Bab 2

Tak seperti dugaan ku ketika menginjakkan kaki di bangku sekolah menengah pertama, aku mengira cacian,siksaan yang ku dapat hilang,yang ada malah makin parah.ketika itu sedang di laksanakan apel upacara pada senin pagi.

Semua siswa berbaris menghadap tiang bendera merah putih, setelah selesai pengibaran bendera merah putih seluruh siswa kemudian di istirahat di tempat dengan posisi masih berdiri namun tangan di posisikan menghadap kebelakang serta kaki agak direnggangkan.

Pembina upacara lalu memberikan sepatah dua patah kata untuk siswa baru, saat sedang konsen untuk mendengarkan guru memberi arahan kepada siswanya tiba tiba tangan ku ada yang mencolek, aku pun menghadap kebelakang sambil melihat orang yang mencolek tangan ku.

Mereka hanya tertawa melihatku, entah apa yang mereka tertawakan?. pandangan ku kembali kearah Pembina upacara untuk melanjutkan mendengarkan pengarahannya.

"Lihat noh si Anak ***** ada upil di tangannya aja ampe enggak ngerasa, *****...*****...hahaha" ujar anak yang ada di belakangku

Ntah siapa yang mereka sebut, karna penasaran aku pun melihat tangan kiri ku ternyata benar ada kotoran hidung yang tertempel di tangan ku, lalu ku ambil sapu tangan dan mengelapnya tanpa memperdulikan beberapa teman sekelas yang banyak mulai menertawakan ku.

Setelah upacara selesai seluruh siswa pun masuk ke kelas masing masing. Aku berjalan menuju meja kelas ku lalu duduk, belum sampai duduk teman sebangku malah mendorongku seraya berucap "siapa yang nyuruh Loe duduk sini!"

Aku "kan Gue siswa kelas ini" ujarku

Teman sekelas "iyah tapi Gue jijik, Gue enggak mau duduk disamping Loe, yang ada ketularan ***** lagi"

Serempak seluruh siswa pun tertawa, sedangkan aku berlalu tanpa memperdulikan mereka yang menertawakanku, setelah mendapatkan bangku kosong aku kemudian duduk sendiri, yah paling belakang tanpa ada yang mau duduk bersebelahan dengan ku.

Saat Guru datang kami lalu berdiri untuk mengucapkan salam, lalu duduk kembali. Ini adalah pertama kalinya siswa masuk kelas setelah Mos, jadi waktu hanya di habiskan untuk para siswa maju kedepan kelas mengenalkan siapa dirinya dan alamat tempat tinggalnya.

Momen yang paling ku benci adalah perkenalan karna diriku sudah terbiasa sendiri jadi untuk mengenalkan diri didepan kelas tak terlalu penting banget bagi ku, toh aku ada dan tiada juga mereka enggak perduli.

Ketika datang giliran ku untuk maju kedepan kelas dan memperkenalkan diri ada salah satu siswa yang berteriak

"LEWATIN AJA BUK, CUMAN ANAK **** YANG MENUHIN KELAS DOANG, GAK PENTING"

"HAHAHAHAHA" Serempak seluruh siswa menertawakan Ku

Karna malu ku urungkan niat ku untuk maju kedepan namun Guru menegurku. "Eh mau kemana?, kenalin diri dulu dan MOHON SEMUA SISWA DIAM...!!"

Aku pun berbalik kembali berjalan menuju kedepan kelas, dengan gugup aku pun memperkenalkan diri.

"Nama ku Salman, aku tinggal di Banjar Baru, salam kenal semuanya, senang bisa bersekolah disini" sapa ku

Namun enggak ada satu pun siswa siswi yang mau mendengarkan ku, mereka malah sibuk ngobrol dengan teman sebangku tanpa menganggap ku ada, lalu aku pun kembali menuju meja kelas dan mencatat jadwal mata pelajaran.

Saat istirahat tiba seluruh siswa berhamburan keluar kelas, begitu juga dengan ku, namun ketika sampai di pintu kelas ada 3 orang teman sekelas ku yang menghalangi jalan ku, sebut saja namanya Agus seorang siswa yang paling di takuti di kelas ku.

"Mau kemana Loe?" ujar Agus

"Permisi, Gua mau kewarung" sahutku

"Sini in dulu duit Loe, enak aja main kewarung" seraya mengecek kantong baju dan celanaku

"Sorry Gue enggak punya duit banyak"

Sambil berjalan ingin melewati mereka namun kerah ku ditarik dan tubuh ku di hantamkan kedinding lalu dengan tanpa belas kasih mereka merampas Uang saku ku yang ada di kantong seragam.

"Loe sekolah disini kudu wajib setor ke Gue, kalau Loe berani bantah Gue ancurin muka Loe" sambil menunjuk dengan jari ke arah wajahku

Setelah mendapat uang dari ku mereka lalu menjauhi ku dengan tertawa puas, sedangkan diriku hanya bisa menghembuskan nafas panjang menahan kesabaran yang ada di dada yang hampir meledak karna ulah mereka.

Ku berjalan dengan pelan menuju keluar kelas lalu duduk di kursi panjang sembari melihat lingkungan sekolah yang ramai akan siswanya sedang bermain atau sekedar kumpul kumpul, sedangkan aku hanya bisa menahan lapar di perut ku yang membuat sekujur badan ku muncul keringat dingin.

Saat bell masuk dibunyikan aku kembali masuk kekelas, lagi lagi ada teman sekelas ku yang sangat jahil, dia mendorong ku bukan dengan kedua tangannya melainkan kakinya yang sukses membuat ku terjerembab jatuh kelantai, lagi lagi para siswa tertawa tanpa memperdulikan kondisi ku yang sedikit lemah akibat menahan lapar.

Aku pun berdiri membersihkan baju seragam putih ku yang sedikit terkena debu lantai lalu melanjutkan berjalan ke tempat duduk, namun belum beberapa langkah kepala ku ada yang menoyor di iringi suara ejekan

"makanya kalau jalan jangan kaya orang ****...!"

ujar salah satu teman sekelas ku, diriku hanya bisa tersenyum yang di paksakan lalu melanjutkan perjalanan menuju kebangku kelas.

Sepulang sekolah tanpa disuruh Aku dengan cepat mengambil nasi di piring dengan porsi banyak lalu memakannya dengan lahap seperti orang enggak makan 3 hari, Ibu ku yang memperhatikan sedari tadi rada heran dengan sikap ku yang enggak seperti biasanya.

"Laper banget kayaknya kamu Man?emang di sekolah enggak makan?"

"Makan lah Bu, cuman pelajaran hari ini menguras otak ku, bikin tenaga jadi abis makanya laper jadinya".

Aku berbohong karna enggak pengen bikin beliau khawatir.

"Gimana hari pertama sekolah?, kamu betah kan?".

"Alhamdulillah Bu betah, teman teman ku baik semua" lagi lagi berbohong

"syukur deh kalau gitu, makanya belajar yang rajin biar kamu punya banyak teman" Ibu menasehatiku

"iya Bu"

Lalu beliau pergi kedapur kembali melanjutkan kegiatannya memasak, sedangkan aku kembali melanjutkan memakan nasi yang hampir habis di piring, sembari bergumam "maaffin Salman Bu, Salman berbohong supaya Ibu enggak khawatir dengan ku"

Malam harinya seperti kebiasaan ku waktu kecil yaitu pergi kedepan rumah duduk di kursi teras sambil memandang rembulan yang menerangi bumi dimana ku berada.

Ku terdiam dan merenungi kejadian siang tadi, aku ragu apakah aku bisa bertahan hingga 3 tahun lamanya disekolah tersebut dengan teman teman yang sangat jahil kepadaku, sebenernya aku melakukan dosa apa sehingga mereka begitu jijik berteman dengan ku, salah ku apa sehingga mereka membuat ku jadi bahan lelucon di kelas?, apa aku enggak berhak sama sekali kah untuk mendapatkan teman?.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

huh... kasian
ayo jgn lemah, bangkit Salman!!

2023-05-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!