Diusir

Empat tahun berlalu, Ira dan Rere pun lulus dari kuliah di satu universitas yang sama.Kini keduanya mulai bekerja di sebuah perusahaan swasta terbesar di Jakarta.

Mereka disibukkan dengan pekerjaan masing - masing.

Saat break kerja,Rere menghampiri ruangan Ira.

"Laper Ra makan diluar yuk," ajak Rere.

"Bentar Re gue rapiin dulu meja ini," sambil bergegas merapikan mejanya.

"Selesai,yuk mau makan dimana?"

"Cafe deket kantor aja yuuk males mau jauh-jauh." Mereka pun berlalu ke cafe yang dituju.Sesampainya di cafe mereka segera memesan makanan.

"Ra lo sekarang tinggal dimana,gue denger lo diusir sama nyokap tiri lo ya?" tanya Rere hati-hati takut melukai hati Ira.

"Lo tahu darimana Re?" Ira terkejut mendengar pertanyaan Rere.Ira tidak pernah menceritakan pengusirannya kepada siapapun.Termasuk Rere.

"Oh itu kemarin sore gue ke rumah lo,niatnya pengen ngajak lo nge mall.Sampai dirumah lo adik tiri lo bilang,lo udah mereka usir,gue kaget lah.Lo gak bilang-bilang juga ke gue."

"Jangan dipendam sendiri deh Ra,cerita ke gue gak papa. Kita dah lama sahabatan," tambah Rere.

" Gue gak mau ngerepotin lo," muka Ira melas meratapi hidupnya.

"Tapi gue gak apa-apa kok Re,sekarang gue tinggal di kost,"imbuh Ira.

"Kalo ada apa-apa gue siap membantumu,jangan dipendam sendiri ya."

Makanan mereka pun datang dan segera menyantapnya.

****

Saat dikantor.

"Gue denger Presdir bakal diganti Ra?" tanya Rere

"Masak sih Re ganti siapa sih?" Ira balik bertanya.

"Gue gak tahu sih siapa,cuma denger-denger dari senior sih,"sambil melangkah keruang kerjanya.

"Gue duluan Ra," pamit Rere.

"Iya Re," berjalan kearah ruang kerjanya yang berseberangan dengan Rere.

Tiba-tiba.

Bruuuuk

Seseorang menabrak tubuh Ira hingga terjatuh ke lantai.

"Maaf nona," sambil mengulurkan tangannya.

"Terima kasih," menerima uluran tangan pria itu dan beranjak berdiri.Tubuh mereka berhadapan.Sekilas pria itu menatap kagum wanita di hadapannya.

"Cantik,siapa gadis ini?" gumam pria itu.

"Gak apa-apa kan?" tanya pria itu.

"Oh gak apa-apa permisi ya saya mau ke ruang kerja dulu," pamit Ira sambil berjalan menuju ruangannya.

'Menarik,' gumam pria itu.

****

Saat sampai di kost Ira bergegas ke kamar membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di ranjang.

Lelahnya,gumam Ira sambil menatap langit-langit kamar.Kamar kost yang kecil namun nyaman untuk Ira.Dia harus berjuang sendiri untuk hidup.Setelah diusir dari rumah ibu tirinya.

Entah perasaan Ira bagaimana antara sedih harus berjuang sendiri dan senang karena bebas dari penyiksaan ibu dan adiknya.

flasback on

"Ibu aku gak mau menikah dengan om Hery," Ira memohon agar membatalkan niat ibunya untuk menikahkannya dengan om-om hidung belang itu.Ira punya mimpi,dia gak mau harus menikah muda apalagi dengan pria yang tak dicintainya.

"Kamu pikir kamu siapa hah beraninya berkata seperti itu?" gertak Helda.

Ira tak sanggup lagi menghadapi mereka. Semua isi hati Ira pun terlontar begitu saja. Air matanya tak berhenti mengalir. Dia tak peduli lagi dengan banyaknya hukuman yang akan dia terima setelah dia berbicara semuanya.

"Pergi!"

"Pergi kamu!" teriak Helda penuh amarah.

"Maaf bu maafkan aku," pinta Ira memohon dengan memegang kaki ibunya itu.

Helda tak peduli mendorong Ira keluar dari rumahnya dan melemparkan tas berisi pakaian Ira.Ira pun pergi ditengah derasnya hujan malam itu.Kakinya gontai tak tahu arah tujuan kemana.Dia menangis meratapi nasibnya.

"Tuhan andai saja aku bisa memilih,aku ingin seorang ibu yang menyayangiku memelukku dan menjagaku.Aku ingin itu semuaaaaa!"

teriak Ira ditengah hujan lebat.Air matanya bercampur hujan yang tak berhenti membasahi pipinya.

"Dingin." Tubuhnya gemetar menahan dingin.

Pandangannya menjadi gelap seketika.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***