17. Usaha Nina

(Maafkan aku.. aku mengerti perasaan kamu tapi aku belum bisa memberitahukan keberadaan putri dan cucuku. Akan ada saatnya mereka muncul tapi disaat mereka sudah menjadi orang yang kuat sehingga tidak ada seorangpun yang mampu menindas mereka termasuk putramu. Aku juga sedih jika suatu saat nanti kamu tahu siapa dia sebenarnya, seorang putri dari sahabat isterimu sendiri) batin tuan Devid

*****

Di mansion utama tuan Devid

"Ade lagi ngapain?" ucap Novi

"Mau tau aja ulusan olang." jawabnya cuek

"Yeee gaya gayaan urusan orang" cibir Novi

"Ta Novi nyebelin deh. Ade tu lagi pelawatan" geram gadis kecil itu karena terus diganggu oleh ka Novinya

"Hei bocil, emang kalau perawatan mau narik perhatian siapa sih?" umpan Novi

"Ta Novi tu ga tau talu di setolah ade ada cowo ganteng bangat" ucap gadis kecil itu sambil membayangkan teman cowok satu kelasnya

"Hah?? hei bocil jangan kegenitan. ingat umur ya? ngomong aja belum jelas" ucap Novi melongo tak habis pikir dengan gadis kecil berusia 3 tahun lebih ini sudah tahu soal cowok ganteng.

"Bialin dali pada ta Novi ga ada pacal, kecepian deh" ucap Maggie dengan gaya centilnya sambil mengibas rabutnya ke arah Novi

Novi tidak bisa berbicara lagi hanya mulutnya yang terbuka lebar.

"Ta Novi tutup mulutmu nanti lalatna macuk" ucap Maggie santai

(Ya aurelll... k Mey waktu hamil ngidam apa sih sampai anaknya gini amat, berasa mau aku karungin sekalian aku jual biar dapat duit) batin Novi menangis

"Ta Novi tayana lagi ngumpatin ade tan?" tanya Maggie penuh selidik ke arah Novi

Belum juga sadar dari lamunannya, anak kecil ini sudah kembali menyudutkanya.

"Meggie..!!! kamu tu kalau ngomong suka benar deh." ucap Novi gemas dan hampir mencubit pipi gembul itu.

"Iyalah ade tan pintal, jadi ngomongna benal" ucap Maggie penuh percaya diri

May yang baru saja kembali dari kamar merasa aneh dengan dua manusia ini.

"Ka Mey, waktu hamil ade ngidam apa sih?" tanya Novi pada Mey

"Emang kenapa?" tanya balik

"Jawab aja ka" desak Novi

"Dulu aku ngidamnya banyak tapi nggak satupun kesampean semua, kamu kan tahu pernikahan aku dulu kaya gimana" jawab Mey santai

"Fix... pantasan anak kamu nggak beres" putus Novi membuat Mey melongo

"Mom,, ta Novi tu yang ga beles. dali tadi ngajak ade ngomong telus dia na yang ngambek" adu Maggie pada mommynya.

Meypun mengerti kalau maggie sudah mengalahkan Novi dalam perdebatan sengit tadi... Mey hanya tersenyum ke arah keduanya dan lembali meninggalkan mereka.

"Ta Novi, mommy tenapa sih? cenum-cenum cendili.… apa mommy kecambet ya?" tanya Maggie heran karena dari tadi mommynya senyum-senyum sendiri

"Ya Tuhan mommynya sendiri dibilang kesambet" gerutu Novi pergi meninggalkan Maggie dengan kegiatannya sendiri

"Olang dewasa emang aneh ya?

" ucap Maggie pada diri sendiri

*****

Pencarian yang dilakukan oleh orang-orangnya Alfa tidak membuahkan hasil pada hal mereka sudah berusaha semaksimal mungkin tapi kedua orang itu menghilang bagai ditelan bumi.

"Nak kamu di mana? tolong kembali pada daddy sayang. Kamu boleh marah, boleh hukum daddy tapi jangan dengan cara kaya gini" ucap Alfa pada boneka beruang milik anaknya itu.

tok tok tok

"Sayang, kamu di dalam kan?" tanya Nina yang berdiri di balik pintu

"Mau apa lagi kamu ke sini!" ucap Alfa sedikit membentak

"Sayang marahnya cukup dulu, kamu harus makan ya, udah aku buatkan makanannya" kata Nina merayu suaminya

(Tumben dia masak. Biasanya juga harap sama ART kayanya ada sesuatu, aku nggak boleh lemah sama wanita licik ini. gara-gara dia isteri dan anakku pergi) batin Alfa geram

"Sayang,, mau sampai kapan rumah tangga kita kaya gini?" ucap Nina pura-pura menangis. Alfa yang paling tidak bisa melihat Nina menangispun langsung membuka pintu dan keluar.

"Aku belum lapar Nina, entar aja makannya" ucap Alfa menekan emosinya

"Terus kenapa kamu menghindari aku sayang" tanya Nina yang masih terisak.

"Aku minta kamu mengoreksi diri kamu sendiri" tegas Alfa dan langsung melangkah keluar dari mansion itu

Nina berusaha menjadi orang baik seperti yang disarankan ayahnya agar Alfa bisa kembli percaya kepadanya. Tapi melihat kejadian barusan di mana Alfa pergi tanpa pamit bahkan tanpa menghargai perjuanganya yang mau masak sore tadi.

Nina sudah tidak mempedulikan anaknya lagi karena semua tugas sudah ia limpahkan kepada babysiter. Jadi ia lebih bebas apalagi Alfa sudah pergi.

Nina mengambil tas kecilnya lalu melangkah keluar sambil menelpon seseorang.

"Ayah, kita ketemu di tempat biasa" ucap Nina dalam telponya. Setelah panggilan itu terputus ia melangkah keluar dari mansion dan pergi ke sebuah club yang sering ia datangi bersama ayahnya sebagai tempat mereka bertemu.

Setibanya di club, Nina melangkah dengan pasti ke sebuah ruangan VIP yang telah di pesan ayahnya. Setibanya di ruangan itu ia melihat seorang pria paruh baya yang sedang duduk nenikmati minuman sambil menunggunya.

"Ayah" panggil Nina yang langsung mendekati pria itu dan mencium punggung tangan pria yang dia sebut ayah tadi. Ayahnya pun menyambutnya dan mempersilahkannya duduk di tempat yang ada di samping sang ayah.

"Sayang, apa kamu sudah berhasil mendapatkan kembali kepercayaannya?" tanya ayah

"Dia bahkan tidak menghargai usahaku yang sudah susah payah memasak untuknya" jawab Nina dengan wajah sedih

"Tidak perlu putus asa, kamu bisa mencobanya lagi sayang." ucap sang ayah.

"Apakah dia akan kembali percaya kepadaku?" ucap Nina.

"Sayang, kamu cukup berusaha lebih keras lagi" ucap ayah.

Keduanya kembali membicarakan rencana yang akan dilancarkan untuk bisa menguasai harta Adipati. Banyak hal yang keduanya rencanakan tanpa sepengetahuan dari sang ibu.

Setelah membahas apa yang menjadi rencana mereka, sang ayah mengantarkan puterinya untuk pulang ke rumah suaminya.

"Ayah hanya pesan, kamu harus lebih banyak bersabar dan berusaha lebih keras lagi untuk mengembalikan kepercayaannya kepadamu, dengan begitu semua rencana kita akan berjalan mulus." ucap Ayah sebelum puterinya turun dari mobil.

"Iya ayah" jawabnya langsung keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam mansion itu.

"Ahhh cape bangat, aku harus beristirahat sebentar sebelum Alfa pulang karena aku perlu berjuang lagi mengambil hatinya" ucap Nina pada diri sendiri.

Nina kemudian melangkah masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual bersih-bersih, beberapa saat kemudian ia kembali dan langsung beristirahat tanpa bertanya bagaimana keadaan anaknya. Ya, Nina memang seorang ibu yang tidak punya hati. Bahkan anaknya saja ia tidak peduli. ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk menjalankan rencananya ketimbang memberi waktu untuk puteranya.