Malvin menatap mobil Danu yang membawa pergi Kayla. Ada kemarahan yang tertahan disana. Malvin menoleh, berbalik menatap iba pada Embun. Wanita itu meneteskan lagi airmatanya yang berharga. Malvin mengusap lembut kepala Embun dan membawanya ke dadanya.
Anak-anak panti sudah membubarkan diri bersamaan dengan perginya mobil Danu. Hanya tinggal Catty disana, gadis kecil itu berjalan mendekati Daddy nya.
"Dad?"
Malvin melihat kearah anaknya, tersenyum hangat dan meraih kepala Catty memeluknya. Catty memeluk Daddynya juga Embun, mengusap tubuh Embun mencoba memberinya kekuatan.
"Everyting gonna be okey aunty." ucapnya."Kami juga menyayangi Kay, Dia akan baik-baik saja. Kay anak yang kuat."
Malvin memeluk dua wanita yang disayanginya. Catty anak gadisnya, yang walau manja memiliki rasa simpati dan empati yang cukup. dan Embun yang beberapa bulan terakhir ini mengisi hati dan pikirannya.
Dilain pihak, di rumah Danu.
Dengan kasar Danu menarik Kay masuk kedalam rumah. Menghempas tubuh kecil itu kesofa tamu.
"Ayah sudah bilang padamu untuk menemani Mama Yura kan?" kalapnya.
Kay meringkuk gemetar ketakutan.
"Kenapa malah pergi?"sentaknya, membulatkan mata dan mengatupkan mulutnya menahan emosi. Danu tak mungkin memukul anaknya. Bila Embun tidak masalah. Tapi Kay tidak.
"Mama Yura sedang hamil Kay, mengandung adik kamu! Harusnya kamu membantu Mama Yura!"
Kay menatap Danu dengan mata berembun, beralih melihat ke arah Yura. wanita itu tersenyum mengejeknya.
Apa? Aku sudah mengerjakan semuanya Ayah. Semua! batin Kay menitikkan air mata.
Mulutnya masih mengatup rapat. Membantah hanya akan membuat ayahnya semakin kalap.
"Masuk kekamarmu sekarang! Ayah menghukummu! Tidak ada makan malam untukmu! Jangan keluar kamar sampai besok pagi! Ayah masih marah padamu!"
Kay berdiri dan melangkah kekamarnya. Di dalam kamar yang tertutup itu Kay membenamkan wajahnya di bantal. Menangis sejadinya. Kenapa ayah Danu menjadi seperti ini? Dia tidak pernah meninggikan suaranya padanya. kenapa Ayah Danu membenci Embun? Bahkan sampai memukulnya didepan Kay. Kenapa ayah Danu berubah? Apa salahnya? Apa salah Ibu Embun?
Kay terus menangis, semua pertanyaan itu bergelayut dikepalanya.
Di luar kamar Kayla.
Danu yang masih emosi itu menjatuhkan diri di sofa. Dia mengusap dan menjambak rambutnya sendiri. Danu frustasi sekaligus marah. Sepertinya hidupnya tidak akan tenang jika masih berhubungan dengan Embun.
Danu sudah menyingkirkan Embun dari hidupnya, namun Kay masih menjadi penghubung diantara keduanya. Membuatnya makin kesal. Danu menyesal karena dulu dia memberikan hak asuh Kayla pada Embun. Walau kini justru dialah yang merawat Kay, berkat ancaman tidak akan membiayai sekolah Kay bila Kay tinggal bersama ibunya.
Yura tersenyum licik dari ambang pintu. Yura puas, rencananya cukup berhasil. Dia mendekati suaminya, duduk disamping pria itu dengan memasang wajah prihatin. Yura mengelus lengan Danu, memberinya kekuatan dan kesabaran.
"Mas, jangan terlalu keras pada Kay. Kasihan. Dia masih anak-anak."ucapnya lembut.
"Yura." Emosi Danu sudah menurun."Jangan mengkritik caraku mendidik Kay. Dia sudah terlalu dimanja oleh Embun sampai dia tak tau bersikap."ucapnya lagi.
"Meninggalkan kamu yang lemah ini, mengerjakan semua pekerjaan rumah, tanpa membantu. Anak kurang ajar."Mengepalkan tangannya. Tentu saja Danu marah pada Embun.
Sudut bibir Yura terangkat sedikit.
Yeess!! Aku berhasil. batinnya.
"Mas... Sudah! Jangan emosi lagi. Ayo kita makan saja. Lauknya sudah dingin tuh." ajak Yura menarik lengan Danu.
Dimeja makan Yura mengambilkan makanan untuk Danu,Sayur yang Kayla masak dan ikan yang gadis kecil itu tadi goreng.
"Maaf ya mas, ikannya agak gosong. Maklumlah. Tadi Yura sambil beresin rumah."Ucap Yura ngarang.
"Nggak papa Sayang. Maafkan Mas ya. Kamu jadi harus mengerjakan semua sendirian, gara-gara Kay pergi tadi." sesal Danu bersimpati pada Yura.
"Nggak papa Mas, Kay kan masih kecil. Kasihan. Biarkan dia menikmati masa bermainnya dengan puas."
Huweeekk.. mau muntah aku rasanya mengucapkan ini. batin Yura.
"Yura, biarkan Mas mencarikanmu ART. buat beresin rumah. Aku nggak tega sayang."
"Nggak papa sayang. Aku kuat kok. Nih buktinya. Makanan jadi semua, yah walau hanya sayur dan ikan. Dan lihatlah rumah yang bersih ini? Siapa lagi kalau bukan istri mas ini yang lakukan?"memandang berkeliling dengan puas.
Danu tersenyum melihat istrinya. Dia semakin kagum dan cinta pada Yura, tanpa tau apa yang sudah Yura perbuat dibelakangnya. Mengakui semua pekerjaan yang Kay lakukan demi mendapat perhatian Danu.
Kembali ke kamar Kayla.
Kayla terbangun dari tidurnya, Dia kelelahan menangis sampai tertidur. Matanya mengerjap melihat sekeliling. Kay melihat jam weker di atas nakas, pukul 20.00 malam.
"Aah, sudah malam. pantas aku lapar."gumamnya.
Kayla berjalan kearah pintu, tangannya memegang handle. Tapi dia urungkan untuk membuka pintu. Kay ingat Ayah Danu sedang menghukumnya.
"Tak ada makan malam untukmu! Jangan keluar kamar sampai besok pagi. Ayah masih marah padamu!"
itulah suara Danu yang terlintas dikepalanya.
Kayla kembali duduk di atas ranjangnya. Menahan perutnya yang perih.
"Aku lapar ibu..." lirihnya.
Melihat seisi ruang kamarnya, Matanya terhenti pada tas ransel yang dibawanya tadi. Kay teringat ucapan ibunya.
"Kay,ibu sisihkan risol dan mocil disini. Ibu masukkan dalam tas ya. Nanti dimakan."
Kay berdiri, berjalan mendekati tasnya, membuka resletingnya dan melihat didalamnya. Ada sekotak bekal didalamnya ada risol dan Mocil yang tadi mereka buat dipanti.
Air mata Kay luruh, antara senang dan haru. Melihat sekotak makanan itu. Dengan lahap Kay memakannya, diselingi isakan lirih.
______
Embun masih terduduk dikursi halaman panti. Dia masih lemas, rasanya baru sebentar bertemu dengan anaknya setelah sekian hari tak bertemu.
Embun juga membayangkan bagaimana keadaan Kay setelah Danu membawanya.
Semoga mas Danu tidak melewati batas dan memukul Kay, walau bagaimanapun Kay anaknya. Dia pasti mencintainya. pikir Embun.
Sebuah botol mineral terayun didepannya. Embun mendongak. Malvin dengan Senyum hangat diwajahnya mengayunkan botol itu padanya. Embun menerima dan meminumnya.
"Terima kasih."
Malvin duduk disamping Embun.
"Aku kepikiran Kay. Semoga dia baik-baik saja."
"Tentu saja. Kay anak kalian, tidak mungkin dia menyakiti anaknya sendiri."hibur Malvin.
"Jika dia lakukan juga, kita tuntut saja mantan suamimu itu. satu luka lebam cukup untuk memenjarakan dia. Kamu mau berapa? Lima tahun? sepuluh tahun?"lanjut Malvin lagi dengan senyum lebar diwajahnya.
Embun tertawa lucu.
"Terima kasih."
"Tidak! Nanti saja jika sudah terlaksana. Heemm?"
Embun tersenyum kecil.
"Kamu cantik jika tersenyum."
Wajah Embun berubah canggung.
"Teruslah tersenyum Embun. Jangan menangis lagi."
Masih merasa canggung, Embun meminum mineralnya lagi.
"Tawaranku masih berlaku. Jika kamu ingin membalas mereka. Datanglah padaku." ucap Malvin dengan mimik serius.
Pria itu menyentuh pipi Embun yang memerah bekas tamparan Danu tadi. Malvin mengecup singkat disana. membuat Embun menoleh terkejut.
"Aku mencintaimu Embun."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Ambil Kay Embun jgan takut tidak bisa membiayai..pasti ada jln..jangan lemah krn Kay anak Mandiri..kasihan Kay klo kmu lemah hati.srmangattt 💪💪💪💪
2024-09-20
0
Sunarmi Narmi
Semoga anak Yura cacat biar kapok..dah tau hamil kok jahat
2024-09-20
0
Rosida Ida
so sweet..
2024-04-29
0