"Mas? Nggak pulang?"
("Tidak Embun. Mas ambil long shift. Nanti sore baru pulang.")
"Sekarang hari minggu kan, Mas?"
("Mas lembur.") balas Danu gelagapan.("Sudah ya.")
"Mas..."
Telpon di tutup. Embun menghela nafasnya.
"Bu?" panggil Kay menatap harap pada ibunya.
Embun berjongkok menjajarkan tinggi tubuhnya dengan Kay. Embun tersenyum.
"Kay, Ayah nggak bisa ikut. Ayah lembur." ucap Embun lembut memberi pengertian.
"Tapi kan Ayah sudah janji mau ikut." Kay merajuk.
"Ayah kan harus cari uang Kay. Biar Kay bisa sekolah terus. Biar Kay bisa makan. Bisa beli baju baru. Kalau piknik Kay bisa jajan." Embun mencoba memberi pengertian.
"Tapi, Bu..."
"Kay mau tetap pergi atau dirumah saja?" tawar Embun. Kayla mengusap mata,
"Kay ingin pergi sama Ayah."
"Ayah kerja sayang."
"Ayah udah janji. Kay cuma pingin seperti teman Kay yang lain. Pergi dengan Ayah dan bunda mereka. Tapi kenapa Ayah selalu tak bisa. Ayah bohong." Tangis Kayla terus mengusap pipi dan matanya yang basah. Embun tersenyum tegar, Embun memeluk anak gadisnya menepuk bahunya menguatkan. Embun melonggarkan pelukannya, melihat wajah Kay.
"Sama ibu saja ya." bujuk Embun
Kay menatap memelas ibunya. Embun tersenyum tegar mengusap lembut rambut Kay. Kay mengangguk pelan. Dia kasihan pada Ibunya, Kay tau jika selama ini Ayah dan Ibunya sering bertengkar. Lebih tepatnya Danu marah, dan selalu Embun yang mengalah. Embun mengalah juga demi tetap bertahannya rumah tangga mereka. Demi Kay buah cintanya dengan Danu.
"Ayo! Kita bersiap." ajak Embun menuntun anaknya.
Hari ini mereka berencana untuk berlibur. Pergi ke pantai bersama, sepertinya rencana tinggallah rencana. Danu masih berada dirumah Yura.
_____
"Siapa Mas?" Tanya Yura meletakkan kopi di meja samping Danu duduk. Yura ikut duduk disampingnya.
"Embun."
"Istri dekilmu itu?" Ucap Yura merendahkan.
"Kenapa dia? Nyuruh kamu pulang?" sinis Yura lagi."Sana pulang kalau mau pulang." rajuk Yura beranjak dari duduknya. Berjalan masuk kedalam rumah.
Danu mengejar, "Sayang. Tidak seperti itu." tangan nya menahan lengan Yura."Ini masalah Kay."
"Kenapa lagi dengan anak Mas itu?" Yura melepaskan diri dari cengkraman Danu.
"Mas sudah janji mau nemenin dia kepantai." bujuk Danu lembut.
"Sama istri dekil Mas juga?" Yura melipat tangannya didada.
"Ya iyalah, sayang."
"Ya sudah. Sana kalau mau pergi."merajuk.
"Sayang?" ucap Danu merayu. Danu menggenggam kedua tangan Yura, Ia hendak berucap, namun keduluan Yura,
"Tapi nanti jangan harap bisa menginjakkan kaki lagi disini." Yura menyentak tangannya hingga genggaman Danu terlepas.
Yura memasuki kamarnya. Danu yang terkejut, takut Yura akan semakin marah mengikuti dibelakang. Menarik tangan Yura dan mencium bibirnya. Yura berontak mencoba meloloskan diri. Namun Danu semakin kuat memeluk tubuh wanita itu.
"Mas jahat." Yura mencoba meloloskan diri.
"Sayang."
"Mas nggak sayang Yura."
"Mas Sayang, Mas cinta."
"Mas lebih cinta sama mereka." Yura masih mencoba melepaskan pelukan Danu.
"Kay anakku Yura." Danu mengeratkan pelukannya.
"Hiks.. Hiks.. Hiks. Mas lebih cinta sama anak Mas. Aku bisa apa, Mas?" tangis Yura merangung memukul-mukul dada Danu "Hikhikhiks..."
"Mas nggak akan pergi Yura. Mas akan tetap disini."
"Mas bohong. Hiks hiks hiks." tangis Yura, pukulan Yura melemah.
Danu melonggarkan pelukannya, ditangkupnya wajah Yura, menatap lembut padanya."Mas sayang kamu. Mas cinta kamu. Mas mohon jangan samakan dengan cinta Mas pada Kay. Kayla anak Mas, darah daging Mas."
"Mas akan tetap disisi kamu sayang, jangan menangis lagi. Mas nggak akan pergi. Heeemm?"
Yura menatap mata Danu dengan mata sembabnya. Yura mengangguk pelan. Danu tersenyum. Dengan lembut Danu mencium bibir Yura, memasuki rongga mulutnya, Saling berbelit lembut dengan lidah Yura. Danu mengeratkan pelukannya, bibirnya terus mencium wanita didepannya. Semakin dalam ciumannya semakin dia ingin lebih. Danu menjadi tak sabar, dibopongnya tubuh Yura dan membaringkannya diranjang.
SENSOR saja ya..
"Terima kasih sayang." Danu meraih tubuh Yura yang terbaring disampingnya, memeluk tubuh yang berpeluh itu. Mencium lembut punca kepala kekasihnya. Yura tersenyum menang.
Pelan-pelan mas Danu, akan kubuat kamu membuang istri dan anakmu. lalu kamu datang seutuhnya padaku. menjadi milikku seutuhnya.
______
"Bu."
"Iya Kay sayang." jawab Embun yang mengepangkan rambut Kayla.
"Mmm.... Boleh aku meminjam hp ibu?"
"Boleh. Untuk apa?" Embun meraih hpnya di atas nakas dan memberikannya kepangkuan putrinya. Kayla beranjak dari duduknya mengambil sesuatu dari dalam laci. Kayla kembali duduk didepan ibunya. Embun melanjutkan mengepang rambut Kay.
"Ada apa Kay?" Embun mengintip Kay yang sedang mengetik hp.
"Caty kemarin memberi nomor hpnya. Katanya kalau mau main bareng bisa menghubunginya."
"Kamu mau ngajak Caty juga?"
"Boleh kan, Bu?"
"Boleh."
Caty duduk termenung di sofa panjang rumahnya. Caty merasa bosan, Ingin rasanya kerumah Kay, tapi dia tak tau dimana rumah Kay.
Hari ini Catty juga marah pada Daddy malvin, karna meninggalkanya dirumah. Daddy Malvin sedang menghadiri sebuah acara. Dan dia tidak diajak. Sangat menyebalkan. Tiba-tiba hpnya berbunyi. Dengan malas Catty mengambilnya.
Palingan juga Daddy yang membujuknya agar tak merajuk lama-lama. batin Caty menduga-nduga.
"Nomor tak dikenal?"gumam Caty membuka pesan. wajahnya langsung berubah ceria. Pesan dari Kayla yang mengajaknya main. Tentu Caty mengiyakan tanpa pikir panjang.
Caty menelpon Daddy meminta ijin. Karena Kay menyuruh Caty untuk ijin dulu.
("Caty Sayang. Kamu sudah tidak merajuk?"
Kenapa dari tadi Daddy kamu abaikan? Daddy cemas.")
"Dad, Cat mau main sama Kay." ucap Caty tanpa basabasi. Dia masih kesal dengan Daddynya.
("Appaa? Kemana?")
"Tidak tau Daddy, Kay minta Caty ijin sama Daddy dulu. Jadi Cat telpon Daddy."
("Beri Daddy nomor Kay.")
"Apa yang mau Daddy lakukan?"
("Berikan saja nomornya Cat, atau kamu tidak akan pernah keluar dari rumah.")
("Tapi Daddy janji tidak akan memarahi Kay dan mengijinkan Cat main.")
("Daddy tunggu dalam satu menit.")
TUUUTT..TUUUUTTT...TUUUTT
Sambungan telepon sudah putus.
"Daddy!" jerit Caty kesal. Namun Cat tetap mengirimkan nomor Kay.
Setelah mendapat nomor Kay, Malvin langsung menelpon.
("Hallo?") suara Kayla
"Kay, Ini Daddy Cat. Bisa bicara dengan Ibumu?"
("Baik Uncle Malvin. Bu, ini Daddy Cat.")
("Ada apa Mr.Malvin? Apa anda keberatan saya mengajak Catty main?") suara Embun.
"Tidak. Saya hanya ingin konfirmasi."
("Aahh.. Begitu. Kami ingin mengajak Catty main jika anda tidak keberatan.")
"Tentu saja tidak. Kemana kalian akan pergi?"
("Mungkin kepantai.")
"Mungkin? Bagaimana kalau di Wonderfull world? Saya ada meting disana. Saya akan menyusul nanti jika urusan saya sudah selesai."
("Baik Mr.Malvin.")
"Maaf merepotkan. Dan terima kasih."
_____
Disebuah pusat taman bermain dengan banyaknya wahana yang menantang adrenalin bernama Wonderfull World, Caty dan Kay asyik memilih wahana yang akan dinaiki.
Embun menunggui mereka. Malvin saat itu masih meting di lantai atas bangunan yang masih berada di lingkup Wonderfull world. Beberapa jam kemudian Malvin ikut bergabung.
"Terima kasih." Malvin membuka suara ditengah keheningan diantara dirinya dan Embun yang duduk di kursi tunggu tak jauh dari Caty dan Kay sedang mengantri. Embun menoleh.
"Untuk apa, Mr.Malvin?"
"Karena sudah mengajak Cat main bersama."
"Kay yang butuh Catty, saya yang seharusnya berterimakasih karena sudah mengijinkan Catty menemani Kay?" ucap Embun memiringkan tubuhnya.
Malvin tersenyum.
"Caty sangat manja, kalian pasti kesulitan."
"Caty anak yang manis. Sikapnya masih wajar. Apa yang anda kawatirkan?"
"Saya..." ucapan Malvin terputus melihat Embun yang tiba-tiba berdiri. Pandangan mata Embun mengarah jauh kesisi kiri Malvin. Terlihat ada ketegangan diwajahnya.
Malvin yang penasaran menoleh kearah yang sama.
_____
Readers apa ya yang mereka lihat?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sunarmi Narmi
Klo ada modelan Yura di lingkunganku..lngsung aku masukin karung tak iket buang ke laut...perempuan macam apa anak rindu ayahnya dihalangin...minta digibeng...../Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Angry//Angry/
2024-09-20
0
Dewi Payang
Danu sama Yura
2024-09-07
0
Dewi Payang
Emank beda ya... pelakor rata2 bnyak gaya, kaya suami sendiri😄
2024-09-07
0