KEPUTUSAN

"wah!!! " teriak Toaru ketika ia sadar dari pingsanya,"orang itu"

Toaru lalu segera melihat tangan kananya yang tertusuk tadi, namun saat ia melihatnya luka itu sudah sembuh sepenuhnya, tidak ada tanda sedikitpun,

"apa tadi mimpi? "batinya namun setelah ia melihat noda darah di karpetnya dan Katana miliknya yang berada jauh darinya ia baru sadar bahwa tadi bukanlah mimpi" tidak tadi bukan mimpi"

ia lalu melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 6 sore"lebih baik aku bergegas Akane pasti akan terkejut"batinya ia lalu mengemasi makanan yang ia masak tadi dan menggantung Katana miliknya di punggungny,

"well.... sepertinya sudah" Toaru lalu membuka pintu luar dan berjalan keluar apartemenya, di tengah tengah perjalananya ia masih saja kepikiran apa yang terjadi sebelumnya,

Lantai 3 markas, ruangan sersan,

"sudah kuduga hal ini akan terjadi" ucap sersan kepada Kaji

"jadi apa kita rekrut anggota baru? " tanya Kaji

"tidak perlu kita lihat nanti saja saat lusa" sang sersan lalu membakar sebatang cerutu dan menghisapnya,

"baiklah aku keluar dulu, maaf menggangu" Kaji lalu berjalan keluar ruangan,

tiba tiba sebuah buku terlempar mengenainya

"aduh.....!" Kaji lalu melihat seorang gadis pendek berambut coklat"Oi.... Minori!!! "

"hihihihihihi itu adalah bayaranmu karena tidak datang ke undanganku" ucap Minori sambil menunjuk Kaji

"sudah kubilang aku banyak kerjaan"

Minori lalu menarik dasi Kaji dan membuat Kaji berjalan mengikutinya,

"kita mau kemana? "

"ke cafe" jawab Minori

"bisa kau lepaskan dasiku? "

"tidak"

"oh ayolah"Kaji lalu memasang wajah cemberut" lepaskan aku"

"tidak akan"

"aku benci kau" mereka terus berjalan mengikuti arahan Minori

Rumah sakit

"hmmmmm..... ini enak sekali..... " ucap Akane sambil menyantap masakan yang dibuat Toaru

"beruntung bagi ku punya pasangan pandai memasak,aku jadi ingin memasakan sesuatu untukmu"

Toaru yang sedang meminum teb saat itu seketika tersedak saat mendengar Akane bilang seperti itu

"kenapa? "

"tidak apa-apa hanya tersedak" ucap Toaru

"masakan ku tidak enak ya? "

"tidak enak ehm.. maksudku tidak juga"

Akane lalu memasang wajah kesal"masakan ku memang tidak enak kok"

"tidak sayang, masakanmu enak kok"

"tidak ini aku jujur, aku tidak bisa memasak"

Toaru lalu terdiam,

"kudengar kau akan menjalankan misi ke Daeki? "

"tunggu kau tahu darimana? "

"Misaki memberitahuku, kenapa kau tidak ikut? "

"ada banyak alasan,aku susah menjelaskanya"

"Toaru kuroji! jawab pertanyaanku dengan jelas"

Toaru yang tahu jika Akane sudah menyebut nama lengkapnya itu berarti dia sedang serius,

"aku khawatir kepadamu, "

Akane yang mendengar Toaru bilang seperti itu merasa tersentuh,"tapi sayang... -"

belum selesai Akane bicara Toaru dengan cepat memeluk perutnya dengan erat"aku tidak mau kehilanganmu"

Akane yang tahu jika Toaru hidup sebatang kara langsung membelai kepalanya"aku senang mendengar jawabanmu.... namun ada yang lebih penting dari ku, didalam Dome itu ada lebih dari ribuan orang yang putus asa, harapan mereka ada di dalam dirimu dan teman temanmu"

Akane lalu memeluk kepala Toaru yang berada di pangkuanya dengab tangan Toaru terus memeluknya,

"aku bisa sembuh kok... semenjak ayah dan ibu tiada, aku bisa lebih kuat berkatmu, aku yakin aku tidak apa apa,"

tiba tiba ditengah tengah tengah perbincangan mereka terdenga suara ketukan dari luar pintu,

Toaru lalu berjalan dan membuka pintu

"malam Toaru" ucap Kaji dengan keranjang buah dan Minori di punggungnya,

"kami membeli beberapa buah" ucap Minori sambil menunjukan keranjang buah ditanganya

"oh Kaji dan Minori silahkan masuk"

"berat tahu" ucap Kaji sambil menggendong Minori melewati Toaru namun Minori yang mendengar hal itu langsung menjitak kepalanya,

"aduuh" ucap Kaji,

Kaji lalu menurunkan Minori dan menaruh keranjang buah itu diatas meja, Minori yang memiliki tinggi 158 cm terlihat seperti anak kecil disebelah Kaji yang tingginya 187cm,

"malam Akane-chan nampaknya kau kelelahan!" ucap Minori sambil berjalan menghampirinya

"malam juga Minori-chan, iya nampaknya juga begitu"

"untungnya Kaji telah membelikan mu buah tepatnya sih.... aku yang membelinya"

"oy kau hanya memilih milih buah.... sialan! " ucap Kaji

"berisik kau" Minori lalu melempar sepatunya hingga mengenai wajah Kaji dan membuatnya terkapar di lantai,

"hubungan kalian aneh ya? " ucap Akane

"eh hubungan? maksudmu hubungan pertemanan kami? ya dia aneh"

"kau yang aneh" ucap Kaji yang masih terkapar,

"apa kalian pernah berkencan? "

"berkencan? oh aku tidak mau" ucap Kaji sambil memberikan simbol silang menggunakan tanganya

"iya hubungan kami hanya sebatas teman" ucap Minori namun secara perlahan pipinya memerah,

"Yuko dan Misaki akan datang namun bukan sekarang" ucap Kaji sambil membidik sepatu milik Minori ke arah Minori sendiri,

"apa yang ingin kau lakukan? "

"rasakan ini! "Kaji lalu melempar sepatu itu dan tepat mengenai Minori

Minori lalu berbalik dengan wajah kesal penuh amarah" hih.... bajingan kau!!!!"Minori lalu mengambil sepatunya dan berlari kearah Kaji, namun Kaji dengan mudah menahan pukulanya,

"kalian ini aneh ya" ucap Akane mereka lalu berbincang bincang,tentang keseharian mereka, keluh kesah Kaji berteman dengan Minori hingga berbincang pasal pernikahan,

SEMENTARA ITU APARTEMEN YUKO

nampak Yuko yang sedang memutar kunci rumahnya dan membuka pintunya, ia lalu menyalakan lampi dan berjalan kearah ruang tv namun secara tiba tiba seorang gadis berambut hitam panjang melompat dan langsung memeluk Yuko,

"Yuko! " ucap Misaki seorang gadis tinggi dengan rambut hitam yang panjang dan memiliki sepasang mata cantiknya sekaligus dia adalah mantan atasan Yuko saat di Tim Leo

"kau sudah datang rupanya, bisa kau lepaskan aku? "

Misaki lalu melepaskan pelukanya walaupun lebih tua 2 tahun dari Yuko namun tentang sifat jauh lebih dewasa Yuko daripada Misaki saat tidak bertugas, maka sebaliknya saat mereka bertugas

"aku memasak salmon untukmu" ucap Misaki sambil menarik tubuh Yuko kearah dapur

"sabar dulu aki harus membersihkan badan dahulu"

"tidak.... tidak... kau harus makan terlebih dahulu" ucap Misaki

Yuko lalu menuruti Misaki, mereka berdua lalu makan bersama di dapur,

"kudengar Akane kambuh lagi" tanya Misaki

"ya kau benar, dia tiba tiba saja pingsan untung aku berada didekatnya waktu itu" Yuko lalu menyuap daging salmon yang Misaki masak, "ehmm ini enak sekali, kau belajar darimana? "

"Oh Toaru mengirimkan ku resepnya seminggu yang lalu"

"hmm... Toaru... dia memang pandai memasak"ucap Yuko

" kapan kau akan berangkat? "tanya Misaki

" lusa, oh iya besok malam aku akan ada rapat lagi jadi paling aku akan tidur diasrama seperti semalam"ucap Yuko

"kapan kita akan menjenguk Akane? "

"besok siang saja"

Misaki lalu melihat Katana milik Yuko yang kotor

"kau lupa membersihkanya lagi ya"

"ya aku lupa hehe"

Misaki lalu menggelengkan kepalanya sambil mengambil katana milik Yuko ia lalu mengeluarkanya dari dalam sarung pedangnya, dan terlihatlah Katana unik milik Yuko, sebuah Katana yabg memiliki sebuah pemanas kecil di punggung Katananya,

"sepertinya burning heatnya sudah mulai rusak" ucap Misaki ia lalu menggenggam katana itu dengan benar dan otomatis menyalakan burning heat itu,"dan secara perlahan munculah aura hangat dari katana itu,

"minggir sayang!" ucap Misaki sambil melayangkan katananya

Yuko secara mendadak menghindari tebasan itu dan membuat Misaki berhasil membelah meja didepanya,

"wow.... kau tidak lihat aku sedang makan? " ucap Yuko,

"upsy maafkan aku" Misaki lalu menaruh katananya dan mengambil sapu dan pel,

"nampaknya aku harus membeli furnitur lagi,tapi tabunganku. ....." batin Yuko"sini Katana ku bisa bisa rumah ini hancur karenamu",

"hehe maaf" jawab Misaki yang merasa bersalah

"kau akan kembali kan"

"eh? " Yuko yang nampak sedang membersihkan serlihan meja seketika bingung,

"kau serius akan kembali kan setelah misi"

Yuko lalu tersadar bahwa Misaki khawatir terhadapnya,

"kau serius kan? "

Yuko lalu beranjak dari tempatnya dan memeluk Misaki membuat Misaki seketika menangis, suasana yang awalnya biasa biasa saja malah berubah menjadi sedih, Yuko terus membelai kepala gadis itu dengan lembut, mencoba menenangkanya,

"jangan berpikiran aneh aneh" bisik Yuko"aku akan kembali,"

"aku takut" ucap Misaki sambil menangis dipelukan Yuko,

Rumah sakit

Kaji dan Minori yang sudah selesai menjenguk berjalan di sepanjang lorong, nampak wajah kesal di wajah mereka berdua,

"Kaji bodoh! " ucap Minori

"kau lebih" jawab Kaji dengan santai,

Minori lalu mencubit perut Kaji dan berlari keluar rumah sakit,disusul oleh Kaji yang kesal

"cih....! dasar bocah ini! " ucap Kaji sambil mengejarnya namun sesampainya dia diluar dia tidak bisa menemuka Minori,

"eh!? dia pergi kemana? " batin Kaji,

Kaji lalu berjalan memutari rumah sakit dan terkaget ketika melihat Minori sedang terbaring dijalan ia nampaknya kesakitan karena ada sebuah luka di kakijya

"butuh bantuan? " tanya Kaji dengan nada mengejek

"tidak tidak perlu aku bisa sendiri," ucap Minori sambil menahan sakit,

Kaji lalu menghela nafas, ia lalu berjalan mendekati Minori

"tunggu... apa yang ingin kau lakukan? " tanya Minori bingung

Kaji lalu menurunkan badanya"ayo aku antar"ucap Kaji menawarkan Minori untuk digendong

Minori yang tidak punya banyak pilihan pun akhirnya luluh dan naik ke punggungnya Kaji,

seketika pipinya memerah ketika Kaji mengangkatnya, mereka lalu berjalan kearah markas

"hati hati... " ucap Minori

"tenang saja tubuhmu enteng kok jadi tidak mungkin terjatuh" ucap Kaji

"memang kalau tubuh ku besar apa yang akan kau lakukan? "

"apa ya..... mungkin aku akan menyeretmu"

Minori lalu mencubit pipi Kaji namun tidak terlalu keras"itu sangat kasar tahu! "

"hehe maaf maaf" Kaji lalu berjalan menaiki tangga jembata penyebrangan

"berat? "

"tidak... beratmu tidak ada apa apanya bagiku" ucap Kaji, tiba tiba terdengar suara perut keroncongan dari Minori, Minori yang menyadarinya hanya terdiam malu

"kau lapar?... " tanya Kaji,

"iya aku sedikit lapar" ucap Minori

Kaji lalu turun melalui tangga dan berjalan kearah kedai ramen yang berada didekat markas, mereka lalu makan bersama, mereka berdua yang awalnya bertengkar malah berubah menjadi akur bahkan mereka berbincang hangat saat makan sampai tak sadar hari sudah tengah malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!