07

Ardan melipat satu kakinya dan menumpuhkan di dinding yang saat ini sedang ia sandarkan.

Memasukan satu tangannya ke kantung jaket, sementara satu tangan yang lain memainkan batang rokok di jarinya.

Sudah dua jam berlalu, sudah entah beberapa batang rokok yang ia hisap. Namun wanita yang ia tunggu belum juga muncul di hadapannya.

Ardan berjongkok, kakinya mulai pegal karena berdiri selama dua jam lebih di belakang cafe. Menunggu seseorang ternyata bisa semenyebalkan ini.

Tak lama, terdengar suara daun pintu terbuka.

Hazel keluar dengan menyeret plastik besar yang berisi sampah. Sebuah senyum tersungging di bibir Ardan saat melihat wanita yang ia tunggu muncul di hadapan.

Hazel memundurkan langkahnya saat melihat Ardan berdiri di samping pintu belakang cafe. Terkejut dengan kehadiran lelaki yang selama ini selalu ia hindari.

Wajah Hazel memucat seketika, tak percaya ia bisa melihat Ardan di tempat ini. Bagaimana mungkin? Pimpinan tinggi perusahaan berada di tempat kotor seperti ini.

"Apa yang Bapak lakukan di sini?" tanya Hazel spontan.

"Sedang menangkap basah seorang pelaku kejahatan." Ardan menyungging senyum sinis di bibirnya.

Perlahan ia melangkahkan kakinya, berjalan mendekati Hazel yang masih berdiri terpaku.

Dengan sedikit takut, wanita itu memundurkan langkahnya menjauh dari lelaki berwajah angkuh itu. Sampai langkahnya terpojok pada sisi tembok, Hazel menempelkan bahunya pada tembok pembatas itu.

Ardan menumpuhkan sebelah tangannya di sebelah wajah Hazel. Satu tangan yang lain ia masukan kedalam kantung celana. Mengurung badan kurus wanitanya itu.

"Pak, apa yang Bapak lakuin?" tanya Hazel sambil menelan salivanya, berat.

"Jadi ini alasan kamu pulang larut setiap malam, dan selalu tidur di jam kantor?" tanya Ardan lembut namun menusuk.

Ardan menatap wajah Hazel dengan lekat dan dalam, memperhatikan wajah wanitanitu dengan seksama.

Sedang Hazel hanya terdiam, bahkan hanya sekadar menarik napas saja ia kesulitan. Napasnya seperti tertahan oleh tubuh bidang milik Ardan.

"Pak saya mohon, lepaskan saya. Saya mau kembali bekerja." Hazel menghempaskan tangan Ardan dan berjalan menjauh.

"Hazel kamu tak ingin menjelaskan apapun ke saya?" tanya Ardan sedikit berteriak.

Seketika langkah Hazel terhenti, ia menolehkan sedikit pandangannya ke arah Ardan. Kembali menghela napas dan melanjutkan langkahnya.

"Hazel kamu lupa, bahwa perusahaan melarang karyawannya untuk menjalani dua pekerjaan. Apa kamu mau kehilangan pekerjaan kamu?"

Kembali langkah kaki Hazel terhenti, ia tidak lupa. Namun bagaimana ia akan menjelaskannya?

Hazel menutup matanya dan mengenggam kedua jemarinya di depan dada.

Kali ini apa yang harus ia katakan? Kalau Ardan sampai memecatnya, brace kaki surya, dan segala keperluan mereka, bagaimana ia akan mencari uang?

Ia juga bingung, tetapi ia juga tidak bisa menjelaskan. Tak bisa dihindari dan juga dipungkiri. Apa yang akan terjadi, maka terjadilah.

"Saya tunggu di depan cafe saat jam pulang," ucap Ardan sambil melangkahkan kakinya.

"Jangan sampai kamu tidak datang, atau gak, kamu akan tahu akibatnya," bisik Ardan di telinga kanan Hazel.

Hazel memalingkan pandangannya, Ardan tersenyum sinis dan memainkan sebelah matanya. Pergi meninggalkan wanita itu sendiri.

Hazel hanya bisa memandangi pungung badan lelaki itu berlalu pergi. Suasana malam ini semakin menyeramkan saat ia melihat lelaki itu di sini.

Hazel menghela napasnya, ia tak punya kekuatan untuk melawan Ardan. Kali ini ia hanya bisa pasrah pada kenyataan yang mungkin akan semakin mengganas setelah rahasianya terungkap.

Hazel menggenggam tali tas yang ia selempangkan di dada. Memandangi mobil hitam legam yang telah menantikan kehadirannya.

Hazel mengambil napas dengan sedikit memburu, menahan debaran jantungnya yang kian cepat saat kakinya berjalan semakin dekat.

"Masuk!" perintah Ardan langsung, saat melihat waniya itu berdiri di balik pintu mobilnya.

Tanpa banyak bertanya, Hazel langsung masuk kedalam mobil Ardan. Sejenak suasana di dalam menjadi hening. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka.

Lima menit, sepuluh menit. Mereka hanya saling berdiam tanpa membuka suara.

Ardan menarik napasnya, menolehkan pandangan pada wanita yang sedang duduk di sebelahnya.

"Sebelum saya bertanya, adakah kata pembelaan darimu?" tanya Ardan membuka suara.

Hazel hanya menggelengkan kepalanya, menundukan pandangan jauh kedalam.

"Huft." Ardan mengacak rambutnya dan menghela napas panjang.

"Baiklah, langsung saja," sambung Ardan sambil mengubah posisi duduknya menghadap kearah Hazel.

"Kamu sadarkan, perusahaan tak memberikan izin untuk karyawan melakukan dua pekerjaan sekaligus?" tanya Ardan spontan

Hazel hanya mengangguk pasrah menjawab pertanyaan lelaki yang ada di sebelahnya.

"Apa gaji yang diberikan perusahaan kami tidak cukup? Kalian digaji sesuai standar, bahkan masih ada bonus dan tambahan lainnya, apakah masih kurang?" tanya Ardan, kesal.

Hazel hanya menundukan pandangannya, ia tahu kali ini ia bersalah, karena itu ia hanya diam dan tak menjawab apapun.

"Apa alasan kamu melakukan dua pekerjaan Hazel?"

"Kebutuhan, Pak."

"Kebutuhan Apa?" tanya Ardan kembali.

"Kebutuhan hidup, kami butuh banyak uang untuk bisa bertahan hidup," jawab Hazel masih menunduk pasrah.

"Kami?" tanya Ardan dengan senyum menyungging.

"Suamimu itu lelaki seperti apa sih Hazel? Sampai ia membiarkanmu bekerja keras seperti ini?"

Hazel memejamkan kedua kelopak matanya saat mendengar Ardan kembali membahas tentang suaminya.

"Untuk apa dia menikahimu jika harus kamu yang menanggung segala kebutuhannya?" kembali Ardan berucap.

Ada rasa sakit yang saat ini menusuk relung hatinya. Kenapa? Kenapa yang dibahas Ardan selalu menyakiti hatinya.

"Hazel, tidakkah kamu merasa kamu hanya menjadi tulang pungunggnya? Apakah kamu tidak bisa memintanya membantumu menanggung semua?" tanya Ardan kembali.

Hazel membuang pandangannya, ia menatap wajah Ardan dengan sudut mata.

"Untuk apa Bapak mencampuri urusan pribadi saya?" tanya Hazel sengit.

Ardan terdiam, sesaat pandangan Hazel yang begitu sengit membuat ia takut. Matanya terlihat memendam bara kenencian yang dalam terhadap dirinya.

"Gak perlu repot-repot, Pak. Besok pagi surat pengunduran diri saya sudah ada di atas meja Bapak."

Hazel membuka pintu mobil Ardan, menutupnya dengan membanting keras. Berjalan menjauh dari mobil Ardan secepat yang ia bisa. Sungguh, semobil dengan Ardan benar-benar membuat ia muak.

Sementara Ardan hanya kembali terdiam, melihat punggung Hazel yang berlalu meninggalkannya semakin menjauh. Kenapa Hazel selalu membara jika membahas soal suaminya?

Apa yang sebenarnya terjadi? Melihat reaksi Hazel yang begitu, kembali rasa bersalah menghantui pikiran Ardan.

Kenapa ia bisa terlalu peduli pada wanita itu? Ia pun tak tahu. Ia seperti kehilangan kendali jika segala sesuatunya menyangkut tentang Hazel.

"Mungkin kau sudah gila, Ardan. Terlalu peduli pada istri orang," ucap Ardan dengan menumpuhkan kepalanya di atas setir mobil.

"Kenapa aku bisa seperti ini? Candu oleh milik orang lain? Mati saja kau, matilah kau Ardan," ucap Ardan sembari menghantamkan kepalamya ke atas setir.

Bingung oleh perasaannya sendiri, setelah mengenal banyak wanita. Mengapa yang seperti Hazel yang membuat ia jatuh cinta.

***

Ardan membuang jaketnya diatas kasur, kembali bayangan tentang Hazel menghampiri pikirannya.

Ardan menjatuhkan badannya dan menutupi dahi dengan lengan tangan, matanya menatap ke langit-langit kamar.

Tatapan mata wanita itu selalu banyak menyimpan rahasia. Banyak hal yang tidak bisa ia artikan dari cara wanita itu memandang.

Kadang tatapan itu begitu dingin, kadang amarah kebencian juga terpancar. Sering kali matanya memancarakan kesedihan namun juga terkadang ada harapan yang muncul dari binar bening milik Hazel.

Hazel, wanita berwajah datar yang selalu terlihat pucat. Namun semua itu menarik Ardan untuk ingin meraih lebih dekat.

Ardan menghela napasnya dan terduduk di bibir ranjang. Memengangi sudut dahi yang yerasa semakin cenutan saat ia memikirkan bayangan wanita itu.

"Hazel, kamu membuat aku frustasi."

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

Thor knp semakin kesini semakin menyatakan
kl Ardan dgn Surya ada hubungannya, apakah Surya anaknya Ardan??????

2021-08-04

0

Yovi Zakaria

Yovi Zakaria

suami kemana ya. kok blom diceritain penasaran

2021-03-20

1

Atun Syalwa

Atun Syalwa

itu suami ny kmna,,,

2021-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 Visual Karakter
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 131
133 132
134 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 198
200 199
201 200
202 201
203 202
204 203
205 204
206 205
207 206
208 207
209 208
210 209
211 210
212 211
213 212
214 213
215 214
216 215
217 216
218 217
219 218
220 219
221 220
222 221
223 222
224 223
225 224
226 225
227 226
228 227
229 228
230 229
231 230
232 231
233 232
234 233
235 234
236 235
237 236
238 237
239 238
240 239
241 240
242 241
243 242
244 243
245 244
246 245
247 246
248 247
249 248
250 249
251 250
252 251
253 252
254 253
255 254
256 255
257 256
258 257
259 258
260 259
261 260
262 261
263 262
264 263
265 264
266 265
267 266
268 267
269 268
270 269
271 270
272 271
273 272
274 273
275 274
Episodes

Updated 275 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
Visual Karakter
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
131
133
132
134
133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
198
200
199
201
200
202
201
203
202
204
203
205
204
206
205
207
206
208
207
209
208
210
209
211
210
212
211
213
212
214
213
215
214
216
215
217
216
218
217
219
218
220
219
221
220
222
221
223
222
224
223
225
224
226
225
227
226
228
227
229
228
230
229
231
230
232
231
233
232
234
233
235
234
236
235
237
236
238
237
239
238
240
239
241
240
242
241
243
242
244
243
245
244
246
245
247
246
248
247
249
248
250
249
251
250
252
251
253
252
254
253
255
254
256
255
257
256
258
257
259
258
260
259
261
260
262
261
263
262
264
263
265
264
266
265
267
266
268
267
269
268
270
269
271
270
272
271
273
272
274
273
275
274

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!