perduli, apapun itu dia sudah membuat Yura mengalami pendarahan."
Embun terdiam. dia melihat Danu dengan pandangan jijik dan menyesal.
"Aku mengerti. Aku akan membawa Kay pergi. Dia akan tinggal bersamaku."
"Bawa saja dia! Ingatlah! Tak ada sepeserpun untuk kalian!"tegas Danu sengit.
Embun tertawa jengkel.
"Jangan memohon pada kami untuk kembali!"
"Tidak sudi!"sinis Danu dengan mata yang makin membesar.
"Kamu akan menyesal Mas." Embun mengambil hp nya yang terburai dilantai itu, lalu pergi meninggalkan Rumah Danu dengan emosinya yang masih belum dapat dia atasi.
"Aku pasti akan membalasmu Mas, Kalian pasti akan menyesal sudah membuat Kay terluka." gumam Embun bertekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Rinda
ibuk bodoh, dmn2 klo bercerai ibuk mempertahankan anknya
2024-09-20
0
Lisa Yen
sebenarnya tdk di ksh ung sama danu pun tdk papa embun , kau bisa sekolahkan ank mu jgn takut
2024-04-10
0
Lisa Yen
sebenarnya klu 1 ank aj msh sangkup tu di sekolahkan lo ,
2024-04-10
0