"Kabur, enggak, kabur, enggak? aduh gimana nih? masa' gue kabur? tapi kalau gak kabur, panjang nih urusan. Mobil mewah gini pasti mahal banget, kemaren tetangga aja ke gores pager, 15 juta. Apalagi ini mobilnya bagus banget, aduh! gimana nih?" ucapku frustasi.
Aku berusaha mengambil nafas dalam-dalam. Ku letakkan pesanan makanan di keranjang sepeda ku dan aku menghampiri mobil itu dari dekat. Bagaimana pun juga aku harus bertanggung jawab, karena semua ini kesalahan ku. Aku mendekati jendela kemudi, aku mengintip ke dalamnya. Dan tidak ada orang di disana. Aku beralih ke kaca belakang tapi tiba-tiba...
"Hei mau ngapain kamu? mau mencuri ya?" bentak sebuah suara dari arah belakang ku. Membuat aku tersentak kaget dan melompat ke belakang.
Aku memegang dadaku yang masih berdetak kencang.
"Huh, ngagetin aja si bapak! Siapa juga yang mau nyuri, orang saya lagi nyari yang punya mobil ini!" jawab ku cepat. Karena penampakan orang yang membentak ku tadi ternyata tidak seperti ekspektasi ku. Ku kira orang nya seram karena suara bariton dan nadanya tinggi tadi. Tapi pas aku lihat, orang nya kecil, tua dan berkaca mata. Mirip seperti ko Acong.
"Ngapain nyari yang punya mobil ini?" tanya nya terlihat memperhatikan sekeliling ku.
Nah, saat dia bertanya tentang hal itu. Aku kembali gugup, aku takut mengatakannya. Karena aku mengira dialah pemilik mobil ini
"Bapak yang punya mobil ini ya?" tanya ku gugup.
"Ini mobil tuan saya, saya supir... Astaga!!" pekik nya ketika menemukan alasan aku berada disini.
Dia lantas mendekati baret besar yang aku buat di mobil mewah ini.
"Ya ampun kenapa bisa begini sih neng?" tanya nya dengan suara yang juga bergetar. Aku rasa dia juga takut di salahkan oleh tuannya itu.
Aku makin ketakutan, tangan ku gemetaran dan saat aku menyatukan tangan ku rasanya sangat dingin.
'Aduh gimana nih, supirnya aja ketakutan gitu. Pasti tuannya galak kan! mampus aku!' batin ku benar-benar panik.
Saat kami sedang memperhatikan kerusakan pada mobil yang aku buat dari arah belakang, aku mendengar suara seorang wanita yang mendekat ke arah kami.
"Sayang, aku kan sudah minta maaf. Tolong jangan acuhkan aku terus!" ucap seorang wanita yang sepertinya aku lihat tadi dari gerai ayam geprek dan si pria juga masih sama, pria yang kelihatan sangat dingin pada wanita itu.
Tapi, tiba-tiba pria itu menarik pinggang ku mendekat ke arahnya. Aku sampai membelalakkan mata ku sanking terkejutnya. Aku berusaha melepaskan tangannya dari ku tapi dia membisikkan sesuatu di telingaku.
"Ikuti saja apa yang ku perintah kan, aku tahu apa yang sudah kamu lakukan pada mobil ku!" bisik nya sangat pelan, suara nya pelan tapi membuat ku merinding.
"Kamu sudah datang, lama sekali aku menunggu mu! Pak Urip buka pintu, aku akan mengajak calon istri ku ini ke rumah!" ucap laki-laki itu dan si supir langsung membuka pintu.
Aku masih berusaha mencerna kejadian ini. Ke rumah? dia akan mengajak ku ke rumahnya. Aduh, gimana sama ayam geprek nya Mini dan Haris.
"Tap...tapi saya..." bantah ku gugup tapi pria itu langsung menarik tangan ku dan masuk ke dalam mobilnya.
Pria ini langsung menutup pintu mobilnya setelah aku dan juga dirinya masuk kedalam mobil.
"Sam... Sam buka pintunya!" teriak wanita cantik berambut pirang itu sambil menggedor-gedor kaca jendela mobil.
"Jalan pak Urip!" serunya dan si supir paruh baya nya ini segera melajukan kendaraan yang kami tumpangi.
Aku panik, aku melihat ke arah sepedaku dan keranjangnya.
'Duh, kasihan banget Mini sama Haris, pasti udah pada kelaperan!' batin ku sedih.
"Jadi bagaimana kamu akan mengganti kerusakan mobil saya?" tanya suara berat lebih berat dari suara pak Urip dan suara itu berhasil membuat aku kembali gemetaran.
Aku perlahan menoleh ke belakang, aku memutar posisi tubuh ku menghadap ke arah pria tampan di depan ku ini. Aku masih diam, aku sungguh tak tahu harus bicara apa.
"Kamu jangan mengelak, lihat ini?" seru nya padaku sambil memperlihatkan ponselnya.
Mataku melebar, dia merekamnya. Aku melihat ke arah layar ponsel keluaran terbaru milik pria yang aku yakini sangat kaya raya ini.
Dia segera menariknya lagi dan menoleh ke arahku, aku tersentak kaget ketika melihat ke arah matanya yang begitu tajam ketika memandang.
Dia merekam saat aku menarik sepeda sampai saat aku menghampiri mobilnya. Kapan dia melakukan itu, bagaimana juga bisa seperti itu? Aku masih sangat bingung memikirkan semua itu. Aku kembali melihat ke arahnya.
"Tu... tuan maaf, ta... tapi sa... saya akan...!"
"Kamu punya penyakit kelainan saat bicara?" tanya nya padaku begitu santai.
"Saya kan gugup, jadi bicara nya begitu!" jawab ku dengan cepat.
"Nah itu, bisa bicara normal?" tanya nya lagi membuat ku tersadar jika apa yang dia ucapkan itu benar.
Aku menghela nafas ku lagi.
"Tuan, saya akan menggantinya, kerusakan mobil anda, tapi boleh nyicil ya?" tanya ku padanya memasang wajah memelas.
"Saya hanya bekerja di toko buku tuan, dan saya masih punya adik lelaki yang masih SMA. Ayah saya hanya seorang penjaga sekolah dan ibu saya hanya penjual nasi uduk di sekolah yang sama dengan ayah saya. Tolong beri keringanan ya tuan, saya mengakui kalau saya salah. Tapi jujur saja saya tidak sengaja, saya benar-benar minta maaf ya tuan!" jelas ku panjang lebar sambil melipat kedua telapak tangan ku di depan nya.
"Seratus juta!" serunya tiba-tiba.
Aku terkesiap mendengar apa yang dia katakan. Aku membuka lebar mulut ku, kurasa sekarang aku benar-benar terlihat sangat jelek.
"Seratus juta?" tanya ku mengulang pertanyaan nya.
"Apanya yang seratus juta?" tanya ku setelah mulut ku berhasil memaksa rahang ku sedikit terangkat.
"Kerusakan mobil yang harus kamu ganti!" jawab nya dengan santai dan ekspresi nya itu loh, datar banget.
Lagi-lagi aku membelalakkan mataku, uang sebanyak itu darimana aku bisa dapatkan. Yang benar saja? aku sungguh tak bisa berkata apa-apa lagi.
"Saya akan kasih kamu waktu dua belas jam untuk mengganti kerugian saya, jika tidak saya akan melaporkan kamu dan menuntut kamu. Saya punya buktinya!" gertak nya membuat lutut dan kakiku rasanya lemas. Seperti sudah tak ada darah yang mengalir disana.
Aku memejamkan mata ku frustasi, aku bahkan menutup wajah ku karena aku sudah tak mampu lagi membendung air mataku yang sedari tadi memang sudah akan keluar. Aku memikirkan bagaimana jika ayah dan ibu tahu, mereka sudah tua, bagaimana kalau karena aku ayah jadi sakit dan ibu, dia pasti mengomel tak karuan.
"Atau kamu bisa pilih satu cara lagi?" tanya nya dan membuat ku segera menyeka air mataku.
"Ada cara lain? oh saya tahu, saya akan bekerja pada anda tuan, menjadi pelayan pun tidak apa-apa tuan, sampai semua hutang saya itu lunas?" tanya ku dengan cepat.
Dia malah terkekeh.
"Menarik juga tapi bukan itu!" lugas nya.
Dia mendekat, mencondongkan tubuhnya ke arahku membuatku mencondongkan tubuh ku kebelakang.
"Menikah dengan ku!" ucapnya dengan tatapan yang sungguh tak bisa ku artikan.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Anonim
wah mantap diajak menikah cooooyyy
2023-03-30
1
sasip
modus ceo yg suka mendominasi ya thor.. 👍🏻
2022-10-03
2
Henny Kesumawati
🙂
2022-08-30
0