13

"Nara," panggil Hazel lembut.

"Iya, Mbak."

"Nih, bekal makan siangmu." Hazel menyodorkan sebuah bekal ke hadapan Nara.

"Huwaaa, makasih mbak Hazel. Aku sayang kamu," ucap Nara senang.

"Ehm, Nara. Kemarin bagaimana?" tanya Hazel kembali.

"Bagaimana apanya? Ya jelas pak Ardan marah besar sama Mbak. Pak Ardan ada tetapi Mbak malah pergi begitu saja."

"Kamu gak bilang kalau aku ke rumah sakit?"

"Bilang, tapi pak Ardan gak mau dengar alasan. Kalau Mbak gak mau minta maaf sama dia, dia bilang akan memecat, Mbak."

"Apa?" tanya Hazel tidak percaya. "Kenapa bisa begini?"

Nara mengerdikan bahunya, sementara Hazel hanya bisa menghela napas. Ia melihat ke arah ruangan GM itu. Belum terlihat ada pergerakan di sana. Mungkin Ardan belum datang.

Hazel menggaruk kepalanya, baru saja satu masalah selesai. Sekarang ia dihadapkan oleh masalah yang lain.

Kapan sebenarnya ia bisa hidup dengan tenang.

Sedang Nara menahan tawanya saat melihat ekspresi Hazel. Setelah Hazel pergi dari mejanya, Echa mendekati Nara.

"Nara, memang ada pak Ardan bilang begitu?"

"Ngak ada."

"Terus?"

Nara menyelentikan jarinya di dahi Echa. Gadis.itu berteriak dan mengelus dahinya lembut.

"Dasar bodoh, kamu gak lihat kemarin bagaimana pak Ardan perhatiin mbak Hazel?"

"Lihat," jawab Echa polos.

"Pak Ardan suka sama mbak Hazel."

"Hah?" teriak Echa spontan.

Nara menutup mulut Echa dengan tangannya.

"Jangan berisik Echa.  Kamu mau mbak Hazel di serang lagi sama mbak Ibel?" bisik Nara.

Echa menganggukan kepalanya, perlahan Nara membuka bekapan tangannya.

"Kamu tahu dari mana, Ra?"

"Gak perlu dikasih tahu. Dari cara pak Ardan yang perhatian sama makan mbak Hazel. Terus reaksi pak Ardan yang berlebihan saat mbak Hazel pergi. Gak mungkin pak Ardan gak ada rasa sama mbak Hazel."

"Yah ... kok mbak Hazel sih? Kenapa bukan aku atau kamu yang masih gadis? Pak Ardan mah gitu."

"Hei, Echa. Kamu lihat mbak Hazel, dia wanita yang pendiam tetapi pekerja keras. Mbak Hazel sangat cantik saat dia pertama kali masuk ke sini. Kita sama dia, jelas berbeda sekali, Echa."

"Hem, sepertinya benar."

"Benar apa?"

"Zaman sekarang janda semakin di depan," jawab Echa.

"Echa, mungkin kamu gak tahu. Tapi Mbak Hazel itu bukan orang yang suka diperhatikan. Mbak Hazel itu kuat, aku senang jika ada lelaki yang menyukainya, terlebih lagi itu pak Ardan. Mungkin, Tuhan akan memberikan dia kemudahan setelah apa yang dia alami selama ini."

"Aku hanya tahu kalau anak.mbak Hazel sakit dan butuh banyak uang untuk merawatnya. Tetapi mbak Hazel gak pernah bilang ataupun mengeluh apapun. Jadi aku gak tahu," jawab Echa lembut.

"Sudahlah, aku hanya ingin memberikan kesempatan untuk mbak Hazel bisa berinteraksi dengan pak Ardan. Tapi jangan sampai ada yang tahu, terlebih lagi mbak Ibel. mengerti?"

"Iya, aku tahu."

***

Hazel mengambil sebuah semangka di atas rak buah, sebuah tangan juga mengambil semangka yang sama dengan Hazel. Ia memalingkan wajahnya, tersenyum saat melihat pemilik tangan itu.

"Sasy, kamu mau beli buah juga?" tanya Hazel ramah.

Hazel mengangkat semangka itu dan memberikannya ke tangan si gadis itu.

"Ambil ini, biar Kakak belikan untukmu."

"Gak perlu!" sanggah seorang wanita paruh baya, datang mendekati mereka berdua.

"Sasy, berikan buah itu padanya. Aku tidak sudi memakan sesuatu yang tersentuh tangannya."

"Mama, apa kabar?" Hazel berjalan mendekati wanita itu dan mengulurkan tangannya, ingin mencium tangan wanita itu.

Wanita itu tersenyum sinis dan menampel tangan Hazel.

"Apa kamu pikir saya sudi disentuh oleh kamu?" tanya wanita itu ketus.

"Mama," tahan Sasy lembut.

"Jangan pernah dekati keluarga kami, jangan pernah sentuh kulit anak-anakku lagi. Sudah cukup Iqbal yang menjadi tumbalmu. Jangan libatkan anakku yang lainnya."

Hazel menundukan pandangannya dan mengangguk pelan. Bukan setahun dua tahun dia mendapatkan perlakuan seperti ini. Walaupun sakit, namun sepertinya ia sudah terbiasa.

"Dari dulu saya tidak pernah setuju Iqbal menikahimu. Padahal Iqbal sudah punya tunangan, bisa-bisanya dia memilih wanita sepertimu. Bahkan melahirkan anak saja tidak becus," celoteh tajam wanita yang pernah menjadi Ibu mertuanya itu.

Hazel menelan salivanya yang terasa pahit, sepahit ucapan yang terlontar dari mulut wanita yang melahirkan suaminya itu. Ia menatap wajah wanita paruh baya itu dengan genangan kaca yang membuat pandangannya memburam seketika.

"Mama boleh gak suka sama aku, tapi bagaimana juga Surya tetaplah cucu, Mama."

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Aku gak sudi mendengar kata itu dari bibirmu. Dan siapa? Surya? Jika saja Iqbal tidak menikahimu, mungkin saya memang memiliki cucu darinya. Yang pasti bukan cucu yang hanya bisa mempermalukan saya, bukan!"

"Ma, bukan mau aku ataupun mau mas Iqbal. Bahkan jika Surya bisa memilih dia juga gak mau terlahir seperti itu. Kenapa Mama berkata seperti itu?"

"Bukan mau saya juga Iqbal menikahimu. Demi kamu, saya harus menahan malu, karena demi kamu Iqbal membatalkan pertunangannya begitu saja. Kamu pikir, saya harus melakukanmu seperti apa?"

Hazel terdiam, jika dia tahu kalau Iqbal dulu sudah memiliki tunangan, ia juga tidak mau menerima lamaran Iqbal.

Karena setelah keluarganya pergi, hanya Iqbal lah tempat ia berteduh. Iqbal yang melindunginya, perlahan Iqbal juga yang memberikannya perhatian dan cinta. Berujung pada ikatan yang sah, namun ditolak oleh keluarga.

"Entah apa yang dilihat Iqbal darimu, jika saja Iqbal tidak menikahimu. Mungkin sekarang Iqbal masih hidup bersama istri pilihan orang tuanya. Memiliki anak yang sehat, tidak cacat yang seperti kamu berikan padanya."

Hazel tersenyum getir, ia mengambil beberapa buah yang ingin ia beli. Segera membawanya ke kasir untuk membayarnya.

Percuma saja jika ia bertahan di sini. Semakin lama apa yang diucapkan sang mantan mertua akan semakin menyakiti hatinya.

Siapa yang ingin Iqbal pergi? Siapapun tidak ada yang ingin kehilangan suaminya.

Menjadi janda dan dipandang buruk oleh masyarakat lain.

Tetapi yang namanya takdir tidak mungkin bisa dihindari. Ia akan tetap hadir walau hati tidak ingin. Karena hidup akan berjalan dengan apa yang Dia rencanakan, bukan apa yang kamu inginkan.

Hazel membawa beberapa kantung berisi buah, keluar dari toko itu sebelum ucapan sang mertua lebih menyakitkan untuknya.

"Kak Hazel," panggil Sasy mengejar langkah Hazel.

Hazel membalikan badannya, menghapus sudut mata yang sempat berair karena tajamnya kata-kata.

"Sasy, ada apa?" tanya Hazel tersenyum lembut.

"Kak, aku mohon. Setelah hari ini, kalau kakak ketemu aku, ataupun yang lainnya. Kakak anggap saja kita gak saling kenal," ucap Sasy lembut.

"Kenapa?"

"Kak Iqbal sudah tiada. Otomatis hubungan antara kak Hazel dan keluarga kami juga sudah berakhir. Jadi kak Hazel gak perlu basa-basi. Jika bertemu, anggap saja kita tidak saling tahu."

"Tapi, Sasy, aku sudah tidak memiliki keluarga lagi. Keluarga mas Iqbal adalah keluargaku juga. Mana mungkin aku bisa berbuat seperti itu."

"Kakak ngerti gak sih apa yang aku bilang? Kenapa suka sekali mencari masalah dan membuat Mama menjadi marah? Kakak selalu membuat Mama tampak seperti mertua yang jahat."

Hazel terdiam, ia menundukan pandangannya.

"Hanya itu yang ingin aku katakan. Selamat tinggal," ucap Sasy mengakhiri.

Hazel hanya menganggukan kepalanya, menatap punggung gadis itu pergi meninggalkannya.

'Maaf kak Iqbal, bahkan hanya untuk melindungi wanita yang kamu sayangi saja, aku masih harus menyakiti hatinya,' lirih Sasy dalam hati.

Langkah Sasy terhenti, ia menolehkan sedikit pandangannya. Melihat Hazel yang masih berdiri sendirian di ujung sana.

Sebenarnya ia tidak tega, bagaimana juga dia dan Hazel sama-sama perempuan. Memiliki perasaan yang sama lembutnya.

Namun sering kali kita harus menyakiti hati orang yang paling ingin kita lindungi. Bahkan membuat orang itu semakin membenci.

Terkadang, hubungan manusia berjalan serumit itu. Ada jalan yang mudah, tetapi ego lebih memilih yang susah. Bukan tidak bisa, tetapi tidak mampu.

Kadang manusia lebih memilih mempertahankan egonya, dan mengeyampingkan nuraninya.

Memang, kadang maksud baik bisa disampaikan dengan cara menyakiti. Terkadang malah membuat semakin benci.

Karena rasa peduli, bukan hanya ada saat kita bisa menunjukan rasa kasih. Sering kali peduli terjadi saat kita membenci.

Hazel mencengkeram kantungan itu dan menghela napasnya. Melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti. Berjalan melewati trotoar jalan dengan sesekali menghapus air yang keluar dari matanya.

Perlahan, buah yang ada di dalam genggaman Hazel terlepas. Ia menumpuhkan tangannya pada tembok di sisi jalan. Menyudutkan badanya ke tembok.

Perlahan ia berjongkok, menyembunyikan wajahnya sembari melepaskan air matanya.

Kenapa? Hanya karena dia wanita yang menjadi korban pemberontakan negara, hidupnya menjadi sesulit ini?

Bukan inginnya menjadi sebatang kara dan bertemu dengan anggota tentara. Tetapi kenapa, sebagian manusia hanya mengangap dukanya sebagai alasan agar dia bisa merebut apa yang seharusnya bukan miliknya?

Terpopuler

Comments

Ani Yuliati

Ani Yuliati

padahal bagus yah novel ini ceritany juga tidak seperti novel yg lain semoga yg baca tambah banyak y thor sayang semngat untuk buat karya terus y thor

2021-01-18

2

Noor

Noor

air mataku banjir kak... 😭😭

2021-01-18

0

New R

New R

sedih

2020-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 Visual Karakter
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 131
133 132
134 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 198
200 199
201 200
202 201
203 202
204 203
205 204
206 205
207 206
208 207
209 208
210 209
211 210
212 211
213 212
214 213
215 214
216 215
217 216
218 217
219 218
220 219
221 220
222 221
223 222
224 223
225 224
226 225
227 226
228 227
229 228
230 229
231 230
232 231
233 232
234 233
235 234
236 235
237 236
238 237
239 238
240 239
241 240
242 241
243 242
244 243
245 244
246 245
247 246
248 247
249 248
250 249
251 250
252 251
253 252
254 253
255 254
256 255
257 256
258 257
259 258
260 259
261 260
262 261
263 262
264 263
265 264
266 265
267 266
268 267
269 268
270 269
271 270
272 271
273 272
274 273
275 274
Episodes

Updated 275 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
Visual Karakter
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
131
133
132
134
133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
198
200
199
201
200
202
201
203
202
204
203
205
204
206
205
207
206
208
207
209
208
210
209
211
210
212
211
213
212
214
213
215
214
216
215
217
216
218
217
219
218
220
219
221
220
222
221
223
222
224
223
225
224
226
225
227
226
228
227
229
228
230
229
231
230
232
231
233
232
234
233
235
234
236
235
237
236
238
237
239
238
240
239
241
240
242
241
243
242
244
243
245
244
246
245
247
246
248
247
249
248
250
249
251
250
252
251
253
252
254
253
255
254
256
255
257
256
258
257
259
258
260
259
261
260
262
261
263
262
264
263
265
264
266
265
267
266
268
267
269
268
270
269
271
270
272
271
273
272
274
273
275
274

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!