Chap 12 : Air mata Embun

Didalam mobil Malvin, Embun duduk dengan butiran air yang terus membanjir diwajahnya.

Setelah berpamitan dengan Bu Retno. Malvin masih diteras panti, berdiri didepan Catty.

"Catty, Kamu mau disini atau dirumah? Daddy harus membawa Aunty Embun kesuatu tempat."ucapnya pada Catty.

"Kemana Dad?"

"Ke dokter."asal menjawab.

"Aunty Embun sakit?"terlihat kuwatir.

"Heemm."

"Kamu mau disini atau dirumah?"tanya Malvin sekali lagi.

"Disini saja. dirumah Catty tak punya teman."

"Baiklah. Daddy sudah memanggil Jo kemari. Dia yang akan membawamu pulang jika kamu bosan disini."

"Uuumm. Tenang Dad. Bawa saja Aunty Embun ke dokter."

Malvin tersenyum, mengusap kepala Putri kecilnya.

Malvin berjalan menuju mobilnya.

"Dokter apanya..."bergumam pelan dengan wajah datar.

Malvin memasuki Mobilnya. Dalam perjalanan, Embun masih tenggelam dalam dunianya. Bahkan saat Malvin meletakkan Tissu dipangkuan Embunpun, Wanita itu tak bergeming.

Malvin fokus menyetir. Menatap lurus kedepan. Hingga mobil itu berhenti dijalan beraspal dipinggiran pantai. Mereka terdiam didalam mobil. Embun masih menangis walau lirih, dan Malvin tetap setia menungguinya disampingnya.

Pria itu menyandarkan punggung dan kepalanya. Matanya masih lekat menatap wanita yang sedang menangis itu. Hingga tetesan airmata terakhir Embun usap dengan tissu.

Embun menoleh melihat kearah Malvin,yang disambut senyuman hangat oleh pria tampan itu.

"Merasa lebih baik?"

Embun tersenyum tipis. Matanya menyapu ruang remang yang dikelilingi kegelapan, hanya terdengar suara riuh ombak yang dimainkan angin.

"Dimana kita?"

"Dipantai."

Embun tersenyum lucu."Sepertinya aku terlalu tenggelam dalam duniaku sendiri. Kenapa kita kemari?"

"Mendengarkan musik alam." Malvin membuka pintu disampingnya. "Ini cukup menenangkan."

Mengeluarkan tubuhnya, membiarkan tubuh kekar itu diterpa oleh angin laut.

Embun mengikuti, membuka pintu disampingnya. menyusul Malvin yang berdiri dan bersandar pada body depan mobil. Embun berdiri tepat disamping pria itu.

Malvin meraih lengan Embun, membawa wanita itu semakin dekat kedadanya. Malvin memiringkan tubuhnya, memejamkan matanya, mencium lembut bibir milik Embun. Lidahnya masuk kedalam mulut wanita itu. menyatukan kelembutan benda kenyal dimulutnya. Wanita itu membalasnya. Pergolakan dua bibir tak dapat dihindarkan. Mereka menikmati ciuman satu sama lain.

Malvin menelan ludahnya dengan sangat susah. Malvin membuka matanya, pandangannya lurus menembus gelapnya malam, diujung sana terlihat samar buih putih yang bergulung-gulung dibibir pantai.

Akan ku nikmati saja pikiran kotorku ini.

(Heemm.. semua itu lagi-lagi hanya ada didalam pikiran Malvin).

Embun menyandarkan kepala dilengan Malvin. Pria itu tersenyum tipis. Malvin menyibak sebelah overcoatsnya. Membuat Embun sedikit menegakkan kepalanya.

"Berpindahlah kedadaku." Embun menatap wajah Malvin.

Malvin menyelimutkan sebelah overcoatnya ketubuh Embun. membawa wanita itu ke dadanya. Memeluk tubuh rapuh itu.

"Disini lebih hangat. Mungkin bisa membuatmu nyaman."

Embun tersenyum lucu. Suara detak jantung Malvin dapat dia dengar dengan jelas. Iramanya sangat tak beraturan. Namun wajah pria itu terkesan datar. Membuat senyum Embun semakin melebar. Dia mendongak melihat wajah Malvin dari bawah. tangannya menempel didada bidang pria itu.

"Aku bisa mendengar irama detak jantungmu..." wajah Malvin memerah hingga ketelinganya. "Sangat tidak beraturan."lanjutnya.

"Diamlah! Kamu mau aku menciummu?"

"Saat kamu mengatakannya detaknya semakin tak terkontrol."

"Embun. Berhenti menggodaku."

Embun terkekeh. membenamkan wajahnya lagi didada Malvin.

Disini memang hangat. Dan juga sangat wangi. Suara detak jantungnya yang beradu dengan suara ombak membuatku nyaman. Akankah ini hanya sesaat?

"Apa yang kamu tangisi se-lama itu?" suara Malvin ditengah suara lantuman ombak. "Apa karena mantan suamimu itu?"

Embun terdiam, tidak menyangkal. Danu memang sudah terlalu jauh menguras perasaannya. selama sekian tahun sejak Embun mengenal cinta, Danulah yang pertama membawakannya untuknya. Tidak mungkin hatinya tidak terpengaruh mantan suaminya itu akan menikah dengan wanita yang cantik, yang berbanding terbalik dengan dirinya kini.

Malvin semakin mengeratkan pelukannya. memberikan rasa nyaman dan hangat pada wanita yang sedang rapuh itu.

"Aku hanya....." Embun tersenyum lucu. Menertawakan dirinya sendiri.

"Aku hanya merasa sangat bodoh...

Aku merasa sangat buruk...

Aku merasa sangat kotor...

"Melihat wanita itu, berdiri didepanku, kaki jenjangnya yang indah, tubuhnya yang terbentuk sempurna, kulit putih dan mulus. Wajah yang cantik tanpa cacat.

Membuatku bercermin pada pantulan diri yang hina ini. Benar kata mas Danu...."

"Berhenti!"sela Malvin mengeratkan pelukannya.

"Aku dekil, jelek." mata wanita itu mulai berembun lagi.

"Berhenti!"menyela lagi mencoba menguasai emosinya.

"Berjerawat dimana-mana. Kusam."

"Berhenti disana Embun!"mengepalkan tangannya.

"Hitam, tidak menarik."

"Shut up Baby!" menggeram, rahangnya sudah mengeras, bibirnya mengatup rapat menahan emosinya.

"Membuat malu sa uumm...."

kalimat Embun terhenti, mulutnya sudah dibungkam oleh bibir Malvin. Mata yang sudah berembun dan ber air itu, meloloskan butiran bening dipipinya. Embun tidak menutup matanya, membiarkannya memproduksi air dengan deras.

Embun membiarkan Malvin menyusuri rongga mulutnya, lidah Malvin menari-nari indah disana. Hingga pria itu melepaskan bibirnya, menangkupkan tangannya diwajah sendu Embun. Menghujani wajah Embun dengan kecupan-kecupan kecil.

Kecupan itu menjadi lama tertahan disetiap jerawat diwajah Embun. Dan dimata gadis yang masih aktif memproduksi bulir beningnya.

"Jangan menghinakan dirimu sendiri. Kamu bahkan memiliki hal yang lebih dari sekedar kesempurnaan fisik."

"Aku....Kenapa menciumku?"

"Aku harus membungkam mulutmu, berbicara hal yang tidak berguna."

"Tapi, itu memang benar bukan?"

"Kamu mau aku menciummu lagi. Katakan saja. Dengan senang hati aku akan melakukannya."Pancaran amarah masih menyala di mata Malvin.

Embun terdiam, dengan pikiran dan hatinya yang sudah berantakan.

"Apa kamu menyukaiku?"bertanya dengan putus asa.

"Ya."Malvin menjawab dengan singkat dan yakin.

Embun tertawa dalam tangisnya.

Mata Malvin terus tertumbu diwajah sendu itu. Tidak sedikitpun dia mengalihkan pandangannya.

"Mereka berhasil memukul mentalmu."Malvin menatap sayang pada Embun, namun tersirat kemarahan dimata Malvin."Ayo kita balas mereka."

Embun mengalihkan pandangannya dengan sedikit merunduk.

"Apa yang bisa kulakukan?"

"Aku akan membantumu."yakin.

"Balas mereka Embun!"sambung Malvin.

Embun tersenyum getir.

"Atau kamu ingin aku saja yang melakukannya?"Malvin menawar.

"Jangan."cegah Embun cepat."Ini urusan pribadiku. Jangan ikut campur."

"Kita pulang saja."lanjutnya mulai melangkah.

Langkah Embun terhenti, tangannya ditahan oleh Malvin.

"Kamu tak ingin membalas mereka?"

Embun hanya tersenyum, ada kedamaian diwajahnya. Embun menggelengkan kepalanya. Malvin menatap sedikit kecewa.

"Datanglah padaku. Aku akan membantumu membalas mereka."

Embun tersenyum tipis,"Terima kasih. Anda sangat baik tuan Malvin."

"Ayo pulang."

______

Dalam perjalanan pulang kepanti, Embun tertidur didalam mobil. Malvin masih fokus menyetir, Sesekali dia menoleh kearah Embun. Malvin tersenyum kecil. Dia menepikan mobilnya, Memandang lebih lama wajah Embun. Menikmati wajah yang tenang itu.

"Memandangmu lama-lama membuatku tergoda." Malvin mencium bibir Embun, menggulum lidahnya mengekplor rongga mulutnya. Ciumannya berpindah kedagu dan turun keleher gadis yang terlelap itu. Menghirup aroma wangi tubuhnya. Dan kembali lagi mencium bibirnya.

Wajah Malvin berjarak. mengusap bibir Embun yang basah dengan jempolnya.

"Bibir ini membuatku ketagihan. Sampai aku harus mencuri ciumanmu seperti ini."lirihnya, "Apa yang sudah kamu lakukan padaku Embun?"

Malvin kembali menjalankan mobilnya ke arah panti yang hanya berjarak beberapa meter saja. Setelah membaringkan Embun dikamarnya, Malvin pamit. Pria itu langsung pulang karena Catty pun sudah tak disana.

Sesampainya dia dirumah, Malvin menaiki tangga menuju kamar anak gadisnya. Catty sudah terlelap dibawah selimut hangatnya. Malvin mengelus kepala Catty. Melihat wajah tidur Catty, Malvin tersenyum.

"Maafkan Daddy."

Malvin merasakan getaran pada saku celananya, Hpnya bergetar. Malvin berjalan menjauh sambil merogoh kantong celananya. mengambil hp lalu menempelkannya ketelinga.

Diam sejenak, menunggu suara disebrang sana berbicara. Malvin melangkah keluar kamar Catty. menutup pintu kamarnya tanpa suara.

"Belum kek. Aku belum menemukannya."

Diam lagi.

"Baiklah."

Sambungan terputus. Malvin menghela nafasnya, matanya melihat kearah foto almarhum istrinya yang terpajang didinding lantai dua rumah itu tak jauh dari kamar Catty.

"Where's your twins? Would you tell me, Hana?"

Terpopuler

Comments

Mama lilik Lilik

Mama lilik Lilik

ya Allah Thor,suka banget bikin saya traveling /Facepalm/

2024-03-19

0

dewi musnida

dewi musnida

jangan2 embun itu twin's nya hana ya, thor?

2024-02-29

0

Iin Husaini

Iin Husaini

halu lagi dah

2023-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Chap : 1 permulaan dulu
2 Chap : 2 Perselingkuhan Danu
3 Chap : 3 Penghianatan
4 Chap : 4 pertemuan
5 Chap 5 : Penghianatan Danu
6 Chap 6 : Awal dari sebuah perpisahan
7 Chap 7 : perceraian
8 Chap 8 : berpisah
9 Chap 9 : Tinggal dipanti
10 Chap 10 : Pertengkaran kecil
11 Chap 11 : Membawa luka
12 Chap 12 : Air mata Embun
13 Chap 13 : Diamnya Kay
14 Chap 14 : Kemarahan Danu
15 Chap 15 : Aku mencintaimu
16 chap 16 : Meeting tahunan
17 Chap 17 : Kemarahan Embun
18 Chap 18 : Mencari Malvin
19 Chap 19 : Rencana
20 Chap 20 : Rencana 2
21 Chap 21 : restu
22 chap 22 : Restu 2
23 Chap 23 : Dimulai
24 Chap 24 : Dimulai 2
25 Visual
26 Chap 25 : Pesona Embun
27 Chap 26 : Percaya padaku
28 Chap 27 : hari berikutnya
29 Chap 28
30 Chap 29 : Terungkap
31 Chap 30 : rekahan
32 chap 31
33 Chap 32
34 Chap 33
35 Chap 34
36 Chap 35
37 chap 36
38 Chap 37
39 Chap 38
40 chap 39
41 chap 40
42 chap 41
43 chap 42
44 chap 43
45 chap 44
46 chap 45
47 chap 46
48 Chap 47
49 chap 48
50 Chap 49
51 chap 50
52 Chap 51
53 chap 52
54 chap 53
55 chap 54
56 chap 55
57 Chap 56
58 chap 57
59 Chap 58
60 chap 59
61 Chap 60
62 Chap 61
63 chap 62
64 Chap 63
65 Chap 64
66 chap 65
67 chap 66
68 Chap 67
69 chap 68
70 chap 69
71 Chap 70
72 chap 71
73 chap 72
74 chap 73
75 chap 74
76 chap 75
77 Chap 76 Ini udah End aja
78 Boncap Nih karena banyak yang protes. wkwkwk
79 boncap lagi ya.
80 Boncap apa season dua nih?
81 Lanjutan
82 Chap 84
83 chap 85
84 Chap 86
85 Chap 87
86 Chap 88
87 Chap 89
88 Chap 90
89 Chap 91
90 Chap 92
91 Chap 93
92 Chap 94 extra part End
93 Pengumuman.
94 Bab Pengumuman karya terbaru. Baca ya
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Chap : 1 permulaan dulu
2
Chap : 2 Perselingkuhan Danu
3
Chap : 3 Penghianatan
4
Chap : 4 pertemuan
5
Chap 5 : Penghianatan Danu
6
Chap 6 : Awal dari sebuah perpisahan
7
Chap 7 : perceraian
8
Chap 8 : berpisah
9
Chap 9 : Tinggal dipanti
10
Chap 10 : Pertengkaran kecil
11
Chap 11 : Membawa luka
12
Chap 12 : Air mata Embun
13
Chap 13 : Diamnya Kay
14
Chap 14 : Kemarahan Danu
15
Chap 15 : Aku mencintaimu
16
chap 16 : Meeting tahunan
17
Chap 17 : Kemarahan Embun
18
Chap 18 : Mencari Malvin
19
Chap 19 : Rencana
20
Chap 20 : Rencana 2
21
Chap 21 : restu
22
chap 22 : Restu 2
23
Chap 23 : Dimulai
24
Chap 24 : Dimulai 2
25
Visual
26
Chap 25 : Pesona Embun
27
Chap 26 : Percaya padaku
28
Chap 27 : hari berikutnya
29
Chap 28
30
Chap 29 : Terungkap
31
Chap 30 : rekahan
32
chap 31
33
Chap 32
34
Chap 33
35
Chap 34
36
Chap 35
37
chap 36
38
Chap 37
39
Chap 38
40
chap 39
41
chap 40
42
chap 41
43
chap 42
44
chap 43
45
chap 44
46
chap 45
47
chap 46
48
Chap 47
49
chap 48
50
Chap 49
51
chap 50
52
Chap 51
53
chap 52
54
chap 53
55
chap 54
56
chap 55
57
Chap 56
58
chap 57
59
Chap 58
60
chap 59
61
Chap 60
62
Chap 61
63
chap 62
64
Chap 63
65
Chap 64
66
chap 65
67
chap 66
68
Chap 67
69
chap 68
70
chap 69
71
Chap 70
72
chap 71
73
chap 72
74
chap 73
75
chap 74
76
chap 75
77
Chap 76 Ini udah End aja
78
Boncap Nih karena banyak yang protes. wkwkwk
79
boncap lagi ya.
80
Boncap apa season dua nih?
81
Lanjutan
82
Chap 84
83
chap 85
84
Chap 86
85
Chap 87
86
Chap 88
87
Chap 89
88
Chap 90
89
Chap 91
90
Chap 92
91
Chap 93
92
Chap 94 extra part End
93
Pengumuman.
94
Bab Pengumuman karya terbaru. Baca ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!