Di rumah Yura, didalam kamar dua insan yang baru saja menyelesaikan urusan ranjangnya. saling memeluk satu sama lain.
"Mas Danu, kapan kamu akan menikahiku Mas?"rengek Yura manja.
"Tunggu sebentar sayang. setelah mas menceraikan Embun."
"Ya kapan mas? Dari dulu mas cuma janji janji saja. Aku udah capek mas kayak gini."
"Iya. sabar ah. Ini mas juga baru cari alasan biar Embun juga mau pisah sama mas."
"Ya udah. mas tinggal bilang aja kalau Dia dekil nggak bisa merawat diri. terus ceraikan deh. Mudahkan?"
"Hehehe.... Iya Yura." Danu memangut bibir Yura dengan lembut. mendekap erat tubuh itu dengan hangat.
____
Di dilain hari di pabrik.
Hp Danu bergetar. pertanda sebuah pesan masuk. Dia membukanya. sebuah pesan dari Embun istrinya.
-"Mas, hari ini pulang jam berapa?"-
-"Kenapa sih nanya-nanya?"-
-"Embun membuat sesuatu untuk Mas Danu."-
-"Bikin apa?"-
-"Kejutan Mas. Mas Danu pulang jam berapa?"-
-"Agak malam embun."-
-"Bisa pulang sebelum petang tidak?"-
-"Mas usahakan ya Embun."-
-"Embun tunggu ya Mas."-
Chat berakhir.
"Mau apa si Embun ini?"gumam Danu pelan.
Sepertinya malam ini saja aku mentalak dia. Akan kusampaikan Aku ingin bercerai. Semoga tidak lama prosesnya. satu atau dua minggu saja. Aku sudah ingin menikahi Yura dan mengumumkan hubungan kami.
Lalu bagaimana dengan Kay? Aahh,, dia terserah saja. mau ikut aku atau embun. batin Danu saat itu.
Menjelang sore Danu lagi-lagi mendapat pesan dari Embun.
-"Mas? Nanti bisa kan pulang sebelum petang?"-
-"Bisa. ini baru beres-beres mau pulang."-
-"Embun tunggu ya Mas."-
Chat berakhir.
Huh. malas aku sebenarnya. tapi aku harus kesana. aku harus segera mengatakan pada embun jika aku ingin berpisah dengannya. lalu akan ku usir dia dari rumah. dan aku akan menempati rumah itu dengan Yura. batin Danu berjalan ke meja kerjanya. hendak berkemas pulang.
Dalam perjalanan kerumah, Danu menyempatkan diri menelpon Yura.
"Sayang, aku pulang dulu kerumah. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Embun. Kamu tunggu disana ya."
"mas Danu mau bicara apa sama Embun?"
"Masalah perceraian Sayang. katanya pengen nikah sama Mas."
"Benarkah? Beneran mas mau menceraikan Embun malam ini?"
"Iya sayang. Tapi mungkin berkasnya baru bisa didapat 2 atau tiga minggu lagi. Nggak apa apa kan sayang?"
"Iya mas. Nggak apa-apa. Ini aja Yura sudah seneng banget. Cepet kesini ya mas, jangan lama-lama disana."
"Iya Yura sayang. Sudah ya. mas udah mau sampai rumah nih."
Danu menutup telponnya saat dia sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Perlahan Danu melangkah diteras, lalu membuka pintu rumah. Dia tertegun. melihat ruang remang penuh lilin dan terkesan romantis itu.
"Ada apa ini embun."
Ciih.. mau berdandan seperti apapun kamu tetap jelek dan kucel. Kamu bahkan terlihat lucu seperti badut dengan gaun itu. Jika Yura yang memakainya pasti lain hasilnya, lebih sedap dipandang.
Tapi Yura tidak cocok dengan gaun murahan seperti itu. hahaha..
Danu mencaci Embun dalam hatinya.
Setelah Danu masuk dan duduk. mendengar Embun mengatakan ini adalah aniverasary pernikahan mereka. Danu sedikit tersentil. Dia menjadi tak sabar.
Sialan aniversary ternyata. Baiklah akan kuberikan kamu kado yang paling indah Embun. Batin Danu dengan seringai kecil yang tak tampak oleh Embun.
"Embun! Aku mentalakmu."
JEEDDAAAARRRR!! bagai tersambar petir yang menyala-nyala.
"Apa mas?"
"Embun. Aku menjatuhkan talak 2 padamu!"ulang Danu tanpa ampun.
JEEDDDAAAARRR !
Selesai sudah kita Embun.
"Tapi kenapa mas?" mata Embun sudah berair.
"Kamu masih bertanya?"melihat dengan pandangan merendahkan.
Danu meraih dagu Embun menghempasnya kasar.
"Ini. wajah jelek mu ini yang terus-terusan membuat mas malu."menampakkan gigi-giginya.
Danu berpindah meraih tangan Embun dengan kasar menyampakkan begitu saja.
"kulit hitam dekil dan kucel ini yang membuat mas muak. Mas pantas mendapatkan wanita cantik dan mulus. Bukan wanita sepertimu Embun."ujar Danu lagi penuh penghinaan.
"Satu-satunya yang bisa dibanggakan dari mu hanyalah masakanmu yang enak itu. Aahh.. bagaimana jika bila kita bercerai nanti kamu tinggal dirumah ini memasakkan untuk aku dan istriku kelak. Aku akan membayarmu."
Embun menatap tak percaya pada suaminya. Bisa-bisanya dia bicara begitu merendahkan padanya. Apa dia sungguh sehina itu? Air matanya sudah melolos begitu saja.
"Mas, apa mas nggak mikirin Kayla?"
"Ini semua salahmu. Tapi Kayla tetap anakku. aku akan menjaganya. tapi jika dia ingin tinggal dengan ibunya. aku pun tak masalah. Tapi tidak akan ada uang sepeserpun untuknya."Mendelik pada Embun.
Embun tertawa getir. menatap pria yang dia cintai dan dia bersamai selama ini. Embun menghapus air matanya.
Aku tidak boleh lemah didepan mas Danu. Aku yakin dia pasti sudah merencanakan ini sejak dulu.
"Baiklah mas Danu. Aku akan bercerai darimu. Aku tidak akan menahanmu."ucap Embun menahan sakit didadanya.
"Bagus. Aku akan pergi membiarkanmu disini. Pikirkan kemana kamu akan tinggal setelahnya. Aku tidak mau tinggal satu atap dengan wanita yang sudah aku ceraikan." Danu melangkah pergi keluar dari rumah. meninggalkan Embun yang terdiam dengan menahan rasa perih dihatinya.
Suara deru mobil Danu semakin menjauh dan menghilang. Embun sudah tak sanggup lagi air mata untuk tak tumpah. hatinya yang sakit teriris perih oleh sikap dan talak dari Danu.
Apa salahnya? kenapa ini terjadi padanya? Bukankah selama ini Embun sudah mencoba menjadi istri yang berbakti? selalu mengalah dan menurut? Apa ini masuk akal? Dia diceraikan karena dekil dan membuat Suaminya malu mengakui dirinya sebagai istri?
Cukup lama Embun terdiam meratapi kehinaannya dimata sang suami. Bukan! Mantan suami sekarang.
Setelah puas menangis Embun membasuh wajahnya, melihat jam pukul delapan malam.
"Aku harus menjemput Kayla." gumamnya, Embun mematikan semua lilin dan memasukkan cake yang dia buat kedalam kulkas. Lalu bersiap mengenakan jaket dengan masih memakai gaun yang sama. Embun melajukan motornya kerumah Malvin.
Embun memandangi bangunan besar itu, memasuki gerbang begitu terbuka. Embun memarkirkan motornya tak jauh dari pintu utama.
Disana dia disambut oleh kepala pelayan dengan ramah.
"Nona Kay sedang tidur dikamar Nona Catty, nyonya Embun." Ucap Kepala pelayan ber kepala prontos itu.
"Panggil Embun saja pak."tersenyum
Kelapa pelayan itu membalas dengan senyuman hangat juga, tanpa mengiyakan permintaan Embun.
"Apa Mr. Malvin sudah tidur?"
"Belum. Tuan sedang diruang santai."
"Boleh saya menyapa nya terlebih dahulu sebelum kekamar Catty?"
"Tentu saja Nyonya Embun."
"Panggil Embun saja pak. Saya hanya orang biasa."
Lagi-lagi kepala pelayan itu hanya tersenyum. berjalan mendahului kesebuah ruangan yang terletak tak jauh dari ruang utama.
"Tuan. Nyonya Embun sudah datang, ingin menyapa anda."ucap kepala pelayan sambil menunduk.
Malvin yang duduk di sofa tersenyum hangat dengan anggukan.
Kepala pelayan mempersilahkan Embun masuk lalu meniggalkan mereka.
Malvin mendongakan kepalanya melihat kearah Embun berdiri. Mata Malvin bertumbu pada wajah Embun yang sembab.
"Kenapa wajahmu seperti itu?" ucap Malvin tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun."Apa tidak berjalan dengan baik??"
"Bagitulah." ucap Embun pelan."Saya menemui anda karena ingin mengucapkan terima kasih sudah menjaga Kay."
"Kamu juga sering melakukannya pada Catty. Tidak usah sungkan."balas Malvin dengan senyum ramahnya."Duduklah."
"Saya akan langsung saja."berbalik.
"Tunggu." tahan Malvin masih duduk ditempatnya. Embun kembali berbalik menatap Malvin.
"Tolong berikan ini pada Kay." Malvin mengulurkan sesuatu ditangannya entah apa.
Embun berjalan mendekat dan menyentuh tangan Malvin. Namun tangan itu menggenggam tangan Embun lebih dulu dan menariknya hingga jatuh kepangkuan pria bule itu.
Embun mengangkat kepalanya. Wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari Wajah Malvin. tangannya berada di bahu pria itu.
"Apa yang dia lakukan padamu? Kenapa matamu sembab begini? Dia tidak menyakitimu kan?" ucap Malvin lembut. Menatap Embun dengan penuh kehangatan namun ada kekawatiran disana.
"Ti-tidak."Embun menjawab dengan gugup.
"Kenapa wajahmu sesedih ini?" menatap jauh kedalam mata Embun.
"Dia menceraikanku."tanpa sadar menjawab dengan jujur.
Bercerai? Apa itu artinya dia bebas?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Akbar Razaq
Klo begini ceritanya ya ga papa ya dik ya 😆 soalnya di buang seorang centeng malah dapat rich man.
2024-09-21
0
Anggun Ernawati
iy gk cocok pake baju murah maupun mahal soal.y udh murahan.. greget aq sama laki2 ini. /Smug//Smug/
2024-03-13
2
𝐀𝐥𝐢𝐜𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐜𝐞✨🌷
hello Jamal markudin mau istri nya cantik, putih glowing,? ya modalin lah jangan kasih cuma 100 ribu doang donk Lo kira kek beli gorengan beli 10 biji masih ada kembalian? sorry ye Jamal gak bisa
2024-03-10
1