Bab 5

Pagi harinya Aku mengendarai sepeda sembari berpikir kata kata apa yang akan aku ungkapkan ke Silvi. Sudah ratusan kata kata yang ku tulis di buku enggak satu pun yang srek di hati ku buat di ungkapkan ke doi, saking konsennya ku berpikir hingga aku hampir tertabrak sepeda motor.

"AH GILA...! padahal kata kata intinya hanya Sil Gua suka ama Lu, tapi kenapa begitu susahnya untuk Gua ungkapin?" bathin ku

Sampai didepan Gang masuk rumah Kiwil pun aku masih tetap berpikir hingga tak menghiraukan sekitar kusampai suara Kiwil dari belakang mengagetkan ku.

"WOOYYY..."

"eh bajing...!!, asem Lu bikin Gua kaget aja sompret"

"lagian Lu Gua panggilin dari tadi kaga noleh noleh, Lu mikirin apa?" tanya Kiwil

"Gua masih mikir kata kata yang tepat buat nyatain perasaan Gua Wil, bingung Gua sumpah"

"yaelah cuman Lu ucapin" Sil Gua suka Elu" masa ampe segitunya"

"masa cuman itu doang, kaga ada lagi apa kata kata yang bagus?"

"yah Lu ikutin apa kata hati Lu aja lah, inget jangan terlalu di buat buat yang terkesan lebay jadinya, cewek lebih suka apa adanya"

"kayaknya enggak usah aja deh yah Wil Gua ungkapin perasaan ini" ujarku pasrah

"****" Seraya menjitak kepalaku

"kok Elu jitak pala Gua?" sambil memegang kepala yang abis di jitak

"pantes buat Lu, cowok tapi enggak berani ungkapin perasaan sendiri ke wanita,serah Lu dah Gua enggak mau maksa, kalau si Silvi udah jadi milik orang Lu enggak usah nangis ke Gua ye"

Kami pun melanjutkan berjalan menuju sekolah, semangat ku mulai hilang, Kiwil ngomong pun Gua hanya menjawab sepatah 2 patah kata. saat di tengah perjalanan tiba tiba tangan Kiwil menepuk bahu Gua.

"Stop...Stop...Stop...berhenti bentar Man"

"ada apa Wil?, udah telat nih cepetan lah Lu mau ngapain sih?"

"sabar bawel, Gua punya opsi terakhir buat Lu, tunggu bentar" ujarnya yang turun dari sepeda menuju kerumah orang.

Diriku terheran dengan apa yang akan di lakukan oleh kiwil yang menuju rumah warga,saat ku cermati ternyata doi mengambil setangkai bunga mawar merah dari tanaman yang ada dimuka rumah warga.

Lalu Kiwil kembali ke tempat dimana ku menunggunya dan memberikan mawar itu kepadaku, dengan perasaan bingung ku lihat mawar itu lalu melihat kembali kemuka Kiwil.

"ini buat Gua Wil?Lu normal kan"

"PLETAK...!!" Lagi lagi kepala ku jadi sasaran tangannya

"sakit kampret" sambil mengelus kepala ku yang di jitak Kiwil

"ini opsi terakhir Lu, kalau Lu enggak bisa ungkapin dengan kata kata setidaknya bunga ini mewakili perasaan Lu ke Silvi"

"jadi ini opsi terakhir buat Gua Wil?"

"iyah Lu kasih aja kedia, nah saat Lu kasih kedia Lu liat wajahnya gimana?, kalau dia senyum berarti Dia juga suka ama Lu"

"oh gitu?" masih bingung

"masih bingung juga Lu Man?, kalau Lu masih bingung kemari'in pala Lu biar Gua bikin otak Lu encer" sembari menggenggam tangannnya

"eh iya iya santai brow, Gua paham Gua paham hehehe"

"yaudah yuk cabut keburu lonceng di bunyikan ntar telat lagi"

Di kelas diriku sama sekali enggak konsen dengan pelajaran, ada sedikit keraguan di hati ku untuk memberikan bunga ini atau membuangnya?.akhirnya dengan tekat yang bulat aku akan memberikan bunga ini ke Silvi, perduli amat dah doi mau nerima atau nolak pemberian bunga dari Ku.

Saat jam istirahat tiba aku bergegas menuju ke kelas Silvi lewat belakang dengan mengendap endap untuk melihat doi ada atau enggak ada di kelas ,setelah sampai kelasnya ku intip dari kaca kelas untuk melihat dimana Silvi berada.

Di kelas Doi saat itu cukup ramai,ada beberapa teman sekelasnya yang lagi ngumpul sekedar bercanda ada yang berpacaran ada juga yang berlarian. mata Ku tiba tiba tertuju kepada sosok wanita yang sedang duduk berdua dengan seorang laki laki, tangan wanita tersebut sedang di pegang oleh laki lakinya dengan mesra bak pasangan romantis.

Akupun kembali ke kelas dengan perasaan kecewa, yah ternyata diriku kalah cepat dengan lelaki itu.benar kata Kiwil perasaan itu jangan pernah di pendam lebih baik di ungkapin daripada menyesal pada akhirnya.

Didepan kelas aku duduk sembari memandangi setangkai mawar yang mulai layu di tangan ku layaknya seperti perasaan ku saat ini yang begitu menyesal atas kebodohan dan ketidak beranian ku untuk mengucapkan kalau aku bener bener suka dengannya.

"Gimana Sob?berhasil enggak?"tiba tiba Kiwil menepuk bahu ku

Aku pun memandangnya dengan senyuman yang di paksakan lalu kembali memandang bunga yang ada di tangan ku seraya menggelengkan kepalaku.

"loh bunganya belum Lu kasih?, buruan kasih mumpung masih jam istitahat" pinta kiwil

"telat Wil" jawab ku singkat

"telat maksud Lu apaan?"

"doi udah jadi milik orang lain" jawab ku

"yaelah mungkin itu temennya Sob, Lu jangan menyerah lah katanya Lu mau perjuangin?"

"tangan mereka saling berpegangan Lu anggep teman Wil?, udah lah emang kayaknya Gua telat" sembari membuang bunga yang udah mulai layu ke tong sampah

"sabar dah, mungkin bukan rezeki Lu, bawa santai aja brow kek Gua, masih banyak cewek juga disini tinggal Lu pilih aja mana yang Lu suka"

"tinggal pilih Lu kata pakaian?, pan Elu tau Gua orangnya gimana?, cuman Silvi yang mau berteman ama Gua saat yang lain ngejauhi Gua dan anggap Gua anak cupu, siapa sih yang mau ama anak cupu?" ucap Ku

"kan masih ada Gua temen Lu, udah lah jangan terlalu di ambil hati,kalau emang rezeki Lu bakal balik dah" ujarnya menyabarkan ku

"liat noh siapa yang datang?" ujar kiwil yang memalingkan wajah ku kesebelah kiri

Saat ku lihat ternyata Silvi berjalan mendekati kami dengan senyum khasnya, lalu duduk disebelah kiri ku sambil menyapa "Hay semua,ikut duduk yah"

"iyah Sil silahkan" jawab Kiwil

"pada ngapain?" tanya Silvi

"santai aja Sil, sambil liat anak anak main basket" jawab Kiwil

"eh Wil Lu kenal anak kelas 2 enggak namanya Tomi?" tanya Silvi

"kenal, dia satu kampung ama Gua, kenapa emang Sil?"

"enggak cuman nanya doang Gua" sembari senyum senyum sendiri"

"ce ileh doi pacar Lu Sil?, ihiy yang baru di tembak"

"apaan sih Wil, biasa aja kali" jawab Silvi

"yang baru jadian traktir lah kita kita, ya gak Man?" seraya menyenggol lengan Gua

"gampang itu, ayuk kewarung Gua teraktir Lu pada" ajak Silvi

"Lu aja deh Wil, Gua di kelas aja mau tidur"tolak Gua

"Lu kenapa Man?, eh Wil Salman kenapa?, kok dari tadi diem mulu?" tanya silvi ke Kiwil

"tau tuh lagi sakit keknya"

Obrolan mereka enggak Ku dengarkan, aku tetap melangkah masuk menuju kelas tanpa memperdulikan Silvi yang keheranan melihat tingkah ku.

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Neng Euis

Neng Euis

Semngat up kak🤗..

Yuk kita saling Boom Like+ rate 5

Mampir cerita aku...
" Hello seoul"

2020-04-19

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!