"Hebat! Haha putraku sangat luar biasa!" Ucap Shino yang tertawa bahagia, dan tersenyum lebar.
"Bagaimana mungkin!" Ucap Himi yang berseru terkejut, dan dirinya tidak pernah menyangka bahwa putranya akan dapat melakukan trik sulap.
"Aku ini sangat hebat, makanya ibu harus menepati janji untuk membelikan aku Kertas Jimat." Ucap Yami sambil tersenyum bangga.
"Uh baik-baik, tapi bagaimana kau dapat melakukannya, apa triknya?" Ucap Himi dengan penasaran, apa trik sulap yang digunakan oleh Yami.
"Eh! Kalau aku memberitahukan kepada Ibu, aku berarti melanggar kodrat trik sulap, oleh karena itu aku tidak akan mengatakannya!" Ucap Yami yang menggaruk kepalanya.
"Huh apakah kau benar-benar tidak akan mengatakannya kepada ibumu?" Ucap Himi yang memperlihatkan matanya, yang terlihat sangat imut saat matanya hampir mengeluarkan air mata, dan menampilkan wajah imutnya.
Tapi sayangnya meski ibunya menggemaskan dan imut, Yami tidak peduli dengan hal-hal yang seperti itu, sebab dirinya pria pemuja tipe One-san, bukan pria pemuja tipe Milf.
"Tidak!" Ucap Yami dengan wajah datar, bibir Himi berkedut saat mendengar perkataan dari Yami.
"Pelit, Yami pelit hmph!" Ucap Himi dengan wajah cemberut, tapi Yami tetap tidak peduli, yang di mana hal itu membuat Himi menjadi lebih cemberut, melihat hal itu membuat Yami dan Shino menjadi tertawa, karena tingkah laku dari Himi.
...
...
...
"Selamat pagi Yami-kun! Apakah tidurmu nyenyak, kau semalam bermimpi tentang apa?" Ucap Nana yang baru saja datang, dan menyapa Yami sambil bertanya apa yang Yami mimpikan tadi malam.
"Memang kenapa?" Ucap Yami dengan heran.
"Aku hanya bertanya, sebab tadi malam aku bermimpi di jemput oleh pangeran tampan, yang menaiki kuda putih, dan membawaku di kuda putihnya, oleh karena itu aku bertanya kau mimpi apa semalam, apakah kau bermimpi menjadi seorang pangeran yang menjemputku?" Ucap Nana dengan tersenyum, dan memiliki semburat merah di pipinya.
"Tidak, aku tidak bisa menaiki kuda, dan aku juga tidak suka warna putih, aku tidak ingin menjadi pangeran, aku lebih suka menjadi pesulap!" Ucap Yami yang mengungkapkan apa yang dirinya suka dan tidak suka.
Yami tidak menyukai warna putih, karena dirinya sudah terbiasa dengan warna hitam, dan Yami tidak ingin menjadi pangeran, karena di kehidupan sebelumnya dirinya seperti seorang pangeran, karena setiap kebutuhannya selalu tersedia, tapi karena itu pula dirinya tidak suka menjadi pangeran, sebab dirinya hanya ingin diperlakukan seperti orang normal.
Di kehidupan sebelumnya Yami terlahir tanpa memiliki ayah atau ibu, dirinya sudah di rawat oleh anggota keluarga lainnya semenjak dirinya lahir, meski Yami ingin meninggalkan keluarga lebih cepat, dirinya hanya bisa tetap di sana sedikit lebih lama, hanya untuk membalas kebaikan dari anggota keluarga yang telah merawatnya.
...
...
...
"Hei Apakah kau dengar bahwa di rumah yang telah ditinggalkan, yang berada di jalan Akai bara, katanya orang yang sering melewati rumah tersebut, sering mendengar suara-suara tangisan perempuan dari dalam sana."
"Benarkah itu, aku tidak tahu."
"Itu benar, makanya jangan biarkan anak-anak lewat jalan itu, aku saja tidak membiarkan anakku melewati jalan tersebut."
Yami yang sedang berjalan pulang bersama ibunya, mendengar perkataan dari beberapa ibu-ibu rumah tangga yang sedang menggosip, Yami yang mendengar hal tersebut sedikit terkejut.
'Jalan itu tidak jauh dari rumah, tapi ibu tidak pernah melewati jalan itu, apakah karena gosip yang barusan?' Pikir Yami sambil merenung, dan terus berjalan menuju ke arah rumahnya.
'Jika seperti yang di gosipkan oleh para ibu-ibu itu, bukankah itu berarti Roh Jahat tersebut berada di Tingkat Bawah Tahap Tiga?' Pikir Yami sambil terus berjalan, dan sedikit mengkerutkan keningnya.
'Baiklah, setelah membuat lebih banyak Barang Supranatural yang terbuat dari Kertas Jimat, maka aku akan pergi ke rumah tersebut, sebab jika di biarkan semakin lama, maka Roh Jahat tersebut bisa menjadi lebih kuat, yang di mana hal itu dapat membahayakan orang lain, aku akan menggunakan alasan untuk pergi bermain, tapi aku sebenarnya akan pergi menuju ke rumah yang di tinggalkan tersebut.' Pikir Yami sambil menganggukkan kepalanya.
Kemudian Yami melanjutkan berjalan pulang menuju ke rumahnya, sesampainya di rumah Yami mengganti bajunya, lalu bertanya kepada ibunya di mana Kertas Jimat dan yang dirinya minta.
Setelah mendapat Kertas Jimat yang dirinya perlukan, Yami berjalan ke arah kamarnya, lalu membuat tiga puluh Shāman jumon: Sutēji ichi: Seinaru hi.
Lalu Yami melanjutkan untuk membuat Shāman jumon: Sutēji ichi: Reddoraitoningu, sebanyak dua puluh, yang membuat lima puluh Kertas Jimat telah terpakai.
Kemudian Yami membuat sepuluh Shāman jumon: Sutēji ichi: Bakuhatsu, yang membuat Kertas Jimat tersisa empat puluh lagi.
Kemudian Yami membuat tiga puluh Shāman jumon: Sutēji ichi: Hyaku maiba.
Yang terakhir Yami membuat sepuluh Shāman jumon: Sutēji ichi: U~ōmuhīrā.
(Note: Artinya, Reddoraitoningu \= Petir Merah, Hyaku maiba \= Seratus Bilah, U~ōmuhīrā \= Penyembuh Hangat)
Hingga akhirnya Yami telah menggunakan semua seratus Kertas Jimat miliknya, saat Yami melihat waktu, hari sudah sore, oleh karena itu Yami tidak jadi pergi ke rumah yang di tinggalkan tersebut.
...
...
...
Sepulang sekolah, Yami segera mengganti pakaiannya, lalu mengambil semua Kertas Jimat miliknya, kemudian berjalan menuju ke lantai bawah.
"Hem... Ada apa Yami?" Ucap Himi yang penasaran dengan mengapa putranya menatapnya, apa lagi setelah selesai mengganti bajunya, biasanya putranya akan selalu di kamarnya, kecuali Kertas Jimat miliknya dirinya sebelumnya, belum pernah keluar dari kamar setelah selesai mengganti pakaiannya.
"Aku ingin bermain di taman, bolehkah bu?" Ucap Yami yang menatap dengan menampilkan wajah imutnya, mencoba untuk pergi keluar rumah, menuju ke rumah yang di tinggalkan di jalan Akai bara.
"Hem kau mau pergi main di taman?" Ucap Himi dengan wajah terkejut.
"Ya, apakah boleh?" Ucap Yami dengan wajah bingung.
"Tentu saja boleh! Tapi Yami tidak boleh pergi jauh-jauh ya!" Ucap Himi yang menyetujuinya.
"Tentu saja!" Ucap Dengan bersemangat.
...
...
...
"Inikah tempatnya?" Ucap Yami yang melihat ke arah rumah, yang memiliki dua lantai, dan terlihat sudah di tinggalkan, dan sudah banyak kerusakan di mana-mana.
"Itu... Roh Jahat Tingkat Bawah Tahap Tiga, ternyata di sini benar-benar ada Roh Jahat Tahap Tiga." Ucap Yang sedikit terkejut, tapi yang membuat dirinya lebih terkejut adalah anak perempuan yang berada di depan Roh Jahat tersebut.
"Bukankah itu anak perempuan, yang merupakan tetangga di sebelah kanan rumahku, mengapa dirinya berada di sini... Hem itu... Dirinya di Rasuki oleh Roh Jahat Tingkat Bawah Tahap Empat....!" Gumam Yami dengan wajah terkejut dan bingung, dirinya tidak tahu harus berbuat seperti apa sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
anda belum tau pesona milf, apalagi janda muda
2023-06-22
0
John Singgih
yang ditemukan lebih rumit daripada perkiraannya semula
2022-06-26
0
useless god
sama
2022-06-21
1