12

Hazel berlari secepat yang ia bisa, memasuki koridor rumah sakit. Menyusuri lorong panjang menuju ruang terapi putra semata wayangnya itu.

Hazel menarik napasnya dengan memburu kencang, bibirnya melengkung dengan lebar saat melihat mbok Darmi dan Surya sedang duduk di kursi penunggu.

"Mbok," panggil Hazel lembut.

"Hazel, si Mbok pikir kamu gak jadi datang."

"Kalau aku bilang datang ya pasti akan datang. Sini Surya sama aku, Mbok." Hazel menarik badan putranya itu dari dekapan mbok Darmi.

Menciumi Surya dengan membabi buta.

"Bunda datang, Sayang. Kamu senang gak terapi sama Bunda? Hem?" Hazel melebarkan bibirnya, mengenggam jemari mungil Surya.

Seorang perawat datang, memanggil mereka untuk masuk ke dalam.

Seorang Dokter di dalam sini mengernyitkan dahinya, tumben sekali Hazel menenami putranya menjalani terapi.

"Apa hari ini matahari terbit dari selatan?" tanya Dokter itu setengah bercanda.

"Sejak kapan Dok, ada istilah matahari terbit dari selatan?" tanya Hazel kembali.

"Surya, tumben sekali Bundamu ada di sini. Apa dia sudah tidak tertarik lagi pada uang?"

"Sesibuk apapun aku saat ini, Surya tetaplah prioritasku, Dok."

"Saya hanya bercanda, ayo kita mulai terapinya."

Hazel menganggukan kepalanya, menyiapkan Surya untuk menjalani terapi perkembangannya.

Sepanjang berjalannya terapi, bibir Hazel terus melengkung dengan lebar. Memperhatikan perkembangan si kecil yang sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Dokter Pedro mengurut lembut telapak kaki Surya, terlihat Surya yang mulai merengek karena pergerakan tangan Dokter Pedro.

Hazel mengelus lembut kepala Surya, menenangkan Surya yang mulai menangis karena gerakan Dokter Pedro mungkin cukup sakit buat Surya.

"Cukup hari ini, ya," ucap Dokter Pedro menyudahi terapinya.

Hazel mengangkat badan Surya dan memberikannya ke mbok Darmi.

"Dok, bisa kita bicara sebentar?"

"Baik," Dokter Pedro berjalan ke mejanya dan mempersilahkan Hazel untuk duduk di depannya.

"Ada apa, Hazel?"

"Saya mau bertanya soal brace kaki yang hari itu Dokter katakan pada mbok Darmi," ucap Hazel lembut.

"Saya sudah menjelaskan ini pada mbok Darmi. Karena menurut pemeriksaan terkahir, terjadi genu valgum pada kaki Surya. Saya menyarankan agar dia memakai brace kaki, tetapi kalau kamu hanya mengandalkan fisioterapi, itu juga tidak masalah. Perlahan, Surya pasti bisa berjalan."

"Genu valgum?"

"Bentuk kaki X, ini terlihat dari kaki Surya yang mulai membengkok. Tetapi saya akan berusaha untuk memaksimalkan efek fisioterapi Surya."

Hazel menghela napasnya, ia mengalingkan pandangannya ke arah Surya.

Ia tidak tega melihat mbok Darmi yang harus menggendong Surya setiap saat. Lebih tidak tega lagi jika harus membiarkan Surya terbaring lebih lama lagi.

Hazel menyentuh sudut dahinya, ia kembali pada Dokter Pedro yang duduk berseberangan meja dengannya.

"Bisakah Dokter menyiapkan brace kakinya?"

"Hazel, jangan dipaksakan. Surya masih bisa menunggu sedikit lebih lama."

"Aku yang tidak sanggup membiarkan Surya seperti itu lebih lama lagi, Dok."

Dokter Pedro tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Baiklah." Dokter Pedro menyentuh punggung tangan Hazel.

Hazel menggeser tangannya, tersenyum kaku saat mendapati perlakuan Dokter itu.

"Kamu masih belum pikirkan tentang lamaran saya?" tanya Dokter Pedro.

"Saya sudah katakan Dokter, saya hanya ingin bersama Surya saat ini. Sekali lagi, maaf."

"Tetapi Surya juga bisa dapatkan perawatan yang baik, saat saya bisa menjadi Ayah sambungnya."

"Maaf, Dokter. Maaf," jawab Hazel lirih.

Dokter Pedro menganggukan kepalanya, tersenyum lembut sembari memandamgi wajah Hazel.

Sudah setahun ini dia mengejar Hazel, namun sikap Hazel masih tetap dingin padanya. Entah apa yang Hazel pikirkan, tapi menurutnya, lebih baik seperti ini.

Meski menjadi janda adalah kenyataan pahit, belum tentu setelah menikah kehidupannya bisa menjadi lebih baik. Apalagi saat ini ia memiliki seorang putra seperti Surya.

Saat sebelum menikah, mereka bisa bilang mau menerimanya. Tetapi hati manusia siapa yang tahu?

Surya bisa menjadi aib bagi orang yang tak menginginkannya. Daripada Surya tersakiti, menahan rasa sepi lebih baik untuk dijalani.

***

Ardan meraih ponselnya yang berdering di atas dashboard mobil, ia menghela napas saat melihat nama penelpon itu.

Ardan kembali meletakan ponselnya, memgacuhkan begitu saja. Tetapi panggilan itu terus berulang.

Ia menepikan mobilnya, menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan dengan nama 'Presdir' itu.

"Apa.yang sedang kamu lakukan? Kenapa tidak mengangkat panggilan dari Papa?" tanya seorang lelaki di seberang sana.

"Saya sedang di jalan dan menyetir mobil pak Presdir yang terhormat."

"Oh, begitu."

"Ada apa Papa menelponku?" tanya Ardan langsung.

"Papa sudah mendapatkan laporan bulan ini dari perusahaan Green Kosmetik."

"Lalu?" tanya Ardan malas.

"Kamu sudah bekerja keras selama sebulan ini, Ardan. Pulanglah ke rumah. Mama sangat merindukanmu, dia ingin memasakan makanan kesukaanmu."

Ardan menghela napasnya, duduk menyandarkan bahu pada jok mobilnya.

"Katakan Papa ingin aku ke mana lagi?" tanya Ardan langsung.

Terdengar suara kekehan di seberang sana, Ardan memutar bola matanya dengan malas. Sebagai anak tertua di keluarganya, ia terus terbebani oleh permasalahan dari perusahaan yang dibangun oleh Papanya tersebut.

Tanpa sengaja mata Ardan menangkap sosok yang membuat moodnya berantakan hari ini.

Hazel berjalan memasuki taman dengan Surya dan mbok Darmi. Membeli beberapa balon sebelum masuk ke taman itu.

Ardan melepaskan seatbeltnya, mengikuti langkah Hazel yang memasuki taman pusat kota.

Perhatiannya teralih, ia tidak mendengarkan dengan jelas lagi apa yang diucapkan sang Papa dari seberang sana.

"Ardan, kamu masih di sana?"

"Ya, aku di sini," jawab Ardan mengikuti langkah Hazel.

"Jadi, apa kamu akan pulang ke ibukota?" tanya lelaki itu kembali.

"Ada masalah apa? Kali ini siapa yang membuat masalah?" tanya Ardan malas.

"Kamu memang terlalu pintar, Ardan. Tidak salah jika kamu menjadi anak sulung keluarga kita."

"Kenapa basa-basi sekali?"

"Ha ha ha, kamu ini, Ardan, santailah sedikit. Papa dengar, Arfan mencarikan calon istri buatmu, bagaimana? Apa Papa harus lamarkan dia segera?"

Ardan menghela napasnya, langkahnya terhenti saat mendengar ucapan sang papa.

"Tiga," ucap Ardan kesal.

"Baiklah, baiklah. Jangan hitung waktunya. Kamu seperti anak kecil saja."

"Dua."

"Perusahaan yang dikelola oleh adikmu, Arfi. Mengalami kemunduran drastis, datanglah ke sana untuk mengajarinya."

"Aku tidak mau!" tolak Ardan sembari melanjutkan langkahnya kembali. Mengikuti Hazel yang terus berjalan memutari taman.

"Kenapa?"

"Biarkan Arfi mengurus masalahnya sendiri. Aku ingin mengembangkan perusahaan Green kosmetik dulu."

"Tapi, Ardan--"

"Arfi memiliki perusahaannya sendiri, begitu juga dengan Arfan. Sampai kapan Papa ingin aku membantu mereka semua? Aku juga ingin menetap dan mengurus perusahaanku sendiri. Dan aku sudah memutuskan untuk menetap di Green Kosmetik."

"Kenapa Green Kosmetik? Kamu bisa kelolah perusahaan yang lebih besar, Ardan. Bantulah dulu adikmu, Papa akan jadikam kamu CEO di kantor utama kita."

"Tidak perlu, General Manager saja sudah cukup buatku."

"Kenapa cepat sekali menolaknya, pulanglah dulu ke ibukota. Kita bahas ini dengan santai di rumah."

"Aku tidak punya waktu," jawab Ardan cepat.

"Haish, Ardan. Kenapa susah sekali bernegosiasi denganmu?"

"Sudah tahu? Kalau begitu jangan cari aku lagi."

Terdengar helaan napas panjang di seberang sana.

"Ardan, Papa mohon bantu dia kali ini saja?" pinta lelaki itu lembut.

"Biarkan Arfi mengurusnya sendiri. Cepat atau lambat, dia harus bisa.menjalani perusahaannya sendiri."

"Tetapi dewan direksi sudah tidak sabar lagi. Mereka meminta kamu untuk mengambil alih perusahaan, Ardan. Jika tidak, mereka bisa menarik sahamnya."

Ardan menghela napas, ia menumpuhkan sebelah bahunya di batang pohon. Memandangi Hazel yang duduk di rumput dan bermain bersama putranya itu.

Perlahan bibir Hazel melengkung dengan lebar, menampilkan lesung di kedua pipinya. Bermain dengan balon-balon untuk menghibur putranya.

Sesaat Ardan terdiam, sudah sebulan dia menginjakan kaki di anak perusahaan, tetapi baru kali ini dia melihat Hazel tersenyum lebar.

Semakin terlihat mempesona dengan lesung pipi yang menghiasi manis senyumnya.

Kenapa Hazel bisa begitu menghipnotisnya? Ia seperti hilang kendali saat melihat wanita itu berada dalam pandangannya.

"Cantik sekali," lirih Ardan tanpa sadar.

"Ardan! Kamu mendengarkan?" teriak lelaki itu mengembalikan kesadaran Ardan.

"Eh, maaf Presdir. Anda bilang apa?"

"Bantulah adikmu kali ini saja. Jika kamu tidak ingin membantunya, Papa takut dewan direksi akan mengganti dia sebagai direktur utama."

"Baiklah, aku akan bantu kali ini saja. Tetapi setelah itu aku akan kembali ke Green Kosmetik tanpa gangguan lagi. Dan Green Kosmetik, akan berada di bawah kendaliku sepenuhnya."

"Baiklah, jika itu maumu."

Ardan mematikan ponselnya, ia kembali melihat ke arah Hazel. Bibirnya ikut tersenyum saat ia melihat wanita itu tersenyum dan tertawa lepas.

Sesekali suara jeritannya terdengar, membuat Ardan tenang untuk meninggalkannya sementara.

Ia terlihat begiti bahagia saat bermain bersama buah hatinya.

"Untuk pertama kalinya, kamu terlihat begitu bahagia, Hazel. Aku harap, aku bisa melihat senyum itu setelah aku kembali, nanti."

Ardan melangkahkan kakinya, keluar dari perkarangan taman kota. Melajukan mobilnya dengan kencang, menuju Ibukota.

Kembali pada kekehidupan yang sebelumnya. Menjadi ujung tombak untuk usaha keluarganya. Atau lebih tepatnya, tumbal atas kesalahan adik-adiknya yang harus ia bersihkan dengan mempertaruhkan namanya.

Hazel memalingkan pandangannya, menyisir area sekitar taman. Matanya menatap satu persatu pengunjung yang ada di sana.

Setelah melihat ke beberapa arah, Hazel tersenyum getir. Ia menggelengkan kepala, bingung oleh perasaannya kali ini.

'Kenapa aku merasa, kalau lelaki itu ada di sini?' tanya Hazel dalam hati.

Terpopuler

Comments

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

wah Ardan bakalan pergi utk sementara dong

2021-08-12

1

New R

New R

mulai ada feel...

2020-10-25

1

sonya perina

sonya perina

kpan up nya mba. izaa

2020-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 Visual Karakter
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 85
87 86
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 102
104 103
105 104
106 105
107 106
108 107
109 108
110 109
111 110
112 111
113 112
114 113
115 114
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 131
133 132
134 133
135 134
136 135
137 136
138 137
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144
146 145
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 154
156 155
157 156
158 157
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176
178 177
179 178
180 179
181 180
182 181
183 182
184 183
185 184
186 185
187 186
188 187
189 188
190 189
191 190
192 191
193 192
194 193
195 194
196 195
197 196
198 197
199 198
200 199
201 200
202 201
203 202
204 203
205 204
206 205
207 206
208 207
209 208
210 209
211 210
212 211
213 212
214 213
215 214
216 215
217 216
218 217
219 218
220 219
221 220
222 221
223 222
224 223
225 224
226 225
227 226
228 227
229 228
230 229
231 230
232 231
233 232
234 233
235 234
236 235
237 236
238 237
239 238
240 239
241 240
242 241
243 242
244 243
245 244
246 245
247 246
248 247
249 248
250 249
251 250
252 251
253 252
254 253
255 254
256 255
257 256
258 257
259 258
260 259
261 260
262 261
263 262
264 263
265 264
266 265
267 266
268 267
269 268
270 269
271 270
272 271
273 272
274 273
275 274
Episodes

Updated 275 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
Visual Karakter
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
85
87
86
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
102
104
103
105
104
106
105
107
106
108
107
109
108
110
109
111
110
112
111
113
112
114
113
115
114
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
131
133
132
134
133
135
134
136
135
137
136
138
137
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144
146
145
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
154
156
155
157
156
158
157
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176
178
177
179
178
180
179
181
180
182
181
183
182
184
183
185
184
186
185
187
186
188
187
189
188
190
189
191
190
192
191
193
192
194
193
195
194
196
195
197
196
198
197
199
198
200
199
201
200
202
201
203
202
204
203
205
204
206
205
207
206
208
207
209
208
210
209
211
210
212
211
213
212
214
213
215
214
216
215
217
216
218
217
219
218
220
219
221
220
222
221
223
222
224
223
225
224
226
225
227
226
228
227
229
228
230
229
231
230
232
231
233
232
234
233
235
234
236
235
237
236
238
237
239
238
240
239
241
240
242
241
243
242
244
243
245
244
246
245
247
246
248
247
249
248
250
249
251
250
252
251
253
252
254
253
255
254
256
255
257
256
258
257
259
258
260
259
261
260
262
261
263
262
264
263
265
264
266
265
267
266
268
267
269
268
270
269
271
270
272
271
273
272
274
273
275
274

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!