''Siapa Pa, yang menelfon? Kayaknya senang banget tuh muka nya. Seperti, habis menang undian saja,'' Tanya Kia yang cukup penasaran saat melihat Papa nya tersenyum senang. Sehabis menerima telefon, entah itu dari siapa? ia tidak tau itu.
''Coba tebak, siapa yang menelfon tadi?'' Tanpa menjawab, kini justru balik bertanya.
''Mana Kia tahu, Papa,? Jangan bilang Papa ingin menikah lagi.'' Selidik Kia menatap lekat kedua bola mata milik papa nya. ''Ingat iya Pa, Papa itu sudah kelihatan tua. Jadi, jangan berbuat neko-neko. Apa lagi ingin menikah lagi.?''
''Hah, kenapa arahnya ke situ.? Siapa juga yang mau menikah lagi? Jangan pada ngawur, ya.'' Kesal Papa Andre.
''Justru, kamu itu yang ku suruh untuk segera menikah. Biar Papa mu ini, cepat punya cucu. Papa kan sudah tua, seperti kamu bilang tadi, jadi kapan mau nikah.?'' Bertanya ke mereka berdua, dengan nada menggoda.
''What.''
''Papa yakin, menyuruh Kia untuk menikah. Lulus Sekolah saja, belum tamat. Sudah di suruh untuk menikah. Kakak sono Pa, suruh untuk segera menikah. Umur kakak kan lebih tua dari aku. Jadi kakak lebih dulu harus menikah, baru aku. itu baru benar sekali, Pa.'' Usul Kia yang begitu antusias.
''Jangan bawa-bawa aku ya, aku sudah sedari tadi diam, tidak ikut-ikutan.'' Jawab Aldo cuek.
''Bilang saja, kalau tidak memiliki pacar alias jomblo.'' Ejek Kia.
''Emang, putri Papa sudah punya pacar.?'' Tanya Papa.
''Belum Pa,'' Jawab Kia dengan nyengir kuda.
''Jangan menghina seorang jomblo, tapi kenyataanya kau juga masih jomblo.'' Aldo tertawa keras. ''Aku jomblo baru beberapa bulan. Lha kamu, sudah menjadi jomblo akut.'' Ngakak Aldo
''Sudah-sudah, kembali lagi ke awal. dengan pertanyaanmu Kia.'' Kata Papa yang menengahi perdebatan, yang nanti tak ada ujungnya.
Kia mengangguk pelan, ''Lalu, siapa yang menelfon tadi pa. ?''
''Rekan bisnis Papa, yang dulu Papa pernah mengajukan kerja sama dengannya. Dan, kini sekretarisnya, justru mengundang kita untuk makan malam bersama. Dengan mendatangani kontrak kerja sama yang dulu sempat tertunda.''
''Bagus dong Pa, ini awal yang baik untuk menjalin kerja sama dengan Hotel Salfin.'' Aldo.
''Benar itu Pa, Kia Doa in semoga lancar.''
''Amin.''
''Emang, kalian berdua tidak ada yang mau ikut Papa.?'' Tanya Papa dengan mengerutkan keningnya.
''Tidak Pa.'' jawab Kia sama Aldo kompak.
''Kenapa, tidak ada mau yang ikut,? Yah, Papa sendirian saja berarti.'' Jawab Papa dengan sendu.
Aldo sama Kia saling pandang beberapa waktu. Kemudian mereka menghela nafas, berat nya.
''Baiklah, biar Aldo yang menemani Papa.'' Aldo paling gak tega melihat Papa nya yang di sayangi jadi sedih.
''Serius Al, bagaimana dengan kamu Kia.? Apa kamu berani, sendirian di rumah.?'' Papa Andre dengan nada khawatir.
''Tidak apa-apa, Pa. Kia berani kok, lagian masih ada bibi jum di rumah ini. Tidak perlu khawatir soal itu.'' Kia menyakinkan sang Papa.
''Ya sudah, Papa tidak bisa memaksa kamu untuk ikut, kan sudah ada, Kakak kamu yang menemani Papa nanti.''
🍃
🍃
🍃
MALAM HARI NYA.
Kenzo sudah berada di parkiran Resto sederhana saat ini, yang sudah di pesan oleh sang asisten nya Riko, untuk pertemuan malam ini. Dengan pakaian yang tidak terlalu resmi, namun cukup rapi, dengan lengan kemeja nya, ia lipat ke atas.
''Apa mereka sudah datang Rik,?'' Tanya Kenzo kepada asistennya.
''Tidak lama lagi, Tuan. Sudah dalam perjalanan ke sini. Mungkin, sebentar lagi sudah sampai.'' Ujar Riko dengan sopan, karena ini dalam pekerjaannya. Bukan lagi dengan Kakak nya atau teman nya.
''Kita tunggu di dalam saja Tuan, sudah ku pesan kan nomer mejanya dan menu makanannya.''
Mereka berdua melangkah memasuki dalam resto tersebut. Lalu berjalan menuju meja yang sudah ia pesan tadi. menjatuhkan pantat nya ke kursi yang sudah tersedia.
Tak selang lama dari sepuluh menit. Dari pintu masuk, sudah ada dua laki-laki yang berbeda usia berjalan menghampirinya.
''Selamat malam, tuan Kenzo Mahesa dan tuan Riko'' Sapa Pak Andre dengan mengulurkan satu tangan nya, untuk saling berjabat tangan. ''Apa kah Tuan sudah menunggu ku terlalu lama.?'' Sesal nya.
''Malam Tuan Andre, Tuan __''.
''Aldo, Tuan.''
''Maaf, malam Tuan Aldo.''
''Malam juga, Tuan Kenzo, Tuan Riko.''
Sapa Aldo.
''Kami belum terlalu lama, Tuan Andre. Baru saja sampai, lalu duduk.''Jawab Kenzo yang hampir lupa menjawab nya. ''Duduklah, kita nikmati makan malam dulu baru membahas kontrak kerja sama kita.''
''Terima kasih banyak, Tuan Kenzo, sudah merepotkan anda.''
''tidak sama sekali, Tuan Andre''
30 MENIT
Usai sudah, makan malamnya mereka berempat, dan kini sudah bisa, memulai pembahasan kontrak kerja sama di antara mereka.
''Bagaiman tuan,? Apa kah sudah di baca, berkas-berkas yang saya ajukan beberapa hari yang lalu.?'' Tanya Pak Andre.
''Isi presentasi nya, sudah bagus dan saling menguntungkan. Jadi saya putuskan, untuk menerima kerja sama kita, selama 3 tahun ke depan.''
''Terima kasih Tuan, semoga kita bisa maju bersama-sama, Tuan Kenzo, silakan. Ini yang harus di tanda tangani anda Tuan. Apa anda perlu baca ulang kembali isi dari kontrak kerja ini, supaya lebih yakin lagi.?'' Tawar nya
''Tak perlu tuan, saya sudah percaya sama anda. Lagian, tadi sudah aku cek di kantor sebelum ke sini.'' Mengambil kertas putih di atas meja. Yang menjelaskan keuntungan, dan kerugian, pelanggaran, yang harus di patuhi ke dua belah pihak.
Tuan Kenzo langsung membubuhi paling bawah. Tidak lupa Tuan Andre juga mendatangani di sebelah nya Tuan Kenzo. ''Terima kasih Tuan Kenzo, sudah mau menerima kerja sama dari City hotel.''
''Sama-sama Tuan Andre,'' Kenzo melirik Arloji di tangannya. ''Seperti nya saya gak bisa lebih lama lagi di sini Tuan, saya pamit dulu ya,'' Berdiri dari kursi duduk nya, seraya berjabat tangan. Itu juga yang di lakukan oleh Riko sang asisten nya.
''Tidak masalah Tuan Kenzo, Tuan Riko.'' Menyambut uluran tangan dari rekan kerja nya, dan tidak lupa, mengucapkan selamat malam ke mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
🦋⃟ℛ ᴬ∙ᴴᴀᷟ N⃟ʲᵃᵃ ᭙⃝ᵉˢᵗ
hemmmm
2022-05-23
4