"Vin, kamu bangunin gih adik kamu yang kebo itu. Mama udah gak kuat lagi banguninnya" suruh mama Indri pada anak sulungnya.
"Haiss yasudahlah" jawab Vino pasrah dan pergi kekamar adiknya.
Ceklek.
Ternyata pintunya gak dikunci. Dan terlihat Naira yang masih bergulung dibawah selimut tebalnya. Membuat Vino berdecak.
"Sayang bangun ayo, ini udah siang" ucap Vino membelai rambut Naira.
"Eughhh...." Lenguh Naira dan perlahan mulai membuka matanya.
"Bangun sayang, udah siang, kamu mau sekolah" ucap Vino lembut.
"Kak Naira masih ngantuk" ucap Naira dengan suara serak.
"Kakak anterin gimana?" Ucap Vino yang membuat Naira langsung bangun dan ngacir kekamar mandi. Sedangkan Vino hanya menggelengkan kepalanya.
*************************
"Morning all" teriak Naira saat telah sampai dikelasnya.
"Ya ampun lama lama Kuping gue budeg denger suara Lo!" Sahut Dea mengusap telinganya.
"Hehehehe lagi ngapain nih?" Tanya Naira cengengesan.
"Kantin kuy!" Ajak Salsa.
"Kuy lah!" Setuju Rayna.
"Eh bukannya ngejawab, malah pergi" sungut Naira kesal.
Kelima sahabat Somplak itupun pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Entahlah mereka memang selalu kekantin setiap pagi, padahal mereka sudah sarapan dirumah.
"Eh liat tuh kakak yang nolongin kita kemaren" ucap Lucy menunjuk Miko yang sedang bercengkrama dibawah pohon dengan para cs nya.
"Iya, ternyata dia sekolah disini ya" sahut Naira.
"Ini nih yang namanya jodoh mah, gak kemana" ucap Salsa tersenyum senang.
"Lumayan dapet cuci mata tiap hari hihihi" ucap Dea cekikikan.
"Ampun deh, kalian kalau soal cowok gercep banget" ucap Rayna menggelengkan kepalanya.
"Itu tuh type gue banget dah, liat kulit putih, hidung mancung, bibir tipis, kaki jenjang, rambut wow. Gue yakin pasti sosisnya juga manteb tuh" celutuk Salsa dengan otak mesumnya.
"Astaga nih anak mulai deh" sahut Lucy kesal.
"Tau tuh, otaknya kayanya perlu dicuci deh, biar jernih" timpal Naira.
Tak terasa mereka telah sampai dikantin dan langsung memesan makanan.
"De, Lo gak makan?" Tanya Lucy pada Dea.
"Diet" jawab Dea singkat.
"Diet diet apaan, badan udah kaya bambu sebilah gitu!" Seru Lucy.
"Sialan Lo! Badan gue tuh langsing" ucap Dea dengan pedenya.
"Lo bukan langsing tapi KURUS" ucap Naira meledek.
"Kaya gue nih, ideal kan" ucap Salsa.
"Ideal pala Lo!" Sahut Rayna.
"Eh kalian pernah gak sih mikir gimana kalau kita udah berumahtangga nanti, terus udah punya anak, atau bahkan punya cucu, beuhhh" ucap Salsa dengan halunya.
"Apaan sih Lo, pikiran Lo gak jauh jauh dari sana deh!" Jawab Rayna.
"Dan kalian pernah gak sih mikir gimana pas malam pertama hihihi" ucap Salsa cekikikan.
"Yang pastinya hot dah" timpal Dea.
"Dan gue penasaran gimana rasa sosis nya nanti" ucap Salsa.
"Ya ampun otak gue tercemar denger omongan kalian" kesal Naira.
"Ah eleh otak Lo emang udah tercemar dari lama kali" celutuk Lucy.
"Gak usah jual mahal deh Nai," tambah Dea.
"Iya nih, malu malu kucing Lo!" Ucap Rayna.
"Ray, Lo kenapa ikut-ikutan sih!" Kesal Naira.
"Hehehe gue nyoba ganti topik Nai" ucap Rayna menyengir kuda.
"Asli gue punya sahabat otaknya pada mesum semua. Kayanya cuma gue deh yang masih suci" ucap Naira meledek.
"Maksud Lo apaan masih suci? Gue juga masih suci kali" jawab Lucy tak terima.
"Iya cuma otak Lo udah gak suci lagi" sahut Salsa.
"Elo juga ogeb!" Ucap Rayna menoyor kepala Salsa.
"Kalian bahas apa sih, kok ibu denger pada ngomongin sosis?" Ucap Bu Leni yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara kelima gadis cantik ini.
"Oh itu Bu sosis yang panjang dan guuede" ucap Salsa cekikikan.
"Ibu gak jualan sosis, tapi kalau kalian mau ibu bisa bawain besok" ucap Bu Leni.
"Iya Bu. Yang panjang ya Bu" ucap Dea.
"Juga gede ya" tambah Rayna.
"Ibu jangan dengerin omongan mereka. Ibu tau kan mereka lagi habis obat kayanya" ucap Naira membuat mereka melototkan matanya.
"Dan tadi apotek tutup, jadi gak bisa beli deh" lanjut Lucy lalu tertawa terbahak-bahak.
"Sialan Lo!" Kesal Salsa. Sedangkan Bu Leni hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments