"Kamu nggak masak Sayang?" Danu duduk di meja makan, melihat Yura yang sedang menuangkan bungkusan yang dia beli di warung pagi tepi jalan.
"Aku kan kerja mas, mana sempat."beralasan.
"Kayla mana?"
"Lagi mandi tuh!" menunjuk dengan dagunya.
"Oiya mas, Aku ada sarapan spesial buat mas." Yura meletakkan piring kecil dengan tutup diatasnya didepan Danu duduk.
"Apa ini?"penasaran
"Lihat aja." duduk tak jauh dari Danu, berpangku tangan.
Danu membuka tutup itu. diatas piring kecil itu ada sebuah test pack dengan dua garis disana. Bibir Danu terangkat, senyumnya mengembang dan berubah jadi tawa, menatap pada Yura.
Yura mengembangkan senyum lebarnya.
"Kamu hamil?"
Yura mengangguk penuh semangat.
"Aaaa... sayang!" Danu berdiri dan memeluk Yura. Menggendongnya pelan dan berputar. Lalu menghujaninya dengan kecupan, berakhir pada bibir seksinya. memangut bibir itu lama.
Sepasang mata suci itu ternodai lagi oleh pasangan yang belum resmi menikah itu. Mereka masih menunggu akta perceraian Danu yang kini tinggal menghitung hari saja.
Kay, dengan wajah marah dan sedih yang bercampur itu berlari memasuki kamarnya. Bulir kristal keluar dari mata beningnya. Dia membenamkan wajahnya dibantal.
"Ibuuu!!"tangisnya.
_______
"Kenapa Kay?"
"Kenapa wajahmu seperti itu?" Embun mengelus rambut Kay, saat dia baru turun dari motornya sepulang kerja dari resto.
Kay memeluk ibunya erat. Menenggelamkan wajahnya disana.
"Kay? Ada apa?"
Kay menatap sendu ibunya. Kay kembali menenggelamkan wajahnya.
"Apa Ayah memarahimu?"
Kay menggeleng.
"Apa gurumu yang memarahimu?"
Kay menggelang.
"Lalu kenapa wajahmu begitu. Heeemm?"
Kay masih terdiam memeluk ibunya. Dibelakang Kay, agak jauh Embun melihat Catty.
"Ada apa dengan nya?" menggerakkan bibir tanpa bersuara. Catty hanya mengangkat bahunya.
"ayo masuk. Ibu membawa sesuatu. Heemm?"
Embun mengambil beberapa kresek yang terkait di motornya, menuntun Kay masuk. Mengajak Catty serta beberapa anak panti.
Embun membagi Roti John pada masing-masing anak dan pengurus panti. Embun tersenyum melihat wajah-wajah senang dan ceria itu.
"Ramai sekali. Sedang pembagian apa?" Suara yang tiba-tiba muncul di samping telinga Embun, membuatnya terlonjak dan memalingkan kepala ke samping. Malvin berdiri dibelakang Embun dengan sedikit membungkukkan tubuhnya. Bibir mereka hampir bersentuhan.
Embun sedikit menggeser tubuhnya kesamping, Wajah Malvin terlalu dekat, hingga membuat Embun sedikit tak nyaman. Malvin tersenyum lucu menegakkan punggungnya.
"Ini... Ada roti john pemberian dari bos tempat saya bekerja." jelas Embun. "Beliau tau saya tinggal dipanti dan dengan murah hatinya membagi beberapa kotak roti untuk kami. Anda mau?"
"Aku juga dapat?"
"Masih ada lebihan."mengambil potongan roti.
"aaaaa..." Malvin membuka mulutnya.
Embun menatap heran.
"Tangan ku penuh. Aaaaa..." menunjukan tangannya yang masing-masing membawa barang. Sebenarnya hanya tas kerja dan overcoatnya.
Embun menyuapkan roti kemulut Malvin yang terbuka. Malvin menggigit sebagian. lalu mengunyahnya.
"Hmmm... ini enak."
Embun tersenyum hangat.
"Heem... Ini juga laris didepan resto. Kebetulan ada yang jual siang ini."
"Aaaaa..." Malvin membuka mulutnya lagi.
Embun menyuapkan lagi sisa potongan roti Malvin pun ikut memajukan kepalanya. Hingga jari Embun menyentuh bibir Malvin.
Mata Malvin menatap hangat wajah Embun. Membuat gadis itu sedikit kikuk segera mengalihkan pandangan serta tubuhnya. memindahkan kembali potongan roti-roti yang masih ada di atas meja.
Malvin mengunyah rotinya, mata pria itu masih menatap lekat pada Embun.
"Daddy!"
Malvin menoleh, melihat Catty berlari kearahnya. Malvin merentangkan tangannya, menyambut hangat pelukan gadis kecilnya. dengan berjongkok, bertumpu pada kedua lututnya.
"Daddy kapan sampai? kenapa Catty tak tau?"mengerucutkan bibirnya menatap wajah daddy Malvin.
"Baru saja, princess." Malvin mencium pipi putrinya.
"Kenapa Catty nggak liat Daddy tadi."
"Kamu terlalu asyiik main dengan Kay."
"Oohh yaa?"terlihat berfikir."Daddy, ada saus dibibirmu."
"Oh ya? Bersihkan."
Catty mengambil tissu yang ada diatas meja disamping Embun. Mengusap bibir Daddy yang masih tertinggal saus.
"Di pipi mu juga ada saus." Malvin menunjuk pipi Catty.
"Ini salah Daddy."cemberut mengelap pipinya sendiri dengan tissu.
Malvin tergelak. Embun ikut tersenyum melihat Ayah dan anak itu. Malvin menoleh, hingga tatapannya bertubrukan dengan mata Embun. Melihat Embun yang tersenyum manis dari bawah.
"Kamu cantik..." ucapnya beralih memandang Catty."Kalau tersenyum."
Entah pada siapa kalimat itu ditujukan. Catty atau Embun. Embun menunduk kembali pada aktifitasnya. Catty menyambut ucapan Daddynya dengan pelukan , minta gendong.
"Kamu sudah besar Catty sudah 8tahun." ucap Malvin, namun masih tetap menggendong putrinya.
"Kamu makin berat." keluh Malvin berjalan kekerumunan anak-anak.
"Daddy!"bersemu merah. Embun tersenyum lagi melihat ayah dan anak itu. Mata Embun melihat Kay yang termenung agak jauh, melihat menatap Catty dan Daddynya.
Embun berjalan mendekati anaknya.
"Kamu kangen ayah?"duduk disamping Kay,
Kay menggeleng.
"Kenapa wajahmu begitu. heemm?"
"Ibu."
"Iya Kay sayang."
"Ini pertama kalinya Kay iri melihat Catty."menatap jauh Catty yang bermanja pada Daddy. Embun memeluknya.
"Sayang. Kamu masih punya ayah."menghibur anak gadisnya.
"Ayah...." ucapan Kay terhenti melihat mobil ayahnya memasuki halaman panti.
Baik Embun, ataupun Kay terkejut, kenapa Danu bisa ada disini? Bukankah ini belum waktunya pulang kerja?
Danu keluar dari dalam mobil. Ada seorang wanita didalam mobil itu. wanita itu tertinggal disana. Dia adalah Yura.
Danu berjalan dengan sebuah berkas ditangannya. Embun mendekat, begitupun Kay. Namun gadis kecil itu bersembunyi dibalik tubuh ibunya.
"Ada apa mas?"berhenti.
"Ini!"
Danu melempar kasar berkas yang dia bawa kemuka Embun. Embun mengambilnya sebelum jatuh.
Berkas Akta cerai.
"Itu milikmu!"Ucap Danu,"Aku sudah menyimpan bagianku."
Embun tersenyum lucu.
"Mas kemari untuk menyerahkan ini?"
"Tidak! Aku ingin menjemput Kay." Danu mengambil sesuatu dari balik jasnya."Dan menyerahkan ini! Kamu boleh datang. Aku sengaja mengundangmu."senyum licik.
Danu mengulurkan sebuah undangan. Undangan pernikahannya dengan Yura.
"Mas Danu akan menikah?"sedikit kaget.
"Tentu saja. Pria tampan dan mapan sepertiku, sudah pasti dan harus menikah lagi dengan wanita cantik tentunya." Dengan sombongnya Danu menunjuk Yura yang duduk di kursi penumpang.
Yura yang merasa ditunjuk. tersenyum sinis dan keluar dari dalam mobil. Melenggang dengan angkuhnya mendekati Danu, memeluk manja lengannya.
"Dia calon istriku. Dan mama sambung Kay." tersenyum menghina.
Embun tersenyum lucu, matanya sudah mengembun. namun sekuat mungkin dia bertahan agar tak tumpah.
"Selamat ya." tersenyum tegar.
"Ayo mas, kita pulang. Aku tak tahan berada disini."rengek Yura manja.
"Iya sayang. tentu saja."tersenyum.
Danu beralih menatap anaknya yang berdiri dibelakang Embun.
"Ayo Kay. Kita pulang." ajak Danu.
"Nggak. Kay disini saja dengan ibu."
Wajah Danu berubah.
"Kay." menggeram.
Embun berbalik menatap lembut anak gadisnya.
"Pulanglah. Besok kemari lagi,"dengan suara parau.
"Ibu..."Air mata Kay sudah menetes. Memeluk ibunya. lalu berlari kearah mobil Danu, membuka pintu belakang dan masuk.
Embun hanya bisa menatap getir pada anaknya. Namun Embun harus kuat. Tidak ada airmata yang boleh jatuh didepan Danu.
Tanpa mengatakan apapun Danu menyusul memasuki mobilnya, terlebih dahulu membukakan pintu untuk Yura. Mobil silver itu bergerak dan menghilang di belokan halaman Panti.
Embun masih menatapnya. Lututnya tiba-tiba lemas, engselnya seolah sudah lepas. Embun ambruk, sepasang tangan menahannya, tubuh yang hangat menyentuh tubuhnya dari belakang. Embun menoleh.
"You okey?"
Air mata Embun lolos juga. membanjir dan menganak sungai disana.
"Aku bisa membantumu. Membalas mereka."
______
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Rosida Ida
mohon maaf sebelumnya,jika memang tdk suka dgn cerita nya cukup dgn tdk melanjut kan bacaan.tapi jgn lah menghujat alur cerita nya.karena tdk mudah utk menjadi seorg penulis .sekali lagi maaf.
2024-04-29
5
Bajul Sayuto
cerita SAMPAH ANJING
2024-02-28
0
Lia Fitria
Kasian Kayla belum menikah saja ayang nya sudah bentak".Apa lagi nanti kalau sudah nikah
2024-02-13
1