06

Hazel berjalan perlahan mendekati Ardan. Setelah melapisi wajahnya dengan make-up natural, ia keluar dengan seuntai senyum yang terus melebar.

Sedang, Ardan masih terus termenung, memandang Hazel dengan binar mata kagum. Wanita itu sangat sempurna, dia wanita yang sangat cantik di pandang mata.

"Pak," panggil Hazel saat melihat Ardan terdiam dengan mic di tangannya.

"Pak." Hazel menyenggol lengan tangan Ardan lembut.

"Eh ... Em " jawab Ardan memalingkan wajahnya, kini semu merah mulai menghiasi wajah lelaki angkuh itu.

"Bapak baik-baik saja?" tanya Hazel kembali.

"Kepala saya sedikit nyeri, Hazel," jawab Ardan tersipu malu.

"Kalau begitu biar saya saja yang berbicara dan melakukan promosi."

Ardan mengangguk dan memberikan microfon itu ke tangan Hazel. Ia meletakan bokongnya di belakang Hazel. Matanya terus menatap wanita yang saat ini berbicara dengan lembut dan sangat lancar, mempromosikan produk mereka dengan sangat baik.

'Kenapa aku baru menyadari? Ternyata ada bidadari yang sangat cantik di dekatku?' tanya Ardan dalam hati.

Perlahan bibirnya kembali melebar, memandangi Hazel yang sedang berbicara dan tersenyum ramah pada pelanggan yang datang.

'Apakah saat ini aku sudah terpaut pada istri orang? Apakah aku ini sedang mengangumi milik orang lain? Ayolah Ardan, tolong jangan memalukan seperti ini,' maki Ardan dalam hati.

Setelah melakukan promosi selama dua jam, Hazel membereskan katalog dan juga sisa produk yang masih berantakan.

Senyum wanita itu terus merekah dengan sangat lebar, akhirnya promosi yang ia lakukan bisa menghasilkan dengan jumlah yang sangat memuaskan.

Setelah selesai membereskan barang-barangnya, Hazel menarik kursi di sebelah Ardan. Menghapus peluh keringat yang membanjiri dahinya sedari tadi.

"Ini, minum dulu sebelum lanjut." Ardan menyodorkan segelas jus ke hadapan Hazel.

Dengan tersenyum, Hazel mengambil gelas tersebut den langsung meneguknya. Hazel menghela napas lega, sementara, posisinya akan kembali aman karena penjualan hari ini.

"Terima kasih, Pak. Atas bantuan Bapak hari ini," ucap Hazel tulus.

"Saya juga melakukan ini demi perusahaan kita," jawab Ardan angkuh.

"Benar." Hazel mengangguk dan kembali meneguk gelas jusnya. "Tapi apapun itu, saya bersyukur karena bantuan Bapak, promosi saya hari ini berjalan lancar," sambungnya lembut.

"Ya, kalau begitu, bisakah kamu beri tahu saya, kenapa kamu berada di sana dini malam tadi? Apa yang kamu lakukan?" tanya Ardan menyipitkan matanya.

Pertanyaan Ardan membuat Hazel mengalihkan pandangannya seketika. Ia segera menyelesaikan minumnya dan beranjak bangkit.

"Itu pribadi saya, Pak. Saya permisi," ucap Hazel sambil berlari menjauh.

Ardan hanya tersenyum simpul. Membiarkan Hazel berlalu meninggalkannya sendiri di cafe.

"Menarik," ucap Ardan sambil tersenyum penuh makna.

***

"Hoby kalian masih sama ya, menyeret orang ke cafe," ucap Ardan geram, kepada dua sahabat karibnya itu.

"Kalau gak diseret kamu gak bakalan mau diajakin keluar," jawab Arfan enteng.

"Aku ini bukan tahanan, gak perlu kalian seret-seret aku ke sini!" sanggah Ardan kesal.

"Sudah duduk saja, itu sudah aku pesani makanan buat kamu," sahut Ferla menengahi.

"Sebenarnya ada apa sih?" tanya Ardan terus terang.

"Gak ada apa-apa, sih. Cuma mau ajakin kamu keluar saja. Masih bujang, Ardan. Jangan habiskan waktumu di rumah saja."

"Ah, aku lagi sibuk. Penempatan GM di perusahaan baru sedikit menguras pikiran," jawab Ardan sambil melahap makananya.

"Hai," sapa seorang gadis cantik, berdiri di sebelah Ardan.

"Hai, Sharon. Kamu di sini?" tanya Ferla senang.

"Iya, kebetulan ketemu, kalian juga di sini?"

"Eh, kamu sendiri?" tanya Ferla.

"He em." Sharon menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu ayo gabung disini saja," tawar Arfan sambil memandang ke arah Ardan.

"Gak usah lah, nanti aku ganggu kalian lagi," tolak Sharon lembut.

"Eh, gak masalah kok. Ayo duduk," ajak Ferla sambil menarik kursi di sebelah Ardan.

Sementara Ardan masih asyik melahap makanan dalam piringnya. Ardan menatap Sharon dengan sudut mata tajamnya.

Perlahan Ardan menggeleng kan kepala, meraih ponsel dalam saku jaketnya dan mengirim pesan singkat ke dua nomor sekaligus.

Ting ...

Secara bersamaan notifikasi ponsel Arfan dan juga Ferla berbunyi. Saat melihat nama pengirimnya, mereka berdua saling pandang dan tersenyum.

[Aku bukan lagi bocah remaja yang harus kalian buat seperti ini. Cara kalian buat aku bosan!]

Arfan langsung memandang Ardan saat membaca pesan yang dikirimkan kembarannya itu barusan.

Dengan mata tajam, Ardan menatap Ferla dan juga Arfan secara bergantian. Tak lama balasan pesan Arfan masuk kedalam ponsel Ardan.

[Bukan rencana kami, mungkin rencana Tuhan] balas Arfan singkat.

[Jangan kalian pikir aku ini bodoh, kalian bisa lakukan apa saja yang membuat aku muak].

[Santai, my Twins. Ini gak seburuk yang kamu pikirkan].

Arfan mendongakan pandangannya, menatap Ardan sambil memainkan kedua alis matanya.

Sementara rahang Ardan sudah mulai menggeretak geram. Melihat ekspresi Arfan, tak mungkin jika bukan dia yang merencanakan hal receh seperti ini.

"Eh ... Sharon. Bagaimana S-2 kamu di Jerman? Sudah selesai?" tanya Ferla membuka percakapan, sekaligus mengakhiri perang mata antara dua saudara kembar itu

"Oh, iya. Baru saja selesai, karena itu aku pulang dulu sebelum lanjut S-3."

"Ya ampun Sharon, kamu ini gak bosen apa? Belajar terus?"

"Selagi ada kesempatan," jawab Sharon lembut, ia menggulum senyum manis, melirik ke arah Ardan.

"Terus kapan rencana buat married?" tanya Ferla sambil melirik kearah Ardan.

"Ah .... " Sharon kembali tersenyum sendu. "Belum tahu," sambungnya sedikit tersipu malu.

"Tapi calon sudah punya kan?" tanya Arfan sambil melirik Ardan yang kini wajahnya mulai memerah padam, menahan amarah.

"He he." Sharon tersenyum malu, tak lama ia menggeleng pasrah.

"Wah ... masa sih, cewek secantik dan seanggun kamu masih single?" puji Arfan memberikan kode ke Ardan.

Namun Ardan masih cuek dan tidak peduli sama sekali, ia asyik melahap makanan di dalam piringnya.

"Mas Arfan bisa saja, aku juga biasa saja," jawab Sharon, tangannya meraih helaian rambut dan meletakannya di balik telinga.

"Wanita sepertimu mana bisa di bilang biasa saja Sharon. Cantik, berpendidikan dan juga pintar. Kamu sempurna, Sharon. Benarkan Ardan?" tanya Arfan kembali melirik Ardan.

"Hem." Ardan melirik kearah Sharon sekilas. "Iya," jawab Ardan malas, is masih sibuk pada makanan yang ada di hadapannya.

Arfan menggelengkan kepalanya, melihat ekspresi Ardan yang luar biasa dingin. Bersamaan dengan ponsel Arfan yang berdering, Arfan bangkit dan menjauh dari meja.

"Aku ke toilet sebentar ya." Sharon ikut bangkit dan beranjak dari meja.

Ferla menghela napas, menatap Ardan yang saat ini berada tepat di hadapannya.

"Kamu kenapa jadi dingin banget sih, Ardan?" tanya Ferla langsung.

"Kan sudah aku bilang, aku sudah malas bermain-main sama wanita," jawab Ardan, tangannya meraih sebuah tisu dan mengelap sudut bibirnya.

"Karena aku tahu kamu sudah lelah bermain-main, aku kenalin kamu sama Sharon. Aku juga gak bakalan kenalin Sharon kalau kamu masih mau main-main."

"Jadi sekarang jelas kan, kalian yang buat rencana," jawab Ardan datar.

Ferla kembali menghela napasnya, Ardan ini benar-benar.

"Ayolah Ardan, mau sampai kapan? Sharon itu gadis yang baik, cantik, pendidikannya juga bagus. Apalagi yang kurang?"

"Kurangnya?" Ardan menaiki sebelah alis matanya. "Dia gak bisa buat mata aku tertuju hanya padanya, di saat pertama kali berjumpa," sambungnya cuek.

"Ardan." Ferla mengernyitkan dahinya, tak lama ia menggelengkan kepala. "Kamu mau sampai kapan?"

"Ya ... sampai ada wanita yang bisa membuat mataku tertarik, walaupun hanya dengan menatap wajahnya saja."

"Tak akan ada wanita yang seperti itu, jika kamu sedingin ini."

Ardan tersenyum getir dan menggelengkan kepala. Ia kembali menatap Ferla setelah menundukan pandangan beberapa saat.

"Ada atau enggak, itu tergantung--"

Tanpa senagaja mata Ardan menangkap wanita yang mampu menarik perhatiannya semenjak pertama kali bertemu.

Kapanpun itu, saat matanya menatap wajah pucat wanita itu, pasti bola matanya akan terus tertuju pada wanita itu.

"Ardan." Ferla melambaikan tangannya di depan wajah Ardan.

Tetapi Ardan hanya terdiam terpaku, menatap gadis dengan seragam biru, oranye yang berdiri di belakang Ferla.

"Hey Ardan!" teriak Ferla lantang.

Sedikit terkejut, Ardan kembali pada Ferla yang berada di depannya saat ini.

"Kesurupan setan apa? Bengong saja?" tanya Ferla membalikan pandangannya ke belakang.

Mencoba melihat apa yang sempat membuat Ardan terpaku. Namun sayang, wanita itu sudah hilang dari pandangan.

"Ferla, aku cabut duluan ya. See you." Ardan langsung bangkit dan berlari keluar cafe.

"Hey Ardan!" panggil Ferla, namun tak mampu lagi menghentikan langkah Ardan yang berlari keluar.

"Ada apa dengannya?" Ferla menyentuh sudut dahinya yang mulai cenutan karena ulah sahabat karibnya itu.

"Mana Ardan?" tanya Arfan yang baru kembali.

Ferla hanya mengerdikan bahunya, Arfan membuang bokongnya, kasar. Ia menghela nalas dengan sedikit berat.

"Gagal total kan?" tanya Arfan sambil melihat kearah Ferla.

"Sudahlah, aku menyerah."

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

cari tau dong Ardan, knp Hazel bisa begitu
pasti ada sebabnya

2021-08-04

1

New R

New R

terpesona

2020-10-24

1

🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋

🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋

nyeri mikirin bini orang, yg bikin hati klepek" ya ardan😂😂😂

2020-07-02

1

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 Visual Karakter
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 131
133 132
134 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 198
200 199
201 200
202 201
203 202
204 203
205 204
206 205
207 206
208 207
209 208
210 209
211 210
212 211
213 212
214 213
215 214
216 215
217 216
218 217
219 218
220 219
221 220
222 221
223 222
224 223
225 224
226 225
227 226
228 227
229 228
230 229
231 230
232 231
233 232
234 233
235 234
236 235
237 236
238 237
239 238
240 239
241 240
242 241
243 242
244 243
245 244
246 245
247 246
248 247
249 248
250 249
251 250
252 251
253 252
254 253
255 254
256 255
257 256
258 257
259 258
260 259
261 260
262 261
263 262
264 263
265 264
266 265
267 266
268 267
269 268
270 269
271 270
272 271
273 272
274 273
275 274
Episodes

Updated 275 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
Visual Karakter
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
131
133
132
134
133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
198
200
199
201
200
202
201
203
202
204
203
205
204
206
205
207
206
208
207
209
208
210
209
211
210
212
211
213
212
214
213
215
214
216
215
217
216
218
217
219
218
220
219
221
220
222
221
223
222
224
223
225
224
226
225
227
226
228
227
229
228
230
229
231
230
232
231
233
232
234
233
235
234
236
235
237
236
238
237
239
238
240
239
241
240
242
241
243
242
244
243
245
244
246
245
247
246
248
247
249
248
250
249
251
250
252
251
253
252
254
253
255
254
256
255
257
256
258
257
259
258
260
259
261
260
262
261
263
262
264
263
265
264
266
265
267
266
268
267
269
268
270
269
271
270
272
271
273
272
274
273
275
274

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!