Bab 4

Yuna menuntun Mama Rena turun dari ranjangnya. Sembari memegang botol infus, Yuna memegangi tubuh kurus Mama Rena yang ingin pergi ke toilet.

Mama Rena kesulitan berjalan sendiri hingga harus dibantu setiap kali ingin ke toilet.

Handoko bukan hanya menghancurkan mental Mama Rena, tapi juga menghancurkan raganya.

Badan yang tadinya berisi, kini hanya tersisa kulit dan tulangnya saja.

4 tahun terakhir mencoba bertahan bersama Handoko, nyatanya hanya membuat batin tertekan.

Bagaimana mungkin Yuna tidak membenci Papa kandungnya saat ini, setelah apa yang diperbuat padanya dan sang Mama.

Laki-laki yang seharusnya melindungi, justru menjadi laki-laki yang paling menyakiti.

Selesai mengantar ke toilet dan kembali membawa Mama Rena ke ranjangnya, Yuna pamit untuk keluar ruangan lagi.

Dia harus bicara empat mata dengan Barra. Banyak hal yang ingin dia tanyakan pada laki-laki

misterius itu.

Begitu keluar ruangan, Yuna hanya bisa melongo melihat kursi yang tadi diduduki dia bersama Barra, kini tidak berpenghuni.

"Kemana dia.?"

Yuna mengedarkan pandangan kesetiap sudut rumah sakit.

"Bisa-bisanya pergi gitu aja." Keluhnya.

Sambil menghela nafas, Yuna duduk di kursi tadi.

Segela pertanyaan yang sejak tadi muncul dibenaknya, hanya berputar-putar dikepala.

Yuna sadar kalau pernikahan yang akan mereka lakukan hanya sebuah pernikahan di atas kertas, sekalipun banyak poin yang menguntungkan dirinya.

Tapi Yuna juga ingin tau lebih jauh tentang Barra dan ingin tau kenapa Barra bisa tau segalanya tentang kehidupannya.

"Masih mau nanyanya.?" Suara maskulin itu membuyarkan lamuman Yuna.

Sekalipun dalam keadaan melamun, Yuna tau persis siapa pemilik suara itu.

Hanya beberapa menit berbicara dengan Barra tadi siang, tapi dengan mudahnya Yuna bisa menghapalnya.

Wajah Yuna mendongak. Tubuh Barra yang menjulang tinggi dihadapan Yuna, membuatnya kesulitan untuk menatap wajah Barra.

"Darimana.? Aku pikir kamu pulang." Ucap Yuna sembari celingukan. Bisa-bisanya Yuna berfikir akan menemukan jawabannya sendiri setelah menatap kesana kemari. Padahal dia sendiri tidak tau dari mana arah datangnya Barra.

"Ngobrol sama temen." Jawab Barra setelah duduk disamping Yuna.

Jawaban Barra malah membuat Yuna semakin penasaran. Yuna kembali celingukan, mencari sosok yang disebut oleh Barra sebagai temannya.

Yuna langsung berfikir kalau seseorang itu yang sudah membocorkan kehidupan pribadinya pada Barra. Tapi Yuna langsung menepis prasangka itu setelah sadar kalau dirumah sakit ini tidak ada satupun yang dia kenal dan mengenalnya. Kecuali dokter dan perawat yang setiap hari memeriksa kondisi Mama Rena.

Rasanya tidak mungkin jika dokter dan perawat membeberkan kehidupan pribadi pasien dirumah sakit ini.

'

"Cari siapa.? Temenku sudah pulang." Tegur Barra.

Dia seolah tau apa yang ada di pikiran Yuna.

Seketika Yuna tersenyum kikuk.

"Kamu sukses membuat Mama ku menyetujui pernikahan kita."

"Mama percaya semua yang kamu ceritakan."

"Aku cuma ingin tanya, darimana kamu tau kehidupan kami.? Dan siapa kamu sebenarnya.?"

Yuna begitu serius mengajukan pertanyaan pada Barra. Manik matanya tidak beralih sedikutpun dari wajah Barra.

Yuna penasaran setengah mati dengan sosok Barra. Laki-laki yang tiba-tiba datang secara misterius dan mengatasi semua permasalahan berat yang sedang di hadapai oleh Yuna.

Bisa dibilang, Barra adalah penyelamat hidupnya.

"Kamu nggak perlu tau karna bukan hal penting. Jalankan saja perjanjian kita."

"Kehidupan pribadiku bukan urusan kamu."

"Pernikahan ini hanya untuk saling memberikan manfaat, jadi hanya sebatas pada poin yang tertera di surat perjanjian. Jangan melebar pada urusan pribadi."

Penjelasan Barra berhasil membuat Yuna bungkam.

Sebelum sampai pada poin 1 sampai 5 di surat perjanjian, Barra memang menuliskan kalimat yang menegaskan jika Yuna tidak berhak tau siapa Barra dan latar belakang Barra.

Di dalam bungkamnya Yuna, dia sedang perpikir tentang keuntungan apa yang diperoleh untuk Barra.

Poin ke tiga yang masih terngiang di kepala Yuna hanya berisikan tentang Barra yang hanya akan menyentuh Yuna selama 3 bulan pernikahan.

Ya, Barra hanya meminta haknya selama 3 bulan dihitung sejak awal menikah. Setelah itu, tidak akan menyentuhnya lagi.

Keuntungan yang diperoleh Barra tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh Yuna. Tapi masih ada 2 poin lagi yang belum sempat Yuna baca.

"Tunggu, aku belum sempat baca poin ke empat dan lima."

"Bisa berikan kertas itu lagi padaku.? Aku ingin membacanya."

Yuna menyodorkan tangannya pada Barra.

"Kamu belum membaca dua poin terakhir.?" Tanya Barra memastikan. Dia sedikit terkejut saat Yuna mengatakan hal itu. Karna Barra pikir Yuna sudah membaca seluruhnya, itu sebabnya Yuna membubuhkan tanda tangan disana sebagai tanda persetujuan bersama.

"Iya belum sempat, keburu Mama memanggilku."

Tangan Yuna masih menjulur. Dia sangat percaya diri kalau Barra akan memberikan kertas itu padanya.

"Percuma saja dibaca karna kamu sudah tanda tangan." Barra beranjak dari duduknya.

"Jam 7 pagi MUA akan datang ke ruangan kamu. Wali harus sudah siap."

"Jadwal operasi jam 10, setelah acara pernikahan selesai."

Barra pergi begitu saja. Dia terlihat menghindar dari Yuna yang menginginkan surat perjanjian itu.

Keteledoran Yuna jadi keuntungan besar bagi Barra karna tidak ada drama penolakan.

Seperti yang sudah terjadi sebelumnya.

"Tunggu.!!"

Teriakan Yuna tak berarti. Barra terus berlalu sampai hilang dari pandangan.

Yuna hanya bisa pasrah menjalani apa yang telah dia sepakati sendiri tanpa unsur pemaksaan.

Entah dua poin apa lagi yang tertulis pada selembar kertas bermaterai itu.

...*****...

Mata Yuna masih sayu dengan lingkar hitam dibawah mata. Tadi malam dia tidak bisa tidur nyenyak karna memikirkan pernikahannya dengan Barra.

Disaat sebagian besar orang akan merasa bahagia menjelang hari pernikahan, Yuna justru dirundung kegundahan dan diselimuti rasa penasaran yang tak berujung.

Meskipun keputusan yang dia ambil telah menyelamatkan hidupnya dan sang Mama, tapi pernikah mendadak ini penuh dengan rahasia.

Yuna tidak tau asal usul Barra, dan tidak tau tujuan Barra menikahinya.

Sekarang Yuna malah berfikir jika dirinya dijadikan istri kedua oleh Barra.

Entah kenapa baru sekarang dugaan itu muncul disaat Yuna tidak memiliki waktu lagi untuk menyakan hal itu pada Barra.

"Anak Mama cantik sekali." Pujian itu membuyarkan lamumanan Yuna yang masih dalam proses make up.

Yuna menatap Mama Rena dan mengulas senyum.

Tatapan haru dan kebahagiaan terpancar jelas dari sorot mata Mama Rena.

Yuna bisa melihat harapan Mama Rena yang begitu besar pada pernikahannya dengan Barra.

Mama Rena terlanjur mengagumi sifat Barra. Menganggap Barra laki-laki yang baik dan tepat untuk putrinya.

Yuna hanya bisa menangis dalam hati. Disaat sang Mama sedang berjuang melawan sakit, dia justru melakukan pernikahan kontrak didepan sang Mama.

"Kamu sedih.?" Tanya Mama Rena.

Instingnya sebagai ibu tidak pernah salah. Sekalipun bibir Yuna tersenyum, Mama Rena bisa tau jika Yuna memendam kesedihan.

"Barra laki-laki yang baik nak, seharusnya kamu bahagia." Ujarnya lagi.

Yuna menggelengkan Kepalanya.

"Bukan karna itu Mah. Yuna sedih karna harus menikah dengan kondisi Mama seperti ini dan Papa yang entah dimana."

"Yuna butuh dia sebagai Wali, tapi menghilang tanpa jejak." Sahut Yuna bohong.

Dia tidak mungkin memberitahukan kebenarannya.

"Jangan pikirkan itu, yang penting pernikahan kamu lancar. Mama pasti akan mendoakan yang terbaik untuk pernikahan kamu."

"Mama yakin Barra bisa membahagiakan kamu."

"Jadilah istri yang berbakti pada suami, semoga rumah tangga kamu dikaruniai kebahagiaan dan anak-anak yang sholeh dan soleha."

"Aamiin,,,"

Yuna langsung menoleh. Menatap Barra yang baru saja mengaminkan do'a Mama Rena.

Entah sejak kapan Barra masuk keruangan itu.

Terpopuler

Comments

Sri Agustin

Sri Agustin

menarik

2023-05-19

2

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-04-18

0

susi 2020

susi 2020

😍😍🙄😲🥰

2023-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Info
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!