"Apa pria itu mengusirmu?"
Embun terdiam hanya menatapa Malvin yang terlihat sedang menguasai emosinya. Pria itu menjadi tak sabar, dia mendadak meminggirkan mobilnya dan berhenti. Meraih tengkuk Embun dan menciumnya. Membelit lidahnya, Embun terlonjak kaget tiba-tiba mendapat ciuman dari Malviin, dia awalnya menolak, memberontak. Namun Malvin begitu kuat memeluknya dan mencium lembut Bibir Embun. Hingga akhirnya, gadis itu pasrah dan ikut menikmati ciuman dari Malvin.
Mereka saling membelit lidah, saling bertukar saliva, menjelajahi rongga mulut terdalam. Hingga tubuh Malvin bergoyang.
"Tuan Malvin."menggoyang lengan Malvin.
Tuaann?"
Malvin tersadar. menyapu pandangan ia didalam mobil yang berhenti, melihat Embun disampingnya menatap bingung padanya.
"Anda baik-baik saja?"
"Aaa.. iya." Malvin kembali melajukan mobilnya.
Shiitt!! Akhir-akhir ini aku membayangkan yang tidak-tidak.
(Ternyata Malvin tak seberani itu. itu semua hanya bayangannya😒 )
"Kita akan kemana Tuan Malvin?" Embun mengulang pertanyaannya tadi.
"Sarapan. Kamu belum sarapan kan? Aku juga lapar."Ucap Malvin dengan sedikit senyum diwajahnya.
"Pasti karena lapar aku jadi membayangkan yang tidak-tidak." bergumam pelan.
"Anda mengatakan sesuatu Tuan Malvin?"
"Tidak!"menjawab cepat."Tidak usah diperdulikan."
Mobil Malvin melaju menjauhi hiruk-pikuk kota menuju sebuah pegunungan. Disalah satu sudut bukit yang hijau dan asri, Malvin menghentikan laju mobilnya.
Disana ada sebuah resto yang menyuguhkan pemandangan hijau diatas bukit. dibawahnya terlihat kota yang mengecil. perlu waktu satu setengah jam untuk sampai disana. Resto itu cukup ramai walau hari masih sangat pagi. Terlihat dengan beberapa deret kendaraan yang terparkir. dan beberapa pengunjung yang duduk menikmati pemandangan.
Malvin dan Embun memilih salah satu tempat duduk yang sedikit menjorok ke arah jurang. Ada pagar pembatas dari kayu yang tertata rapi disana.
Hawa sejuk dipagi hari sangat terasa. Aroma rumput dan semilir angin yang menggoyangkan dedaunan bergemrisik menambah suasana keasriannya.
Embun menutup matanya menghirup udara, mengganti oksigen diparu-parunya.
"Tempat yang bagus. Sangat menenangkan."
Embun menyapu pandangannya menikmati pemandangan Hijau yang mengelilingi.
Malvin tersenyum menatap wanita yang kini duduk didepannya itu. Mereka hanya bersekat meja.
Malvin menangkup wajah Embun agar melihat kepadanya, mencondongkan tubuhnya kedepan lalu melumaat pelan bibir Embun yang menggoda itu. Lidah Malvin menelisik masuk kedalam mulut Embun berbelit dengan lidahnya. Gadis itu bahkan tidak menolaknya. Dia membalas ciumannya.
"Tempat ini cukup jauh dari kota. Kenapa membawa saya kemari? Tuan Malvin." Suara Embun kembali membuyarkan lamunannya.
"Tuan Malvin?"
"Haaa... iya. Sekali-sekali menjauhi kota membuat pikiran jadi fresh." Menjawab asal.
Shhiitt!! Apa yang kupikirkan? Kenapa pikiranku kotor sekali. Mengusap kasar wajahnya.
Malvin tersenyum lucu dengan pikirannya sendiri.
"Anda baik-baik saja?" menatap aneh.
"Iya! Aku baik-baik saja. Aku hanya butuh refreshing."
Merefresh otak ku yang kotor ini.
"Pekerjaanku membuatku sangat lelah akhir-akhir ini."beralasan.
Pesanan datang. Seorang waiters meletakkan Semangkuk soto didepan Malvin dan semangkuk lagi di depan Embun. Lalu meletakkan lagi piring yang didalamnya ada beberapa gorengan dan sate.
"Teh hangat dan kopi Mbak?"
"Saya kopi." ucap Malvin ramah dengan senyuman tentunya. Membuat Waiter wanita itu gugup dan salah tingkah melihat keramahan dan ketampanan Bule ber anak satu itu.
"Selamat menikmati."
Seusai menyelesaikan tugasnya, waiters itu pergi.
Malvin dan Embun menyantap soto hangat yang menggugah selera. Hp Malvin berbunyi. Pria itu mengambil hpnya disaku celana jeansnya. Dengan seberkas senyum tersungging diwajahnya.
"Catty!" menunjukkan layar hpnya pada Embun.
Kenapa dia harus menunjukkannya padaku? Embun tersenyum lucu.
"Morning my baby?"
("Dad? where are you?")
"Sarapan."
("Dimana? kenapa meninggalkan Catty?")
"Kamu tidur Honey."
("Daddy! Teganya Daddy meninggakkan Catty. Cat......")mulai merajuk.
"Ada aunty Embun disini." ucap Malvin dengan senyum menggoda melihat kearah Embun.
("What?" Daddy! #*#*#*$&$")mengomel tak jelas..
Malvin menyodorkan hpnya kearah Embun, mengisyaratkan agar Embun yang berbicara.
Embun menunjuk dirinya sendiri. Malvin mengangguk.
"Catty?" sebut Embun menempelkan hp Malvin ketelinganya.
Tak lama mereka terlibat percakapan yang entah apa, hingga akhirnya Embun menutup panggilan. Dan menyerahkan hpnya pada Malvin.
"Lain kali ajaklah Catty juga Tuan Malvin."Senyum geli.
"Kay juga."
Seketika wajah Embun berubah.
"Ada apa?"
"Tidak."Canggung.
"Kenapa dengan Kay?"
"Tidak! Hanya, aku sangat merindukannya. Sekarang dan nanti. Kami akan sedikit berjarak. Perceraian tentu akan berdampak buruk pada anak-anak bukan?"
"Iya. tapi lebih baik berpisah dari pada terjebak dalam hubungan yang toxic."
"Anda berfikir begitu?"
"Apa alasannya menceraikanmu?"
Embun tersenyum lucu.
"Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang jika...."
"Aku dekil."
"Apaa?"
"Aku jelek. Aku berjerawat. dan..."tertawa lucu lagi.
"Alasan macam apa itu?" menatap Embun tak percaya."Bukan karena wanita lain?"
Embun menatap tak suka mata Malvin.
"Maaf."
"Mungkin juga karena ada wanita lain."ucap Embun lemah.
"Lalu sekarang dia mengusirmu dari rumah?"
"Saya memang harus pergi dari sana. Kami sudah bukan suami istri lagi. Dan hari ini berkas kami masuk ke pengadilan." Jelas Embun pelan.
"Kemana tujuanmu?"
"Mungkin kepanti. Aku sudah bicara dengan bu Retno semalam. Dan dia tidak keberatan."
"Bagaimana dengan Kay?"
"Kay, akan tinggal dengan Ayahnya."ucap Embun lagi,Ada gurat kesedihan diwajahnya yang coba dia sembunyikan.
"Aku tak punya apapun untuk diberikan. Dengan pekerjaanku sekarang aku tidak yakin bisa..." airmata Embun menetes tanpa permisi.
"Maaf" Bahu Embun berguncang, dia terisak pelan menundukkan wajahnya.
Malvin mengusap lengan Embun mencoba memberinya ketenangan dan energi positif.
Wanita itu masih menangis lirih. Hingga Malvin tak tahan lagi. Malvin berpindah duduk disamping Embun, memeluk tubuh lemah itu dan membawa wajahnya kedada. Memeluk erat wanita rapuh yang sok tegar itu.
"Menangislah sebanyak yang kamu mau." Mengecup kepala Embun beberapa kali. Entah wanita itu merasakannya atau tidak. Embun masih tenggelam dalam tangisnya.
"Bahu dan dadaku selalu ada untukmu." memeluk lebih erat.
______
Malvin dan Embun sudah dalam perjalannan kembali. Embun terdim melihat keluar jendela. Wajah sendu itu masih disana.
"Bawa saya ke panti saja Tuan Malvin." lirih Embun.
"Tinggallah dirumahku."
"Maaf?" menoleh meminta penjelasan.
"Dirumahku, sedang kekuarangan pekerja. Kamu bisa tinggal skaligus bekerja dirumahku. Jika kamu mau." beralasan.
"Terimakasih atas kebaikkan. Saya ingin tinggal dipanti saja ditempat saya dibesarkan."
"Baiklah. Aku tidak akan memaksa. Tapi, jika. kamu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungiku. Okey?"
"Terima kasih atas kebaikannya Tuan Malvin."
"Jangan memanggilku begitu. Malvin saja."
Embun tersenyum hangat.
"Baiklah."
Setibanya di panti, Embun terkejut melihat Kay sedang duduk termenung di teras depan. Kay mendongak melihat ibunya datang dengan membawa tas besar. Kay berlari menghambur memeluk Ibunya.
"Ibuuu!!! Kenapa meninggalkan Kayla? Ibu nggak sayang Kayla lagi?" tangisnya membuat Embun lemas. Air matanya melolos tanpa permisi tanpa bisa diajak kompromi.
"Kay...." mensejajarkan tubuhnya dengan Kayla. Menatap wajah basah anak gadisnya. Meski wajahnya sendiripun basah oleh airmata. Embun mengusap lelehan bulir bening diwajah Kay.
"Kay dengarkan ibu. Ibu tidak pernah meninggalkan Kay. Ibu hanya disini. dipanti. kita hanya akan terpisah sebentar. Kay bisa kapanpun menemui ibu. Huuumm?"
"Kay juga disini saja ibu? Kay mau sama ibu." tangis Kayla lagi.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Thor jgan terlalu banyak ciumannya..ngobrol dulu selesaika mslah..jgan nyosorrr trusss
2024-09-20
0
Mama lilik Lilik
yaellah Thor PHP aja authornya😱
2024-03-19
0
Elok Pratiwi
tidak menarik sama sekali ... belum apa2 juga sudah main cium ciuman yg cerita sebenarnya menarik jadi sangat tidak menarik jelek
2024-03-03
0