Pernikahan Tuan Muda Kejam
...SELAMAT DATANG...
...PERNIKAHAN TUAN MUDA KEJAM...
...🍃🍃🍃...
.......
.......
Sebelum baca follow Author dulu ya beste🥰
Jangan lupa like, komen, hadiah and juga Vote
^^^“Aku akan selalu mendapatkan hidup ini untuk kebahagiaanmu dan untuk muara cinta kita. Dan ingin kusampaikan bahwa aku sangatlah bahagia bisa memilikimu.^^^
^^^Kamu mungkin memegang tanganku untuk sementara waktu, tetapi kamu memegang hatiku selamanya.„^^^
...🍁🍁🍁🍁...
Brigitta 'Perempuan kuat dan tangguh' Brigitta yang kerap di panggil Gita adalah perempuan dengan sifat seperti arti namanya.
Namun tidak saat ini setelah musibah yang menimpah nya secara berkelanjutan. Kini dirinya bukan lagi dirinya yang dulu. Gita yang selalu ceria, pemberani, kuat, serta tangguh seketika lenyap ditelan bumi.
Orang tua yang sangat dicintai dan dibanggakan pergi meninggalkan nya untuk selamanya, karena kecelakaan yang tak pernah dibayangkan.
Saat itu orang yang sangat dibutuhkan hanya Saudara laki lakinya.
Tapi semua berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkan nya. Kakaknya yang egois malah pergi meninggalkan Gita sendiri. Semua aset keluarga dibawah kendali Sang kakak.
Saat itu Gita hanyalah seorang mahasiswa yang baru 3 bulan menginjakan kaki di universitas impiannya.
Disaat Gita membutuhkan seseorang untuk berada disisinya untuk memberikan semangat namun, satu pun tidak ada yang peduli. Sahabatnya yang dulu selalu ada, kini pergi tanpa kabar.
Keluarga dan kekayaan yang dulu dimiliki Gita telah hilang. Bahkan kini salah satu anggota geraknya mengalami kelumpuhan sementara.
Mendengar kabar itu semua orang kini menatap nya sebelah mata sahabat sendiri saja pergi apalagi teman teman bahkan orang lain mana ada yang peduli.
Walaupun kini Gitta tidak seceria dan sekuat dulu, tapi karena tekad dan mimpinya dia berusaha. Dengan berbekal kepintaran yang ia miliki
bisa meneruskan beasiswa full yang ia dapatkan ketika dia mendaftar sebagai mahasiswa baru dulu.
Selama berkuliah dia hidup sendiri, tidak ada teman apalagi sahabat. Hidup dengan beasiswa. Dan menyibukkan hari dengan bekerja paruh waktu. Walaupun hari itu sangat sulit dijalani oleh seorang Brigitta.
5 tahun berlalu begitu cepat. Kini Gita sudah bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar.
Bekerja di perusahaan, menemukan orang orang baru. Disinilah hidupnya mulai terbuka lagi, mulai berinteraksi dengan orang orang, tidak ada yang membuliy atau mengejeknya seperti yang selama ini ia rasakan saat berkuliah.
Semua itu tidak ada.
Gita sekarang sudah memiliki teman. Hampir setahun Gita bekerja sebagai karyawan tetap. Hari hari nya sudah semakin mudah. Beberapa bulan terakhir ini Gita sudah banyak tersenyum seakan semua masalah benar benar hilang.
Tapi tak disangka hari yang baru ini akan di rampas lagi. Apa dia akan di buliy lagi? Dicampakkan? Atau di benci?
Tidak....
Tapi lebih tepatnya dijual.
Kakak nya yang tiba tiba muncul dan mengaku sebagai saudara setelah sekian lama meninggalkan nya, malah kembali untuk mengusiknya.
"Kak aku tidak mau! Kalau kakak benar benar ingin menggap ku sebagai saudara lagi, jangan lakukan ini!"
Gadis itu tersungkur di lantai. Sambil meneteskan air mata nya.
"Apa kau benar benar akan menghancurkan perusahan Ayah? Ini satu satunya peninggalan almarhum. Apa kau setega itu?"
"Apa maksud mu kak? 5 tahun kau mencampakkan ku. Tidak pernah ada dan tidak mengangapku. Selama ini kakak hanya memikirkan diri sendiri. Tapi kenapa saat kakak jatuh malah datang padaku?"
Brigitta berdiri sambil menghapus air matanya.
"Selama ini kakak kemana? Kenapa pergi begitu saja? Kenap..."
"Apa kau bisa tidak banyak bicara dan setuju saja dengan perkataan ku? Kau pikir selama ini aku pergi karna apa hu?"
Berjalan mendekat.
"Kau yang menyebabkan ayah dan bunda meninggal. Apa kau tak tau sebenarnya aku benci sangat membencimu. Seharusnya kamu bersyukur aku datang menemui mu hari ini!" Tambahnya.
"Apa? A-ku menyebabkan ayah bunda meninggal? Apa maksud mu kak? Apa kau sudah gila? Jelas jelas aku juga ikut jadi korban."
"Jangan mengarang cerita, jelas jelas kamu tidak terluka. Sebaiknya kau persiapkan dirimu. Aku akan menjemputmu nanti malam. Ingat! tidak ada alasan menolak.
Jika kau menolak aku tidak segan segan melakukan yang kulakan seperti dulu. Kau pikir aku berubah?
Sekarang aku lebih dari itu!!"
Dengan langkah cepat pria berbadan tegap kini telah menghilang dari pandangan Gita.
"A-apa salahku...." Menjatuhkan tubuh kelantai memeluk lutut dan menenggelamkan kepala diantaranya.
"Aku baru saja memulai hidup baru ku. Kenapa masalah datang lagi? Tuhan kenapa, kenapa harus aku yang mengalaminya?"
👣👣👣
Brigitta berdiri di depan cermin memandang wajahnya yang sangat tidak bersemangat.
Walaupun terlihat hari ini ia mengenakan gaun putih se lutut dan rambut bergelombang terurai sampai ketiak.
Cantik namun akan lebih cantik bila ia tersenyum.
Kakinya melangkah meninggalkan kamar berukuran kecil itu menuju pintu luar. Lebih tepatnya teras tempat kontrakannya.
Selang beberapa waktu seorang pria mengenakan jas turun dari mobil putih.
Siapa lagi kalau bukan Bisma Yeriko, saudara kandung yang kejam.
"Akhirnya mengalah juga!" Katanya pelan sambil berjalan mendekat ke arah gadis yang tengah berdiri dengan wajah datar.
"Kenapa? Jangan cemberut! Nanti sampai disana tersenyum lah jangan menghancurkan suasana. Lagi, jangan nanti mencoba menolak. Ia kan saja semuanya. Kau mengerti?"
Tidak ada jawaban.
"Apa kau dengar?"
Tidak ada jawaban malah tatapan tidak suka yang di lontarkan.
Secepat kilat tangan yang tadinya berada dalam kantong celana kini berada di atas kepala Gita.
Tangan itu menjambak kuat rambut panjang bergelombang itu.
"Awu.. lepaskan kak!"
"Apa kau sudah mulai berani denganku huh!"
"Tidak tidak aku akan melakukan semua yang kau katakan tapi kumohon jangan sakiti aku lagi." Tangan itu akhirnya terlepas.
"Nah gitu dong. Ayo cepat masuk mobil! Mereka pasti sudah menunggu."
Dengan sedikit berlari Gita membuka pintu mobil dan masuk dengan cepat.
Dia tidak mau kejadian di masa lampau terulang lagi.
👣
"Selamat malam Pak Bisma
Akhirnya kalian datang juga. Apa benar ini nona Brigitta?" Wao cantik sekali.
Seorang pria paru baya dengan sopan menyambut Bisma dan Brigitta.
"Apa? Apa pria tua ini yang akan..." Batin Gita.
"Pak Alvaro?" Tanya Bisma sambil menaikkan alisnya.
"Benar saya tangan kanan Tuan besar Janes Lakeswara. Mari kita bicara sambil duduk." Tersenyum sambil menggerakkan isyarat tangan untuk duduk.
Kenapa nama Lakeswara sangat familiar ya?
Gita yang masih bengong, akhirnya tangan itu ditarik oleh Bisma hingga ia spontan tersadar dari lamunannya.
"Bagaimana apa anda setuju?" Kata Bisma sambil melirik ke arah Gita.
Saat ini tak usah di tanyakan, air mata Gita sudah hampir menetes. Tidak habis pikir kalau kakak kandungnya akan menjual nya pada om om.
"Ya lumayan. Saya akan sampaikan pada tuan besar. Mereka tidak bisa hadir karena mereka sangat sibuk."
" Hem, sayang sekali padahal saya ingin mengenalkan secara langsung. Tapi tidak masalah pernikahan tetap berlanjut bukan?"
Bisma berkata dengan santai sambil tersenyum lebar.
...
" Baiklah Pak Bisma saya tidak bisa berlama lama semua persiapan akan diatur oleh keluarga mempelai pria."
Bisma hanya bisa memanggut anggut kepalanya tanda setuju.
"Terimakasih sudah bersedia datang. Permisi." Tinggal lah dua insan sedang duduk disana.
"Apa kakak serius akan menjual ku kepada pria tua?" Dengan berani Gita memulai pembicaraan.
"Tidak perlu bertannya saksikan saja semua yang terjadi. Kau hanya perlu tersenyum dan menyetujui semuanya!"
Dengan cepat Bisma berdiri dan pergi meninggalkan Gita yang masih terdiam mematung.
Tega sekali! Jika Ayah Bunda masih ada semua ini tidak akan pernah terjadi. Air mata yang ditahan sedari tadi akhirnya keluar diiringi dengan suara kecil yang sesenggukan.
👣👣👣
"Bagaimana apa tadi kau sudah bertemu dengan gadis itu?" Kata Janes dengan posisi tangan mengetik laptop yang ada di hadapannya.
"Sudah Tuan. Gadis itu bahkan lebih cantik dari yang terlihat di foto. Namun dari raut wajahnya seperti nya dia tidak senang Tuan."
Sambil tunduk Alvaro mendekat ke arah Janes.
"Apa Tuan mudah sudah mengetahui hal ini? Maaf Tuan jika saya lancang dalam bertannya." Sambungnya dengan posisi menundukkan kepala.
"Anak itu." Kini Janes menghentikan kerjanya sambil melipat kedua tangan tepat di depan dagunya.
"Biar aku yang mengatur nya. Sekarang kamu boleh pergi!" Tanpa melihat wajah tuannya Alvaro dengan cepat menundukkan kepalanya tanda hormat dan berlalu pergi.
"Lico gimana dengan perkembangan Lakeswara Group? Apa semua aman?"
Seorang pria muda tampan dengan wajah tajam dan datar itu berdiri menatap luar dari kaca jendela sambil menyeruput kopinya.
"Semuanya Aman Tuan. Tapi saya dapat info bahwa Tuan besar merencanakan Pernikahan untuk Anda."
Kini Pria gagah itu beralih duduk di sofa ruangannya sambil meletakkan secangkir kopi di atas meja.
"Tuan besar sudah merencanakan semuanya. Pernikahan ini tidak mungkin gagal. Semua asisten tuan Janes sudah berjaga di sekitar untuk mengawasi, Tuan." Karena tatapan tajam itu akhirnya dengan cepat Lico menundukkan kepalanya.
Sudah berapa kali?
Papa selalu saja memojokkan ku dengan pernikahan. Apa dia tidak lelah dengan semua ini?
Tok tok tok
Lico dengan cepat berlari ke arah pintu dan membukanya.
"Maaf Tuan menggagu. Di bawah ada Tuan Janes ingin bertemu dengan Tuan Jasson."
"Baiklah kamu boleh pergi." Setelah membungkuk memberi hormat kepada Lico.
Lico langsung menutup pintu tersebut.
"Gawat Tuan. Seperti nya Tuan besar sangat cepat bereaksi. Tuan besar ada di bawah sekarang."
"Biarkan saja. Sebentar lagi pintu itu juga akan terbuka." Tepat hanya hitungan detik pintu itu terbuka tanpa di ketok.
Lico dengan cepat membungkuk memberi hormat.
Kini Jasson berdiri sambil menatap Pria paru baya yang semakin mendekat ke arahnya.
"Bagaimana kabar mu?"
"Seperti yang Papa lihat." Jasson kembali duduk.
"Kau pasti sudah tau maksud kedatangan Papa kesini dari sekertaris mu ini kan?" Tanya Janes sambil menatap Lico.
"Hemm."
"Tidak ada alasan menolak jas, karena Pernikahan akan diadakan minggu depan. Di Hotel yang baru diresmikan."
" Apa? Yang benar saja Pa.
Minggu depan?"
"Supaya kamu tidak kabur dan memikirkan cara untuk menggagalkan pernikahan. Kali ini kau tak boleh menolak Jas. Apa kau tidak kasihan dengan mama?"
"Pa jangan mengancam ku dengan membawa bawa mama!"
"Papa tidak mengancam tapi mama yang mengatakan nya. Pulang lah sudah 3 tahun kau berada disini. Apa kau tidak merindukan mama?"
Aku sangat merindukannya.
"Papa tidak peduli dengan pendapat kamu. Tapi yang jelas pernikahan ini akan berlangsung. Papa sudah menyiapkan pesawat pribadi untuk mu. Besok kau harus berangkat!"
Dengan cepat Janes melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.
Jasson terdiam sesaat.
Dia juga sepertinya akan mengalah kali ini.
Ini sudah kali ke-lima Papanya merencanakan pernikahan.
Dia juga sangat merindukan sang mama. Perempuan yang sangat dia cintai.
"Lico apa hari ini ada meeting?"
Dengan wajah biasa Jasson berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kursi kebesarannya.
Kenapa dengan Tuan muda tidak biasanya dia bereaksi seperti ini. Apa yang sebenarnya dipikirkannya.
"Ada Tuan."
Kini Lico mendekat ke arah Jasson.
"Apa sebenarnya yang direncanakan Tuan muda?"
Jasson menatap Lico dengan tatapan tajam nya.
"Hem tidak. Eh hanya ada satu meeting untuk hari ini Tuan. Pukul 19.00 nanti.
Jika tidak ada yang Tuan sampaikan lagi, saya akan segera pergi."
Seperti nya tuan muda akan menyetujui semua ini. Aku jadi kasian dengan gadis yang nantinya akan dinikahi Tuan muda.
"Ayah Bunda, Gita datang membawa bunga kesukaan ayah Bunda. Lihat cantik kan?
Ayah Bunda minggu depan Gita akan menikah. Sebenarnya Gita senang dengan kata Pernikahan tapi bukan cara seperti ini.
Gita ingin menikah dengan laki laki yang Gita cinta dan mencintai serta menyayangi Gita. Bukan malah menikah secara terpaksa dengan cara yang salah."
Gita meletakkan bunga yang ia pegang lalu mengusap usap batu nisa almarhum ayah Bunda nya.
"Gita benar benar tidak kuat hidup sendiri. Kenapa Ayah Bunda meninggalkan Aku secepat ini kenapa dulu Aku tidak ikut pergi bersama kalian. Kenapa hanya Aku yang selamat."
Suara tangis kini mulai kencang gadis cantik itu meletakkan kepalanya di atas batu nisan sambil menangis sepuasnya.
Menceritakan semua yang ia rasakan kepada batu nisan.
👣👣👣
"Ceroboh!! Menangani kasus kecil saja tidak bisa. Apa kau ingin mempermalukan ku di meeting tadi hu?" Melemparkan sekumpulan kertas tepat di wajah pria yang duduk berlutut di depannya.
"Tuan ampuni saya. Saya tidak sengaja Tuan. Tolong ampuni saya."
"Lico lakukan tugas mu!"
Plak plak plak
Dengan kuat Liko menampar pria yang berada di depannya.
"Jangan menampakkan wajah mu lagi di perusahaan ini. Kamu di pecat!"
"Tuan tuan kumohon jangan pecat saya! Jika saya di pecat tidak akan ada perusahan yang menerima saya. Bagaimana nasib keluarga saya?"
"Berani kau bicara!"
Jasson menatap Lico.
"Ayo cepat keluar sekarang. Jangan memancing kemarahan Tuan muda."
"Tuan kumohon... Ampuni saya."
Krang gelas yang tadinya utuh di atas meja kini menjadi serpihan di atas lantai.
"Hei, apa perlu aku yang menyeret mu?"
Kini Jasson berdiri.
"Cepatlah jangan mempersulit ku." Lico menyeret paksa pria tersebut hingga keluar ruangan segera Lico menutup pintu.
"Berdiri!!"
Dengan cepat pria itu berdiri.
Bukk Bukk dua tonjokan dengan ringan melayang pada kedua pipi pria tersebut.
"Apa kau lupa dengan siapa kau berhadapan? Apa otak mu tidak di pake lagi? Kenapa kau mempersulit keadaan, hu!
Kemasi barang mu dan cepat keluar!!"
Lico kembali membuka pintu dan masuk keruangan Jasson.
"Maaf kan saya Tuan yang sudah lalai.
Hal ini tidak akan terulang lagi." Lico menundukkan kepalanya.
"Sudahlah... Persiapkan semua yang penting untuk penerbangan ku besok pagi."
"Baik Tuan."
Sebenarnya hal ini bukanlah hal yang mengejutkan. Sudah sering terjadi. Bahkan lebih parah juga pernah terjadi.
Itulah Jasson Pria muda kejam. Di umur 28 ini dia sudah menjabat sebagai CEO bukan baru lagi. Dia menjabat sudah 5 tahun. Dan tiga tahun belakang ini, dia sudah memiliki group sendiri dari usaha dan kerja keras nya.
Bahkan namanya tidak asing di telinga orang karena kehebatannya di usia muda yang memiliki cabang dimana mana. Tak heran juga dengan rumor yang beredar atas sikapnya itu.
Tak seorang wanita yang berani mendekat karena sikap kejam dan angkuhnya.
Dia juga dikenal sebagai pria yang tidak punya hati, arogan dan sangat keras kepala.
Wanita wanita hanya bisa mengaguminya dalam hati masing masing.
Tanpa bisa mendekat untuk menghangatkan hati sedingin es itu.
To be continued...
"kamu benar benar mencintai seseorang ketika kamu tidak bisa membencinya meskipun ia telah menyakitimu"
...Kehilangan seseorang yang kita cintai memang sangat menyakitkan tapi itu bukan akhir segalanya, kita bisa bahagia meski tanpa dia....
...🍁🍁🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Isabella Huang
Trsayat hatiku mndengarny...😨😥😥😥
2024-04-13
0
Wau Miani
mampir
2022-12-14
0
。.。:∞♡*♥
mampir
2022-07-15
0