Yura melihat kedepan dalam jarak beberapa meter darinya ada Embun dan Kay yang berjalan kearahnya. Mereka terlihat sedang bercengkrama dengan seorang gadis seumuran Kay. Asyik sekali.
Yura menyipitkan matanya, Dia menoleh kebelakang, Danu masih berada dibelakangnya, sepertinya belum sadar akan keberadaan Embun dan anaknya. Yura tersenyum, kita lihat apa yang akan terjadi mas? batinya.
Yura terus berjalan dengan tatapan dan senyum sinis pada Embun, yang bahkan tidak menyadarinya. Embun terlalu asyik dengan anak-anak yang mengajaknya bercanda. Hingga mereka berpapasan. Dari sudut matanya Yura menangkap Danu yang bersembunyi.
"Pengecut kamu,Mas." Gumam Yura.
______
"Ayo Aunty, Ikut naik juga."
"Iya bu. Kita sudah sampai sini masa satu permainan pun Ibu tidak mencobanya?"
"Ibu sudah cukup tua sayang...." kilah Embun dengan diselingi tawa malu.
"Tak apa ibu. Ayolah." rengek Kay."Satu permainan saja. Huuuumm?"
Embun tertawa canggung dengan permintaan mereka.
"Daddy! Daddy juga harus ikut naik!" Caty balik melihat nyalang Daddy nya dengan nada ketus.
"Daddy?"Malvin menunjuk wajahnya sendiri dengan wajah bingungnya."No Caty." tegas Malvin. Caty cemberut, Catty meraih pundak Kay, dan berbisik. Entah apa, Kay hanya tersenyum mengerti.
"Kenapa Ibu jadi merinding melihat senyummu Kay?" Embun sudah merasakan hawa yang tak enak jika tak menuruti permintaan putrinya.
Kay menaik turunkan alisnya, makin membuat Embun begidig ngeri.
"Sepertinya, Ibu memang harus menaiki salah satu. Satu saja. Okey?"ucap Embun pasrah.
Kedua bocah SD itu tersenyum menang, mereka beralih pandang pada Daddy Catty.
"Apa?" Malvin menatap keduanya dengan pandangan curiga.
"Sebaiknya ikuti saja kemauan mereka." bisik Embun, dengan sedikit berjinjit karena Malvin terlalu tinggi untuknya.
Akhirnya mereka berempat menaiki perahu kora. Embun duduk bersebelahan dengan Kay, yang disampingnya ada Caty yang paling ujung Daddy nya Malvin. Mereka tenggelam dalam suara jeritan. Setelah di ombang ambing cukup lama, mereka justru memutuskan untuk mencoba wahana lain. Lucu memang, Embun yang awalnya menolak, kini malah yang paling bersemangat. Hingga kedua bocah SD itu menggelengkan kepalanya dan berdecak.
Berbeda dengan Malvin yang justru tersenyum, Ini pertama kalinya dia melihat tawa Embun yang lepas tanpa beban. Ada getaran aneh yang tiba-tiba menyusup dihatinya.
______
"Mas Danu sudah pulang?"Tanya Embun saat baru saja sampai di depan rumah melihat Danu sedang duduk merokok sambil bermain hp di teras.
"Heemm..." tanpa menoleh.
Embun mencium tangan Danu begitupun dengan Kayla.
"Katanya kepantai? kok nggak basah? nggak bawa baju ganti juga kalian?" Danu mencoba memancing reaksi mereka.
"Kami pindah ke wonderfull world Yah." ucap Kayla.
"Ijinnya kepantai kok pindah ke sana nggak bilang ayah sih?"meninggikan suaranya.
"Maaf mas. Mas kan kerja, kami nggak mau ngganggu Mas."balas Embun mencoba memberi pengertian.
"Alasan saja kamu Mbun."cibir Danu kesal.
"Mas...."
"Sama siapa kalian kesana?"
"Sama teman Kay mas."
"Ya sudah. Masuk sana! Buatkan mas makan. Mas lapar."
"Iya mas. Sebentar ya." Jawab Embun masuk kedalam rumah.
Embun sibuk membuat makanan untuk Danu, Kayla membantu Ibunya. Juga mendidihkan air untuk mandi suaminya.
"Kay, kamu mandi dulu sana! Nanti gantian sama Ayah sama ibuk."titah Embun pada Kay yang masih membantu ibunya memotong tempe.
"Iya buk."Kayla beranjak dan masuk kekamar mandi.
Tak lama Kayla selesai mandi langsung masuk kekamarnya berganti baju. Sementara Embun sudah hampir selesai memasak. Danu masuk kedapur.
"Air mandiku sudah siap Mbun?"
"Sudah mas, Sebentar. Embun tuang dulu ke ember."Mengangkat panci berisi air panas ke kamar mandi.
"Cepet ya Embun, udah lengket banged ini badan Mas."
"Iya. Udah nih mass."Embun keluar dari kamar mandi.
"Kamu masak apa Embun?"
"Orek tempe mas."
Mas Danu mendessaahh pelan. lalu masuk kamar mandi.
_____
Malam itu terasa sunyi dan dingin. Sedingin tubuh Embun yang tanpa pelukan hangat suaminya. Walau kini mereka tidur dalam satu ranjang yang sama.
Embun meringkuk. menangisi dirinya tanpa bersuara. Kenapa Mas Danu berubah sedingin ini? Kenapa Mas Danu sudah tidak lagi ingin menyentuhnya, jika ini masalah kulitnya yang dekil dan wajahnya yang berjerawat, Embun bisa apa?
Dia sudah mencoba obat herbal, mencoba dari yang alami, namun kulit dekil nya masih bertahan disana. Mungkin hanya jerawatnya yang kadang timbul tenggelam.
Embun kembali memgingat, beberapa kali melihat Sosok yang mirip dengan Danu. Sebenarnya dia ingin bertanya, namun takut akan membuat suaminya itu marah. Embun hanya bisa diam dan menangis.
_____
Keesokan paginya, di meja makan saat merrka sarapan bersama.
"Oseng usus pedas ini enak Embun. Bisakah kamu menyiapkan bekal untuk makan siangku?" tanya Danu menyantap sarapannya.
"Iya mas, Akan Embun siapkan."Embun beranjak mengambil kotak bekal. mengisinya dengan nasi dan oseng usus pedas. lalu memutupnya dan meletakannya di samping Danu.
"Bisakah kamu siapkan lagi satu porsi untuk teman Mas?"pinta Danu lagi. dia ingin Yura juga mencicipi masakan Embun.
Embun menoleh heran pada. Danu. tidak biasanya.
"Mas nggak enak kalau nanti makan sendiri tanpa membaginya embun."mencoba berkilah.
"O iya mas."
Embun beranjak lagi, menyiapkan satu porsi bekal dan diletakkan di atas bekal yang tadi disiapkan.
"Kay juga mau?" melihat kearah anak gadisnya.
"Enggak bu. Kayla sudah cukup."
Embun tersenyum."Ya sudah."
Setelah membereskan semua, Embun berangkat mengantar Kayla ke sekolah. Saat dia kembali, Danu sudah pergi kerja.
Setelah memastikan rumah bersih dan rapi, Embun berangkat kerja. Dia bekerja disebuah resto tak jauh dari panti. Disana Embun menjadi waiters kadang dia juga menjadi kurir makanan siap antar.
Semua itu dia lakukan untuk membantu menyokong kebutuhan Dapur dan lainnya. Embun disana bekerja hanya 6jam saja. kadang masuk siang, kadang masuk pagi. Hari ini kebetulan Embun masuk pagi. Dari jam 9.00 sampai jam 3 sore. Saat waktunya menjemput Kayla, Embun ijin dahulu lalu kembali lagi.
______
Hari terus berjalan. Embun yang saat itu sedang berada di panti membuat kue untuk anak-anak panti. Skalian dia ingin latihan membuat cake untuk anyversary pernikahan nya dengan Danu beberapa hari lagi.
Embun sedang mengocok telur dengam Mixer saat Malvin masuk kedapur mencari minum. Embun menyambutnya dengan senyuman hangat.
"Ada apa Mr. Malvin?"sapa Embun masih mengocok telur dengan mixer.
"Saya mencari air dingin."jawab pria bule itu melangkah mendekat.
"Ada dikulkas." menunjuk dengan dagunya.
Malvin berjaalan mendekati kulkas. mengambil sebotol mineral dan meneguknya. Dia melirik Embun. Entah sejak kapan, Malvin tertarik oleh nya. Wanita yang kini sedang berdiri dengan mixer ditangannya. Dengan rambut lurus yang terurai memakai celemek dengan sedikit noda disana.
Malvin meneguk minumannya sekali lagi.Embun terlihat terganggu oleh rambutnya yang terurai itu. Beberapa kali gadis itu menyibaknya. Namun tangannya kotor oleh tepung dan bahan kue lainnya, membuatnya menyibak dengan punggung tangannya..
Hingga Embun terlihat tidak sabar mengambil karet gelang diatas rak dan mencoba mengikat rambutnya. Namun dia masih kesulitan dengan hanya menggunakan satu tangannya yang masih bersih.
Malvin bergerak. Tangannya sudah menyentuh rambut dan tangan Embun yang berusaha mengikat rambutnya.
"Biar kubantu." ucap Malvin, saat Embun sedikit menoleh karena merasakan tangan Malvin bertumbuk dengan tangannya yang berusaha mengikat rambutnya.
"Aahh.. Maaf."ucap Embun membiarkan Malvin membantunya mengikat rambut.
"Digulung tinggi saja Mr. Malvin."pintanya meneruskan mengocok Telur.
"Okey."Malvin dengan luwes mengikat rambut Embun.
"Anda pasti terbiasa menata rambut Catty."
"Tentu saja. Hanya saya yang dia punya." Ucap Malvin menyelesaikan ikatannya.
Embun meletakkan mixernya berganti mengambil tepung yang sudah dia timbang. Namun kakinya sedikit terselip, hingga dia hampir jatuh. Dengan sigap Malvin menangkap nya. dengan melingkarkan sebelah tangannya di perut Embun. dan tangan kanannya menahan lengan gadis itu.
Sedekat itu. Jantung Malvin berdetak lebih cepat. Nafas hangatnya menerpa tengkuk Embun.
Lehernya terpampang jelas didepan ku. membuatku ingin merasakannya.. Tenanglah Malvin. Sadarlah! Dia wanita bersuami. Jangan ganggu dia.
Malvin menelan ludahnya dengan sangat susah.
"Mr. Malvin? Saya sudah berdiri diatas kaki saya sendiri. Saya tidak akan jatuh. Bisakah anda melepaskan saya?"
"Maaf."Malvin menarik tangannya.
Embun tersenyum hangat. "terima kasih."
wanita yang selalu tersenyum ini membuat mataku tak bisa lepas darinya. kenapa harus padanya?
Setelah Embun selesai membuat kue dan membagikannya pada anak-anak panti. Embun dan Kayla berpamitan pulang. Hari ini mereka tidak membawa motor. Tapi di jemput oleh Danu sebahis pulang kerja.
Malvin hanya menatap tak suka pada Danu dikejauhan. kenapa? Bukankah ini pertama kalinya Malvin bertemu Danu? Namun kenapa dia terlihat begitu tak suka? Atau karena dia suami Embun?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Dewi Payang
Cembukor ya Mr.
2024-09-07
0
Dewi Payang
Kok lapar, kan jalan td sama si kucing betina
2024-09-07
0
Anisa Tanjung
waah sekolahnya Kayla full day pasti mahal pantes 2 bln blm bayar mengingat susahnya embun
2024-08-28
0