"Diam!!! Siapa yang menyuruh mu berteriak di wajahku hu? Kau pikir dengan berteriak seperti itu aku akan takut?" Belum juga Gita selsai Kini jasson berdiri sambil menunjukkan jari telunjuk dihadapan Gita.
"Lihat saja bagaimana aku akan menunjukkan siapa diriku pada mu. Bagaimana kau bisa melawan setelah melihat diriku yang sebenarnya." Jasson menurunkan jari telunjuk nya.
"Kau gadis bodoh. Kau akan tersiksa setelah menikah dengan ku. Kau akan merasakan bagaimana kau hidup bersama dengan Jasson. Kau tidak akan tenang. Bahkan mulut mu yang lantang ini." Jasson menunjukkan bibir Gita.
"Akan diam dan tidak pernah berkutik. Lico bawa pergi perempuan gila ini. Aku tidak ingin melihatnya lagi. Perempuan ini sungguh tidak punya sopan santun."
Dengan cepat Lico berlari ke arah Gita.
"Mari nona saya akan mengantar anda pu.."
"Jangan berbasa-basi lagi bawa dia pergi, tak usah mengantarnya pulang. Bawa saja Sampai keluar apartemen ini. Biarkan dia pulang sendiri dia punya kaki!"
"Tapi Tuan."
"Lico apa kau masih ingin berjalan?"
"Ba baik Tuan."
"Ayo nona cepatlah keluar!!"
Jasson melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Gadis kurang ajar. Beraninya dia berteriak di hadapanku dan menamparku. Lihat saja kali ini aku akan setuju dengan pernikahan ini. Dan aku akan membuat mu menderita. Dan tunduk padaku.
Menagis itulah yang terjadi saat ini di pinggir jalan sepi ini. Gita berjalan diiringi isakkan tangis.
"Mengapa mama monik menipuku. Apanya yang baik. Dia pria kejam dan angkuh. Bagaimana sekarang. Besok adalah hari H bagaimana cara ku kabur dari semua ini."
Kini kaki itu tak mampu lagi untuk melangkah.
Brigitta duduk di pinggir jalan sambil menagis seduh, sedikit memukul dadanya yang sesak.
"Ayah Bunda lihat lah bahkan tidak ada yang peduli padaku. Kenapa kakak Bisma Sangat tega padaku. Apa dia begitu gila dengan kekayaan dunia ini samapi dia menjual saudara sendiri?"
Air mata terus saja mengalir membasahi pipi mulus itu.
Hingga sebuah mobil berhenti di hadapannya.
"Nona naiklah Tuan Janes ingin bertemu dengan anda."
Apa lagi ini? Apa mereka tidak puas setelah apa yang diperbuat anaknya?
"Nona mari masuk. Tuan janes mencari anda."
"Bisahkah kau diam! Jangan menggagu ku pergi sana jangan mengajak ku lagi."
"Nona saya tau bagaimana perasaan nona. Tapi Tuan Janes orang yang baik. Saya tau bagaimana Tuan Jasson memperlakukan Anda tapi anda harus kuat. Nona Mari!!"
"Kau tau tuan mu kejam tapi kenapa kau menyuruh ku untuk mendekat hu?"
"Ini tugas kami nona. Tolong jangan mempersulit pekerjaan saya."
Dengan malas akhirnya Gita masuk kedalam mobil tersebut.
Didalam mobil Gita terus saja menagis hingga dering telpon membuyarkan tangisannya.
Kak Bisma
Lama Gita berpikir hingga di dering yang berulang barulah ia angkat.
"Kenapa lama sekali mengangkat telponnya apa kau.."
"Ada apa?"
"Kau.. berani bicara seperti itu!!"
Kini isakkan kembali terdengar.
"Kenapa kau jahat kak. Kenapa kau menjual ku pada pria kejam yang tak punya hati."
"Dengar baik baik. Jika nanti Tuan Janes bertanya tentang pernikahan kau tidak boleh menolak. Semua yang direncanakan tidak boleh gagal. Apa kau paham?"
"Apa kakak juga tidak mengerti perasaan ku. Bahkan kakak tidak bertanya apa yang sudah terjadi?"
"Aku tidak peduli. Aku tau betul bagaimana Jasson. Jadi jangan coba coba berpikir untuk membatalkan pernikahan. Jika kau macam macam jangan harap hidup mu akan tenang."
Tut tut tut
Sambungan telepon terputus.
"Sungguh dia tidak ada bedanya. Tidak punya hati."
Kini Brigitta sampai di mansion.
Dengan cepat ia menghapus air matanya dan berjalan mengikuti asisten yang telah membukakan pintu untuknya.
Sekarang Brigitta tengah berdiri di hadapan Tuan Janes sambil menunduk kan kepalanya.
"Brigitta kemari. Papa ingin bicara dengan mu." Tanpa menunggu lama Gita beranjak mendekat.
"Hei kenapa dengan matamu? Apa kau habis menangis? Bukankah kau baru bertemu dengan calon suami mu."
Kini Janes takut setelah melihat gadis yang berdiri di hadapan nya.
Dia takut kalau Gita akan membatalkan pernikahannya sama seperti wanita wanita sebelumya. Setelah bertemu jasson maka pernikahan akan dibatalkan.
Entahlah apa yang diperbuat Jasson hingga semua wanita yang bertemu membatalkan pernikahan dengannya.
"Papa aku.."
"Brigitta aku tau kau pasti terluka. Tapi kau tau aku sungguh sangat membutuhkan mu untuk merubahnya. Tapi papa ingin bertanya padamu. Apa kau bersedia untuk melanjutkan Pernikahan ini?"
Merubahnya, merubah siapa? Jasson. Lucu sekali kalau aku merubahnya. Yang terjadi akan sebaliknya dia akan merubahku jadi gembel.
"Gita? Apa kau ingin lanjutkan, besok adalah hari H apa kau ingin berhenti sampai disini?"
"Tidak Pa. Gita akan tetap melanjutkan Pernikahan ini. Aku tidak ingin mengecewakan Papa." Kata Gita sedikit bergetar menahan tangis digantikan dengan senyuman paksa.
"Terimakasih sudah mau bertahan. Semoga kau bahagia dengan keputusan mu ini." Janes membelai rambut Gita dan berlalu pergi.
Bahagia? Bahagia apanya. hari hari suram akan dimulai lagi.
Gita berjalan keluar dari ruangan dengan tatapan kosong dan keluar mansion.
Pintu mobil dengan cepat terbuka menyambut nya.
Hari yang tidak pernah dinantikan telah tiba kini Brigitta dibalut gaun putih yang panjang dan tidak berlengan. Wajahnya sudah di rias dengan mekup menambah aura kecantikan dari Seorang Brigitta.
"Ingat jangan mengacaukan tetap tersenyum dan bersikap anggun!" Kata kata itu selalu terngiang di telinga Gita.
Sebelumnya Bisma menelpon Gita hanya untuk mengatakan itu.
"Nona Mobil sudah siap. Mari ikut dengan saya." Ucap Alvaro sambil memimpin jalan.
Tak selang waktu kini Brigitta memasuki Hotel besar dan indah itu.
Tatapan mata menatap ke arahnya. Entahlah apa yang dipikirkan mereka Gita tetap melanjutkan langkahnya memasuki acara pesta.
"Nona anda boleh berjalan sendiri ke arah sana. Nyonya sudah menunggu."
Brigitta menggaguk dan berjalan menuju kerumunan.
Sampai disana suara semakin banyak lebih dari sebelumnya yang ia temukan tadi kini suara bisik bisik terdengar jelas di telinganya.
Tapi tetap dia mengambil sikap tenang dan melangkah kan kakinya dengan Anggun menuju calon mama mertua nya.
"Wah calon mama udah di sini. Cantik sekali."
Minika duduk di kursi roda tengah memegang tangan Gita.
"Terimakasih Ma. Mama juga sangat cantik."
Balasnya lembut.
Entahlah walaupun ada rasa sakit karena berpikir mama mertua menipunya tapi setelah melihat senyum itu Gita lupa akan segalanya.
"Sayang cepat kesana Jasson sudah menunggu mu. Acara akan segera di mulai."
Brigitta berbalik badan dan menatap pria tampan yang sudah berdiri di atas panggung.
Pria angkuh itu.
Brigitta melangkah kan kakinya menuju depan.
Kini mata Jasson menatap Gadis yang telah berada disampingnya.
Setelah ini hari hari mu akan gelap. Tersenyum saja sepuas nya sekarang. Besok dan seterusnya senyum itu tidak akan pernah ada lagi.
Brigitta menatap para tamu undangan. Sangat banyak dan semua terlihat dari keluarga terpandang dan ternama.
Acara demi acara terus berganti.
Tibalah saat Brigitta dan Jasson memakai cincin dan setelahnya acara mencium gadis yang telah resmi menjadi Istri nya.
Jasson terdiam sesaat. Namun Pendeta didekat nya langsung memberikan kode untuk Jasson.
Akhirnya jasson menarik pinggang Gita dan mencium puncak kepalanya.
Seketika semua orang bertepuk tangan.
Brigitta dengan cepat melepaskan pelukan Jasson dan menghadap para tamu sambil menundukkan kepalanya.
Sedangkan Jasson masih dengan posisi yang sama. Menatap Gita dengan aneh.
Setelah tersadar dia langsung mengambil posisi nya.
Kini acara dimana para tamu mengucapkan selamat sambil memberi kado pernikahan.
Orang pertama ialah Monika.
"Selamat untuk kalian berdua. Semoga kebahagiaan selalu berlimpah untuk keluarga kalian. Dan semoga mama cepat menggendong cucu yang imut."
Apa itu mungkin? sedangkan anak anda saja tidak menyukai ku!
Monik memeluk sepasang suami istri itu secara bergantian selanjutnya Janes juga mengucapkan selamat sambil memeluk kedua mempelai.
Dan berlanjut diikuti keluarga dekat lainnya hingga rekan rekan kerja dan tamu undangan lainnya.
Tak terasa acara terus berlanjut dan malam sudah datang.
Berjalannya waktu tamu undangan pun lama kelamaan habis. Kini tinggallah keluarga Lakeswara dan keluarga dekat lainnya. Disana juga ada Bisma yang sedang asik berbincang dengan Janes.
Monika sudah tak terlihat lagi. Dia sudah pergi ke kamar yang sudah disiapkan pelayan untuk beristirahat.
Brigitta sekarang sudah merasa panas dingin di dekat Jasson.
Sedari tadi Jasson selalu berbincang dengan rekan bisnisnya dan sekarang tengah duduk bersampingan dengan Gita.
Mata Gita masih terus menatap Papa mertuanya itu. Entah kapan dia akan selsai bicara.
Sedangkan Jasson membaringkan kepalanya di sofa yang ia duduki.
Apa yang akan terjadi setelah ini?
batin Gita.
Akhirnya Janes dan Bisma berjalan mendekat ke arah dua insan yang tidak saling menyapa satu sama lain.
"Gita Kakak akan pulang ke negara A segera. Kamu jaga diri baik baik. Patuhi suamimu dan jangan membuat ulah!" Kata nya sambil tersenyum palsu dan memeluk Gita sebentar.
Gita hanya melongo tidak percaya akan sikap kakaknya yang aneh.
Mendengar itu Jasson yang tadinya hampir terlelep membenarkan posisinya dan menatap dua pria dihadapannya.
"Jas aku titip Brigitta. Tolong jaga dia."
Tidak ada balasan atau pun senyuman. wajah itu menatap sebentar dan langsung mengalihkan pandangan ke arah lain.
Melihat itu rasanya Bisma ingin melayangkan pukulan tapi niat itu di urungkan. Bisma segera pamit dan langsung pergi meninggalkan mereka.
"Jasson malam ini Kita nginap di hotel. Bawa istri mu menuju kamar yang sudah disiapkan. Jangan bertingkah. Papa ingin menemui Mama."
Janes langsung pergi tanpa berkata lain lagi.
Brigitta tidak berani memulai pembicaraan hingga tiba Jasson berdiri dari duduknya.
"Jika mau tidur ikut aku. Tapi jika ingin pergi pintu ada disana." Kata Jasson sambil menunjuk pintu keluar.
Gitta menatap pintu lalu menatap Jasson yang sudah melangkah lebih dulu. Dengan cepat Gita berdiri dan mengikuti Jasson dari belakang.
Samapi lah mereka di kamar pengantin. Sangat besar dan mewah. Dihiasi lampu lilin dan kasur tidur yang dihiasi bunga mawar dan bantal berbentuk love.
Di pojok ruangan terdapat banyak kotak. Kotak hadia pernikahan dari para tamu.
Melihat itu Gita menatap Jasson.
Dan benar saja wajah itu tampak tidak berselera melihat pemandangan di depan matanya.
Jasson beranjak mendekat ke arah Gita hingga kini Gita terpojok oleh dinding yang berada di dekat pintu.
Mau ngapain dia?
Jasson mengagkat tangganya hampir menyentuh pipi Gita.
Kini gita menutup matanya.
Dan tek
Jasson menekan saklar lampu yang berada tepat di belakang Gita. Kini ruangannya sangat terang dengan cepat Jasson berjalan mendekati lilin lilin dan mematikan nya. lagi dia melemparkan bantal dan seprei tempat tidur yang sangat kotor menurut nya.
Brigitta masih pada posisi yang tadi menatap setiap gerakan yang terus dilakukan Jasson.
"Aku kira tadi dia ngapain. Tapi untung lah tidak sesuai dengan apa yang kupikirkan."
"Apa kau hanya diam saja disana?
Cepat bawa pergi kotak kotak itu keluar dan panggilkan pelayan untuk membersikan semua ini."
"Ba baik." Dengan cepat Gita mengambil satu persatu kotak dan menbawanya ke kamar sebelah. Dia juga memanggil beberapa pelayan untuk menuju kamarnya.
"Siapa yang menaruh semua ini disini? Siapa yang mengotori kasurku dan menaruh lilin lilin disana hu?"
"Maaf tuan ini semua perintah Nyonya Besar. Kami hanya menjalankan tugas."
Mendengar itu.
Jasson hanya menghela nafas.
"Cepat bersihkan semuanya ganti dengan yang baru. Dan kamu kenapa berdiri, cepat keluarkan semua kotak kotak ini."
Kata Jasson sambil menunjuk Gita.
Dengan berlari Gita mengambil kotak kotak tersebut dan membawanya pergi ke kamar sebelah.
"Siapa menyuruh mu memegang kotak itu aku hanya menyuruh mu untuk membersihkan kamar ini!"
Seorang pelayan yang ingin membantu Gita langsung dihentikan oleh jasson.
Padahal kotak itu sangat banyak butuh waktu yang lama untuk membereskan semua itu.
Setelah semua rapi pelayan pun pergi. Namun Gita masih bolak balik keluar kamar untuk membereskan semua kado pernikahan mereka.
Sedikit susah karena Gita masih mengenakan gaun pengantin nya. Sedangkan Jasson baru saja keluar kamar mandi mengunakan pyiama tidurnya.
"Jangan tidur kalau barang barang itu masih disana. Bereskan semuanya baru boleh tidur. Dan kalau mau tidur. Jangan tidur di kasur. Tidur di sofa sana. Jalan pelankan sedikit aku lelah dan tidur ku tidak boleh di gangu" Jelas jasson lalu segera menarik selimut dan pergi ke alam mimpi.
Pria kejam. Bahkan dia tidak melihat sedari tadi aku juga lelah. Sekarang malah dikerjai untuk membereskan kado sebanyak ini?
To be continued...
🍁 Jangan lupa like and komen ya guys 🍁
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Rasnia
pertama x aja kejam lama jg cinta
2022-08-04
0
Achi
jgn cuma pergi k alam mimpi aja jasson sekalian k alam baka. biar aga jauhan main nya😁😁😁
2022-03-03
0
Adhe Nonha Cyantik Atawuwur
nexttt
2022-03-01
0