09

Hazel membereskan beberapa meja sisa pelanggan. Ia membersihkan meja itu dengan sesekali mengelap sudut dagunya yang berair.

Jika mengingat apa yang dikatakan mereka tadi, Hazel masih tidak sanggup menahannya.

Selama dua tahun ini ia hanya berusaha sebaik mungkin, tidak pernah mencari perhatian lelaki lain ataupun suami orang.

Tetapi mengapa? Jika seorang itu mendapatkan gelar janda, bahkan ia bersikap baikpun akan tetap dilabeli buruk oleh para tetangga.

Terlebih jika janda itu masih terbilang muda dengan anugerah wajah yang mempesona. Maka sebaik apapun jalan yang ia ambil, dia akan tetap dikatakan buruk.

"Hazel." Tepuk Rania di pundak wanita itu.

Hazel memalingkan wajahnya, melihat gadis manis di belakangnya itu.

"Ayo makan dulu, ini biar aku yang bereskan," ajak Rania lembut.

"Kamu makan duluan saja, Ran. Aku masih ada pekerjaan," tolak Hazel lembut.

"Ish ... Hazel, lihat badanmu sudah tinggal tulang berlapiskan kulit begini, wajahmu sudah semakin tirus. Kamu semakin terlihat tua, masih saja malas makan."

Hazel tersenyum dan kembali membersihkan meja yang baru saja ditinggali oleh pelanggannya.

"Hazel, ayo." Tarik Rania di lengan tangan Hazel.

Hazel hanya tersenyum, mengikuti langkah Rania menuju dapur cafe.

Rania memberikan sekotak makanan, Hazel melirik ke arah Rania. Melihat makanan mewah yang diberikan oleh Rania.

"Ran, ini?" tanya Hazel bingung.

"Tadi aku gak sengaja jumpa teman lama, terus dia traktir aku makan di cafe mewah. Karena aku ingat kamu jarang sekali makan, sampai wajahmu tirus dan menua seperti ini, aku minta dia belikan satu untukmu," ucap Rania lembut.

"Emm ... Rania." Hazel memeluk badan gadis itu.

"Ayo cepat makan, aku tahu kamu kekurangan gizi, jadi makan daging sekali-kali."

Hazel tersenyum dan membuka penutupnya. Entah kenapa saat ia melihat steak sapi, ia jadi teringat oleh lelaki angkuh pimpinannya itu.

Hazel mulai memotong daging itu dan menyuapinya, Rania datang dengan segelas teh hangat di tangannya.

"Tumben hari ini kamu baik banget sama aku, Ran?" tanya Hazel saat Rania meletakan segelas teh di depannya.

"Aku memang selalu baik padamu, kadang kamu saja yang tidak menyadarinya," goda Rania.

Hazel kembali tersenyum, menampilkan dua lesung di dalam pipinya yang sudah jarang kali terlihat semenjak Iqbal meninggal.

"Wajahmu selalu pucat, kamu jarang sekali beli makanan. Jarang juga bawa bekal, aku takut kamu kekurangan kadar gula, Sayang," oceh Rania kembali.

"Kamu ingat aku karena ini gratis, coba saja kalau kamu yang beli, mana mungkin kamu mau ingat aku."

"Bukan seperti itu, Hazel. Jika aku berlebihan uang, aku pasti akan sering-sering mentraktirmu. Kamu tahu sendiri, aku masih butuh banyak uang untuk biaya kuliah."

"Iya, iya. Aku tahu, Rania."

"Ayo cepat habiskan nasimu, lihat wajahmu semakin tua karena kamu jarang sekali makan."

"Gak ada hubungannya, Rania. Aku juga memang sudah tua, kan aku sudah menjadi orang tua."

"Kamu juga tidak setua itu, Hazel. Umurmu juga masih 24 tahun. Hanya dua tahun di atas aku, tapi kalau bicara sifat, memang kamu lebih dewasa di bandingkan aku."

Hazel hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Menikmati setiap suapan makannya.

Memang Hazel belum terlalu dewasa, namun karena kerasnya hidup. Ia belajar dewasa dengan tekanan beban yang begitu berat mengimpit dirinya.

Menikah di usia muda dan menjadi single parent di usia yang baru menginjak umur dewasa, sebuah cobaan hidup yang luar biasa menguras air mata.

Hidup memang tidak pernah mudah, tetapi terkadang beratnya cobaan ingin membuat diri ingin mati saja.

Bukan menyerah, tetapi sering kali kita berpikir bahwa hidup tidak adil pada kita.

Dunia memang tidak memiliki keadilan, tetapi dunia masih memiliki hukum perbuatan.

Karena keadilan tidak terlihat pada mata manusia, namun keadilan masih terlihat di mata Tuhan.

Semakin berat cobaan, maka semakin indah pula keadilan yang tersimpan. Tidak di dunia, namun di sisi Allah. Kita tidak tahu kapan keadilan Tuhan akan terlihat, tetapi Tuhan lebih tahu di tempat mana, keadilan itu menjadi indah, buah dari kesabaran yang luar biasa.

***

"Masuk!" perintah Ardan saat melihat seorang gadis berdiri di samping mobilnya.

Gadis itu membuka pintu mobil hitam milik Ardan, memperhatikan wajah lelaki yang sedang duduk di balik setir itu.

"Apa dia mau memakannya?" tanya Ardan langsung.

Rania hanya menganggukan kepalanya, sebuah senyum simpul tergambar di wajah Ardan.

"Sebenarnya anda siapa? Apa makanan itu anda racuni?" tanya Rania takut.

"Apa tampang saya ada seperti seorang kriminal?" tanya Ardan datar.

Rania menatap wajah lelaki itu sekali lagi, memang wajahnya terlihat garang. Mata yang setejam tatapan elang, hidung bangir dengan alis tebal hitam yang saling bertautan satu sama lain, dan juga rambut yang hitam legam.

"Sedikit," jawab Rania lirih.

Ardan menghela napasnya, ia menggeser posisi duduknya dan mengeluarkan selembar kartu, memberikan ke Rania.

Sedikit ragu, Rania mengambil lembar kartu yang disodorkan Ardan. Melihat tulisan yang tertera di sana.

"Ardan Erlangga, General Manager," lirih Rania lembut.

"Anda atasan Hazel?" tanya Rania saat mengenali nama perusahaan yang tertera di atas kartu nama itu.

Ardan hanya menganggukan kepalanya, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap gadis itu lekat.

"Katakan pada saya, kenapa Hazel harus bekerja di dua tempat?" tanya Ardan tanpa basa-basi.

"Itu, karena Hazel membutuhkan banyak uang untuk biaya pengobatan anaknya," jawab Rania.

"Memang suami Hazel kemana? Kenapa dia membiarkan istrinya bekerja di dua tempat sekaligus?" tanya Ardan kembali.

"Sebelum saya jawab pertanyaan anda, bisakah saya bertanya lebih dulu?" tanya Rania takut.

"Katakan."

"Kenapa anda ingin mengetahui tentang Hazel? Apakah anda akan menyakiti Hazel kalau saya menjawabnya?"

"Tidak, dia salah satu karyawan di perusahaan saya. Jadi saya ingin tahu alasan dia bekerja di dua tempat. Karena perusahaan kami tidak mengizinkan karyawannya bekerja di dua tempat."

"Oh, begitu."

"Jadi, bisakah kamu menjawab pertanyaan saya?" tanya Ardan kembali.

"Apa yang ingin anda ketahui?" tanya Rania kembali.

"Kemana suami Hazel? Kenapa dia berjuang sendiri? Jika memang keadaan ekonomi Hazel buruk, saya akan pertimbangkan untuk memberinya izin bekerja di dua tempat," bujuk Ardan lembut.

"Itu, sebenarnya saya juga gak tahu pasti. Karena saya dan Hazel hanya berbicara saat jam istirahat."

"Yang kamu tahu?"

"Yang saya tahu, suami Hazel meninggal karena perang perbatasan dua tahun lalu. Suami dia salah satu prajurit negara," jelas Rania lembut.

Sesaat Ardan terdiam, ia melihat ke arah pintu belakang cafe tersebut. Jadi kenyataannya seperti itu. Hazel berjuang sendiri karena suaminya sudah tiada lagi.

Sekilas terbayang ucapan yang pernah ia lontarkan saat itu pada Hazel. Betapa jahat ucapannya, pantas saja wanita itu begitu benci terhadap dirinya.

'Mati sajalah kau Ardan, kenapa mulutmu bisa tajam sekali?' maki Ardan dalam hati.

"Hazel tidak banyak bercerita tentang keluh kesahnya, dia memang masih sangat muda. Tetapi dia sangat tangguh menghadapi dunia, sedikitpun Hazel tidak pernah mengeluh. Jadi, selain itu saya tidak mengetahui apapun lagi," sambung Rania lembut.

Sementara mata Ardan masih terfokus pada pintu belakang cafe. Berharap agar ia bisa memandang wanita itu dari sini.

"Baiklah, terima kasih," ucap Ardan tanpa melihat ke arah Rania.

"Kalau boleh saya tahu, apakah anda bertanya hanya karena dia bawahan anda?"

Seketika Ardan memalingkan pandangannya, melihat ke arah Rania di sebelahnya.

"Maksudnya?" tanya Ardan bingung.

Rania tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Bukan hanya anda seorang saja yang menanyakan Hazel pada saya. Ada beberapa pelanggan yang ingin mendekati Hazel, tetapi Hazel selalu menolak dengan lembut."

"Apakah kamu berpikir bahwa saya menaruh hati padanya?" tanya Ardan garang.

"Saya hanya bertanya, kalau anda merasa tidak menyukainya, saya minta maaf, permisi." Rania langsung membuka pintu mobil Ardan dan berjalan menajauhi mobil hitam itu.

Ardan mengacak rambutnya dan memukul setirnya dengan kuat.

"Apa-apaan gadis itu? Jika bukan hanya karena ingin menakhlukannya, aku bahkan tidak sudi parkir di sini setiap malam," ucap Ardan kesal sendiri.

Ardan kembali melihat ke arah pintu belakang cafe itu. Bibir tipisnya melengkung dengan sinis.

"Hazel, jadi kamu sudah tidak dimiliki siapapun, ya? Kita lihat saja, seberapa lama kamu bertahan dengan godaanku nanti."

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

setelah tau cerita kehidupan Hazel, apa yg akan dilakukan Ardan selanjutnya

2021-08-12

0

🍇annoura naura ☀︎(hiatus)

🍇annoura naura ☀︎(hiatus)

uhuk... ada yg mau tebar pesona nih ceritanya

2021-03-20

1

New R

New R

next

2020-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 Visual Karakter
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 131
133 132
134 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 198
200 199
201 200
202 201
203 202
204 203
205 204
206 205
207 206
208 207
209 208
210 209
211 210
212 211
213 212
214 213
215 214
216 215
217 216
218 217
219 218
220 219
221 220
222 221
223 222
224 223
225 224
226 225
227 226
228 227
229 228
230 229
231 230
232 231
233 232
234 233
235 234
236 235
237 236
238 237
239 238
240 239
241 240
242 241
243 242
244 243
245 244
246 245
247 246
248 247
249 248
250 249
251 250
252 251
253 252
254 253
255 254
256 255
257 256
258 257
259 258
260 259
261 260
262 261
263 262
264 263
265 264
266 265
267 266
268 267
269 268
270 269
271 270
272 271
273 272
274 273
275 274
Episodes

Updated 275 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
Visual Karakter
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
131
133
132
134
133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
198
200
199
201
200
202
201
203
202
204
203
205
204
206
205
207
206
208
207
209
208
210
209
211
210
212
211
213
212
214
213
215
214
216
215
217
216
218
217
219
218
220
219
221
220
222
221
223
222
224
223
225
224
226
225
227
226
228
227
229
228
230
229
231
230
232
231
233
232
234
233
235
234
236
235
237
236
238
237
239
238
240
239
241
240
242
241
243
242
244
243
245
244
246
245
247
246
248
247
249
248
250
249
251
250
252
251
253
252
254
253
255
254
256
255
257
256
258
257
259
258
260
259
261
260
262
261
263
262
264
263
265
264
266
265
267
266
268
267
269
268
270
269
271
270
272
271
273
272
274
273
275
274

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!