Lima menit kemudian. Usai mengumandangkan adzan dan puji-pujian juga sholawatan, serta setelah melihat para jamaah, yang biasa hadir untuk ikut shalat berjamaah telah datang. Fadil segera mengumandangkan iqomah.
Meskipun jumlah masyarakatnya tidaklah sedikit, namun dalam pelaksanaan sholat berjamaah di tiap-tiap waktunya, hanya ada segelintir orang saja yang datang. Sangat berbeda sekali dengan saat pelaksanaan shalat Jum'at, ataupun sholat pada hari lebaran.
Saat mendengar kalau Fadil ingin mendekati gadis lain, hati Tiara seakan dibakar rasa cemburu. Apalagi dalam hari-hari berikutnya, Fadil benar-benar acuh terhadap Tiara. Jangankan untuk bicara ataupun sekedar iseng menggoda. Untuk berpapasan dan menatap wajah Tiara saja, Fadil selalu menghindar. Hal ini membuat Tiara merasakan rasa sakit, kehilangan, dan juga muncul api cemburu di dalam hati Tiara.
Ada rasa rindu didalam hati Tiara, pada sikap Fadil yang sering usil menggodanya. Dan juga rasa perhatian yang diberikan oleh Fadil kepada Tiara. Sungguh Tiara benar-benar merindukan sikap Fadil yang biasa seperti itu.
Sebenarnya, dalam hati dua insan ini, sama-sama telah tumbuh benih-benih cinta didalam hati mereka. Baik Fadil maupun Tiara, keduanya merasa kehilangan dan tersiksa atas tingkah mereka sendiri. Ya... mereka tersiksa oleh keegoisan diri masing masing.
Hingga pada suatu sore. Fadil yang sedang duduk-duduk didepan pintu gerbang Masjid bersama Ulil sahabatnya, bercanda ria seperti biasa itu, Ulil memberi isyarat kepada Fadil. Kalau tak jauh di belakangnya, si kembang desa dan teman temanya telah datang menuju Masjid. Dan tentunya, mereka akan melewati Fadil dan Ulil. Seketika itu Fadil langsung diam dan membuang jauh tatapan matanya, berpura pura seakan tidak ada Tiara di belakangnya.
Suasana hening seketika saat Tiara, Yunita kakak Tiara, dan juga Rina temanya, akan melintas melewati Fadil dan Ulil. Baru saat setelah mereka berlalu, Ulil dan Fadil kembali melanjutkan obrolannya.
Tentu saja, Tiara yang saat itu merasa dicuekin oleh Fadil, merasakan rasa pahit dan getir didalam hatinya. Hingga tak disangka, Tiara dan Rina setelah meletakkan perlengkapan sholat dan ngajinya didalam Masjid, mereka kembali lagi berlalu dihadapan Fadil dan Ulil.
Fadil yg saat itu tidak menyadari akan kehadiran Tiara, langsung terkejut dan secara reflek menatap wajah Tiara. Tatapan keduanya bertemu, mulut mereka membisu. Namun tetap saling memandang, dan tak ada tanda tanda dari keduanya untuk memalingkan tatapannya.
Suasana menjadi ambigu, hal itu membuat Ulil dan Rina ikut terpaku melihat tingkah mereka berdua. Dua detik, lima detik, bahkan hampir lima belas detik suasana kaku itu terjadi. Kemudian baru keduanya sama sama memalingkan tatapan mereka.
Tiara lalu menggandeng tangan Rina untuk pergi dan melewati Fadil dan Ulil. Saat melewati Fadil, Tiara tanpa sadar berucap:
'' Huh, sekarang sombong banget ya!'' Tiara sambil melirikkan matanya kearah Fadil.
Fadil yg merasa dirinya disindir sontak menjawab.
'' Siapa yang sombong?'' Fadil yang sedang duduk, mengangkat wajahnya menatap Tiara.
''kamu !'' ketus Tiara menjawab.
'' Sombong apanya? maksud nya apa sih kamu?'' Fadil dengan wajah kebingungan.
''Mentang-mentang lagi deketin Vega!''
'' Hei.. mak.. sud..''
'' Alaah, sudahlah sudahlah. Aku tau kamu orangnya memang kayak gitu!'' Cerocos Tiara, tanpa memberikan kesempatan kepada Fadil menyelesaikan ucapanya.
Diperlakuan seperti itu, hati Fadil terbakar emosi, hingga tanpa berfikir dia langsung berkata:
'' Oke!, terserah apa kamu bilang, aku gak peduli. Lagian, emangnya kenapa kalau aku deketin Vega? emangnya kamu siapanya aku? terus kenapa juga kalau aku suka sama Vega? kamu cemburu? hhh dasar Egois!''
Tiara yang sedari tadi tak berhenti berkicau, tiba-tiba terdiam mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Fadil. Lidahnya tak mampu lagi berkata, hatinya seakan-akan ditusuk dengan belati. Tanpa sadar, air matanya keluar dari kedua sudut matanya yang indah. Sakit, sungguh sakit. Itulah yang dirasakan oleh Tiara.
Fadil yang sudah terlanjur emosi, setelah mengucapkan kata-kata itu, dia langsung pergi meninggalkan Tiara, Ulil, dan Rina, yang masih terbengong tak paham dengan apa yang terjadi dihadapannya. Dua orang ini, tadi mereka saling tatap, lalu bertengkar tanpa sebab, dan tiba-tiba pergi begitu saja.
Esok sorenya, baik Fadil maupun Tiara, mereka sama sama tidak datang ke Masjid. Fadil masih marah terhadap Tiara, sementara Tiara, karena terlalu memikirkan kejadian kemarin, dia sakit dan demam.
Sore berikutnya Fadil datang ke Masjid. Dia seperti biasanya, menunggu waktu maghrib duduk-duduk di teras Masjid. Beberapa saat kemudian, datang Yunita dan Rina yang segera memasuki pelataran Masjid. Melihat bahwa Tiara tidak bersama mereka, Fadil bertanya kepada Yunita:
'' Yun, mana Tiara? gak berangkat?'' tanya Fadil saat Yunita sudah dekat.
''Tiara sakit, udah dua hari ini dia demam.'' jawab Yunita.
Mendengar penuturan Yunita bahwa Tiara sakit, Fadil merasa sedih. Dia menyesal telah marah terhadap Tiara.
'' Yun, tolong sampaikan maafku sama Tiara. Tolong juga sampaikan salamku sama dia, semoga lekas sembuh!'' ucap Fadil dengan rasa prihatin.
Setelah itu Fadil pergi untuk berwudhu, kemudian masuk kedalam Masjid untuk mengumandangkan adzan, tanda waktu maghrib telah tiba.
Waktu terus berlalu. Usai sholat maghrib, kemudian mengaji sampai datangnya waktu sholat isya, merekapun melaksanakan sholat isya berjamaah. Fadil yang biasanya tidak langsung pulang setelah sholat isya, malam itu dia langsung pulang. Hatinya merasa gelisah saat mendengar kabar kalau Tiara sedang sakit. Dia ingin datang ke rumah Tiara, tapi tidak ada keberanian untuk bertamu kesana.
Sepulang dari masjid, dia langsung berbaring ditempat tidurnya. Matanya menatap langit-langit kamar, sementara pikirannya entah kemana.
Yunita sesampainya di rumah langsung memasuki kamarnya. Setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, Dia kemudian rebahan disisi Tiara. Mereka berdua tidur satu kamar.
Tiara masih lemah. Meskipun demamnya telah turun, tapi wajahnya masih terlihat pucat. Selama beberapa hari ini, Tiara tidak melakukan apapun. Dia hanya tidur, makan, dan sesekali duduk diruang keluarga untuk menonton acara TV, untuk menghilangkan rasa jenuhnya.
Biasanya, Tiara sangat aktif melakukan pekerjaan rumah membantu ibunya. Baik itu memasak, mencuci piring, pakaian, ataupun menyapu. Beberapa hari ini, Tiara merasa sangat bosan.
Menyadari Yunita berbaring disebelahnya, Tiara lalu menggeser tubuhnya, dan memberikan sedikit ruang kepada Yunita. Tiara sudah hampir terlelap sebelumnya, namun ketika Yunita datang mengetuk pintu, dia malah terjaga.
" Kamu masih demam?'' ucap Yunita sambil mengecek suhu kening Tiara dengan tangannya.
Tiara menggeleng.
'' Tadi aku ketemu Fadil,'' bisik Yunita sengaja mengecilkan suaranya, takut didengar oleh orang tuanya.
Tak ada respon apapun dari Tiara, hanya matanya yg indah dengan bulu mata yg lentik, yang berkedip menatap langit-langit kamarnya.
'' Dia bilang, minta maaf soal kemarin, dan dia kirim salam buat kamu, katanya moga lekas sembuh.''
Mendengar apa yang diucapkan Yunita tentang Fadil, wajah Tiara tetap datar tanpa ekspresi. Namun disudut matanya yang indah, ada sedikit perubahan, menunjukan bahwa hatinya merasa senang dengan apa yang dikatakan Fadil melalui Yunita.
'' Akhirnya dia mau berbicara padaku.'' gumam Tiara dalam hati.
Ketika Yunita melihat Tiara tak memberikan respon apapun, ataupun sepatah kata keluar dari bibir Tiara, Yunita hanya menghela napas panjang sambil membenahi posisinya dan bersiap untuk tidur. Selang beberapa saat, Tiara menoleh kearah Yunita.
'' Emang dia tahu kalau aku sakit?'' ucap Tiara lirih.
''Aku yang memberitahunya'' jawab Yunita setelah menoleh dan menatap wajah Tiara.
'' Maaf '' lanjutnya.
'' Kak '' Tiara menoleh menatap Yunita.
'' Hemm, Yunita bergumam.
'' Makasih'' keduanya masih bertatapan.
'' Iya, sekarang kita tidur, udah malam, kamu harus istirahat biar cepat sembuh'' lanjut Yunita sembari membenahi posisi tidurnya kembali.
Langit begitu cerah, meskipun tak ada bulan, namun berjuta juta bintang yang menggantung di angkasa, menambah keindahan malam itu. Sebagian orang telah terlelap dan masuk kealam mimpinya masing masing, termasuk Fadil, Tiara, dan juga Yunita. Walaupun sebagian yang lain masih terjaga dan asyik nongkrong nongkrong menikmati suasana hingga larut malam.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Noviyanti
smngatt
2022-04-21
4
Anton Sumarsono
semangat terus thoor
2022-04-19
3