Embun menyiapkan air hangat untuk Danu mandi.
"Mas Danu, Ini air mandinya sudah siap." Seru Embun dari dapur setelah menuangkan air panas di ember untuk Danu mandi sepulang kerja (mungkin).
"Iya Embun. Sebentar. Mas masih ada urusan sama Boz."jawab Danu dari halaman belakang. Pria itu sedang menelpon Yura.
Yura dan Danu adalah rekan kerja dipabrik. Mereka menjalin hubungan gelap sejak 2tahun terakhir.
"Kayla mana Embun?"Danu yang memasuki pintu penghubung halaman belakang dan dapur itu berjalan mendekat.
"Dikamarnya, mas Danu. Handuk sudah Embun masukkan di kamar mandi ya Mas."ucap Embun sambil melanjutkan memasak untuk makan malam.
"Makasih ya Embun. Masak apa?"berdiri diambang pintu kamar mandi. Mencium aroma sedap dari masakan Embun.
"Kesukaan mas Danu. Apa coba tebak?"
"Gulai ikan ya?"Danu bersemangat.
Danu memang menyukai masakan gulai ikan buatan Embun. Masakan Embun memang enak. Mungkin bila dia membuka warung makan, akan sangat laris nantinya.
"Iya mas, cepetan mandinya."Embun masih mengaduk-aduk masakannya.
Setelah mandi, Malam itu Danu, Embun, dan Kayla makan malam bersama.
"Ayah."Kay memberanikan diri untuk meminta pada ayahnya.
"Ada apa kay?"
Besok kan Minggu. Kita kepantai ya ayah? Sudah lama kita tidak pergi kepantai bersama. Kay rindu suasana itu." ucap gadis polos itu.
"Baiklah Kay. Ayah sediakan waktu hari minggu besok untuk kay. Khusus untuk kay."Mengusap rambut Kayla lembut.
"Benarkah?"Kay girang."Janji ya Ayah?"
"Janji." menautkan jari kelingkingnya dengan jari Kay yang lebih dulu terangkat kearahnya.
_______
Diruang keluarga usai makan malam. Embun mendekati Danu yang sedang nonton tv. Tak ada kayla disana. Anak itu sedang belajar dikamarnya.
"Mas,Itu didepan mobil siapa?" Tanya Embun hati-hati takut menyinggung suaminya.
"Punya bos."jawab Danu sedikit malas.
"Kok sama Mas?"tanya Embun lagi penasaran.
Danu menghela nafasnya, "Itu punya bos, Mas beli, nyicil."
Embun terkejut, untuk makan mereka sehari-hari saja Embun masih harus ikut bekerja. Tapi Danu malah membeli mobil yang sebenarnya tidak perlu. Nyicil lagi. Sudah pasti akan ada pengeluaran tiap bulannya.
"Kok Mas tidak bicara dulu dengan Embun?"
"Kenapa? Udah terlanjur juga. Malulah kalau tidak jadi." Balas Danu mulai kesal terlihat dari nada bicaranya.
"Tapi Mas Danu, setidaknya Mas Danu bicara dulu dengan Embun. Kita tidak perlu mobil, Mas." ucap Embun pelan. "Sekolah Kay lebih butuh. Sudah dua bulan ini belum bayar SPP."
"Jadi kamu nyalahin Mas?" Danu meninggikan suaranya, tidak terima."Makanya, jadi istri itu yang pinter ngatur keuangan. Jangan boros."
Embun menarik nafasnya, sakit rasanya mendengar ucapan suaminya. Padahal Embun sudah berusaha agar jatah bulanan bisa cukup untuk mereka bertiga.
"Mas dapat promosi jabatan. Makanya Mas berani ambil kredit mobil. Lagian itu punya bos Mas sendiri." ucap Danu sedikit kesal.
"Mas naik jabatan?"tanya Embun memastikan.
"Iya Embun istriku. Mas sudah jadi SPV sekarang." terang Danu bohong.
Dia sudah terlalu lama menyembunyikan mobil yang sudah dari tahun lalu dia beli. Danu ingin membawa pulang mobilnya, tapi dia juga tak ingin Embun curiga, dan bertanya macam-macam. Danu juga tak mau mengatakan yang sebenarnya jika dia sudah menjadi kepala bagian produksi.
Danu tak ingin menambah jatah bulanan untuk Embun. Danu harus menyimpan uang nya untuk Yura wanita selingkuhannya.
"Kalau begitu, apa uang sekolah Kay bisa ditambah, Mas? Kasihan dia, kalau nunggak terus." tanya Embun takut-takut. Dia tau Danu baru saja membeli mobil. (kredit maksudnya)
"Ya ampun Embun. Kamu ngerti tidak sih? Mas kan baru saja beli mobil dan itu tidak murah. Kamu dong yang harusnya pinter-pinter ngatur uang biar cukup."
"Itulah Mas maksud Embun. Mas Danu harusnya ngajak Embun diskusi dulu sebelum beli mobil. Kita masih punya tanggungan sekolah Kayla, Mas."jelas Embun.
"Kamu ini cerewet banged sih? Udah terlanjur kebeli, malulah kalau dibalikin lagi." Danu berdiri meninggikan suaranya karena emosi. Bola matanya sudah membulat sempurna seolah keluar dari tempatnya.
Embun menatap suaminya yang sudah meninggi itu. Embun menundukkan kepala, menggigit kecil bibirnya. Embun menarik nafas dan hembuskan.
"Maaf Mas." ucapnya, harus ada yang mengalah bila Suaminya itu sudah marah, jika mau pernikahannya langgeng. "Embun hanya kasihan sama Kay. Biar nanti Embun pikirkan gimana buat sekolah Kay."
"Kamu mau bilang kalau Mas ini tidak perduli dengan sekolah Kayla begitu?"
"Bukan begitu Mas."
"Nanti Mas kasih uang buat sekolah Kay. Awas saja kalau dipakai buat yang lain." ucap Danu berjalan ke kamarnya.
Embun menghela nafas sabar.
_____
Malam itu Embun terbangun dari tidurnya untuk kekamar mandi. Saat kembali Danu tidak ada diranjang kamar. Embun berjalan mencari-cari suaminya. Kemana dia? Kenapa tengah malam tak ada dikamar? Sayup Embun mendengar suara orang berbicara di halaman belakang rumah. Embun berjalan perlahan, dilihatnya Danu sedang menelpon.
"Mas?"
Danu menoleh dengan wajah kaget, lebih tepatnya tegang.
"Kamu masuk dulu. Ini ada telpon dari pabrik." ucapnya sedikit gugup.
Tanpa curiga Embun mengangguk dan kembali kekamar. Tak lama, Danu masuk.
"Ada apa Mas?"
"Ada sedikit masalah di pabrik. Pekerja yang masuk malam tidak ada yang mandori." alasan Danu, "Aku harus ke pabrik sekarang."
"Malam-malam begini, Mas?"
"Iyaaaa. Namanya juga SPV, harus siap." Danu mengganti pakaiannya.
"Ini udah jam dua belas loh, Mas." Ucap Embun kawatir.
"Inilah gunanya Mas beli mobil. Kalau pake mobil pas ada panggilan kek gini aman." Danu menyelesaikan mengganti pakaiannya."Sudah ya. Mas berangkat dulu."
Embun mencium tangan suaminya.
"Hati-hati ya, Mas."
Setelah mengantar suaminya sampai depan dan memastikan mobil suaminya sudah tidak terlihat lagi. Embun kembali masuk kedalam rumah.
Danu yang mengendarai mobilnya, mengeluarkan hpnya. Menelpon Yura.
"Sayang, Mas dalam perjalanan. Kamu mau titip dibeliin apa?"
"Martabak aja, Mas."
"Yang di jalan Suprapto itu?"
"Iya, Mas."
"Oke. Sabar ya sayang. I love you."
"Iya Mas, ditunggu. I love you too."
Setelah menutup telponnya, Danu membeli martabak yang kebetulan jam segitu belum tutup. Setelah membeli martabak. Danu menyetir mobil nya ke rumah Yura. Danu memasuki rumah dengan kunci cadangan. Danu menghidupkan saklar yang kebetulan ruangan itu tampak remang.
Ceklap.
Lampu menyala, ruangan itu begitu terang. Dengan wajah girangnya Danu mendekat pada Yura yang menyuguhinya pemandangan yang menakjubkan. Wanita itu menyambutnya dengan memakai linggeri yang menggoda. Tentu saja Danu langsung memeluknya, menghujaninya dengan kecupan.
"Kamu makin cantik dengan linggeri ini sayang." pujinya melihat tubuh molek Yura lalu menciumnya lagi.
"Kejutan buat Mas Danu, karena sudah rela datang malam-malam demi Yura."
"Kalau buat wanita cantik sepertimu, walau tiap malam harus datang. Mas pun bersedia."
"Beneran?" bertanya manja dalam. pelukan Danu.
"Tentu saja. Apapun buatmu Sayang." Danu kembali mangut Yura dengan mesra merengkuh tubuh indah yang berbalut linggeri.
Ciuman mereka menjadi semakin panas hingga malam yang dingin itu menghangat bagi dua insan yang tenggelam dalam hasrat mereka.
______
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Akbar Razaq
aku yah baca yg beginian pasti tenggorokan rasanya kering dada sesak padahal sdh tahu bohongan.Apalagi klo pas sesi ketahuan pake lakinya gampar lagi rasanya aku pingin tiba tiba ada di samping lakinya trus nyekik dia.entahlah rasanya pingin jd super women nya istri teraniayah 🤭🤭
2024-09-21
0
Tri Wahyuni
kalo selingkuh tetap akan terbongkar juga....allah akan perlihatkan aibnya suatu hari nanti😣
2024-06-09
0
𝐀𝐥𝐢𝐜𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐜𝐞✨🌷
Lah bukan nya Lo yang bilang dia harus pinter-pinter ngatur uang?!! kek anj tau gak nih laki kk gini☺️
2024-03-10
0