" Maaf tuan dan nyonya dua-duanya perempuan." Ucap dokter tersebut.
" Akhhh... si*l kenapa tidak laki-laki dok?" Tanya Rina dengan nada kesal sedangkan Reno hanya diam tanpa bicara sedikitpun hanya menampilkan wajah kecewa.
" Maaf nyonya bukankah laki-laki dan perempuan sama saja?" Tanya dokter itu berusaha bersabar karena dirinya sangat kesal dengan ucapan Rina.
" Bedalah dok, namanya perempuan dan laki-laki itu beda, dokter gimana sih!!" Ucap Rina dengan nada agak ketus sambil duduk dan turun dari ranjang.
Dokter itupun hanya mengembuskan napasnya dengan perlahan melihat sifat angkuh dan arogan Rina.
" Kita pulang saja dad." Ucap Rina sambil berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan dokter kandungan.
Suaminya hanya menganggukkan kepalanya dan ikut berdiri mengikuti langkah istrinya.
" Tunggu, ini resep untuk obat penguat kandungan dan vitamin untuk ibu hamil." Ucap dokter tersebut.
" Tidak perlu dok, suamiku sudah membelikan vitamin yang sangat mahal untuk kandunganku." Ucap Rina dengan nada sombong.
Rina membuka pintu agak lebar agar suaminya keluar dulu barulah dirinya keluar dari ruangan kandungan.
brak
Rina dan Reno keluar dari ruangan kandungan kemudian Rina membanting pintu dengan kencang membuat dokter dan perawat terkejut.
" Sombong sekali mereka berdua terlebih istrinya." Ucap dokter tersebut sambil mengelus dadanya saking terkejutnya.
" Astaga...Kaget aku.." Ucap perawat bersamaan sambil mengelus dadanya saking terkejutnya.
xxxxxxx
Sepanjang perjalanan sepasang suami istri hanya terdiam tidak ada satupun yang berbicara hingga mereka sudah sampai di mansion. Sepasang suami istri langsung melangkahkan kakinya ke arah kamarnya untuk beristirahat.
" Akhhh... aku kesal... kenapa anak yang aku kandung perempuan? kenapa tidak laki-laki!!" Teriak Rina frustasi.
" Sudah... sudah... setelah anak ini lahir kita kan bisa buat lagi." Ucap Reno berusaha menghibur istrinya
" Benar kata daddy setelah anak ini lahir, kita buat anak lagi." Ucap Rina penuh semangat.
" Mommy ingin mempunyai anak laki-laki karena mommy tidak ingin perusahaan milik daddy jatuh ke tangan Aska karena Aska bukan anak kandung kita." Sambung Rina.
" Ya sudah kita istirahat." Ucap Reno yang malas berdebat.
Sepasang suami istri berbaring di ranjang dan tidak berapa lama mereka pun tertidur dengan pulas. Tanpa sepengetahuan mereka berdua seorang anak kecil mendengarkan percakapan mereka berdua karena pintu mereka tidak tertutup rapat siapa lagi kalau bukan Aska kecil.
" Keinginan kalian untuk mempunyai anak laki-laki tidak akan terwujud karena Aska kecil sangat membencimu mommy." Ucap Aska kecil sambil menatap tajam ke arah Rina yang sudah tertidur pulas.
Aska kecil perlahan menutup pintu kamar orang tua angkatnya dengan perlahan kemudian membalikkan badannya dan berjalan ke arah kamarnya untuk berbaring.
xxxxxxx
Empat Bulan Kemudian
Tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya, perut Rina yang sudah hamil besar tinggal menunggu hari kelahiran dua putrinya. Seiring pertumbuhan Aska kecil, Aska kecil berani melawan Rina walau dirinya terkena pukulan tapi tidak membuat Aska kecil menyerah ataupun tunduk membuat hubungan Rina dengan Aska kecil bagaikan Tom dan Jerry. Seperti ini salah satu contoh hubungan mereka.
" Aska!!!" Teriak Rina
" Ya Tante." Jawab Aska kecil sambil menatapnya dengan tatapan tajam.
" Kamu berani ya menatap tajam!!" Teriak Rina
" Kenapa tidak berani?" Tanya Aska kecil sambil berkacak pinggang.
" Kau!!" Teriak Rina
plak
bruk
" Ini hukumanmu karena berani menatapku." Ucap Rina sambil menampar Aska hingga Aska terjatuh ke lantai.
" Tunggu saja pembalasanku." Ucap Aska kecil sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar kemudian berlari ke arah kamarnya dan menguncinya.
" Aku tunggu pembalasanmu!!!" Teriak Rina
" Dasar Tante gila!!!" Teriak Aska kecil dari dalam kamarnya.
" Dasar anak kurang ajar." Ucap Rina sambil berjalan ke arah kamar Aska.
brak
brak
" Aska bukan pintunya!!" Teriak Rina
" Tidak mau!!" Teriak Aska kecil
" Awas kamu ya kalau keluar dari kamar." Ancam Rina
Rina yang kesal membalikkan badannya dan berjalan ke arah kamarnya.
Malam berganti pagi, pagi-pagi sekali Aska kecil sudah bangun dan mandi sendiri kemudian berjalan ke arah ruang makan. Aska kecil memakan dengan cepat hanya lima menit dirinya sudah selesai makan dan minum. Aska kecil buru-buru ke kamarnya kemudian menguncinya karena dirinya enggan bertemu dengan Rina.
Siang hari Aska kecil sangat lapar dan terpaksa Aska kecil membuka pintu kamarnya. Matanya membulat sempurna karena melihat Rina sedang menatapnya dengan tatapan ingin membunuh Aska kecil.
Aska kecil segera menutup pintu dengan cepat tapi tenaganya kalah jauh hingga Rina bisa mendorong pintu kamar Aska kecil dan Aska kecil pun jatuh ke lantai karena Rina mendorong pintu dengan sekuat tenaganya.
plak
" Kamu pikir bisa mengalahkan ku hah!!" Bentak Rina sambil menampar Aska kecil yang sudah terjatuh di lantai.
Aska kecil langsung berdiri dan menatap tajam ke arah Rina, tamparan yang diterimanya membuat dirinya kebal dipukul karena setiap hari Rina sering memukul Aska kecil. Rina yang sedang berlutut karena habis menampar Aska kecil melihat Aska kecil matanya melotot ke arahnya langsung berusaha bangun tapi karena perutnya yang gendut membuatnya susah untuk bangun.
" Ssstt.. sakit.." Rintih Rina.
" Hahahaha... Tidak bisa bangun?" Tanya Aska kecil sambil tertawa lepas melihat Rina merintih menahan kram pada perutnya.
" Kau!!! dasar anak kecil tidak tahu diri." Ucap Rina.
duak
" Sakittt... Dasar anak si*l." Umpat Rina ketika Aska menendang perutnya
" Baru tahu." Ucap Aska kecil sambil tersenyum menyeringai.
Tidak berapa lama keluar darah segar dari sela-sela pahanya dan tidak berapa lama dirinya tidak sadarkan diri. Aska yang mendengar suara langkah kaki langsung berteriak.
" Mommy.... mommy..." Teriak Aska kecil sambil memeluk Rina sambil mengeluarkan air mata buayanya.
" Aska, kenapa mommy?" Tanya Reno
" Daddy... hiks... hiks... tadi perut mommy sakit terus Aska berusaha menolong mommy tapi mommy malah mendorong Aska dan menampar Aska." Ucap Aska kecil berbohong sambil menatap ke arah Reno.
" Ya sudah jangan nangis biar daddy angkat mommy dan membawanya ke rumah sakit." Ucap Reno sambil menggendong istrinya.
Reno berjalan menuruni anak tangga dengan diikuti oleh Aska kecil dengan menampilkan wajah kesedihan tapi di dalam hatinya sangat bahagia dan berharap Rina mati ketika mereka sudah sampai di rumah sakit.
Reno duduk di kursi belakang pengemudi dan pahanya digunakan sebagai kepala Rina sedangkan Aska kecil duduk di kursi samping pengemudi. Sopir tersebut mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah sakit.
Kini mereka sudah sampai di rumah sakit, Reno duduk di ruang operasi sedangkan Aska kecil duduk di pangkuan Reno sambil memeluknya dan tidak berhenti menangis.
" Hiks... hiks... daddy apakah mommy baik-baik saja?" Tanya Aska kecilsambil terisak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sandra Clarisa
lanjut
2022-03-22
0