Embun kembali kepanti disana Embun mendapati Kayla dengan wajah panik mencari ibunya. Embun berjalan mendekat. Kay memeluknya. Gadis kecil itu sesenggukan.
"Jangan tinggalkan Kayla Buu." rengek Kay parau.
"Maaf Kay. Ibu hanya menyelesaikan beberapa urusan. Maafkan ibu. Ibu tidak akan pergi." ucap Embun lembut menenangkan anaknya.
"Ayo kita sarapan."ajak Embun menuntun kay untuk makan.
Embun menyuapi Kay, sambil tersenyum melihat anak gadisnya yang manja itu. Embun juga bersedih, kenapa nasib kay sampai seperti ini? Dia masih terlalu kecil untuk menerima siksaan dari ayahnya sendiri.
"Kay, nanti ibu antar kesekolah ya. Cepat habiskan."
"Kayla nggak mau sekolah. Kay mau sama ibu saja."
Embun menghela nafasnya. Dia tau Kay pasti masih takut dan syok. Apa yang harus Embun lakukan? Dia tak ingin memaksa Kay, apa lagi melihat luka Kay pasti akan terjadi keributan nanti disekolah. Embun berfikir sejenak.
Apa aku bawa saja Kay? Tidak!
Embun akhirnya membawa Kay kerumah Malvin pagi itu.
"Maaf. Apa tuan Malvin ada dirumah?" tanya Embun pada kepala pelayan disana.
"Tuan sudah berangkat kerja nyonya."
Embun sedikit kecewa, "Begitu? Bagaimana dengan Catty? Apa dia dirumah?"
"Nona Catty dirumah. sedang belajar."
Mendengar itu Embun sedikit lega.
"Bolehkah saya bertemu dengannya dan menitipkan Kayla disini?"
Embun dan Kay duduk diruang tamu utama tak lama Catty muncul dengan wajah riang.
"Kay!!" serunya memeluk Kay erat, membuat Kayla meringis sakit karena badannya yang penuh luka sabetan itu tertekan.
"Aku kangen. aku senang kamu kemari."
"Catty!" sebut Embun.
"Yeah, aunty."
"Boleh aunty menitipkan Kay disini?"
Catty mengangguk cepat, terlihat dia sangat senang. Embun tersenyum, karena Catty gadis yang baik.
"Apa kamu tau dimana Daddy mu bekerja?"
"Uumm..."
"Bisakah kamu memberitau aunty dimana?"
"Uummm..."
Catty berjalan mendekati meja disudut ruang dekat jendela. Dia mengambil sebuah kertas kecil lalu memberikannya pada Embun.
"Disini."
Embun menerima kartu nama Malvin yang disodorkan oleh Catty.
"Terima kasih."
"kenapa aunty mau menemui Daddy dikantornya? Kenapa tidak telpon saja?"
"Aunty ada urusan sedikit dengan Daddy Mal, Catty."
"Urusan? Kalau begitu cepatlah. Nanti sore Daddy akan ke Negara S. Mungkin agak lama."
Embun tersentak.
"Benarkah?"
"Uumm..."
Embun tersenyum kecil.
"Kalau begitu, Aunty pamit ya. Tolong bantu Kay." Embun mengelus kepala Catty.
Setelah berpamitan Embun segera meninggalkan kediaman Malvin. Dengan motor matiknya, Embun mendatangi kantor Utama CRD Corp.
Embun menatap bangunan yang menjulang tinggi itu. Embun memejamkan matanya sesaat dan memgepalkan tangannya didada. memantapkan hati dan niatnya.
Embun mengambil langkah pasti. Memasuki gedung besar itu. Embun berhenti di lobi. Disana ada wanita cantik dan modis yang terlihat cukup sibuk dengan aktifitas menelponnya.
"permisi." ucap Embun saat dilihatnya wanita FO itu meletakkan ganggang telpon nya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Aa, saya ingin bertemu dengan Tuan Malvin."
"Apa anda sudah membuat janji temu?"
wajah Embun sedikit berubah.
"Aa belum." menjawab ragu.
"Kalau begitu, maaf! Tidak bisa!"
Wanita itu kembali pada aktifitasnya. Embun tertawa jengkel.
"Maaf nona, saya harus menemuinya hari ini."
wanita itu terlihat kesal.
"Tuan Malvin sangat sibuk. Anda harus membuat janji dulu sebelum bertemu dengannya." wanita itu terlihat memaksakan diri tetap tersenyum walau terlihat jelas wajahnya yang kesal.
Embun merasa kesal mendengarnya.
Aku harus bertemu dengannya, apapun yang terjadi. Hanya ini kesempatanku.
Embun melihat sekeliling, Ada Lift diujung tempat dia berdiri. Dengan segera Embun melangkah menuju Lift. Tentu saja tekatnya lah yang lebih mendominasi, Dia harus bertemu Malvin hari ini juga sebelum pria itu pergi keluar negri.
"Hei! Nyonya! Anda mau kemana?"
Embun tetap berjalan tanpa meperdulikan teriakan Wanita FO yang berteriak itu.
"Keamanan!"
Embun menoleh, Apa mereka akan menyeretku keluar? Tidak! Tidak boleh.
"Wanita itu penyusup! Hentikan dia!"
Embun mempercepat langkahnya, Dibelakang 2 orang berseragam Scurity berjalan cepat kearahnya, dengan segera Embun berlari memasuki lift, dan memencet tombolnya sembrang. Pintu lift tertutup tepat saat petugas keamanan itu didepan pintu.
Embun bernafas lega.
Aku lolos.
Embun mulai berfikir, Dimana kira-kira ruangan Malvin. Dimana pria itu berada? Embun melihat tombol lift. Ada 17lantai. Embun yakin ruangan Malvin pasti berada dilantai tertinggi. Embun memencet tombol lantai 17.
Apa rencananya jika dia bertemu Malvin nanti, mungkinkah dia bisa masuk kesana? Bagaimana jika Malvin malah tidak ada? Embun menghela nafas frustasinya. Embun mencoba menenangkan diri. dia harus memastikan lebih dahulu. dan tidak boleh tertangkap.
Pintu lift terbuka. Embun berjalan mengendap-endap. Diruangan itu ada beberapa orang pekerja, yang sibuk entah apa embun tak tau. Tapi jelas dia tau karena ada plang yang menunjukan disana adalah ruang sekertariat, dan di ujung ruangan itu ada plang yang menunjukan ruangan CEO.
Embun berjalan pasti keruangan itu. Saat sudah mendekati pintu ruangan, dia dicegat.
"Maaf nona anda tidak bisa sembarangan masuk."
Embun tersenyum, "saya harus bertemu dengan Tuan Malvin."
"Apa anda sudah membuat janji?"
"Iya."
"silahkan tunggu disana. Sekarang Tuan Malvin sedang metting."
Apaa? Meting?
"Berapa lama? Dan dimana metingnya, saya terdesak waktu. Malvin tidak mengatakan apapun."
"Maaf Nona silahkan tunggu disana."
Embun menghela nafasnya. Sial kalau begini aku akan tertangkap duluan sebelum bertemu dengannya.
" Maaf, bisa kah anda memberitahu dimana dia berada? Catty anaknya sedang dalam bahaya, saya harus segera bertemu dan memberitahunya." embun memohon.
Maaf Cat, aku menggunakanmu.
Wanita yang sepertinya sekertaris itu terlihat berubah wajahnya. Dia tau Catty.
"Tuan Malvin meting di ruang Teratai lantai 10."
Embun tersenyum , "Terima kasih."
Bergegas Embun menuju lift dan menekan tombol. pintu terbuka segera Embun masuk dan menekan tombol 10.
Ting!
Pintu lift terbuka tepat dilantai 10. Tepat juga didepan pintu seorang keamanan berdiri. Embun terkejut, begitupun dengan scurity itu. Embun mendorongnya dan berlari menjauh.
"Aku menemukannya. Wanita itu dilantai 10."
Suara scurity yang berbicara dengan ht nya terdengar oleh Embun, yang sedikit menoleh. Embun berlari. Dia harus menemukan ruang teratai. Dia tak boleh tertangkap.
Embun terus mencari, Dia sempat bersembunyi dulu di ruang pantri, disana dia menemukan seragam CS. Dengan segera Embun menggantinya. Dia harus menyamar. Karena tadi dia sempat tertangkap dan berhasil lolos. Mereka pasti dudah hapal dengan baju yang melekat ditubuhnya itu.
Setelah selesai berganti dengan seragam CS. Embun melangkah keluar pantri yang kebetulan kosong itu. Embun berjalan beberapa kali dia sempat berpapasan dengan scurity, namun dia berhasil mengelabui. Hingga tanpa sengaja tak jauh dari ruang meting Teratai, ada seorang scurity yang mengenalinya.
"Ketemu!" ucap security mencengkram tangan Embun. Embun tersentak.
Tidak! Aku tak boleh tertangkap saat ruangan itu sudah ada didepan mata. Tuhan kumohon.
Embun berusaha meloloskan diri. Dengan sekuat tenaga Embun memukul wajah security itu.
BUG! cengkramannya terlepas. Embun segera berlari menuju pintu ruang Teratai dimana Malvin berada.
"Tangkap dia!"
Embun semakin panik. Aku tak boleh tertangkap, setidaknya sebelum membuka pintu itu.
BRRAAKKKK!
Pintu berhasil dibuka. Dengan nafas terengah Embun berdiri beberapa meter dari pintu masuk. Matanya menyisir ruangan, wajah-wajah tak dia kenal.
Ketemu! batin Embun yang melihat orang yang dia cari ada di ujung meja panjang yang melingkar itu.
Pria itu menatapnya dengan wajah yang sangat terkejut dan penuh tanya.
"Mal...."
Tangan Embun sudah dicengkram dari belakang oleh scurity.
"Maaf atas keributan ini" ucap salah satu scurity yang ikut menerobos masuk. Sementara dua lainnya mencoba menyeret Embun keluar dengan paksa.
"Lepaskan!" teriak Embun.
"Mal! Malvin! Apa kau mendengarku! Mal!"jerit Embun yang meronta bahkan sampai keluar dari ruangan itu.
Embun masih mencoba melepaskan cengkraman kedua scurity itu. Sampai tubuhnya merosot dilantai.
"STOPP!"
"I SAID STOP!"
Seseorang menarik tubuh salah satu scurity yang menahan Embun,
BUG!
Orang itu sudah berjongkok didepan Embun dengan wajah pucat dipenuhi kewatiran. Embun yang sudah terduduk dilantai itu tersenyum lega. Airmatanya jatuh begitu saja.
Mal!
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ronita Herlina
kurang elegan embun ahh...
2024-07-21
0
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
aneh nih embun msk kantor orang kok gitu, hrsnya nlp dulu embun... ish
2024-07-15
1
Niaa🥰🥰
bodoh bukannya di hubungi dulu
2024-02-09
2