For My Family
Braaakkkk
Suara gebrakan dari meja kayu membuat seluruh mata memandang kearah suara itu berasal.
Dengan secepat kilat Hazel bangun dan merapikan penampilannya.
"Hazel! Ini sudah kali ketiga kamu tertidur dalam minggu ini!" teriak lelaki berbadan gempal itu penuh amarah.
Lelaki gempal itu melirik jam di pergelangan tangannya, masih jam sepuluh pagi, kenapa Hazel sudah tertidur.
"Maaf, Pak," ucap Hazel sambil menunduk.
"Maaf, maaf. Apa kamu pikir kamu digaji dengan kata maaf dari perusahaan ini?" tanyanya dengan suara lantang.
Seluruh karyawan sudah mengerumuni kegaduhan itu. Sebuah langkah besar datang mendekat kearah kerumunan itu.
"Hazel, Hazel. Kamu itu, saya sudah gak sanggup melihat kamu lagi. Kamu hanya pindah tidur dari rumah ke perusahaan."
"Maafkan saya, Pak. Saya tidak akan mengulangi lagi," ucap Hazel bersalah.
"Maaf, dan maaf terus!" Kembali lelaki itu membentak. Sementara Hazel hanya bisa menundukan wajah lesunya dengan raut wajah amburadul.
"Ada apa ini?" Suara berat seseorang, yang keluar dari balik kerumunan.
"Eh, maaf, Pak. Salah satu karyawan saya buat ulah," ucap Derik, lelaki yang menjabat sebagai Manager di divisi Hazel.
"Buat ulah?" Kini mata lelaki dewasa itu berpindah ke Hazel.
Matanya menatap penampilan Hazel dari atas sampai bawah. Bagaimana mungkin seorang karyawan dari perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik berpenampilan lancu seperti itu?
Baju yang sangat sederhana, rambut yang tak tersisir rapi, mata yang terlihat sangat lesu. Namun wajahnya masih cantik dengan segala kesederhanaannya.
"Dia karyawan disini?" tanya lelaki itu sekali lagi, ia tak yakin kalau salah satu karyawan perusahaannya ada yang sekucel ini.
"Iya, Pak," jawab Derik dengan menyeringai.
Ardan menyenggol lengan lelaki yang berada di sebelahnya. Saat meyadari sentuhan lengan Ardan, lelaki berkacamata tipis itu mengangguk paham.
"Ehem, maksud saya kesini, saya ingin mengenalkan. Ini pak Ardan, dia yang akan menjadi General Manager di sini," ucap lelaki berkacamata tipis itu.
Sesaat semua mata tertuju pada pria gagah dengan wajah manis itu.
"Selamat pagi semuanya," salam Ardan.
"Pagi, Pak," jawab mereka serentak.
"Hari ini, hari pertama saya datang kesini, dan saya rasa keadaan ini tidak baik-baik saja." Mata Ardan kembali tertuju pada Hazel.
Sementara Hazel masih menundukan pandangannya. Tak berani memandang lelaki yang saat ini menjadi GM di perusahaannya.
"Kamu, siapa nama kamu?" tanya Ardan pada Hazel.
Hazel mengangkat kepalanya, tak sengaja mata mereka saling bertautan.
"Saya, saya Hazel, Pak," jawab Hazel lirih.
"Baiklah, Hazel. Kamu ikut saya ke ruangan, dan lainnya, kembali bekerja!" perintah Ardan langsung, ia melengos pergi memasuki ruangan GM.
Hazel menggangguk pasrah, ia menghela napas beratnya. Dengan cepat tangannya meraih ikat rambut di atas meja kerja.
Hazel berjalan sambil mengikat tinggi rambut panjangnya yang berwarna kecokelatan itu.
Sampai di depan pintu kaca, Hazel mengetuk pintu kaca itu dan masuk kedalam. Sementara Ardan hanya menatap tubuh ramping gadis itu dengan bingung, kenapa penampilan gadis itu sudah berubah saja?
"Kamu, masih mau bekerja?" tanya Ardan terus terang.
"Masih, Pak," jawab Hazel gugup.
"Kamu saat ini di divisi promosi, kan?"
Hazel hanya mengangguk pasrah, tak berani menatap lelaki dibalik meja kerja itu.
"Lihat penampilan kamu, bagaimana orang akan tertarik membeli produk kita, kalau kamu seperti ini?"
Hazel membuang pandangannya ke ujung kakinya lalu menaik ke baju yang ia gunakan.
"Kamu berantakan, Hazel. Kalau kamu masih betah bekerja di sini, kamu perbaiki tampilan luar kamu," ucap Ardan lembut tapi menekan.
"Baik, Pak," jawab Hazel lemah.
"Hazel saya di depan kamu, lihat saya, saat saya ajak kamu berbicara."
Perlahan Hazel mendongakan wajahnya, kembali Ardan tertegun melihat wajah wanita yang terlihat lesu itu, matanya terlihat sangat letih. Wajah polos tanpa riasan sama sekali.
'Apa gadis ini bodoh atau gila? dia bekerja di sini tanpa make-up sedikitpun, apa yang sebenarnya terjadi?' lirih Ardan dalam hati.
Tampilan wajah Hazel benar-benar membuat ia tertegun, wanita itu berani sekali bekerja tanpa polesan. Walaupun di balik wajah lesu dan pucatnya itu, kecantikan dan kemanisan dari wajahnya masih terpancar sempurna.
"Sepertinya kamu kurang sehat, pulanglah istirahat. Setelah hari ini saya gak ingin mendengar masalah lagi darimu!" perintah Ardan tegas.
"Baik, Pak." Hazel keluar dari ruangan GM.
Beberapa mata kembali menatap Hazel sinis. Tak suka oleh tingkah wanita itu yang selalu membuat ribut divisi mereka.
"Huh, baru hari pertama pak Ardan kerja, sudah buat masalah saja itu wanita," cerca seorang gadis saat Hazel lewat.
Hazel hanya tersenyum sendu, sudah biasa kalau dia menjadi bahan ejekan teman se-divisinya. Biarlah, kakinya masih harus kuat melangkah.
Hazel kembali tersenyum saat melihat foto yang terletak di atas meja kerjanya. Karena orang-orang di foto itu ia masih harus kuat menahan segala beban ini.
Hazel meraih bingkai foto itu dan megelusnya perlahan. Bibirnya tersenyum indah saat melihat dua lelaki yang ia cintai tersenyum manis di dalam figura itu.
"Tunggu, Bunda akan pulang, Sayang," ucap Hazel lirih.
Hazel merapikan tasnya dan langsung melengos pergi, dengan senyum yang menyeringai indah. Seperti lama tak berjumpa orang yang ada di dalam figura itu.
Sementara Hazel tak mengetahui, ada sepasang mata yang memperhatikan ia dari balik dinding kaca GM. Ardan keluar dari ruangannya saat melihat punggung badan wanita berambut cokelat itu berlalu meninggalkan kantor.
Ardan berjalan mendekati meja kerja Hazel. Melirik ke figura yang sempat membuat senyum Hazel merekah lebar.
Seorang lelaki dengan menggendong bayi, tersenyum menampilkan jejeran giginya dalam figura berukuran lima inchi itu.
"Jadi dia sudah menikah?" ucap Ardan lirih.
'Sepertinya aku salah menaruh perhatian pada seorang wanita,' gumamnya dalam hati.
****
"Hazel, kok tumben masih pagi kamu sudah balik?"
"Iya, aku dikasih izin pulang karena tertidur lagi di kantor."
"Kamu tidur lagi?" tanya wanita gempal itu sedih.
Hazel hanya mengumbar senyum dan berlalu masuk, membuka heels yang ia gunakan dengan cepat.
"Sayang, Bunda kangen sekali sama kamu." Hazel menggendong bocah lelaki yang saat ini sudah berumur tiga tahun.
"Kamu gak nakal kan, Sayang?" tanya Hazel sambil menciumi bocah lelaki yang seharusnya sudah tumbuh dengan baik itu.
Seperti baik-baik saja, Hazel akan kembali tersenyum sumringah saat berada di dekat malaikat kecilnya itu.
Surya, anak semata wayang Hazel, semangat dan cahaya hidupnya. Karena ia lah Hazel mampu berdiri di tengah beban yang terus mengimpit dirinya.
Walaupun saat ini Surya tak tumbuh dengan baik, namun Hazel masih terus berusaha untuk memberikan perawatan yang terbaik untuk Surya.
Setelah lelah bermain, Surya tertidur pulas di atas kasur usang milik mereka, Hazel menghela napasnya sambil mengelus pucuk kepala Surya.
"Hazel, ayo makan dulu." Tepuk wanita gempal yang membantu Hazel merawat Surya di rumah.
"Aku gak lapar, Mbok."
"Lapar gak lapar harus makan, terus istirahat. Wajah kamu sudah sangat pucat, Hazel."
Hazel merebahkan badannya, meletakan kepalanya ke atas pangkuan wanita yang tinggal bersama dia selama tiga tahun belakangan ini.
"Sepertinya aku harus cari kerja tambahan, Mbok," ucap Hazel lemas.
"Mau kerja kapan lagi toh, Hazel? kamu sudah kerja siang dan malam, kapan lagi waktumu akan bekerja?" tanya Mbok Darmi yang tak tega kalau harus melihat Hazel menambah jam kerjanya lagi.
Hazel sudah bekerja di kantor dari pagi sampai sore, masih belum cukup, Hazel bekerja sebagai tukang bersih-bersih di cafe dan pulang larut malam.
"Surya butuh perawatan, Mbok. Aku mau memberikan perawatan yang terbaik buat Surya."
"Jangan pikiri Surya terus, pikiri juga dirimu sendiri Hazel. Kalau kamu sakit, siapa yang akan ngerawat Surya?"
"Selama Surya baik-baik saja, aku juga akan baik-baik saja, Mbok." Hazel bangkit dan kembali mencium dahi Surya, air matanya kembali menetes saat melihat Surya tertidur.
"Maafkan Bunda, Sayang. Gak seharusnya Bunda melahirkanmu sebagai penderita Angelman Syndrome."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
nadya
baru sempat... perdana mampir di karya othor,setelah baca karya di apk sebelah.
baru awal udah sad semoga gak banjir airmata terus 😊
2022-09-08
0
Dirah Guak Kui
apakah Hazel janda/hamil diluar nikah Thor😔
2021-08-04
0
Nurliita
mampir ah
2021-01-26
0