Kayla membersihkan ikan diwastafel dapur rumah, dengan telaten bocah berumur 8tahun itu menyiangi ikan segar dengan kedua tangan mungilnya.
Kay yang terbiasa membantu Embun memasak di dapur, membuat gadis kecil itu luwes memegang pisau. Setelah ikan bersih, Kayla membuat bumbu, memarinasi ikan. Selagi menunggu bumbu meresap. Kayla mengeluarkan sayur dari kulkas, memotongnya menjadi beberapa bagian lalu mencuci bersih. Menyiapkan bumbu dan mulai memanaskan wajan, Kay menggoreng bumbu, setelah harum Kay memasukkan sayur.
Sementara menunggu sayur matang, Kay memanaskan wajan lain mengisi dengan minyak dan mulai menggoreng ikan. Kayla berpindah pada wajan sayur disebelahnya menggoreng ikan. memasukkan garam dan penyedap rasa, Kay mengetes rasa. Setelah dirasa pas, Kayla mematikan kompor.
"Tinggal menggoreng ikan."ucapnya bersemangat.
Siang itu Kayla memasak dirumah, Mama Yura yang sedang libur kerja karena hamil itu bermalas-malasan dikamar. Kayla lah yang dia minta membersihkan rumah dan memasak. Mual dan lelah katanya jika memasak atau mengerjakan pekerjaan rumah. Hingga memaksa gadis kecil itu mengerjakan semuanya.
Sudah hampir beberapa hari ini Kayla tak sempat ke panti karena kesibukannya dirumah. Sudah hampir 2bulan lamanya sejak Yura dinyatakan hamil, Kay lah yang mengerjakan pekerjaan rumah sepulang sekolah. Tentu saja itu semua inisiatif Yura dan tanpa sepengetahuan suaminya.
Yura tak ingin jatahnya berkurang karena harus membayar ART untuk membersihkan rumah, toh ada anak dari wanita dekil itu numpang tinggal disini. dengan sedikit ancaman, bocah itu pasti menurut. begitu pikir Yura.
Setelah masakan matang semua, dan peralatan tercuci bersih, Kayla bersiap hendak ke panti. Dia pergi melewati Yura yang saat itu sedang bermain hp di ruang tamu dengan tv yang menyala.
"Eehh,, mau kemana?" tegurnya melihat Kayla ngeloyor begitu saja tanpa pamit padanya.
"Mau kepanti Mama Yura."
"Kerjaan rumah sudah beres belum?"
"Sudah Ma."
"Ya sudah! pergi sana." menyodorkan tangannya kearah Kayla, Kayla mencium tangan Mama Yura."Pulang sebelum jam lima. Jangan sampai Ayahmu marah." sambungnya ketus.
"Iya Ma."
Kayla berjalan ke jalan aspal depan. Disana ada pangkalan ojek, setelah naik keatas motor, pak ojek mengantarnya kepanti.
Sesampainya dipanti Embun masih bekerja diresto, Kay hanya bertemu dengan Catty yang sudah sangat menunggu dan rindu bermain bersama dengannya.
"Kay, kenapa kamu jarang datang kemari?"Catty menyambut dengan protesan dan cemberut diwajahnya.
Kayla tersenyum lebar. Sahabatnya yang satu ini memang dikenal manja, namun berhati baik.
"Aku sibuk belajar untuk ujian Cat."beralasan.
"Kenapa tidak belajar disini saja?"
"Dirumah lebih bisa konsentrasi, disini nanti kamu gangguin." nyengir.
"Kay!" Memukul pelan tubuh Kay. Kay tertawa, kedua gadis kecil itu sudah asyik bercanda dan bermain bersama.
Kayla tidak pernah bercerita pada siapapun jika dia dirumah mengerjakan semua pekerjaan rumah, ya membersihkan rumah, ya memasak. Hanya mencuci saja yang tidak. Yura memutuskan untuk melondrinya saja. Karena Kayla tak bisa melakukannya. Kayla pernah membuat bajunya yang mahal itu bolong saat menyetrikanya. Sampai Yura harus menghukumnya. Dan tentu saja Danu tak tau.
Yura akan bersikap manis pada Kay didepan Danu, namun berbeda jika Danu tak ada, Kay diperlakukan bak babu dirumah ayahnya sendiri. Karena bagi Yura, Kay hanyalah beban. Danu yang bersikeras ingin membawa Kay. Meski hak asuh Kay atas nama Embun. Sudah perjanjian mereka, jika ingin Kay dibiayai Kay harus tinggal dengan Ayahnya.
Pukul 15.00 Embun memarkirkan motornya di halaman panti.
Kay sudah berdiri diteras utama menunggu ibunya. Embun tersenyum lebar melihat anak gadisnya yang sudah beberapa hari ini tak ditemuinya. Gurat bahagia terpancar diwajah kusam Embun. Wajah lelahnya telah tergantikan. melihat Kay disana.
"Kay!" serunya. "Ibu kangen." berlari memeluk Kayla.
"Kay juga Bu."
Embun melonggarkan pelukannya. melihat wajah anak gadisnya menciumi wajahnya.
"Kenapa kamu jadi tambah kurus nak?"memutar tubuh anaknya melihat menyeluruh.
"Kay sibuk belajar Bu, kadang sampai lupa makan."beralasan agar ibunya tidak kuwatir dengan sedikit menjulurkan lidahnya dan menggigit kecil.
Embun menatap haru,senang dan juga sedih.
"Belajar yang rajin ya Kay, tapi kamu tetap harus ingat makan. Jangan sampai kena asam lambung."Ucap Embun menyentil hidung gadis kecil itu.
"Ayo makan sama ibu." ajak Embun membawa Kay ke dapur.
Didapur Kayla, Catty dan Embun serta beberapa anak panti membuat camilan dan bercengkrama. Mereka membuat mocil dan risol, sekali digoreng, habis dilahap mereka. Embun pun sesekali menyomot sebelum mendarat dipiring dan tandas oleh tangan-tangan kecil yang berebut didapur itu.
Begitu saja sudah membuat Embun bahagia, dikelilingi anak-anak. Embun bahkan lupa jika pernah menangisi perceraiannya.
TOKTOKTOK
suara pertemuan antara dua benda keras terdengar, hingga membuat seisi dapur menoleh padanya. Malvin dengan pakaian kerja yang masih melekat ditubuhnya, berdiri diambang pintu dapur yang menjadi penghubung dengan halaman samping panti.
"Wah, ramai sekali disini? Apa pasar malam sudah pindah kemari?" ucapnya melihat kericuhan anak-anak didapur.
"Daddy!"
Catty berlari menyambut Daddy Mal dengan pelukan. Malvin memeluk dan mengendongnya. Kay menatap mereka dengan pandangan iri. Bahkan Ayah Danu tak pernah memperlakukannya begitu. Dia begitu sibuk bekerja dan bersama dengan mama Yura ketika dirumah. Saat liburpun Ayahnya lebih sering dikamar atau bepergian dengan Mama Yura, membuat Kay lebih memilih ke panti menemui ibunya.
"Kay sayang?"Embun yang mengerti apa yang dirasakan anaknya itu memanggil,mencoba mengalihkan perhatiannya.
"Iya ibu?"
"Aaaaa...." Embun menyodorkan sebuah risol hangat kemulut Kayla, Kayla menggigit sedikit.
"Uuuugg, panas bu."protes kayla meniup risol yang sudah ada didalam mulutnya. Suara Kay yang sedikit keras membuat Malvin menoleh.
Embun terkekeh.
"Dari tadi kamu belum makan risol kan?" ucap embun yang menyadari Kay dari tadi hanya makan mocil dan sibuk menggulung risol yang akan digoreng.
"Aaaa.."Embun menyuapkan lagi risol ke mulut Kay.
Malvin yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua berjalan mendekat, Catty sudah turun dari gendongan Daddynya asyik bercanda dan berebut risol dengan temannya.
"Sebentar bu. Aku masih mengunyah."gerutu Kay.
"Kamu mengunyah lama sekali, seperti nenek-nenek ompong saja."ledek Embun dengan tawa renyah.
Tanpa aba-aba Malvin menggigit risol ditangan Embun yang masih mengambang, membuat wanita itu terlonjak kaget. Merasakan jarinya menyentuh bibir Malvin.
"Enak!"puji Malvin menatap lembut pada Embun. Membuat hati Embun sedikit bergetar.
"Uncle Malvin, itu risol Kay!"protes Kay dengan mata membulat melihat risolnya dimakan Malvin.
Malvin tergelak.
"Kamu tidak makan, jadi Uncle saja yang makan."
Suasana dapur kembali riuh, dengan tawa anak-anak dan Malvin yang ikut bergabung. Embun juga sudah kembali menggoreng Mocil dan risol secara bergantian. Dan selalu sama, sekali angkat, langsung tandas.
Malvin berdiri dari duduknya menatap punggung Embun yang sedang menggoreng itu. Perlahan Malvin mendekat sedikit membukukkan punggungnya di belakang Embun, berbisik pelan di telinga wanita itu.
"I Miss You."
Embun terdiam, tentu saja dia kaget, namun dia tak ingin menunjukkan reaksinya. Malvin menggeser sedikit memutar tubuhnya, bersandar pada meja beton disamping Embun.
"Youre not?"
Malvin memang beberapa hari ini tak datang kepanti karena keluar kota untuk urusan pekerjaan. Dia juga tak tau jika Kay pun tak datang kepanti beberapa hari terakhir.
Malvin masih berdiri disana. menatap wanita yang masih sibuk dengan penggorengannya. Sok tidak perduli.
"Nggak kangen?"
Embun menyerah, dia melihat kearah Malvin,
"Youre not?"
"Tidak."ucap Embun pelan."Tidak bisakah kamu berhenti menggangguku."
"Aaa,, jadi aku hanya serangga pengganggu buatmu?"
Embun tertawa lucu,
"Berhentilah menggodaku Tuan."
"Kamu curang. Bukankah kita sudah sepakat berteman? Kenapa masih menggunakan kata itu?" menyipitkan sebelah matanya.
Embun tergelak.
"Pergilah temani Catty."
"Catty sudah punya teman sendiri. Dia tidak membutuhkanku." menunjuk kearah Catty dengan dagu.
"Jadi sekarang kamuu me....."
Terdengar suara keributan didepan panti. Embun dan Malvin menoleh.
"Kay, Ayahmu mencarimu."ucap salah satu anak panti yang berlari dari pintu yang terhubung dari dalam panti. Wajahnya terlihat tegang dan gusar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Chica Cute
Anjing lu yang numpang bngsad
2024-09-14
0
Ipeh Saripeh
Yura Ini belum kena karma
2024-03-22
0
Melia Gusnetty
si embun seorang ibu yg t.o.l.o.l😏
masa gk merasa ank nya knp2 tinggal dgn sampah...dh nmpk ank nya kurus kyk tertekan...haah...goblok😡
2024-02-29
0