Tidur Bersama

Ridho

Ridho meringis memegang pipinya. Laki-laki yang telah sah menjadi suamiku itu berdecak kesal. Aku pura-pura tak mendengar. Untunglah listrik hidup kembali.

Huh! Bisa ke-GR-an dia kalau dipeluk lama-lama.

Aku pun melepas pelukan lalu melangkah menuju ranjang. Saat ingin membaringkan tubuh, Ridho berjalan mendekat ke arahku.

"Eh, mau ngapain?" tanyaku cemas.

"Tidurlah," sahutnya cuek.

Aku meletakkan guling di antara kami. Takut kualat juga ngerjain Ridho lagi, tubuh pun sudah lelah.

"Jangan sampai melewati batas!" kataku sambil menepuk guling.

Ridho menghela napas pelan, "Hm."

Kututupi tubuh dengan selimut, lalu membalikkan badan membelakangi Ridho. Tak lama dengkur halusnya terdengar. Sepertinya laki-laki itu juga lelah.

Rasanya masih seperti mimpi kalau aku sekarang sudah punya suami. Bagaimana aku akan menjalani hari esok dengan status yang berbeda?

Tetap bersyukur karena aku tetap bisa melanjutkan kuliah. Bapak dan Ayah Ridho sepakat mengenai kelanjutan pendidikanku.

Perlahan aku memejamkan mata. Tidak sampai lima belas menit, aku jatuh tertidur.

Aku terbangun ketika mendengar alunan ayat-ayat Allah diputar di Masjid. Saat membuka mata, betapa terkejutnya melihat ada orang lain di sebelahku.

"Aaaa!" Aku memekik pelan, lalu dengan cepat menutup mulut saat ingat laki-laki ini adalah orang yang megikrarkan ijab kabul kemarin.

"Apaan, sih?" Ridho mengucek matanya, lalu menatapku tajam. "Pagi-pagi udah berisik."

Tak kuhiraukan ucapan laki-laki berkulit putih itu. Aku turun dari ranjang, lalu melangkah menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Saat membuka pintu, tubuh menjulang Ridho sudah berdiri di depanku.

"Ngagetin aja, sih!" protesku.

"Ga ngajak aku shalatnya?"

"Ke masjid sana! Bapak bentar lagi keluar kamar tuh."

"Iya," sahutnya singkat sebelum masuk ke kamar mandi.

Dasar cowok cuek!

Setelah mengambil wudhu, laki-laki dengan wajah datar itu melangkah keluar dari kamar. Aku menarik napas pelan.

Sabar!

Aku menyempatkan diri membaca Alquran sebelum adzan subuh berkumandang. Hatiku terasa tenang saat bibir membaca ayat-ayat Allah. Akhir-akhir ini kesibukan di kampus membuatku jarang membacanya.

Selesai shalat subuh, aku menyiapkan pakaian untuk dipakai ke kampus. Hari ini ada janji bimbingan dengan dosen. Saat akan keluar dari kamar, Ridho pulang dari masjid.

"Mau kemana?"

"Bantu Ibu masaklah," jawabku singkat.

"Aku ngapain, ya?" tanyanya dengan raut bingung.

"Terserah!"

"Ya ampun, jutek amat!" ejeknya.

"Biarin!" sahutku, lalu melanjutkan langkah.

Sempat kulihat Ridho meraih tas besarnya. Sepertinya dia akan menyiapkan pakaian kerja.

Ridho bekerja di pondok pesantren yang tak jauh dari rumah. Kudengar dia bekerja sebagai pengajar dan staf administrasi di sana. Aku tak banyak bertanya saat Bapak bercerita, sebelum kami menikah.

Saat tiba di dapur, kulihat Ibu sedang menyiapkan bahan untuk memasak.

"Masak apa, Bu?" tanyaku setelah berada di samping Ibu.

"Bikin ayam kecap. Kamu rebus sawi sama potong timunnya."

"Ok. Ga bikin sambal, Bu?" Aku pun mengambil sawi dan timun, lalu mencucinya.

"Diirisin aja cabe hijaunya, nanti campur ke ayamnya. Oh iya, kalau udah selesai, masak air panas. Bikin minum untuk suamimu."

Aku terbengong. Benar-benar belum terbiasa melayani kebutuhan suami. Bahkan, aku belum sempat bertanya, Ridho biasanya minum teh atau kopi.

"Kenapa kayak orang bingung gitu? Sekalian buat kopi untuk Bapak."

"Hah? Iya, Bu."

Bodo ah! Samain aja sama Bapak. Gengsi mau balik kamar lagi.

"Hari ini bimbingan lagi, Nak?"

"Iya, Bu. Sama Pak Feri, dosen pembimbing dua. Mana janjian pagi lagi."

"Ya udah, jangan lama-lama ngerjainnya. Biar ngga ditinggal dosen lagi."

Hais! Aku jadi ingat kejadian beberapa hari yang lalu. Aku dan Silvi sudah menunggu Pak Rudi selama dua jam. Setelah shalat Zuhur, kami mengisi perut yang sudah tak mau di ajak kompromi. Saat kembali ke ruang dosen dan bertanya pada sekretaris prodi, ternyata dosen itu datang sebentar saat kami makan.

Aku pun bergegas melakukan semua permintaan Ibu. Setelah selesai urusan di dapur, aku kembali ke kamar. Ridho sudah berpakaian dengan rapi.

"Kamu di rumah aja?" sapanya.

"Ini baru mau mandi, mau ketemu dosen pembimbing hari ini."

"Ooh." Ridho menjawab acuh tak acuh.

Aku berusaha membiasakan diri dengan sikap cueknya. Sejujurnya, ada perasaan tak nyaman dengan hubungan kami saat ini. Hanya saja, aku tak tahu harus berbuat apa.

"Awas! Jangan ngintip!" Aku berlari masuk ke kamar mandi.

"Apaan!" Ridho terlihat kaget.

Tak kupedulikan raut kesal di wajah Ridho. Kutahan tawa yang hampir tersembur. Emang enak dikerjain! Haha.

Aduh! Aku lupa bawa baju ganti lagi. Ridho udah keluar dari kamar belum ya?

Kupegang erat handuk yang melilit di tubuh, lalu menajamkan pendengaran untuk mengetahui keadaan di luar. Sepertinya Ridho tak ada lagi di kamar.

Aku bergegas keluar dari kamar mandi, mengambil pakaian dalam di lemari, lalu meraih gamis yang kuletakkan di ranjang. Saat akan membuka handuk, terdengar suara pintu berderit.

Astaga! Kenapa aku bisa lupa mengunci kamar?

"Ridho! Jangan masuk dulu!" Aku berteriak panik, hampir saja handukku terlepas.

Ridho terlihat menahan tawa, lalu menutup pintu. Aku beranjak memutar kunci.

Ish! Menyebalkan!

Setelah mengunci pintu, aku berpakaian dengan cepat. Menyisir rambut, menyapu bedak ke wajah, memoles lipstik tipis-tipis ke bibirku. Terakhir memasang jilbab dengan warna senada dengan gamis yang berwarna toska.

Saat melihat cermin, seketika ingat wajah Ridho mentertawakanku sebelum menutup pintu.

Hufhh! Rasa malu dan kesal menjadi satu.

Aku menghembuskan napas panjang sebelum keluar dari kamar. Kulangkahkan kaki dengan perlahan menuju ruang makan. Di sana terlihat Bapak dan Ridho sedang mengobrol sambil menikmati kopi buatanku.

"Ibu mana, Pak?" tanyaku.

"Itu di belakang, lagi cuci pakaian"

Aku segera berlalu ke dapur yang menyatu dengan tempat mencuci. Sekilas kulihat wajah Ridho yang antusias mendengar cerita Bapak. Pria itu tak terlalu peduli dengan kehadiranku.

Dasar suami ga peka!

Eh, tapi baguslah. Aku masih bingung untuk memulai percakapan setelah kejadian di kamar tadi.

Setiba di dapur, aku menyentuh bahu Ibu. "Maaf ya, Bu, aku ga bisa bantu-bantu hari ini."

"Iya, ga papa. Besok jatah kamu." Ibu terkekeh pelan.

"Siip. Siap komandan!"

"Eh, tadi kenapa ribut-ribut gitu?"

Ternyata Ibu mendengar teriakanku. Aku berusaha tak terlihat panik menjawab pertanyaan Ibu. Pagi ini permulaan yang buruk untuk memulai hari.

"Ibu kepo ah!" Aku tertawa canggung, "Bapak dengar juga, Bu?" Tiba-tiba perasaan malu menyergapku. Baru dua hari jadi suami istri sudah heboh.

Hai para pembaca Ridho dan Reva ....☺

Gimana ceritanya?

Jangan lupa tinggalkan jejak dan vote 💕💕

Terpopuler

Comments

Meisy Trisnainy

Meisy Trisnainy

Hu'um. Kurang tau artis muda luar 😁
Nanti dicoba cari visual lain ❤

2020-08-02

0

Nabila Naki

Nabila Naki

baru pertama kali aku liat visual nofel pakek visual gambar artis indonesia

2020-08-02

2

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Tidur Bersama
3 Kejadian Memalukan
4 Bertemu di Kampus
5 Ketahuan
6 Berdebar
7 Cemburu
8 Malam Pertama
9 Ngunduh Mantu
10 Kecelakaan
11 Ibu ... aku mau pulang
12 Bertengkar
13 Lelah
14 Punya Bayi?
15 Lamaran Deva
16 Jalan-Jalan
17 Sakit
18 Hamil?
19 Mengurus Mertua di Rumah Sakit
20 Reva Cemburu
21 Belajar Sabar
22 Ridho 1
23 Ridho 2
24 Ridho 3
25 Ridho 4
26 Ridho 5
27 Hari Bahagia
28 Bertemu Deva
29 Ngidam
30 Ridho 6
31 Suatu Permintaan
32 Kunjungan Mertua
33 Periksa ke Dokter
34 Periksa ke Dokter 2
35 Wisuda
36 Ridho 7
37 Ridho 8
38 Ridho 9
39 Wisuda
40 My Luvly Husband
41 Luvly Husband 2
42 Ridho 10
43 Ingin Kerja
44 Seseorang dari Masa Lalu
45 Kejutan
46 Mertuaku Sayang
47 Sayang Bayi
48 Badai yang Menghempaskan Asa
49 Tuhan, Tolong Kuatkan
50 Ikhlas
51 Belajar Bersyukur
52 Dua Ronde?
53 Bulan Madu
54 Bulan Madu 2
55 Bulan Madu 3
56 Sayang Suami
57 Sebuah Harapan
58 Pindah Rumah?
59 Suasana Haru
60 Rencana Baik
61 Harapan Baru
62 Kejutan yang Tak Diharapkan
63 Masa Lalu Ridho
64 Galau
65 Curhat
66 Pengakuan
67 Bahagia Sesaat
68 Bad-Mood
69 Pengumuman
70 Sinta?
71 Pengakuan Ridho
72 Cerita Masa Lalu
73 Kesedihan Silvi
74 Doa untuk Deva
75 Isi Hati Deva
76 Pengakuan Sinta
77 Hadiah
78 Buah Rambutan
79 Karunia Tuhan
80 Seduhan Teh Hangat
81 Hari yang Berkesan
82 Ngidam part 2
83 Pengumuman
84 Kisah tak Terduga
85 Saling Memaafkan
86 Kisah Pilu
87 Tentang Rasa
88 Perjuangan Seorang Ibu
89 Kabahagiaan yang Membuncah
90 Kesayangan
91 Pancaran Semangat
92 Setahun kemudian
93 Deva dan Sinta
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Perjodohan
2
Tidur Bersama
3
Kejadian Memalukan
4
Bertemu di Kampus
5
Ketahuan
6
Berdebar
7
Cemburu
8
Malam Pertama
9
Ngunduh Mantu
10
Kecelakaan
11
Ibu ... aku mau pulang
12
Bertengkar
13
Lelah
14
Punya Bayi?
15
Lamaran Deva
16
Jalan-Jalan
17
Sakit
18
Hamil?
19
Mengurus Mertua di Rumah Sakit
20
Reva Cemburu
21
Belajar Sabar
22
Ridho 1
23
Ridho 2
24
Ridho 3
25
Ridho 4
26
Ridho 5
27
Hari Bahagia
28
Bertemu Deva
29
Ngidam
30
Ridho 6
31
Suatu Permintaan
32
Kunjungan Mertua
33
Periksa ke Dokter
34
Periksa ke Dokter 2
35
Wisuda
36
Ridho 7
37
Ridho 8
38
Ridho 9
39
Wisuda
40
My Luvly Husband
41
Luvly Husband 2
42
Ridho 10
43
Ingin Kerja
44
Seseorang dari Masa Lalu
45
Kejutan
46
Mertuaku Sayang
47
Sayang Bayi
48
Badai yang Menghempaskan Asa
49
Tuhan, Tolong Kuatkan
50
Ikhlas
51
Belajar Bersyukur
52
Dua Ronde?
53
Bulan Madu
54
Bulan Madu 2
55
Bulan Madu 3
56
Sayang Suami
57
Sebuah Harapan
58
Pindah Rumah?
59
Suasana Haru
60
Rencana Baik
61
Harapan Baru
62
Kejutan yang Tak Diharapkan
63
Masa Lalu Ridho
64
Galau
65
Curhat
66
Pengakuan
67
Bahagia Sesaat
68
Bad-Mood
69
Pengumuman
70
Sinta?
71
Pengakuan Ridho
72
Cerita Masa Lalu
73
Kesedihan Silvi
74
Doa untuk Deva
75
Isi Hati Deva
76
Pengakuan Sinta
77
Hadiah
78
Buah Rambutan
79
Karunia Tuhan
80
Seduhan Teh Hangat
81
Hari yang Berkesan
82
Ngidam part 2
83
Pengumuman
84
Kisah tak Terduga
85
Saling Memaafkan
86
Kisah Pilu
87
Tentang Rasa
88
Perjuangan Seorang Ibu
89
Kabahagiaan yang Membuncah
90
Kesayangan
91
Pancaran Semangat
92
Setahun kemudian
93
Deva dan Sinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!